You are on page 1of 34

RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 8). Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat (pasal 9), sedangkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (pasal 10). Selanjutnya ditegaskan bahwa: guru yang belum memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik paling lama sepuluh tahun sejak berlakunya undangundang ini (pasal 82 ayat 2). Konsekuensi logis dari pemberlakuan undangundang tersebut, pemerintah dan Penyelenggara Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) diharapkan dapat memfasilitasi pelaksanaan program percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru dengan akses yang lebih luas, berkualitas dan tidak mengganggu tugas serta tanggung jawabnya di sekolah. Sementara itu jumlah guru dari berbagai satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB) yang harus ditingkatkan kualifikasi akademiknya mencapai 1.456.491 orang atau 63% dari jumlah guru yang ada di Indonesia, di luar guru yang di bawah pengelolaan Departemen Agama (RA, MI, MTs, MA, dan MAK). Pada satuan pendidikan TK, jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 155.661 atau 89% dari jumlah guru TK yang ada. Pada satuan pendidikan SD, jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 1.041.793 atau 83%, pada satuan pendidikan SMP
1
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 185.603 atau 38%; pada satuan pendidikan SMA jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 34.547 atau 15% dan pada satuan pendidikan SMK, jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 33.297 atau 21% serta pada satuan pendidikan SLB, jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasinya sebanyak 5.590 atau 55% dari jumlah guru SLB yang ada (Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK Depdiknas Tahun 2007). Program percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1 di Indonesia telah dilaksanakan oleh berbagai perguruan tinggi, baik melalui pendidikan tatap muka (konvensional) maupun pendidikan jarak jauh. Untuk peningkatan kualifikasi akademik guru SD melalui Program S-1 PGSD, sampai pada tahun 2008 telah ditetapkan sebanyak 50 perguruan tinggi sebagai penyelenggara program S-1 PGSD dan pada tahun yang sama juga ditetapkan 23 perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan S-1 PGSD melalui sistem pendidikan jarak jauh atau dikenal dengan PJJ S-1 PGSD berbasis ICT yang tergabung dalam konsorsium LPTK. Kebijakan ini merupakan terobosan bagi penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan konvensional walaupun jumlah peserta yang mengikuti program ini masih dibatasi karena pembiayaan penyelenggaraan bersumber dari dana pemerintah pusat (blockgrant). Secara khusus beberapa upaya telah dilaksanakan untuk mempercepat peningkatan kualifikasi guru dalam jabatan, antara lain pada tahun 2006, sebanyak 18.754 guru ditingkatkan kualifikasinya ke S-1 melalui: (1) UT (12.616 orang), (2) APBNP-jalur formal konvensional (5.000 orang), (3) PJJ berbasis ICT (1.000 orang), dan (4) PJJ berbasis KKG (1.500). Tahun 2007 sebanyak 170.000 orang guru dari berbagai satuan pendidikan mendapat bantuan biaya pendidikan melalui dana dekonsentrasi ke Dinas Pendidikan Provinsi. Sekalipun telah dilaksanakan upaya tersebut, hingga saat ini jumlah guru yang harus ditingkatkan kualifikasi akademiknya masih cukup banyak sehingga diperlukan alternatif lain untuk mengatasinya. Sementara itu, pada tahun yang sama pula Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah mencoba mengawali suatu program percepatan
2
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

peningkatan kualifikasi akademik guru SD melalui program S-1 PGSD Dual Mode. Program ini berupaya memadukan penyelengaraan pendidikan antara sistem pembelajaran tatap muka dengan sistem pembelajaran mandiri. Program ini ternyata mendapatkan respons yang sangat baik dari para guru dan pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik guru pada semua satuan pendidikan tidak mungkin tercapai hanya dengan sistem penyelenggaran pendidikan guru yang ada saat ini. Solusi alternatif yang ditawarkan dalam penyelenggaraan pendidikan sarjana (S-1) yang memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya adalah penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Untuk itu telah terbit Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2008 yang secara khusus mengatur penyelenggaraan program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Program ini diharapkan dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru yang efisien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, dikembangkan rambu-rambu penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan sebagai acuan bagi perguruan tinggi penyelenggara yang telah mendapat ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). B. Perangkat Penyelenggaraan 1. Tujuan Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan adalah suatu program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi Guru dalam Jabatan yang bertugas pada satuan pendidikan formal. Penyelenggaraan program ini bertujuan untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru
3
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

dalam jabatan sesuai dengan persyaratan yang tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Program ini dilaksanakan oleh penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang dalam proses perkuliahannya menggunakan pendekatan dual mode, yaitu melalui pengintegrasian sistem pembelajaran konvensional (tatap muka di kampus) dan sistem pembelajaran mandiri, didukung oleh pemanfaatan multi media secara efektif dan efisien. 2. Kurikulum Kurikulum yang digunakan dalam Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan adalah kurikulum yang berlaku di masing-masing peguruan tinggi penyelenggara. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang menjadi acuan kurikulum mengacu pada Permendiknas Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yang meliputi empat kompetensi utama, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam implementasinya, kurikulum Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan perlu didesain dengan tepat sehingga memungkinkan adanya kelompok mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka di kampus dan kelompok mata kuliah yang bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri (self-instruction), baik dengan tutorial maupun tanpa tutorial. Penetapan kelompok mata kuliah tatap muka di kampus didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mensyaratkan adanya praktik atau praktikum atau mata kuliah lain yang menurut pertimbangan perguruan tinggi penyelenggara harus dilaksanakan melalui perkuliahan tatap muka. Penetapan kelompok mata kuliah melalui pembelajaran mandiri dengan layanan tutorial adalah mata kuliah yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi dan untuk
4
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

pengembangan kompetensi profesional. Penetapan kelompok mata kuliah melalui pembelajaran mandiri tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Proporsi setiap kelompok mata kuliah dianjurkan menggunakan pola sebagai berikut: 30% untuk kelompok mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka dan 70% pembelajaran mandiri (40% pembelajaran mandiri dengan tutorial, dan 30% pembelajaran mandiri tanpa tutorial). Penentuan mata kuliah pada ketiga kelompok tersebut diputuskan oleh lembaga penyelenggara melalui surat keputusan rektor. Berkaitan dengan beban studi (satuan kredit semester) dan lama program yang harus ditempuh disesuaikan dengan latar belakang pendidikan calon mahasiswa dengan mengacu pada Surat Keputusan Mendiknas Republik Indonesia Nomor 234/U/2000 sebagaimana terdapat pada tabel berikut:
Tabel-1 Beban Studi Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan
Latar Belakang Pendidikan 1. 2. SLTA sederajat Kependidikan*) D-1 D-2 D-3 Non Kependidikan**) D-1 D-2 D-3 Beban Studi (sks) 144-160 110-120 80-90 40-50 110-120 80-90 40-50

3. Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar Perguruan tinggi dapat memberikan pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB). Pengalaman kerja terdiri atas pengalaman mengajar, rencana pembelajaran, dan penghargaan yang relevan, sedangkan hasil belajar mencakup kualifikasi akademik, pelatihan, dan prestasi akademik. Semua bukti pengalaman kerja dan hasil belajar guru disusun dalam suatu dokumen yang disebut portofolio. Pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar paling banyak 65% dari jumlah sks yang harus ditempuh peserta program. Pengakuan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan terhadap guru yang bisa menjadi credit earning dalam penyelesaian program peningkatan kualifikasi akademik guru. Penentuan kekurangan jumlah satuan kredit semester yang harus ditempuh diserahkan pada perguruan tinggi masing-masing. Sebagai contoh, guru dalam jabatan yang berijazah D-III meningkatkan kualifikasi ke S-1 atau D-IV, yang bersangkutan harus menyelesaikan sejumlah 40 (empat puluh) satuan kredit semester. Beban belajar yang dapat dibebaskan dihitung sebagai berikut: 65% x 40 satuan kredit semester = 26 satuan kredit semester, sehingga yang bersangkutan masih harus menempuh 14 satuan kredit semester (40 satuan kredit semester 26 satuan kredit semester). 4. Proses Pembelajaran Sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa kurikulum program S-1 bagi guru dalam jabatan sama dengan S-1 reguler, dan harus tetap berpegang pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Oleh karena itu pola pembelajaran harus mampu menjaga mutu tercapainya SKL tersebut. Perbedaan yang esensial antara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dengan program reguler pada hakikatnya terdapat dalam pelaksanaan atau proses pembelajaran. Proses pembelajaran dalam Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dilaksanakan melalui pengintegrasian kegiatan perkuliahan/ pembelajaran tatap muka di kampus dan atau perkuliahan termediasi dan
6
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

3.

