You are on page 1of 6

LATAR BELAKANG Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa

memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2009; h.2) Angka Kematian Bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. WHO mencatat sebanyak 4,5 juta kematian dari 10,5 juta per tahun terjadi akibat penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi. Seperti pneumococcus (28 %), campak (21 %), tetanus (18%), rotavirus penyebab diare (16%), dan hepatitis B (16%). Dari data WHO ini diperkirakan setidaknya 50% angka kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan Indonesia termasuk sepuluh besar negara dengan jumlah terbesar anak tidak tervaksinasi ( WHO, 2010) dan kekurangan gizi. Beberapa penyakit yang saat ini masih menjadi penyebab kematian terbesar dar). Tingginya Angka Kematian Bayi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor penyakit infeksi i bayi, diantaranya penyakit diare, tetanus,gangguan perinatal, dan radang saluran napas bagian bawah (Hidayat, 2009; h.2) Penyebab kematian bayi yang lainnya adalah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, campak, dan difteri. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberi imunisasi pada anak. Kematian pada bayi juga bisa disebabkan oleh adanya trauma persalinan dan kelainan bawaan yang kemungkinan besar dapat disebabkan oleh rendahnya status gizi ibu pada saat kehamilan serta kurangnya jangkauan pelayanan kesehatan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Hidayat, 2009; h.2) Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dicapai secara optimal apabila orang tua melakukan berbagai upaya, memberikan nutrisi yang adekuat, memfasilitasi kegiatan

bermain dan melakukan upaya pemeliharaan kesehatan. Salah satu upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit adalah pemberian imunisasi. (Hidayat, 2009; h.54) Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Pemberian imunisasi penting diberikan pada tahun pertama usia anak karena pada awal kehidupan, anak belum mempunyai kekebalan sendiri, hanya Immunoglobin G yang didapatnya dari ibu dan setelah usia 2 sampai 3 tahun, anak akan membentuk Immunoglobin G sendiri. Beberapa hal penting terkait dengan pemberian imunisasi pada anak adalah status kesehatan anak saat akan diberikan imunisasi, pengalaman yang lalu terhadap imunisasi, pengertian orang tua tentang imunisasi, dan kontraindikasi pemberian imunisasi apabila ada. (Hidayat, 2009; h.54) Pemerintah setiap tahun terus berupaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit seperti Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC) dan Hepatitis B dengan menggalakan program pencegahan penyakit yaitu imunisasi pada bayi dan anak. (Hidayat, 2009; h.54) Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi. Sangat penting bagi para profesional untuk melakukan imunisasi terhadap anak maupun orang dewasa. Dengan demikian akan memberikan kesadaran pada masyarakat terhadap nilai imunisasi dalam mencegah penyakit yang berat. (IDAI, 2008; h.1) Dalam catatan internasional, pada akhir tahun 1990-an, Indonesia memiliki reputasi pencapaian program imunisasi yang mengesankan, berkat sistem pelayanan yang efektif seperti posyandu, pencacatan pelaporan, dan sistem distribusi vaksin ke daerah-daerah. Pemerintah secara nasional melakukan kontrol terhadap pelaksanaan imunisasi. Namun sejak dimulainya desentralisasi tampak adanya gambaran penurunan di

beberapa daerah, terutama bagi daerah atau wilayah sulit komunikasi dan transportasi di luar jawa. Daerah ini umumnya kesulitan dana operasional, seperti membawa vaksin dari kabupaten ke desa-desa, membiayai juru imunisasi desa dan penyimpanan vaksin. (Deni, 2008). Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan 1,7 juta anak Indonesia meninggal karena tidak mendapat imunisasi lengkap. Jumlah 1,7 juta itu merupakan seperlima dari balita di Indonesia. (Deni, 2008). Berdasarkan data Puskesmas Bulu Kabupaten Rembang dari jumlah bayi usia 0-12 bulan pada tahun 2009 angka bayi yang tidak mematuhi imunisasi dasar menurun menjadi sekitar 74 (19,8%) bayi dari 372 bayi. Sedangkan pada tahun 2010 angka bayi yang tidak mematuhi imunisasi dasar menjadi 70 (20,4%) bayi dari 342 bayi. Berdasarkan hasil pengamatan sementara (studi pendahuluan) pada tanggal 23 Desember 2010 dan 23 Januari 2011 di Desa Lambangan Wetan, Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang didapatkan data jumlah bayi usia 0-12 bulan sebanyak 32, yang mendapatkan imunisasi dasar sebanyak 12 bayi (37,5%), ada sekitar 20 (62,5%) bayi yang belum mendapat imunisasi dasar. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal yang diantaranya adalah ibu tidak tahu tentang imunisasi dasar baik manfaat imunisasi dan jadwal imunisasi dasar. Selain itu dampak dari tidak imunisasi dasar yaitu bayi akan mudah terkena penyakit. Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 0-12 bulan di Desa Lambangan Wetan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 0-12 bulan di Desa Lambangan Wetan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang?

