You are on page 1of 3

Evolusi Teori Lima Faktor Awalnya, lima factor tidak lebih dari sekadar taksonomi, sebuah pengklasifikasian sifat-sifat

dasar kepribadian. Diaakhir 1980-an, Costa dkk menjadi lebih yakin bahwa mereka dan peneliti lain sudah menemukan struktur yang lebih stabil dari kepribadian. Setelah fakta-fakta kepribadian mulai diakui makan mereka sepakat untuk mengubah model lima factor (taksonomi) menjadi Teori lima factor (FTT). Unit Lima-Teori Faktor Dalam teori ini, perilaku diprediksi dengan memahami tiga komponen sentral atau inti dan tiga komponen peripheral. Ketiga komponen sentral meliputi; kecenderungan-kecenderungan dasar, adaptasi karakter dan konsep diri. Ketiga komponen peripheral meliputi dasar-daasar biologis, biografi objektif dan pengaruh-pengaruh eksternal. 1. Kecenderungan-kecenderungan dasar, Menurut definisi McCrae, kecenderungan dasar termasuk dalam komponen sentral kepribadian dll. McCrae mendefinisikan kecenderungan dasar dsebagai materi kasar universal dari kapasitasi disposisi kepribadian yang umumnya ditemukan lewat penyimpulan daripada lewat pengobservasian. Kecenderungan dasar bisa diwariskan, dicetak oleh pengalaman awal atau dimodifikasikan oleh penyakit dan gangguan psikologis namun, diperiode manapun dalamn hidup individu, kecenderungan dasar menentukan potensi dasar dan arah individu. Postulat-postulat dasar 1.Postulat bagi kecenderungan kecenderungan dasar Postulat ini menyatakan bahwa sidat diorganisasikan secara hierarkis dari hal yang sempit dan spesifik menuju hal yang luas dan umum, sama seperti yang dikatakan Eysenck. Postulat ini tumbuh dari posisi yang sudah lama dipegan Costa bahwa sejumlah dimensi kepribadian adalah lima dan hanya lima. Jumlah ini lebih banyak daripada tiga factor yang dihipotesiskan oleh Eysenc dan masih lebih sedikit dari 35 sifat yang ditemukan oleh Cattel. 2.Postulat-postulat bagi adaptasi karakter Postulat tentang adaptasi karakter menyatakan bahwa, di sepanjang waktu, manusia beradapatasi terhadap lingkungan mereka dengan menggunakan pola-pola berpikir, merasa dan bersikap yang konsisten dengan sifat kepribadian dan adaptasi sebelumnya. Riset-riset terkait Riset yang dilakukan oleh Eysenck dkk ada 5, antara lain: Biologi dan Kepribadian Salah satu tema utama teori Eysenck adalah dimensi kepribadian bukanlah ciptaan budaya yang arbiter, melainkan hasil dari pola genetic dan neurofisiologis spesies manusia. Menurut riset ini ada dua yang perlu dipahami yaitu; perbedaan neurofisiologis yang selalu muncul antara pribadi yang tinggi di salah satu nilai

dimensinya dan pribadi yang tinggi di nilai lain pada dimensi yang sama, dimensi kepribadian yang mendasar mestinya bersifat universal dan tidak terbatas hanya kepada budaya tertentu. Neurofisiologi dan Kepribadian Riset yang dilakukan oleh eysenck menunjukkan bahwa pribadi yang sangat kreatif entah senuman atau ilmuwan lebih introvert, terbuka, dominan, berambisi, impulsive,agresif dan sensitive ketimbang pribadi yang kurang kreatif. Selain itu, riset cenderung mendukung konsep Eysenck bahwa factor-faktor kepribadian memiliki dasar biologis, jadi bukan tergantung pada pola budaya tertentu. Kepribadian dan Budaya Riset ini dilakukan untuk membuktikan bahwa dasar biologis kepribadian tidak berubah banyak apapun kebudayaannya. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan antara Negara-negara timur dan barat namun setelah dilihat hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingginya kemiripan walaupun kebudayaannya berbeda. Model lima factor di lintas budaya Riset ini dilakukan untuk menunjukkan kemiripan sifat, seperti diukur dengan NEOPI-R, bisa ditemukan pada manusia di beragam budata, mengindikasikan bahwa lima factor tidak muncuk sebagai artefak bahasa. Bahkan bnukti menunjukkan kalau sifat-sifat ini adalah rafleks tentang struktur kepribadian mendasar dan mungkin bisa ditemukan disemua budaya. Stabilitas sifat-sifat di sepanjang hidup Apakah sifat tetap stabil di sepanjang hidup seseorang? Pertanyaan ini dan pertenyaan yang lain mendorong Eysenck dkk untuk melakukan riset untuk mencari bukti terkait stabilitas sifat-sifat kepribadian. Yang menarik, mereka menemukan bahwa sifar kepribadian dasar berubah sedidikit saja setelah usia 30 tahun.

Kritik terhadap Eysenck, McCrae, Costa Teori ini sangat membantu dalam mengembangkan riset karena teori ini membantu berkembangnya beberapa bagan dalam ilmu psikologi dunia dan memperluaskan pengklasifikasian. Teori ini juga dapat dipakai bukan hanya pada budaya barat saja tapi pada budaya-budaya lain teori ini dapat dipakai. Teori ini juga dapat difalsifikasikan secara jelas dan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Eysenck dkk tidak dapat ditiru oleh orang lain, tetapi ilmu yang didapat dari teori ini tidak terlalu berguna bagi orang tua, konselor, guru ketimbang bagi peneliti. Kekonstanan teori inipun tidak terlalu konstan karena adanya perbedaan pendapat antara peneliti, namun dalam keefektifan dan kelugasan teori mendapat nilai dan apresiasi yang sempurna karena teori ini dapat mereduksi sejumlahy besar variable menjadi sesedikit mungkin. Konsep Kemanusiaan Eysenck yakin manusia memiliki bukan hanya kesadaran, tetapi juga ketidaksadaran. Manusia juga sanggup mengevaluasi performa mereka sendiri dan mengubah sikap, temparamen, kebutuhan, minat dan perilaku agar bisa dipercaya. Eysenck juga menekankan factor genetic kepribadian dimana

mereka yakin kalau sifat dan factor diwariskan dan memiliki komponen genetic dan biologis yang kuat. Karena itu kita memberikan rating teori sidat dan factor yang sangat rendah dalam pengaruh sosialnya. Menurut Eysenck manusia, diatas segalanya adalah manusia, karena itu teori sifat lebih kepada perbedaan individu daripadan kemiripan manusa.

You might also like