Keterangan: *) dan **) diatur oleh perguruan tinggi penyelenggara. Fokus untuk yang kependidikan dititikberatkan pada penguatan kompetensi profesional, sedangkan untuk yang non kependidikan dititikberatkan pada pengembangan kompetensi pedagogik.

5
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

kegiatan pembelajaran mandiri. Pembelajaran mandiri dilaksanakan dengan tutorial dan atau tanpa tutorial. Kegiatan pembelajaran Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan ini dilaksanakan secara tersendiri, dalam arti tidak boleh dilakukan secara bersama-sama dengan kegiatan pembelajaran kelas reguler. a. Perkuliahan Tatap Muka Kegiatan perkuliahan tatap muka merupakan proses interaksi langsung dan terjadwal antara dosen dan mahasiswa dalam mencapai tujuan/kompetensi pada masing-masing mata kuliah, terutama mata kuliah yang mempersyaratkan adanya kegiatan praktik atau praktikum, atau mata kuliah lain yang menurut pertimbangan pihak penyelenggara harus dilaksanakan melalui perkuliahan tatap muka. Perkuliahan tatap muka dilaksanakan di kampus perguruan tinggi penyelenggara sekurang-kurangnya selama 12 kali pertemuan setiap semester (=75% dari standar pertemuan tatap muka yaitu 16 kali pertemuan). Lama setiap pertemuan perkuliahan tatap muka disesuaikan dengan bobot sks mata kuliah yang bersangkutan (1 sks = 50 menit). Contoh: jika dalam setiap semester, perguruan tinggi penyelenggara menetapkan beban studi yang harus ditempuh mahasiswa sebanyak rata-rata 20 sks, maka 30% dari beban studi untuk kegiatan perkuliahan tatap muka tersebut yaitu sebanyak 6-7 sks atau sekitar 2-3 mata kuliah. Pelaksanaan perkuliahan tatap muka ini dapat dilakukan dengan sistem blok waktu perkuliahan, misalnya dengan memanfaatkan waktu libur sekolah selama 2 sampai dengan 3 minggu. Perkuliahan termediasi adalah proses interaksi terjadwal antara dosen dan mahasiswa dalam mencapai tujuan/kompetensi melalui pemanfaatan berbagai jenis media dan teknologi. Waktu perkuliahan diatur oleh perguruan tinggi penyelenggara yang memungkinkan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawab
7
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

guru di sekolah. Untuk itu perguruan tinggi penyelenggara harus dapat mengatur waktu perkuliahan tatap muka sesuai dengan situasi dan kondisi setempat, misalnya: pada sore hari, pada saat liburan, atau memanfaatkan hari sabtu dan minggu. Penetapan waktu perkuliahan tersebut tidak keluar dari aturan tentang jumlah pertemuan minimal perkuliahan tatap muka yang sama dengan kelas reguler, yaitu: 12-16 kali pertemuan. Jika perkuliahan tatap muka di kampus penyelenggara sulit dijangkau oleh mahasiswa, maka perkuliahan tatap muka dapat dilaksanakan di pusat-pusat kegiatan belajar, seperti: Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), LPMP, P4TK, dan tempat lain yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan (pemerintah daerah), atau perkuliahan termediasi dalam bentuk interaksi terjadwal antara dosen dan mahasiswa melalui pemanfaatan berbagai jenis media dan teknologi. b. Pembelajaran Mandiri Pembelajaran mandiri adalah proses interaksi mahasiswa dengan sumber belajar yang dilakukan dengan menggunakan bahan belajar mandiri, baik dengan bantuan tutorial maupun tanpa bantuan tutorial. Dalam proses pembelajaran mandiri, mahasiswa dapat mempelajari BBM, baik secara perseorangan dan atau dalam kelompok belajar. Dengan adanya kelompok belajar, efektivitas belajar mandiri mahasiswa dapat ditingkatkan. 1) Pembelajaran Mandiri dengan Tutorial Pembelajaran mandiri dengan tutorial adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan bahan belajar mandiri (BBM) disertai kegiatan tutorial. Dalam hal ini dosen bertindak sebagai tutor. Kegiatan tutorial wajib dilaksanakan minimal 3 kali untuk setiap mata kuliah sebagai layanan belajar yang dilaksanakan
8
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

oleh perguruan tinggi penyelenggara, yaitu: di awal perkuliahan, pertengahan semester, dan menjelang UAS. Jumlah pertemuan kegiatan tutorial dapat ditambah atas inisiatif mahasiswa dan pengelolaannya diatur oleh perguruan tinggi penyelenggara. Pada kegiatan pembelajaran mandiri dengan tutorial, mahasiswa diwajibkan mengerjakan dua buah tugas, mengikuti UTS, dan UAS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara. Kegiatan tutorial dapat dilaksanakan di pusat-pusat kegiatan belajar, seperti: tempat Kelompok Kerja Guru (KKG), tempat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Information Communication Technology (ICT) Centre, LPMP, P4TK, dan tempat lain yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan (pemerintah daerah). Jika memungkinkan, untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran mandiri dengan tutorial dapat menggunakan tutorial on-line. 2) Pembelajaran Mandiri Tanpa Tutorial Pembelajaran mandiri tanpa tutorial adalah pembelajaran yang dilaksanakan sepenuhnya dengan menggunakan BBM. Mahasiswa secara mandiri, baik perorangan maupun kelompok mempelajari BBM atau bahan lainnya yang mendukung. Pada kegiatan pembelajaran mandiri ini, pihak perguruan tinggi penyelenggara tidak memiliki kewajiban memberikan layanan bantuan belajar kepada mahasiswa, kecuali dalam penyediaan BBM. Dalam pembelajaran mandiri tanpa tutorial, mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan dan menyerahkan satu tugas sebagai pengganti UTS dan mengikuti UAS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

c.

Praktik dan Praktikum Praktik dan praktikum merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam rangka pencapaian kompetensi yang bersifat multi dimensi. Praktik adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengaplikasikan teori, konsep, atau prosedur dengan pengawasan langsung dosen/pembimbing. Misalnya: praktik menari, menggambar, olahraga, praktik bengkel, praktik lapangan, dan bina wicara. Praktikum adalah kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antar fakta, sesuai yang disyaratkan dalam kurikulum. Misalnya praktikum fisika, kimia, dan biologi (IPA). Kegiatan praktik dan praktikum merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam perkuliahan tatap muka dan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung, antara lain: peralatan praktik dan laboratorium.

d. Program Pemantapan Lapangan Program pemantapan lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum. Penyelenggaraan PPL diatur dan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di perguruan tinggi penyelenggara. e. Bahan Ajar Proses pembelajaran dalam Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan mengintegrasikan antara sistem pembelajaran tatap muka di kampus dan sistem pembelajaran mandiri. Pada kegiatan sistem tatap muka di kampus pengembangan bahan ajar diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah pada perguruan tinggi penyelengara, sedangkan dalam sistem
10
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

9
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

pembelajaran mandiri menggunakan Bahan Belajar Mandiri (BBM). BBM dirancang secara khusus agar dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa. Bentuknya dapat berupa bahan ajar cetak (modul) sebagai bahan ajar utama dan media non cetak (media audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi) sebagai bahan pendukung atau gabungan keduanya. Perguruan tinggi penyelenggara dapat memanfaatkan BBM yang telah dikembangkan dan tersedia di beberapa institusi penyelenggara pendidikan jarak jauh dan dapat mengembangkan sendiri BBM berdasarkan rambu-rambu yang relevan. f. Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar adalah penilaian yang dilakukan terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa, baik dalam perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi maupun pembelajaran mandiri. Penilaian hasil belajar perkuliahan tatap muka dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diterapkan di perguruan tinggi masing-masing, seperti: penilaian aktivitas perkuliahan, tugas, UTS, dan UAS. Dalam penilaian hasil belajar, dosen pengampu mata kuliah dapat mempertimbangkan prestasi akademik yang dicapai mahasiswa yang relevan dengan mata kuliah yang ditempuh, misalnya pengurangan beban tugas perkuliahan dan jumlah kehadiran perkuliahan tatap muka. Penilaian hasil belajar untuk kegiatan pembelajaran mandiri dengan tutorial dilaksanakan melalui penilaian terhadap sekurangkurangnya dua tugas, UTS dan UAS. Adapun proporsi pembobotannya ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara, misalnya: 25% untuk tugas, 25% untuk UTS dan 50% untuk UAS. Penilaian hasil belajar untuk kegiatan pembelajaran mandiri tanpa tutorial dilaksanakan sekurang-kurangnya satu tugas atau UTS dan UAS dengan pembobotan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara, misalnya: 40% untuk tugas/ UTS dan 60% untuk UAS.
11
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Pelaksanaan UAS pada perkuliahan tatap muka dan pembelajaran mandiri dilaksanakan di kampus penyelenggara dan pengolahannya disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara. Kelulusan pada Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan diatur dan ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara sesuai dengan peraturan/pedoman akademik yang berlaku. Mahasiswa yang telah menyelesaikan program ini berhak memperoleh ijazah sarjana (S-1) dari perguruan tinggi penyelenggara. 5. Rekrutmen Mahasiswa Mengingat tujuan penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan adalah untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan, maka proses penerimaan mahasiswa baru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Sistem penerimaan calon mahasiswa dilakukan melalui prosedur seleksi yang kredibel sesuai dengan persyaratan akademik dan persyaratan administratif yang berlaku pada masing-masing perguruan tinggi penyelenggara. Calon mahasiswa berasal dari guru tetap dalam jabatan baik yang berstatus PNS maupun bukan PNS dari sekolah di Kabupaten/Kota yang menanda-tangani MoU dengan PT penyelenggara. Guru Tetap adalah Guru yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangkah waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuan administrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah serta melaksanakan tugas pokok sebagai Guru