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 0-12 bulan di Desa Lambangan Wetan Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah bayi usia 0-12 bulan yang mendapat imunisasi dasar. b. Mengetahui jumlah bayi usia 0-12 bulan yang tidak mendapat imunisasi dasar. c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. d. Mengetahui perilaku ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. D. MANFAAT 1. Bagi Pemerintah Sebagai masukan atau pertimbangan pemerintah khususnya Departemen Kesehatan dalam membuat kebijakan dalam praktik pelayanan guna menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui tindakan preventif yaitu dengan lebih menggalakkan program imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan. 2. Bagi Masyarakat Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat umumnya, ibu dan keluarga khususnya tentang pentingnya imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai masukan dan informasi yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi dasar. 4. Bagi Penulis a. Mengembangkan pengetahuan dan menambah wawasan peneliti b. Menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. E. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah : 1. Kamidah (2003) dengan judul Hubungan antara tingkat pengetahuan imunisasi dengan perilaku ibu terhadap imunisasi bayi di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan non eksperimental dengan pendekatan cross sectional, dengan populasi semua ibu yang berkunjung di puskesmas Gondokusuman untuk imunisasi dengan sampel ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan. Analisa data yang digunakan dengan analisa data statistik

nonparametrik teknik bivariat dengan uji Kendel Tau. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan imunisasi dengan perilaku ibu terhadap imunisasi bayi. 2. Rina Fatmawati (2006) dengan judul Determinan yang mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap balita usia 1-2 tahun di wilayah Puskesmas Tegalrejo. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional analitik, dengan populasi semua ibu yang mempunyai balita 1-2 tahun dan sampel penelitian yaitu ibu yang mempunyai balita 1-2 tahun yang diambil dengan menggunakan sistem cluster sampling design. Analisa data yang digunakan adalah secara kuantitatif dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan imunisasi di puskesmas Tegalrejo tidak berhubungan dengan nilai sikap, karakteristik ibu dan karakteristik balita. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis mengacu pada tujuan yang dicapai yaitu mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di desa Lambangan Wetan kec. Bulu kab. Rembang. Perbedaan yang lain terletak pada variabel terikatnya yaitu dalam penelitian ini adalah imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dengan sampel ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 BAB bulan. Analisa data adalah kuantitatif dengan teknik deskriptif. II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Imunisasi Masa bayi berlangsung selama 2 tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama 2 minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga di akhir masa bayi dikenal sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya, meskipun

seluruh masa anak anak merupakan masa dasar. (Proverawati, 2010; h.11) Asuhan bayi usia 2 6 hari adalah 1) minum, 2) defekasi/BAB, 3) berkemih/BAK, 4) tidur, 5) kebersihan kulit, 6) keamanan, 7) tanda tanda bahaya, 8) penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang tentang perawatan tali pusat, pemberian ASI, menjaga kehangatan bayi, imunisasi dasar bagi bayi, perawatan sehari hari, pencegahan infeksi dan kecelakaan. (Vivian, 2010; h.27-31). a. Definisi konsep dasar imunisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 1) Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (IDAI, 2008; h.10) 2) Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin : BCG, DPT, dan Campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2009; h.54). 3) Imunisasi adalah suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010; h.8) Dengan banyaknya analisa dari para ahli, peneliti mengambil kesimpulan bahwa imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada anak atau seseorang terhadap penyakit tersebut.

You might also like