Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN IMUNISASI
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit Suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 2
TUJUAN
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan mneghilangkan penyakit tertentu dari dunia Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu (intermediate goal)
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 3
RESPON IMUN
Respon imun primer ialah respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen Respon imun sekunder ialah respon imun yang diharapkan akan memberi respon adekuat bila terpajan pada antigen yang serupa.
Diberikannya vaksinasi berulang beberapa kali adalah agar mendapat titer antibodi yang cukup tinggi dan mencapai nilai protektif.
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 4
JENIS KEKEBALAN
1. Dilihat dari cara timbulnya A. Kekebalan pasif
Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh , bukan dibuat dari individu itu sendiri. Kekebalan pasif alamiah: kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu dan tidak berlangsung lama(difteri,morbili, tetanus) Kekebalan pasif buatan: kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan zat penolak (imunoglobulin).
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 5
CONT
B. Kekebalan aktif Kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya prosesnya lambat tapi dapat berlangsung lama, akibat adanya memori imunologik. Kekebalan aktif terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
Kekebalan aktif alamiah: kebalan yang diperoleh setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit. Contoh : anak yang pernah menderita campak maka tidak akan terserang campak lagi Kekebalan aktif buatan: kekebalan yang dibuat oleh tubuh setelah mendapat vaksin atau imunisasi. Contoh : BCG, DPT, polio dll.
IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 6
3/29/2012
3/29/2012
JENIS VAKSIN
Live Attenuated
yaitu bakteri atau virus hidup yang dilemahkan Virus : campak, gondongan, rubella, Polio sabin, demam kuning Bakteri : kuman TBC (BCG) dan demam tifoid oral
3/29/2012
10
CONT
Inactivated yaitu bakteri atau virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif atau dimatikan
Virus : influenza, Polio salk, rabies, hepatitis A Bakteri : pertusis (DPT), typoid, kolera Racun kuman seperti toksoid : dipteri toksoid (DPT), tetanus (TT) Polisakarida murni : pneumokokkus, meningokokus dan haemophylus influenza Vaksin yang dibuat dari protein : hepatitis B
3/29/2012
11
RANTAI VAKSIN
Adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menjaga vaksin pada suhu tertentu yang telah ditetapkan agar memiliki potensi yang baik mulai dari pembuatan vaksin sampai pada saat pemberinanya pada sasaran
3/29/2012
12
SIFAT VAKSIN
Vaksin yang sensitif terhadap beku Yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar dengan suhu dingin atau suhu pembekuan. Contoh : hepatitis B, DPT-HB, DPT, DT, dan TT
VAKSIN Hep B, DPT-HB-0 50c PADA SUHU DPT BERTAHAN SELAMA MAX 0,5 JAM
DPT, DT
DPT, DPT-HB, DT
50c - 100c
BEBERAPA 0c DIATAS SUHU UDARA LUAR (AMBIENT TEMPERATURE < 34 0c ) BEBERAPA 0c DIATAS SUHU UDARA LUAR (AMBIENT TEMPERATURE < 34 0c )
Hep B danTT
30 HARI
3/29/2012
13
PADA SUHU
BEBERAPA 0c DIATAS SUHU UDARA LUAR (AMBIENT TEMPERATURE < 34 0c )
BCG
30 HARI
3/29/2012
14
3/29/2012
15
3/29/2012
17
3/29/2012
18
BCG
IC
0,05 CC
10 MM
BUBUK + PELARUT
DPT
PAHA LUAR
IM/SC
0,5 CC
26/25 23 MM 26/25 23 MM 25 UK 23 MM
SIAP PAKAI
HEP B
PAHA LUAR
IM/SC
0,5 CC
SIAP PAKAI
CAMPAK
SC
0,5 CC
SIAP PAKAI
POLIO
TETES
2 TETES
3/29/2012
19
3/29/2012
21
3/29/2012
22
3/29/2012
23
Reaksi uji tuberkulin > 5 mm Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe Anak menderita gizi buruk Menderita demam tinggi Menderita infeksi kulit yang luas Pernah/masih menderita TBC Kehamilan
3/29/2012
24
CONT BCG
Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan Cara pemberian dan dosis vaksin Yaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, vaksin yang dilarutkan harus dibuang dalam 3 jam, Dosis: pada bayi < 1 tahun 0,05 ml & anak > 1 tahun 0,10 ml. Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) Penyimpanan vaksin Vaksin disimpan pada suhu 2-80C, tidak boleh beku dan tidak boleh terkena sinar matahari 3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 25 Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat dari 3 jam
CONT BCG Jadwal pemberian Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur 2 bulan Apabila diberikan >3bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux) Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif) Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahun Efek samping Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiri Proteksi Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) 3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 26 Mencegah TB berat 60-80%