12
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

yang telah mempunyai Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK). Guru dalam jabatan adalah guru pegawai negeri sipil dan guru bukan pegawai negeri sipil yang sudah mengajar pada satuan pendidikan formal, baik yang diselenggarakan Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun penyelenggara pendidikan yang sudah mempunyai Perjanjian Kerja atau Kesepakatan Kerja Bersama. Jumlah mahasiswa yang akan diterima dalam program ini disesuaikan dengan ketersediaan SDM (dosen) dan sarana prasana penunjang yang dimiliki, baik oleh perguruan tinggi penyelenggara maupun perguruan tinggi mitra. Perguruan tinggi penyelenggara dapat melakukan proses rekrutmen mahasiswa sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam satu tahun akademik, yaitu: pada setiap semester gasal dan genap. b. Kriteria Calon Mahasiswa Sesuai dengan tujuannya, calon mahasiswa Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan adalah guru tetap yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bukan PNS yang bertugas mengajar TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB. Guru PNS dibuktikan dengan fotocopy SK Pengangkatan yang dilegalisasi Pemerintah Daerah (Badan Kepegawaian Daerah), sedangkan guru tetap bukan PNS adalah guru tetap yang berdasarkan surat keputusan dari penyelenggara satuan pendidikan yang berbadan hukum yang dibuktikan dengan fotocopy SK pengangkatan yang dilegalisasi. Khusus untuk guru bukan PNS, diharuskan melampirkan surat pernyataan bermaterai enam ribu rupiah yang isinya tidak menuntut diangkat sebagai PNS. Calon mahasiswa harus melampirkan Surat Ijin Belajar dari Dinas Pendidikan atau badan hukum penyelenggara pendidikan.

c.

Pemilihan Program Studi Program studi yang dipilih oleh calon mahasiswa harus sesuai dengan mata pelajaran yang diampu atau sesuai/serumpun dengan latar belakang pendidikan sebelumnya. Bagi calon mahasiswa lulusan SLTA sederajat, atau lulusan D1/D2/D3. Program studi yang dipilih harus sesuai dengan latar belakang pendidikan guru sebelumnya yang dibuktikan dengan fotocopy ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisasi oleh lembaga asal atau sesuai dengan mata pelajaran yang saat ini diampu minimal lima tahun terakhir. Bagi guru yang berasal dari SLTA sederajat, fotocopy ijazah dapat dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan setempat. Mengacu pada peningkatan capaian mutu hasil pendidikan, bagi guru kelas yang mengajar di TK diharuskan memilih program studi S-1 PGTK/ PGPAUD dan bagi guru kelas yang mengajar di SD diharuskan memilih program studi S-1 PGSD. Untuk guru TK dan SD yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dan Agama dapat melanjutkan ke program studi yang sesuai. Guru mata pelajaran yang mengajar di SMP/SMA/SMK, dapat melanjutkan studi sesuai dengan latar belakang pendidikan sebelumnya atau sesuai dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampu dengan syarat minimal telah mengajar lima tahun pada mata pelajaran tersebut.

d. Prosedur Seleksi Pendaftaran calon mahasiswa diumumkan secara terbuka. Penetapan calon mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dilaksanakan melalui seleksi administratif yang berkaitan dengan: (1) masa kerja sebagai guru, (2) usia, (3) pangkat/golongan bagi PNS, (4) ijazah terakhir dari perguruan tinggi yang mendapat ijin operasional dari Dikti, dan (5) ijin melanjutkan studi dari dinas pendidikan bagi guru PNS dan dari penyelenggara satuan pendidikan yang berbadan hukum bagi guru tetap yayasan. Jumlah calon mahasiswa yang diterima disesuaikan dengan daya
14
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

13
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

tampung dan ketersediaan sarana prasarana di perguruan tinggi penyelenggara. Pelaksanaan seleksi administratif tersebut dilaksanakan oleh perguruan tinggi penyelenggara dapat dibantu oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Cara penyampaian hasil seleksi mengikuti mekanisme yang berlaku pada masing-masing perguruan tinggi penyelenggara. 6. Ketenagaan Ketenagaan yang diharapkan tersedia dan dapat mendukung penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, di antaranya: dosen, pengelola program, tenaga administrasi, laboran/teknisi dan pengelola perpustakaan/ pustakawan. a. Dosen Untuk menyelenggarakan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, lembaga penyelenggara dipersyaratkan memiliki kualifikasi dosen sebagaimana tercantum dalam kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku. Dosen berfungsi sebagai pengampu mata kuliah dengan tugas pokok mengajar dan bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan perkuliahan dan bertugas mengembangkan deskripsi mata kuliah, silabus, Satuan Acara Perkuliahan, penyusunan tugas atau soal-soal ujian, serta mengembangkan bahan ajar. Jumlah dosen untuk program ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perguruan tinggi penyelenggara. Dalam hal pelaksanaan perkuliahan yang dilakukan di luar kampus perguruan tinggi penyelenggara dapat menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi lain, baik dalam penggunaan sarana perkuliahan maupun bantuan/pemanfaatan sumber daya manusia (dosen). Dosen yang diperbantukan dalam pelaksanaan perkuliahan tersebut ditetapkan oleh pimpinan perguruan tinggi penyelenggara atas usulan perguruan tinggi mitra dengan kualifikasi sesuai peraturan perundangan.
15
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

b. Pengelola Program Pengelola program adalah personil yang bertugas mengelola penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Pengelola program perlu memiliki keahlian manajerial dan pengelolaan pembelajaran mandiri. Jumlah personil disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perguruan tinggi penyelenggara. c. Tenaga Administrasi Perguruan tinggi penyelenggara harus memiliki tenaga akademik, administrasi keuangan, kemahasiswaan, dan sarana dan prasarana. Jumlah tenaga administrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perguruan tinggi penyelenggara.

d. Tenaga Penunjang Akademik Perguruan tinggi penyelenggara harus memiliki tenaga penunjang akademik, seperti laboran, teknisi, pustakawan. Jumlah tenaga penunjang akademik disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perguruan tinggi penyelenggara. 7. Sarana dan Prasarana Jenis sarana dan prasarana yang perlu tersedia untuk mendukung penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, diantaranya: ruang perkuliahan, ruang dan perlengkapan praktek dan praktikum (laboratorium), ruang dan perlengkapan ICT, perpustakaan, dan sekolah mitra sebagai tempat kegiatan PPL. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi harus menjadi pertimbangan dalam penerimaan jumlah mahasiswa yang akan diterima untuk setiap rombongan belajarnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 8. Pendanaan Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan akan dapat berlangsung dengan baik bila didukung ketersediaan dana yang memadai. Pendanaan program ini dapat berasal
16
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

