You are on page 1of 6

Obyek Wisata : Penangkaran Kupu - Kupu di Kepulauan Seribu

2007/11/11 12:33:31

Oleh : Bima

Pengembangan Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut


di Pulau Permukiman, utamanya di Pulau Pramuka dan
sekitarnya, dan atau Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu, bermula dari rasa prihatin terhadap
ketidakberkembangan pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan kepariwisataan yang sangat besar oleh masyarakat,
tetapi justru kerusakan sumberdaya kelautan dan
keeksklusifan pariwisata bahari yang kemanfaatannya
sangat kurang dirasakan oleh masyarakat.

Rasa keprihatinan tersebut, diaktualisasikan dengan coba-coba membangun obyek wisata


bahari di Pulau Pemukiman, dengan maksud mendekatkan potensi perputaran ekonomi
dari resort wisata ke pulau permukiman masyarakat sekitarnya. Pada bulan Maret 2003,
BTNKpS dengan bermodalkan kebersihan akomodasi, keramahan dan kekakuan pegawai
dalam pelayanan dan pemanduan wisata, dan perubahan beberapa kegiatan konservasi
menjadi obyek wisata pendidikan konservasi laut, SANGAT MENGAGETKAN bahwa
ternyata WISATA PENDIDIKAN DAN KONSERVASI LAUT DI PULAU PRAMUKA
sangat maju dan diminati dengan sangat pesat, baik oleh Wisatawan Resort Wisata
maupun Wisata yang datang langsung ke Pulau Pramuka.

Dalam rangka meningkatkan obyek pendidikan di konservasi laut serta peningkatan peran
serta masyarakat di Pulau Pemukiman terutama di Pulau Pramuka, pihak Taman Nasional
Kepulauan Seribu berusaha menciptakan sesuatu yang baru dengan mengenalkan
Kegiatan Penangkaran Kupu-kupu.

Penangkaran merupakan suatu kegiatan untuk mengembangbiakan jenis-jenis satwa liar


dan tumbuhan alam yang bertujuan untuk memperbanyak populasinya dengan
mempertahankan kemurnian jenisnya sehingga kelestarian dan keberadaannya di alam
apat dipertahankan. Penangakaran kupu-kupu meliputi kegiatan pengadaan/pengumpulan
bibit kupu-kupu, pembiakan/perkawinan/ penetasan telur, pembesaran larva,
pemeliharaan pupa/kepompong serta pemulihan populasinya di alam.

Penangkaran kupu-kupu merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjaga
kelestarian dan kemurnian jenisnya serta menghindari teramcamnya kelestarian beberapa
jenis kupu-kupu dan wisata pendidikan.

Klasifikasi Kupu-Kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera dan kelas Insecta


(serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti sisik,
pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo
Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat (sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 –
140.000 spesies.

Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu
sebagai berikut : (1) Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap
belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan. (2) Ujung
antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak. (3) Biasanya kupu-kupu terbang pada
siang hari sedangkan ngengat pada malam hari. (4) Waktu istirakhat, sayap kupu-kupu
berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak berdiri (Departemen Kehutanan, 1994).

Klasifikasi zoologis kupu-kupu menurut Symposium Royal Entomology Society (1984)


dan Preston-Marham (1988) dalam Sihombing (1999) adalah sebagai berikut :

Struktur Morfologi Menurut Smart (1976) ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan
terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut).
Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat
kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin (
eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-
segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala,
dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.
Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki struktur
tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :

• Kepala (caput )
Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat
makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya
menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang
membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.

• Dada ( thoraks )
Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak,
dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-
masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang
sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen
dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).

• Perut ( abdomen )
Abdomen merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki
10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat.
Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari
sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor
(alat untuk meletakkan telur).

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai


dengan 4 (empat) minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva
(ulat). Selanjutnya, larva membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai
kupu-kupu/ imago. Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk
penyempurnaan warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari
makan dan pasangan hidupnya.

MANFAAT KUPU-KUPU Sedikitnya ada 7 (tujuh) manfaat dari kupu-kupu antara


lain :

• Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan Papilio iswara.


• Mempunyai nilai artistik/ keindahan, sebagai hiasan dinding, meja, penindih
kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.
• Bahan penelitian biologis.
• Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).
• Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.
• Sebagai Koleksi.
• Rekreasi/ menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu

• Pakan Kupu-Kupu, Makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa
kerabang telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan kupu-kupu
dewasa memakan beberapa cairan untuk menjaga keseimbangan air dan energi tubunya.
Pada umumnya kupu-kupu memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat
dari tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran burung atau
hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi kupu-kupu. Tumbuhan
inang merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang
diperlukan untuk memproduksi warna dan karakteristik kupu-kupu dewasa (Fitzgerald,
1999).