HEPATITIS B
3/29/2012
27
VAKSIN HEPATITIS B
Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B Rekombinan DNA sel ragi tidak infeksius Pencegahan dapat diberikan dengan imunisasi pasif ataupun imunisasi aktif
3/29/2012
28
IMUNISASI PASIF
Imunisasi pasif Dilakukan dengan pemberian imunoglobulin IG/ISG (Immune Serum Globulin) HBIG (Hepatitis B Immune Globulin) Diberikan baik sebelum terjadinya paparan (preexposure) maupun setelah terjadinya paparan (postexposure) Indikasi utama pemberian imunisasi pasif Paparan dengan darah yang mengandung HbsAg, baik melalui kulit maupun mukosa Paparan seksual dengan pengidap HbsAg (+) Paparan perinatal ibu dengan HbsAg (+) Pemberian vaksin Pada kecelakaan jarum suntik Dosis : 0,06 ml/kg maks 5 ml harus diberikan dalam waktu 24 jam, diulangi 1 bulan kemudian Paparan seksual Dosis tunggal 0,06 ml/kg, dosis maks 5 ml harus diberikan dalam jangka waktu 2 minggu Paparan perinatal Dosis : 0,5 ml harus diberikan sebelum 48 jam
IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 29
3/29/2012
IMUNISASI AKTIF
Imunisasi aktif
Dilakukan dengan pemberian partikel HbsAg yang tidak infeksius Vaksin yang berasal dari plasma Vaksin yang dibuat dengan teknik rekayasa genetika Vaksin polipeptida Hevac-B (dosis ; dewasa 5 ug, anak 2,5 ug, pada ibu HbsAg (+) dosis 2x lipat) Hepaccine (dosis : dewasa 2 ug, anak 1,5 ug) B-Hepavac II (dosis ; dewasa 10 ug, anak 5 ug) Hepa-B (dosis : dewasa 20 ug) Engerix-B (dosis : anak 10 ug)
3/29/2012
30
CONT HEPATITIS B
Penyuntikan dilakukan secara intramuscular, didaerah deltoid atau paha anterior (jangan dilakukan didaerah bokong)
Efek samping yang terjadi umumnya ringan, seperti nyeri, bengkak, panas, mual, nyeri sendi maupun otot
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 31
JADWALMPEMBERIAN
Imunisasi Hb diberikan sedini mungkin setelah lahir Pemberian imunisasi Hb harus berdasarkan status HbsAg ibu pada saat melahirkan
Bayi lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nya
Vaksin rekombinan (Hb Vax-II 5 ug at Engerix-B10ug) atau vaksin plasma derived 10 ug (dalam waktu 12 jam), dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan
Diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan secara bersamaan di sisi tubuh yang berbeda dalam waktu 12 jam, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan
Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived pada umur 2-6 bulan, dosis kedua pada 1-2 bulan kemudian, dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi kesatu
Idealnya dilakukan Px anti HbsAg (paling cepat 1 bulan) Imunisasi ulang Hb (pada umur 10-12 tahun)
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN
32
CONT
Kejadian ikutan pasca imunisasi
Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi
Kontra Indikasi
Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontra indikasi absolut terhadap pemberian imunisasi hb terkecuali pada ibu hamil, alergi pada komponen vaksin, demam tinggi.
3/29/2012
33
3/29/2012
34
VAKSIN DPT
TUJUAN: Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus
Difteri dan tetanus : toksoid yang dimurnikan Pertusis : bakteri mati, terabsorbsi dalam alumunium fosfat
Tiap 1 ml terdiri dari 40Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 35
TOXOID DIFTERIA
Untuk imunisasi primer terhadap difteri digunakan toksoid difteri (alum precipitated formol toxoid) yang digabung dengan tetanus toxoid dan vaksin pertusis Imunisasi rutin pada anak,
Diberikan dengan 5 dosis yaitu pada usia 2, 4, 6 bulan yang diberikan bersamaan dengan polio. Dosis ulangan pada 15-18 bulan dan saat masuk sekolah harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ketiga
VAKSIN PERTUSIS
Untuk imunisasi yang dipakai adalah vaksin pertusis whole-cell (alum precipitated vaccine) yaitu vaksin yang merupakan suspensi kuman B pertusis mati Umumnya diberikan kombinasi bersama toxoid difteri dan tetanus
3/29/2012
37
TOXOID TETANUS
Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin yaitu :
A. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif adalah toxoid tetanus yang telah dilemahkan
Kemasan tunggal (TT) Kemasan dengan vaksin difteri (DT) Kemasan dengan vaksin difteri dan pertusis (DPT)
B. Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif (ATS)
3/29/2012
38
JADWAL PEMBERIAN
Upaya depkes dan kesos melaksanakan program eliminasi tetanus neonatorum (ETN) DPT I, DT atau TT dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut :
Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun.
Dengan 3 dosis toxoid tetannus pada bayi, dihitung setara dengan 2 dosis toxoid pada anak besar atau dewasa Dengan 4 dosis toxoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis pada dewasa
Toxoid tetanus kelima (DPT 5) diberikan pada usia sekolah, akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun.