dari mahasiswa (swadana), kerjasama dengan pemerintah daerah (stakeholders) dan sumber lainnya. Pengelolaan dana dilakukan secara terintegrasi dengan pengelolaan dana lainnya sesuai dengan aturan yang ada di perguruan tinggi penyelenggara. Guru dalam jabatan yang ikut dalam program ini, baik yang dibiayai Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun biaya sendiri dilaksnakan dengan tetap melaksanakan tugasnya sebagai Guru. 9. Kemitraan dan Kerjasama Dalam penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, perguruan tinggi penyelenggara dapat melakukan kemitraan dengan perguruan tinggi lain. Kemitraan dengan perguruan tinggi mitra dapat dilakukan dalam bentuk resources sharing, antara lain pemanfaatan SDM, pengadaan bahan belajar mandiri, pelaksanaan perkuliahan, kegiatan praktik dan praktikum. Perguruan tinggi penyelenggara dapat bermitra dengan perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan Program Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) yang berlokasi di wilayah tertentu dalam menyelenggarakan program tertentu. Dalam hal tidak ada perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan, perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi satu rumpun dapat menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan dengan bermitra dengan perguruan tinggi lain yang tidak menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi relevan dan terakreditasi minimal B. Dalam penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, perguruan tinggi penyelenggara dapat melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, dan lembaga lain yang terkait. Kerjasama dengan pemerintah daerah dilakukan dalam rekrutmen mahasiswa, pemberian bantuan belajar, dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana penunjang perkuliahan yang dituangkan dalam bentuk MoU.
17
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Kerjasama dengan lembaga lain, seperti: lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK), dan dinas pendidikan (pengelola kelompok kerja guru/ KKG, musyawarah guru mata pelajaran/MGMP atau lembaga lainnya (seperti: Balai Latihan Kerja/BLK, dunia usaha dan dunia industri/DuDi, BLPT) dapat dilakukan dalam hal penggunaan sarana dan fasilitas untuk kegiatan perkuliahan. Dalam melaksanakan kerja sama, perguruan tinggi penyelenggara dapat berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik di tingkat pusat maupun daerah. Koordinasi bisa dilaksanakan melalui kegiatan konsultasi, kunjungan, negosiasi, korespondensi, rapat/pertemuan berkala, atau wahana lainnya yang memungkinkan. Dengan adanya koordinasi ini diharapkan dapat lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Secara rinci, pola kemitraan dan kerjasama dapat dilihat pada lampiran 1 tentang Pedoman Kemitraan dalam Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. 10. Monitoring dan Evaluasi Program Secara internal, perguruan tinggi penyelenggara melakukan monitoring dan evaluasi untuk menjaga kualitas penyelenggaraan program dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan oleh Ditjen Dikti. Perguruan tinggi penyelenggara melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi mitra. Adapun monitoring dan evaluasi secara menyeluruh dan berkala terhadap penyelenggaraan program dilaksanakan oleh tim monev yang ditunjuk oleh Ditjen Dikti. Apabila hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan adanya pelanggaran ketentuan penyelenggaraan, tim monev dapat merekomendasikan pencabutan ijin perguruan tinggi tersebut sebagai
18
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.

2. Persyaratan Perguruan Tinggi Mitra Perguruan tinggi mitra dipilih dan ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara dengan kriteria sebagai berikut: a. memiliki program studi yang relevan; b. memiliki sumberdaya yang dapat dimanfaatkan bersama (resources sharing) dan memiliki ijin penyelenggaraan dari Dirjen Dikti; c. memiliki tenaga pengajar Nomor 19 Tahun 2005; yang berkualifikasi sesuai dengan PP

C. Perguruan Tinggi Penyelenggara Perguruan tinggi yang akan menyelenggarakan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan perlu memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut: 1. Persyaratan Perguruan Tinggi Penyelenggara Perguruan tinggi penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang memiliki ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; b. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B, kecuali untuk program studi sarjana (S-1) pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)/pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)/pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PGPAUD) memiliki ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; c. perjanjian kerjasama antara pimpinan perguruan tinggi dan kepala daerah dalam rangka peningkatan kualifikasi akademik guru;

d. memiliki sarana dan prasarana yang menunjang penyelenggaraan Program S-1 Pendidikan bagi Guru dalam Jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; e. taat azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan; f. membuat laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) sekurang-kurangnya 2 (dua) semester terakhir; dan

g. mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang akan mengirimkan guru untuk mengikuti program ini. Perguruan tinggi yang bukan PPTK dapat menjadi mitra perguruan tinggi penyelenggara dengan ketentuan memiliki program studi serumpun dan telah terakreditasi minimal B. 3. Komitmen Lembaga Lembaga penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan harus memiliki komitmen tinggi yang ditunjukkan dengan adanya kesadaran pemahaman yang lengkap dan mendalam. Hal tersebut dituangkan dalam perencanaan yang matang dan komprehensif berupa rencana strategis lembaga. Rencana strategis tersebut tercermin dalam usulan program yang kredibel. Dalam implementasinya, komitmen tersebut didukung oleh ketersediaan dana, tenaga, sarana dan prasarana,
20
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

d. perjanjian kemitraan dengan perguruan tinggi lain dalam rangka penyelenggaraan program peningkatan kualifikasi akademik guru; e. sarana dan prasarana yang menunjang penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; f. bahan ajar untuk kepentingan perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi, dan pembelajaran mandiri;

g. laporan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) sekurang-kurangnya 2 (dua) semester terakhir.
19
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

dan dukungan pemerintah daerah serta ketaatan terhadap berbagai kebijakan yang telah ditetapkan. Komitmen lembaga harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan tertulis dan dilampirkan pada saat pengajuan proposal penyelenggaraan program.

D. Mekanisme Perijinan Pengusulan penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Pimpinan perguruan tinggi mengajukan usulan penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan kepada Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. 2. Ditjen Dikti Depdiknas mengevaluasi usulan dari perguruan tinggi pengusul berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Atas nama Menteri Pendidikan Nasional, Ditjen Dikti Depdiknas akan mengeluarkan surat ijin penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan apabila perguruan tinggi pengusul memenuhi persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan. 4. Perguruan tinggi penyelenggara wajib mengirimkan laporan penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan sesuai dengan surat keputusan untuk dilakukan evaluasi penyelenggaraan program sebagai dasar penentuan perpanjangan ijin operasional.

Bagan 1 Alur Proses Penyelenggaraan Program S-1 Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan

E. Alur Penyelenggaraan Program Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dapat dilakukan dengan mengikuti alur seperti digambarkan pada bagan 1.
21
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

22

LAMPIRAN 1

PEDOMAN KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

mengenai tugas dan peranannya dalam penyelenggaraan program percepatan peningkatan kualifikasi guru; (b) mengidentifikasi permasalahanpermasalahan terkait dengan penyelenggaraan program peningkatan kualifikasi guru dan menemukan alternatif solusinya; (c) membantu pelaksanaan mekanisme pengawasan dalam penyelenggaraan program peningkatan kualifikasi guru; dan (d) membantu guru dalam jabatan untuk menempuh program peningkatan kualifikasi.

2. Pengertian 1. Rasional Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa seorang guru harus memiliki kualifikasi pendidikan minimum S-1/D-IV. Amanat ini mendorong lahirnya Permendiknas Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, dan Kepmendiknas Nomor 015/P/2009 tentang Penunjukkan Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Lahirnya Permendiknas dan Kepmendiknas tersebut dimaksudkan memfasilitasi guru dalam jabatan untuk meningkatkan kualifikasi akademik. Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 menyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Oleh karena itu peningkatan kualifikasi akademik ini harus menjadi salah satu program prioritas, baik oleh Pemerintah maupun pemerintah daerah, khususnya Kementerian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pentingnya penyelenggaraan kemitraan diantara berbagai lembaga/instansi terkait dalam penyelenggaraan program sebagai salah satu ciri dari program ini, dimaksudkan untuk: (a) memberikan pemahaman kepada para pihak
23
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Kemitraan yang dimaksud dalam penyelenggaraan program ini adalah kerjasama yang dijalin antara perguruan tinggi penyelenggara dan lembaga/instansi yang terkait dalam penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Lembaga/instansi terkait itu, antara lain: perguruan tinggi mitra, dinas pendidikan, BKD, dan LPMP serta P4TK. Kerjasama yang dilakukan didasarkan atas peran dan tanggung jawab masingmasing lembaga/instansi untuk mewujudkan kelancaran penyelenggaraan program.

3. Tujuan Pedoman ini disusun untuk memberikan acuan kepada: a. Perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan; dan b. Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kependidikan, serta perguruan tinggi mitra untuk berkoordinasi dengan perguruan tinggi penyelenggara dalam memfasilitasi dan memberikan layanan kepada peserta Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.

24

4. Prinsip Kemitraan Kemitraan dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Ekualitas atau kesejajaran di antara pihak-pihak yang bermitra. b. Transparansi/keterbukaan dalam menjalankan program kemitraan. c. Saling menghormati. d. Penyelesaian masalah kerjasama secara musyawarah. e. Tanggung jawab bersama semata-mata untuk membantu program percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan.