• Spesies, Telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas. Sedangkan
rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada spesiesnya (Sihombing, 1999).

• Iklim, Kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin ( poikilothermik ) yaitu suhu


tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan (Sihombing, 1999). Kupu-kupu hanya dapat
terbang jika suhu tubuhnya di atas 30 o C (Col, 2000). Suhu tubuh kupu-kupu pada saat
terbang 5 – 10 o C di atas suhu lingkungan. Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan
tubuhnya dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan
menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat menetas menjadi
kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin
yang kencang, musim hujan dan kemarau (Fitzgerald, 1999). Telur kupu-kupu pada
musim kering mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim hujan
(Dephut, 1996).
• Jenis Kelamin, Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan
kupu-kupu dewasa (Dephut, 1994).

TUJUAN PENANGKARAN

• Membuat percontohan Penangkaran Kupu-kupu sebagai upaya pemberdayaan


masyarakat di dalam dan sekitar TNKpS, yang dikemudian hari diharapkan dapat
menjadi alternatif sumber mata pencaharian masyarakat setempat dalam rangka
pelestarian manfaat taman nasional.
• Salah satu obyek wisata di pulau pemukiman Pulau Pramuka.
• Sebagai sarana pendidikan.
• Sebagai souvenir bagi pengunjung Taman Nasional Kepulauan Seribu.

MANFAAT PENANGKARAN

• Terdapatnya percontohan penangkaran kupu-kupu dalam rangka pemberdayaan


masyarakat.
• Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian satwa terutama untuk
jenis kupu-kupu yang dilindungi.
• Menambah alternatif mata pencaharian masyarakat yang berdampak pada
peningkatan penghasilan.

PEMBANGUNAN LOKASI PENANGKARAN


Tempat Penangkaran kupu-kupu berlokasi di Komplek Kantor Seksi Konservasi Wilayah
III Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu yang merupakan Zona Pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Tempat penangkaran berupa kubah berbentu “L” dengan ukuran 750 M3 atau 150 m2
seperti pada lampiran denah. Daya tampung kandang ini dapat menampung kupu-kupu
sebanyak 150 – 250 ekor.

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam menunjang kegiatan ini adalah :

• Alat tulis kantor.


• Bangunan penangkaran,
• Cawan petri tempat penetasan telor,
• Rrak dan kotak tempat pembesaran larva,
• Rak tempat pembesaran pupa,
• Termometer Ruangan,
• Jaring untuk menangkap kupu-kupu,
• Kuas kecil dan kuas besar,
• Jarum pentul,
• Kertas label,
• Alat suntik,
• Papan kayu,
• Alkohol 70 %,
• Plastik transparan dan Lem fox.
PENGADAAN BIBIT Pengadaan bibit kupu-kupu, rencananya dilakukan dalam bentuk
kepompong dan kupu-kupu. Selanjutnya bibit dihasilkan dari penangkaran, dipelihara
dan dikawinkan di dalam kandang reproduksi. Rencana Jenis Kupu-Kupu yang Akan
Ditangkarkan.

No. Nama Jenis Family Pakan Larva Ket.


1 2 3 4 5
1. Papilio helena Papilionidae Cytrus hytrix
2. Papilio memnon Papilionidae Cytrus
3. Troides Helena Papilionidae Aristolochia tagala
4. Troides amprisus Papilionidae Aristolochia tagala
5. Graphium sarpedon Papilionidae Cytrus
5. Ornithoptera goliath Papilionidae Aristolochia tagala

PEMELIHARAAN Pemeliharaan kupu-kupu relatif mudah, yaitu dengan menyediakan


kandang yang dilengkapi dengan tanaman sebagai sumber pakan. Metamorfosis kupu-
kupu terdiri atas 4 (empat) tahap yaitu :

• Pemeliharaan Telur, Telur-telur diambil dari tanaman inang dan disimpan dalam cawan
petri yang tertutup rapat dan disusun rapi dalam rak penyimpanan di laboratorium kupu-
kupu. Dilakukan pendataan telur yang meliputi : jumlah, jenis dan tanggal pengambilan
telur. Setelah 5 – 7 hari telur akan menetas, kemudian dipindah ke stoples dengan dengan
bantuan kuas kecil. Setiap hari telur yang diambil tempatnya dipisahkan, jika melebihi 10
hari telur tidak menetas maka telur dibuang.