Tetanus toxoid tambahan yang diberikan pada tahun berikutnya di sekolah (DT 6 atau DT) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi.
Dengan 5 toxoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toxoid dewasa
Jadi PPI merekomendasikan tetanus toxoid (DPT, DT, TT) 5x untuk memberikan perlindungan seumur hidup sehingga wanita usia subur (WUS) mendapat perlindungan terhadap bayi yang dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 39
Dengan 6 dosis toxoid tetanus pada anak dihitung setara dengan 5 dosis toxoid pada dewasa
JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI DPT 1 - 3 DPT 4 (TT) WAKTU PEMBERIAN 3X 1X DOSIS 3 DOSIS TT 4 DOSIS TT PD BAYI, ANAK 3 DOSIS DWS USIA 2, 4, 6 BLN 18 24 BLN
DPT 5 (TT)
1X
4 DOSIS TT
USIA SKLH
DPT 6 (DT)
1X
6 DOSIS TT
USIA SKLH
3/29/2012
40
T2 T3 T4
T5
3/29/2012
25 TAHUN
41
CONT
Kontra Indikasi
Riwayat anafilaksis Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
KIPI
Lokal : bengkak, kemerahan, nyeri pada tempat suntikan Demam, gelisah, menangis terus menerus Reaksi anafilaktik, ensefalopati 1/50.000 dosis
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 42
POLIO
3/29/2012
43
VAKSIN POLIO
Ada 2 macam jenis vaksin polio
Vaksin virus polio oral (OPV) Vaksin polio inactivated (IPV)
3/29/2012
44
3/29/2012
46
JADWAL PEMBERIAN
OPV diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dan Program Eradiksi Polio (ERAPO) tahun 2000 Kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 23 bulan yang diberikan 3 dosis terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml) diberikan per oral pada umur 2-3 bulan dapat diberikan bersama-sama waktunya dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis B
3/29/2012
47
CONT
Setelah vakisnasi, sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala Pusing-pusing, Diare ringan dan Sakit pada otot Kontrai indikasi pemberian OPV
Penyakit akut atau demam (suhu >38,5 C) Muntah atau diare Sedang dalam proses pengobatan kortikosteroid atau imuno supresif oral maupun suntikan, juga pengobatan radiasi umum Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan sistem retikuloendotelial seperti limfoma, leukimia, dan anak dengan mekanisme imunologik yang terganggu, misal pada hipogamaglobulinemia Menderita infeksi HIV/anggota keluarga sebagai kontak
IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 49
3/29/2012
CAMPAK
3/29/2012
50
VAKSIN CAMPAK
Tahun 1963 dibuat dua jenis vaksin campak
Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, jangan terkena sinar matahari Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium) Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
3/29/2012
51
3/29/2012
52
CONT
Reaksi KIPI
Demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 56 dan berlangsung selama 2 hari Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hari
Kontra indikasi
Demam tinggi Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi Hamil Mempunyai riwayat alergi
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 53
3/29/2012
54
3/29/2012
55
Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan Serokonversi pada >95% kasus Kontraindikasi :
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12 minggu).
Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autisme
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN
57
Diberikan secara intramuscular, pada usia > 2 tahun Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 58
VAKSIN HEPATITIS A
KOMPOSISI:
Virus inaktif dalam formaldehid
Indikasi :
anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti asuhan
Indikasi kontra :
demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
VAKSIN VARISELA
KOMPOSISI:
Virus hidup dilemahkan, strain Oka
Diberikan pada anak usia 1-13 tahun Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6 minggu setelah vaksinasi) Aman, efektif dan ekonomis
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 60
VAKSIN INFLUENSA - 1
Vaksin Influenza-1 Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS)
3/29/2012
61
Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara Strain 2004 untuk daerah selatan H1N1 (new Caledonia/20/99) H3N2 (Fujian/411/2002) Hongkong/330/2001 Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau subcutan 6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu kemudian Vaksinasi diulang tiap tahun
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 62
Vaksin kombinasi (tetract-Hib dan Infantrix-Hib) Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib Kontra indikasi Sama dengan komponen masing-masing vaksin
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 63
3/29/2012
64
3/29/2012
65
Vaksin DPT, DT, TT, hepatitis B dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak vial vaksin dibuka Vaksin polio dapat digunakan kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka Vaksin campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih dari 8 jam sejak dilarutkan. Sedangkan vaksin BCG hanya boleh digunakan 3 jam setelah dilarutkan Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid Penyimpanan pada suhu 2-80C , jangan terkena sinar matahari maupun beku
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 66
REFERENSI
Diktat kuliah Modul 2 : EPI vaccines. 1998. Hal 2. Geneva Pedoman imunisasi di Indonesia. 2005. hal 88 Vademecum biofarma. 2002 WHO : expanded programme or immunization . immunization in practice
3/29/2012 IMUN & IMUNSASI _ SUTARMI,MN 67