1) Memanfaatkan bersama sumber daya manusia dalam rangka menunjang PBM yang berkualitas 2) Memanfaatkan bersama bahan ajar dalam rangka standardisasi materi belajar 3) Memanfaatkan bersama sarana prasarana laboratorium 4) Melakukan koordinasi dalam rangka penjaminan mutu, pendanaan, pemetaan wilayah asal mahasiswa, besarnya biaya kuliah 5) Menyepakati secara bersama sistem penilaian PPKHB 6) Merumuskan bersama tentang usulan kepada Dirjen Dikti dalam rangka mengatasi masalah penyelengaraan program yang terkait dengan kebijakan Dikti.

5. Ruang Lingkup Ruang lingkup panduan kemitraan ini meliputi pola dan mekanisme kemitraan yang dijalin antara Perguruan Tinggi Penyelenggara dengan: a. Perguruan Tinggi Penyelenggara yang lain; b. Perguruan Tinggi Mitra; c. Dinas Pendidikan; b. PT Penyelenggara dan PT Mitra 1) Dalam penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, perguruan tinggi penyelenggara dapat melakukan kemitraan dengan perguruan tinggi lain, yang dinamakan PT Mitra. Perguruan tinggi mitra dipilih dan ditetapkan oleh perguruan tinggi penyelenggara yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a) memiliki program studi yang relevan; b) memiliki sumberdaya yang dapat dimanfaatkan bersama dan memiliki ijin penyelenggaraan dari Dirjen Dikti; c) memiliki tenaga pengajar yang berkualifikasi sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005; d) memiliki sarana dan prasarana yang menunjang penyelenggaraan Program S-1 Pendidikan bagi Guru dalam Jabatan sesuai dengan peraturan perundangan; e) taat azas dalam penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan;

d. Badan Kepegawaian Daerah (BKD); dan e. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kependidikan (P4TK).

6. Sifat dan Bentuk Kemitraan a. Antarperguruan tinggi Penyelenggara PT Penyelenggara dengan PT Penyelenggara lain dapat melakukan kemitraan dan koordinasi dalam hal pemanfaatan SDM, bahan belajar, sarana perkuliahan, dan sistem penilaian Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) serta mengajukan berbagai usulan program.

25
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

26

f)

membuat laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) sekurang-kurangnya 2 (dua) semester terakhir;

penggunaan sarana pembelajaran lainnya termasuk pelaksanaan kegiatan praktik dan praktikum. e) Selain kemitraan dalam lingkup yang telah dijelaskan di atas, kemitraan juga dapat dilakukan dalam hal penerimaan mahasiswa calon peserta program ini. PT Mitra dapat membantu dalam hal penerimaan pendaftaran dan kelengkapan berkas pendaftaran yang kemudian akan dikirim ke PT Penyelenggara. Adapun penetapan calon mahasiswa sebagai peserta program menjadi kewenangan dan ditetapkan oleh PT Penyelenggara. f) Hal-hal yang berkenaan dengan segala bentuk kemitraan dan berbagai pembiayaan yang terkait dengan adanya kemitraan di atas, dilakukan atas kesepakatan bersama antara kedua belah pihak dan diwujudkan dalam suatu MoU (naskah kesepahaman bersama).

g) mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang akan mengirimkan guru untuk mengikuti program ini; dan h) Perguruan tinggi yang bukan Program Pengadaan Tenaga Kependidikan (PPTK) dapat menjadi mitra perguruan tinggi penyelenggara dengan ketentuan memiliki program studi serumpun dan telah terakreditasi minimal B.

2) Kemitraan dengan perguruan tinggi mitra dapat dilakukan dalam bentuk pemanfaatan bersama, antara lain: pemanfaatan SDM, pengadaan bahan belajar mandiri, pelaksanaan perkuliahan, kegiatan praktik dan praktikum. a) Kemitraan PT Penyelenggara dan PT Mitra dilakukan dalam pemanfaatan dan optimalisasi SDM, khususnya dosen, yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pembelajaran/ perkuliahan. Dosen yang ditugaskan sebagai pengampu mata kuliah ditetapkan oleh PT Penyelenggara atas usulan PT Mitra sesuai dengan latar belakang kualifikasi akademik, pengampuan mata kuliah sebelumnya, dan jabatan fungsional yang dimiliki oleh dosen yang bersangkutan. b) Dosen yang telah ditetapkan oleh PT Penyelenggara dapat menjadi pengampu mata kuliah dan melaksanakan perkuliahan pada program ini yang penyelenggaraan perkuliahan dilaksanakan di PT Mitra atau di wilayah PT Mitra berada. c) Kemitraan antara PT Penyelenggara dan PT Mitra juga dapat dilakukan berkaitan dengan pengadaan bahan belajar mandiri. Bahan belajar mandiri yang dimiliki PT Mitra dapat dioptimalkan penggunaannya dalam program ini sesuai dengan kesepakatan antara keduanya. d) Kemitraan juga dapat dilakukan dalam hal penyelenggaraan perkuliahan, baik berupa penggunaan tempat kuliah, maupun
27
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

3) Perguruan tinggi penyelenggara dapat bermitra dengan perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan PPTK yang berlokasi di wilayah tertentu dalam menyelenggarakan program tertentu. Jika di suatu wilayah tertentu, tidak ada perguruan tinggi dan atau program studi yang ditunjuk untuk menyelenggarakan program ini, maka perguruan tinggi yang telah ditunjuk sebagai penyelenggara dapat menyelenggarakan program sesuai dengan penunjukkannya dengan persyaratan telah menjalin kerjasama dengan pemerintah di daerah tersebut (bupati/dinas pendidikan) dalam penyelenggaraan program ini.

4) Dalam hal tidak ada perguruan tinggi penyelenggara PPTK, perguruan tinggi penyelenggara PPTK yang memiliki program studi satu rumpun dapat menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan dengan bermitra dengan perguruan tinggi lain yang tidak menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi relevan dan terakreditasi minimal B.

28
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

c.

PT Penyelenggara dan Dinas Pendidikan Kemitraan antara PT Penyelenggara dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/ Kota dapat dilakukan dalam hal: 1) Penerimaan (rekrutmen) mahasiswa Dinas Pendidikan dan PT Penyelenggaraa mengkaji data administrasi pendaftar. 2) Penilaian PPKHB Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memfasilitasi penyusunan portofolio PPKHB selanjutnya PT penyelenggara menilai portofolio PPKHB. 3) Bantuan dana pendidikan Atas usulan PT Penyelenggara dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi dan atau Kabupaten/Kota mengajukan bantuan biaya pendidikan kepada pemerintah daerah setempat dan/atau LPMP bagi guru-guru yang mengikuti program. 4) Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perkuliahan. Jika dipandang perlu : Dinas Pendidikan memfasilitasi adanya sarana dan prasarana penunjang yang digunakan untuk penyelenggaraan perkuliahan. Dinas pendidikan mengkoordinasikan pelaksanaan pembelajaran di daerah dengan PT penyelenggara. 3) 2)

b) Penetapan alokasi biaya bantuan pendidikan yang bersumber dari APBD. c) Proses perijinan tugas belajar bagi guru PNS. Melakukan pendataan calon peserta program berdasarkan kuota, kualifikasi akademik sebelumnya, dan kondisi geografis peserta program. Menadatangani kontrak kerja sama dengan PT Penyelenggara, jika diperlukan.

e.

PT Penyelenggara dan PMPTK 1) PMPTK berkoordinasi dengan PT Penyelenggara untuk membahas dan menghasilkan kesepakatan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a) Menyediakan dan memutakhirkan data guru kelas dan guru mata pelajaran yang akan mengikuti program pendidikan guru S1 dalam jabatan. b) Menyediakan sarana belajar/ fasilitas belajar tutorial. c) Menyediakan bantuan pendidikan bagi peserta program S-1 dalam jabatan setiap tahun. d) Memfasilitasi dan mengkoordinasi pelaksanaan sosialisasi program S-1 dalam jabatan dan PPKHB. e) Memfasilitasi rapat koordinasi Forum dalam rangka persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program. LPMP berkoordinasi dengan PT Penyelenggara untuk membahas dan menghasilkan kesepakatan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a) Melaksanakan sosialisasi Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan dan PPKHB. b) Menyediakan dan memutakhirkan data guru yang akan mengikuti Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. c) Mengadministrasikan bantuan pendidikan bagi guru peserta Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan.

2)

d.

PT Penyelenggara dan Badan Kepegawaian Daerah 1) Mengadakan koordinasi untuk membahas hal-hal berikut. a) Rencana penuntasan peningkatan kualifikasi akademik Guru dalam Jabatan yang belum S-1/D-IV, termasuk guru-guru pada mata pelajaran langka dan anak berkebutuhan khusus.