• Pemeliharaan larva, Setelah telur menetas menjadi larva, kemudian dipindahkan ke


dalam stoples yang sudah diberi sumber pakan larva dengan menggunakan kuas kecil.
Pemindahan harus tercatat tanggal, jumlah dan jenisnya. Pemberian pakan dilakukan 2
(dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari dengan daun muda, juga dilakukan
pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Dalam satu stoples dapat ditempati 50
ekor larva. Setelah 7 (tujuh) hari larva sudah mulai besar dengan ukuran 1 -1,5 cm,
kemudian dipindahkan ke kotak kayu pemeliharaan larva ukuran sedang dan dilakukan
pencatatan tanggal, jumlah dan jenisnya. Dalam 1 (satu) kotak dapat terisi 15 -20 ekor
larva. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sohe hari
dengan daun muda, juga dilakukan pembersihan kotoran larva dan sisa-sisa pakan. Untuk
15 -20 ekor larva, dibutuhkan sekitar 4 – 5 helai daun pakan jenis jeruk. Alat yang
digunakan untuk membersihkan kotak larva adalah kuas, pinset dan alkohol. Alkohol
digunakan jika ada larva yang mati dan membusuk, maka bekasnya disemprot alkohol.
Untuk menghindari hama semut maka kaki rak penyimpanan kotak larva diberi mangkuk
yang diisi dengan ter. Pada saat larva berumur 2 (dua) minggu ukuran larva sudah
mencapai 3,5 – 4 cm, kemudian dipindah ke kotak pemeliharaan larva ukuran besar dan
dicatat tanggal, jenis dan jumlahnya. Dalam satu kotak diisi 10 – 15 ekor larva. Setelah
25 hari menjelang 1 bulan larva berukuran 5,5 – 6 cm, larva mulai mencari tempat untuk
persiapan menjadi kepompong selama kurang lebih 2 (dua) hari. Larva menaiki dinding
kotak dan mengikatkan dirinya pada dinding dengan serat benang halus. Setelah dua hari
proses pembentukan kepompong sempurna dan kulit larva sudah mengelupas. Kemudian
kepompong/ pupa dipindahkan ke kandang pupa dengan menggunakan cutter, dilakukan
dengan hati-hati agar tidak melukai tubuh pupa atau terjatuh.

• Pemeliharaan Pupa, Pengambilan pupa baik dari alam atau kotak larva dilakukan
pencatatan tanggal, jenis dan jumlahnya. Kepompong/ pupa yang sudah diambil
kemudian dilem fox dan diberi lidi ukuran 5 cm pada bagian dada yaitu bagian yang
kerasnya. Setelah kering selama satu malam, kepompong disimpan di kandang pupa
dengan menggunakan jepitan. Penyimpanan bisa digantung atau ditancapkan pada busa
yang digantung dalam kandang pupa. Pemeriksaan kepompong dilakukan setiap hari, jika
cuaca panas, suhu di atas 30 o C terutama musim kemarau maka kandang pupa disemprot
denganuap air untuk menjaga kelembaban. Suhu rata-rata siang hari di tempat
penangkaran 24 – 25 o C. Jika ada kepompong yang gagal maka dikeluarkan dan
dibuang. Ciri-ciri kepompong yang gagal adalah berjamur, warna hitam pekat, pada
bagian kepala mengeras, segmen tubuh mengendur dan tidak mengeluarkanbunyi atau
gerakan. Kandang pupa diletakkan pada tempat yang mendapatkan sinar matahari pagi.
Predator utama kepompong kupu-kupu adalah tikus.

• Pemeliharaan Kupu-Kupu Dewasa, Kupu-kupu setelah menetas dari kepompong dalam


jangka waktu sekitar 3 (tiga) jam sudah siap terbang untuk mencari makan dan pasangan
untuk perkawinan. Pemeliharaan di kandang Kubah dilakukan dengan memberikan
makanan tambahan berupa bunga potong yang mengandung madu dan larutan gula
dengan perbandingan 2 : 1 (dua bagian gula dan satu bagian air) sehingga larutan agak
kental. Larutan gula diletakkan pada sutau wadah piring yang diberi bunga-bungaan agar
menarik kupu-kupu. Kandang selalu dibersihkan dari kotoran, daun dan rumput yang
kering serta dilakukan penjagaan dari predator. Untuk menjaga kelembaban, di dalam
kandang dibuatkan aliran air (parit) yang mengalir mengelilingi kandang.

PENGAWETAN Nilai ekonomis kupu-kupu cukup tinggi jika sudah diolah dalam
bentuk ofsetan yang sempurna dan tertata rapi sebagai souvenir bagi pengunjung TNKpS.
Souvenir berupa opesetan kupu-kupu dikemas dalam bentuk awetan kering, hiasan
dinding (pigura) dan gantungan kunci. (Bima/TNKpS)

Sumber : http://www.pulauseribu.net/modules/news/article.php?storyid=280

You might also like