29
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

30

d) Melakukan koordinasi bersama PT penyelenggara dengan pemerintah daerah (Dinas Pendidikan dan BKD); e) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan Forum PT penyelenggara dan mitra; f) Memfasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.

7. Penutup Kemitraan menjadi salah satu ciri dalam Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, oleh karena itu dengan dibangunnya kemitraan diharapkan dapat menjembatani dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi, baik oleh instansi terkait di daerah, PT penyelenggara, PT mitra maupun pihak peserta program.

31
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

32

LAMPIRAN 2
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menetapkan :

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2008;

MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN. Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan adalah program penyelenggaraan pendidikan yang secara khusus diperuntukkan bagi guru tetap dalam jabatan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan program sarjana (S-1) kependidikan. Proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengintegrasikan sistem perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi, dan sistem pembelajaran mandiri. Perkuliahan tatap muka adalah proses interaksi langsung dan terjadwal antara dosen dan mahasiswa dalam mencapai tujuan/kompetensi. Perkuliahan termediasi adalah proses interaksi terjadwal antara dosen dan mahasiswa dalam mencapai tujuan/kompetensi melalui pemanfaatan berbagai jenis media dan teknologi. 34
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Menimbang

a. bahwa untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan perlu menyelenggarakan program sarjana (S1) kependidikan bagi guru dalam jabatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan;

2.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586);

3.

4. 5.

33
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

6.

Pembelajaran mandiri adalah proses interaksi mahasiswa dengan sumber belajar yang dilakukan dengan menggunakan bahan belajar mandiri, baik dengan bantuan tutorial atau tanpa bantuan tutorial. Tutorial adalah bentuk bantuan belajar akademik yang secara langsung berkaitan dengan materi ajar, dan dapat dilaksanakan secara tatap muka atau termediasi. Bahan belajar mandiri adalah substansi pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk bahan cetak, audio, dan audio visual yang dapat digunakan mahasiswa untuk proses belajar mandiri. Praktik adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengaplikasikan teori, konsep, atau prosedur dengan pengawasan langsung dosen/pembimbing. Praktikum adalah kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan validasi fakta atau hubungan antar fakta, sesuai yang disyaratkan dalam kurikulum. Program pemantapan lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum. Penilaian hasil belajar adalah pemberian nilai terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa, baik dalam perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi maupun pembelajaran mandiri. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang Pendidikan Nasional. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 2

a.

7.

b.

memungkinkan guru memiliki kesempatan lebih luas untuk memperoleh peningkatan kualifikasi akademik dengan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya di sekolah; dapat mewujudkan sistem penyelenggaraan pendidikan guru dalam jabatan yang efisien, efektif, dan akuntabel serta menawarkan akses layanan pendidikan yang lebih luas tanpa mengabaikan kualitas; Pasal 4

8.

(1)

9.

Program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Menteri. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perguruan tinggi yang telah memiliki: a. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang memiliki ijin penyelenggaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; b. program studi sarjana (S-1) kependidikan yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai minimal B, kecuali untuk program studi sarjana (S-1) pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)/ pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)/ pendidikan guru pada anak usia dini (PGPAUD) memiliki ijin penyelenggaraan dan mendapatkan penugasan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; c. perjanjian kerjasama antara pimpinan perguruan tinggi dan kepala daerah dalam rangka peningkatan kualifikasi akademik guru; d. perjanjian kemitraan dengan perguruan tinggi lain yang memiliki izin dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam rangka penyelenggaraan program peningkatan kualifikasi akademik guru; e. sarana dan prasarana yang menunjang penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; f. bahan ajar untuk kepentingan perkuliahan tatap muka dan/atau termediasi, dan pembelajaran mandiri; g. laporan evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) sekurang-kurangnya 2 (dua) semester terakhir. Perguruan tinggi penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagI guru dalam jabatan dapat bermitra dengan perguruan tinggi lain 36
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

10.

(2)

11.

12.

13. 14.

Tujuan penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan yaitu untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan. Pasal 3 Penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilaksanakan dengan mengutamakan hal berikut: (3)

35
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

yang berlokasi di wilayah tertentu dalam menyelenggarakan program studi tertentu, jika di wilayah tersebut tidak ada program studi yang ditugaskan untuk menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan. (4) Dalam hal tidak ada perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi dalam bidang tertentu, perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang memiliki program studi satu rumpun dapat menyelenggarakan program sarjana (S-1) kependidikan dengan bermitra dengan perguruan tinggi lain yang memiliki program studi relevan dan terakreditasi minimal B. Ketentuan mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan rambu-rambu penyelenggaraan program diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. Pasal 5 (1) Struktur kurikulum program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan terdiri atas mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka dan/atau termediasi dan mata kuliah yang dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran mandiri dengan tutorial dan tanpa tutorial. Penetapan mata kuliah tatap muka dan/atau termediasi didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut mempersyaratkan adanya praktik atau praktikum. Penetapan mata kuliah melalui pembelajaran mandiri dengan tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut menunjang pengembangan kompetensi profesional. Penetapan mata kuliah melalui pembelajaran mandiri tanpa tutorial didasarkan atas pertimbangan bahwa mata kuliah tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa, baik perorangan maupun berkelompok. Perguruan tinggi mengembangkan bahan ajar, baik untuk kepentingan perkuliahan tatap muka maupun pembelajaran mandiri atau 37
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

memanfaatkan bahan belajar mandiri yang telah dikembangkan dan tersedia di perguruan tinggi lain. (6) Beban studi satuan kredit semester (sks) yang ditempuh dalam program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan sama dengan beban studi satuan kredit semester (sks) yang berlaku pada program studi yang sama di perguruan tinggi penyelenggara. Perguruan tinggi dapat memberikan pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar yang pernah diperoleh sebelumnya, baik pada jalur pendidkan formal maupun pendidikan non formal sebagai pengurang beban studi yang harus ditempuh. Pengakuan terhadap pengalaman kerja dan hasil belajar yang pernah diperoleh sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (7) paling banyak 65% dari jumlah sks yang harus ditempuh. Pengalaman kerja dan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan terakreditasi yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Gugus, atau lembaga lain yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

(7)

(5)

(8)

(9)

(2)

(10) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) diatur oleh perguruan tinggi penyelenggara masing-masing. (11) Perkuliahan termediasi dan pembelajaran mandiri dapat dilaksanakan di kampus perguruan tinggi penyelenggara, kampus perguruan tinggi mitra, tempat kegiatan kelompok kerja guru (KKG), tempat kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), Information Communication Technology Centre (ICT Centre), lembaga penjaminan mutu pendidikan (LPMP), pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK), dan lembaga/tempat lain yang direkomendasikan oleh dinas pendidikan setempat. (12) Penyelenggaraan program pemantapan lapangan (PPL) diatur dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perguruan tinggi.

(3)

(4)

(5)

38
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

(13) Penilaian hasil belajar harus dapat mencerminkan kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa melalui: a. mekanisme ujian secara komprehensif dengan pengawasan langsung; b. dalam bentuk pemberian tugas yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 6 (1) Peserta program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan adalah guru tetap yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bukan PNS. Guru tetap bukan PNS adalah guru yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan dari penyelenggara satuan pendidikan yang berbadan hukum. Penetapan peserta program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui seleksi administratif oleh perguruan tinggi penyelenggara. Penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dilarang menerima peserta di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2). Pasal 7 (1) Perguruan tinggi penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dievaluasi secara berkala untuk mengetahui kelayakan penyelenggaraan. Menteri dapat mencabut penetapan perguruan tinggi yang melanggar ketentuan penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan. Pasal 8 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 2008
Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum II,

(2)

(3)

(4)

(2)

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

39
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

40

Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

Putut Pujogiri, S.H. NIP 131661278

BAMBANG SUDIBYO

LAMPIRAN 3
SALINAN

3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Paraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 5. Keputusan Presiden Nomor 187/M/2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2007; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN. Perguruan tinggi sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini ditetapkan sebagai perguruan tinggi penyelenggara program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan. Perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Pertama bertugas menyelenggarakan program sarjana (S1) kependidikan bagi guru dalam jabatan untuk program studi sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. Biaya penyelenggaraan program sarjana (S-1) kependidikan bagi guru dalam jabatan dibebankan kepada peserta (swadana) dan/atau bantuan pendidikan dari pihak lain. 42
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 015/P/2009 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang

bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan; 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 41

PERTAMA

Mengingat

KEDUA

KETIGA

Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

KEEMPAT

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 015/P/2009 TANGGAL 16 Pebruari 2009 PERGURUAN TINGGI PENYELENGGARA PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
NO 1 PROVINSI BALI PERGURUAN TINGGI Univ. Pendidikan Ganesha 1 2 3 NAMA PRODI Bimbingan Konseling Pend. Bahasa dan Sastra Inggris Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Pend. Kesejahteraan Keluarga (Keterampilan) Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Anak Usia Dini (PAUD) Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Luar Sekolah (PLS) Pend. Matematika

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Februari 2009 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

TTD

BAMBANG SUDIBYO
Dr. Andi Pangerang Moenta, SH, MH, DFM NIP 131661823

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 2 3 BANTEN BENGKULU 1 Univ. Sultan Ageng Tirtayasa Univ. Bengkulu 1 1 2 3 4 5 6 7 8

43
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

44

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI

NAMA PRODI Pend Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Ekonomi Pend. Kewarganegaraan Administrasi Perkantoran Pend. Akuntansi Pend. Bahasa & Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jawa Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa Perancis Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan Hukum Pend. Sejarah Pend. Seni Kerajinan Pend. Seni Musik Pend. Seni Rupa Pend. Seni Tari Pend. Sosiologi Pend. Teknik Boga Pend. Teknik Busana Pend. Teknik Elektro Pend. Teknik Mesin

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 26 27 28 2 Univ. PGRI Yogyakarta 1 2 3 4 3 Univ. Sanata Dharma Yogyakarta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 Univ. Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 1 2 3 4 5 5 Univ. Ahmad Dahlan Yogyakarta Univ. Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta 1 2 3

NAMA PRODI Pend. Teknik Sipil dan Perencanaan Penjaskes dan Rekreasi (PJKR) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Bimbingan dan Konseling Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Ilmu Pend. Kekhususan Pend. Agama Katolik Pend. Akuntansi Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Sejarah Pend. Bahasa Inggris Pend. Fisika Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Matematika Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika

9 2 Univ. Muhamadiyah Bengkulu 1 2 4 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) 1 Univ. Negeri Yogyakarta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

DKI JAKARTA

45
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

46

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 4 2 Univ. Negeri Jakarta 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

NAMA PRODI Pend. Sejarah Bimbinga Konseling Pend. Administrasi Perkantoran Pend. Akuntansi Pend. Anak Usia Dini (PAUD) Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa Perancis Pend. Bahsa Arab Pend. Biologi Pend. Ekonomi dan Koperasi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani Kesehatan Rekreasi

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 26 27 28 29 30 31 32

NAMA PRODI Pend. Tata Busana Pend. Tata Niaga Pend. Tata Rias Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Elektro Pend. Teknik Elektronika Pend. Teknik Mesin Bimbingan Konseling Manajemen Pendidikan Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani dan Kesehatan Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Kimia Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Sejarah Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. IPS Pend. Kimia Pend. Matematika

GORONTALO

Univ. Negeri Gorontalo

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pend. Kepelatihan Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Seni Musik Pend. Seni Rupa Pend. Seni Tari Pend. Tata Boga 7 JAMBI Univ. Jambi

11 12 13 14 1 2 3 4 5 6

47
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

48

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 7

NAMA PRODI Pend. Fisika Pend. Bahasa Inggris Pend. Jasmani Kesehatan dan Jasmani Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Akuntansi Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Pend. Sejarah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Luar Biasa Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Luar Sekolah Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Biologi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Matematika

NO

PROVINSI 7

PERGURUAN TINGGI Univ. Pendidikan Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

NAMA PRODI Pend. Administrasi Perkantoran Pend. Akuntansi Pend. Bahasa Arab Pend. Bahasa Daerah (Sunda) Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jepang Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa Perancis Pend. Biologi Pend. Ekonomi Koperasi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD)/ PGTK Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Gurun Sekolah Dasar Penjas S1 Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Sejarah Pend. Seni Musik Pend. Seni Rupa Pend. Seni Tari Pend. Tata Boga Pend. Tata Busana

JAWA BARAT

STKIP Pasundan Cimahi

1 2 3

Univ. Galuh Ciamis

1 2 3 4 5 6

Univ. Islam Nusantara

1 2 3 4 5

Univ. Kuningan

1 2 3

Univ. Pakuan

1 2 3

Univ. Pasundan Bandung

1 2 3 4 5 6

49
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

50

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 29 30 31 32 33 34 8 Univ. Siliwangi Tasikmalaya 1 2 3 4 5 6 7 8

NAMA PRODI Pend. Tata Niaga (Manajemen Bisnis) Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Mesin Penjaskes dan Rekreasi (PJKR) Psikologi Pend. dan Bimbingan Teknologi Pendidikan Pend. Bahasa da Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Ekonomi/ Tata Niaga Pend. Geografi Pend. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Fisika Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Psikologi Pend. dan Bimbingan Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 4 5 4 Univ. Muhamadiyah Purwokerto 1 2 3 4 5 6 5 Univ. Muhamadiyah Surakarta 1 2 3 4 5 6 7 8 6 7 Univ. Negeri Semarang Univ. Panca Sakti, Tegal 1 1 2 3 4

NAMA PRODI Pend. Sejarah Bimbingan Konseling Pend. Anak Usia Dini (PAUD) Pend. Bahasa Indonesia dan daerah Pend. Bahasa nggris Pend. Biologi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Akuntansi Pend. Anak Usia Dini (PAUD) Pend. Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Bahasa Inggris Pend. Ekonomi Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Bhs dan Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa, Sastra Indoneia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi

JAWA TENGAH

IKIP PGRI Semarang

1 2 3 4 5 6 7

IKIP Veteran Semarang

1 2 3

Univ. Sebelas Maret Surakarta (UNS)

1 2 3 4 5 6

Univ. Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

1 2 3

51
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

52

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 9 Univ. Vet. Bangun Nusantara Sukaharjo 1 2 3 4 5 6

NAMA PRODI Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Pend. Kewarganegaraan (PKn)

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 3 5 6 STKIP PGRI Lamongan STKIP PGRI Nganjuk 1 1 2 7 8 STKIP PGRI Pasuruan STKIP PGRI Tulungagung 1 1 2 3 9 Univ. Dr. Sutomo Surabaya 1 2 10 11 Univ. Islam Darul Ulum Lamongan Univ. Jember 1 1 2 3 4 5 6 7 12 Univ. Muhamadiyah Gresik 1 2 13 Univ. Muhamadiyah Jember 14 Univ. Muhamadiyah Malang 1 1 2 3

NAMA PRODI Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Ekonomi Pend. Bahasa Inggris Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Inggris Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Ekonomi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Matematika Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Matematika Pend. Bahasa Inggris Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Bahasa Inggris Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Matematika Pend. Pelatihan dan Olah Raga Pend. Sejarah Pend. Seni Rupa Pend. Sosiologi Antropologi Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Mesin Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Biologi Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Psikologi Pend. dan Bimbingan Pend. Bahasa dan Sastra Daerah Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Bahasa Indonesia Pend. Ekonomi Pend. Matematika

10

JAWA TIMUR 1 2 IKIP PGRI Jember IKIP PGRI Madiun 1 1 2 3 4 3 STKIP PGRI Bangkalan 1 2 4 STKIP PGRI Jombang 1 2

53
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

54

NO

PROVINSI 15 16

PERGURUAN TINGGI Univ. Muhamadiyah Ponorogo Univ. Muhamadiyah Surabaya 1 1 2 17 Univ. Negeri Malang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 18 Univ. Negeri Surabaya 1 2 3 4

NAMA PRODI Pend. Matematika Pend. Matematika Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Bimbingan dan Konseling Pend. Administrasi Perkantoran Pend. Akuntansi Pend. Bahasa Arab Pend. Bahasa Indonesia dan Daerah Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jerman Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Seni Tari Pend. Tata Niaga Pend. Teknik Mesin Pend. Bahasa Daerah (Jawa) Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 19 Univ. Nusantaraa PGRI Kediri 1 2 3 4 5 6 7 20 Univ. PGRI Adibuana Surabaya 1 2

NAMA PRODI Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Pend. Kepelatihan Olahraga Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Sendratasik Pend. Seni Rupa Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Elektro Pend. Teknik Mesin Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Ekonomi Akuntansi Pend. Jasmani, Kesehatan Rekreasi Pend. Sejarah Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris

55
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

56

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 3 4 5 6 7 8 9 21 Univ. PGRI Banyuwangi 1 2 22 Univ. PGRI Ronggolawe 1 2 3 4

NAMA PRODI Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kepelatihan Olahraga Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Seni Rupa Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Bahasa Inggris Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Ekonomi Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Ekonomi Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa & Sastra Indonesia & Daerah Pend. Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 4 5 6 7 8 9 10

NAMA PRODI Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Bimbingan dan Konseling Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Ekonomi Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Matematika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Bahasa Inggris

13

KALIMANTAN TENGAH (KALTENG)

Univ. Palangka Raya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

11

KALIMANTAN BARAT (KALBAR)

Univ. Tanjungpura

1 2 3 4 5 6

12

KALIMANTAN SELATAN (KALSEL)

STKIP PGRI Banjarmasin

1 2

14

KALIMANTAN TIMUR (KALTIM)

1 2

IKIP PGRI Kalimantan Timur Univ. Borneo

1 1 2 3 4

Univ. Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Univ. Lambung Mangkurat

1 2

1 2 3

15

LAMPUNG

Univ. Lampung

1 2

57
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

58

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

NAMA PRODI Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani & Kesehatan Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Sejarah Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Sejarah Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 2 3 4 5 6 7 3 Univ. Mataram Univ. Nusa Cendana 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

NAMA PRODI Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Sejarah Pend. Matematika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Sejarah Pend. Anak Usia Dini (PAUD) Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia

19

NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

16

MALUKU

Univ. Pattimura

1 2 3

17

NANGRO ACEH DARUSALAM (NAD)

1 2

Univ. Al Muslim Bireun Univ. Syiah Kuala

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Kewarganegaraan (PKn) 21 RIAU 20 PAPUA

STKIP St. Paulus Ruteng Univ. Cendrawasih

1 1 2

Univ. Riau Pekanbaru

1 2

Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Olahraga dan Kesehatan Pend. Sejarah Pend. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Bimbingan Konseling

3 4 5 6 7

18

NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

1 2

IKIP Mataram STKIP Hamzanwadi Selong

1 1

59
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

60

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 8 9 10

NAMA PRODI Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Matematika Kurikulum dan Teknologi Pend. Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa dan Sastra Inggris Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Administrasi Perkantoran Kurikulum dan Teknologi Pend. Pend. Administrasi Perkantoran Pend. Akuntansi Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kepelatihan Olahraga Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Kimia Pend. Koperasi Pend. Luar Biasa Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

NAMA PRODI Pend. Sejarah Pend. Sendratasik Pend. Seni Rupa Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Elektro Pend. Teknik Elektronika Pend. Teknik Mesin Pend. Teknik Otomotif Penjaskes dan Rekreasi (PJKR) Psikologi Pend. dan Bimbingan Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Biologi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah

22

SULAWESI SELATAN (SULSEL)

Univ. Muhamadiyah Makassar

1 2 3 4

Univ. Negeri Makassar

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

23

SULAWESI TENGAH (SULTENG)

Univ. Tadulako Palu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

24

SULAWESI TENGGARA (SULTRA)

Univ. Haluoleo

1 2 3 4 5 6 7

61
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

62

NO 25

PROVINSI SULAWESI UTARA (SULUT)

PERGURUAN TINGGI Univ. Negeri Manado 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

NAMA PRODI Pend. Agama Hindu Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jepang Pend. Bahasa Jerman Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Geografi Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani Orkes Pend. Kepelatihan Pend. Kesehatan Rekreasi Pend. Kesejahteraan Keluarga Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sastra Indonesia Pend. Sejarah Pend. Sendratasik Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Elektro Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa dan Sastra Inggris Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Matematika Bimbingan Konseling

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

NAMA PRODI Manajemen Pendidikan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Pend. Kepelatihan Olahraga Pend. Kimia Pend. Luar Biasa Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Seni Drama, Tari dan Musik Pend. Seni Rupa Pend. Sosiologi dan Antropologi Pend. Tata Boga Pend. Tata Busana Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Elekronika Pend. Teknik Elektro Pend. Teknik Mesin Pend. Teknik Otomotif

26

SUMATERA BARAT (SUMBAR)

Univ. Bung Hatta Padang

1 2 3 4 5

Univ. Negeri Padang

63
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

64

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 29

NAMA PRODI Teknologi Pendidikan Pend. Bahasa Indonesia Pend. Bahasa Inggris Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Kewarganegaraan (PKn) Pend. Kimia Pend. Matematika Pend. Sejarah Pend. Agama Kristen Pend. Bahasa Inggris Pend. Fisika Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Bimbingan Konseling Pend. Bahasa Inggris Pend. Bahasa Jerman Pend. Bahasa Perancis Pend. Biologi Pend. Ekonomi Pend. Fisika Pend. Guru Pend. Anak Usia Dini (PGPAUD) Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pend. Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Pend. Kepelatihan Olah Raga

NO

PROVINSI

PERGURUAN TINGGI 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 3 Univ. Simalungun Pematang Siantar 1

NAMA PRODI Pend. Kimia Pend. Luar Sekolah Pend. Matematika Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pend. Sejarah Pend. Seni Musik dan Tari Pend. Seni Rupa Pend. Tata Boga Pend. Tata Busana Pend. Teknik Bangunan Pend. Teknik Mesin Pend. Biologi

27

SUMATERA SELATAN (SUMSEL)

Univ. Sriwijaya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

28

SUMATERA UTARA (SUMUT)

Univ. HKBP Nommensen

1 2 3 4 5

Univ. Negeri Medan

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Februari 2009 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


Salinan sesuai dengan aslinya. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TTD BAMBANG SUDIBYO

Dr. Andi Pangerang Moenta, SH, MH, DFM NIP 131661823

65
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

66

LAMPIRAN 4

dalam Jabatan, serta (7) Kepmendiknas No. 015/P/2009 tentang Penunjukkan Perguruan Tinggi Penyelenggara Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan. Ketiga, adanya aturan yang jelas tentang penyelenggaraan perkuliahan/pembelajaran, yang dalam proses perkuliahannya menggunakan pendekatan dual mode, yaitu melalui pengintegrasian sistem pembelajaran konvensional (tatap muka di kampus atau termediasi) dan sistem pembelajaran mandiri (tutorial dan atau tanpa tutorial) melalui pengaturan yang jelas dan terukur. Keempat, adanya penunjukan PT Penyelenggara Program yang dilakukan melalui penilaian terhadap kelayakan penyelenggara, diawali dengan pengusulan proposal dan kemudian dilakukan visitasi ke lapangan. Hasil penilaian terhadap calon PT Penyelenggara kemudian ditetapkan melalui Keputusan Menteri (Kepmendiknas No. 15/P/2009). Kelima, adanya kontrol mutu yang secara berkala dilakukan, baik penjaminan mutu yang dilakukan oleh PT Penyelenggara maupun kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program oleh Ditjen Pendidikan Tinggi. Keenam, adanya tempat pelaksanaan perkuliahan yang ditetapkan secara resmi atas kesepakatan bersama dan kemitraan antara PT Penyelenggara, PT Mitra, dan atau lembaga/ instansi yang terkait. Ketujuh, adanya Forum Koordinasi antar PT Penyelenggara, PT Mitra, Dinas Pendidikan, dan instansi terkait lainnya dalam penyelenggaraan program dan penuntasan peningkatan kualifikasi akademik guru. Kedelapan, penyelesaian dan beban studi dalam program ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kepmendiknas Nomor 234/U/2000).

PENEGASAN KELAYAKAN PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan merupakan suatu program yang dirancang dan diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi untuk memfasilitasi Guru dalam Jabatan dapat meningkatkan kualifikasi akademik dengan tidak meninggalkan tugas dan tanggung jawab di sekolah dengan alasan bahwa penyelesaian peningkatan kualifikasi guru tidak mungkin dapat diselesaikan melalui penyelenggaraan secara regular sesuai dengan target waktu yang ditetapkan. Namun demikian, pada awal implementasi program ini, beberapa instansi di daerah masih meragukan dan tidak menganjurkan para guru yang ada di wilayahnya untuk mengikuti peningkatan kualifikasi akademik melalui program ini. Hal ini disebabkan karena adanya persepsi bahwa program ini disamakan dengan kelas jauh yang secara yuridis dilarang oleh pemerintah. Perlu ditegaskan bahwa program ini dengan segala karakteristiknya berbeda dengan apa yang dinamakan dengan kelas jauh. Perbedaan program ini , antara lain berkaitan dengan: Pertama, ada dasar filosofis yang melandasi penyelenggaran program ini, yakni: diperlukan upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru dalam jabatan dengan kualitas yang sama tetapi peserta program tidak meninggalkan tugas pokok sebagai guru. Kedua, ada dasar hukum yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan program ini, yaitu: (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2) Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (3) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, (4) Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, (5) Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dan (6) Permendiknas No. 58 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru
67
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

68
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Program Sarjana (S-1) Kependidikan bagi Guru Dalam Jabatan

You might also like