You are on page 1of 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP TRAPESIUM DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL MEQIP (MATHEMATICS

EDUCATION QUALITY IMPRIVEMNT PROGRAMME) PADA SISWA KELAS VII MTS MA PASIRDURUNG

PROPOSAL SKRIPSI Oleh : ROSMIATI 41032151085050

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2009

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP TRAPESIUM DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MODEL MEQIP (MATHEMATICS EDUCATION QUALITY IMPRIVEMNT PROGRAMME) PADA SISWA KELAS VII MTS MA PASIRDURUNG PROPOSAL SKRIPSI Oleh : ROSMIATI 41032151085050 Pembimbing I, Pembimbing II,

Heru Sujiarto, Drs. M.Pd. Nip. 0016016201 Diketahui,

H. Asep Darojat, Drs. Nip. 0421085901

Ketua Program Studi Matematika

Heru Sujiarto, Drs. M.Pd. Nip. 0016016201

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2009

A. JUDUL Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Konsep Trapesium dengan Menggunakan Alat Peraga Model MEQIP (Mathematics Education Quality Improvement Programme) di MTs MA Pasirdurung B. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdampak pada persaingan global yang apabila tidak diantisipasi sedini mungkin bangsa akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Pemerintah telah berusaha mengantisipasi dampak perkembangan global tersebut dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Salah satu cara untuk mengembangkan dan membentuk SDM yang handal dan berkualitas tersebut dengan melaksanakan kegiatan peningkatan mutu pendidikan matematika. Pembelajaran matematika di tingkat dasar dan menengah pertama harus mampu menerapkan empat pilar pendidikan UNESCO yaitu "Learning to tnow to do, learning to be, and learning to life together". Direktorat Pembina TK/SD mendesain pembelajaran matematika yang menyenangkan 'Joyful Learning' atau PAKEM dengan alat peraga matematika. (Depdiknas, 2007:1) Pembelajaran matematika dengan alat peraga diharapkan akan mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika yang masih dalam perkembangan berfikir konkret, pendidikan ditingkat dasar dan menengah merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan berfikir, oleh karena itu merupakan saat yang tepat untuk menstimulasi seoptimal mungkin dengan mendesain pembelajaran matematika yang menantang namun tetap menyenangkan Dengan menggunakan alat peraga matematika merupakan salah satu alternatif upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menciptakan situasi pembelajaran hal yang lebih konkret dan berorientasi pada keterampilan proses

(proses skill), mengembangkan maupun dan sikap ilmiah siswa melalui pembelajaran matematika bermakna, kreatif, mengaktifkan, menyenangkan dan siswa secara efektif, melalui kegiatan-kegiatan antara lain; mengamati, memperaktekan, mengembangkan pendapat sendiri, merumuskan dan menguji hipotesa, serta memilih, menerapkan dan menguji alternative pemecahan masalah. Selain itu mengembangkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran matematika dengan memperhatikan aspek rentang kendali mutu (Span of control), pola pembelajaran yang didesain agar siswa memiliki kepekaan kesadaran akan pentingnya matematika serta mampu menerapkan ilmunya dalam memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan seharihari (Depdiknas, 2005;3) Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan memberikan alternative dalam pembelajaran matematika terutama pada pembalajaran bangun datar trapesium dengan menggunakan alat peraga model MEQIP. MEQIP (Mathematics Education Quality Improvement Programme) merupakan model pembelajaran matematika yang menggunakan alat peraga (Media) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang matematika yang masih dalam perkembangan berfikir konkret. Pendidikan di tingkat dasar dan menengah pertama merupakan dasar bagi perkembangan kemampuan berfikir, oleh karena itu merupakan saat yang tepat untuk menstimulasi seoptimal mugkin dengan mendesain pembelajaran matematika yang menantang namun tetap menyenangkan . Hasil dari penelitian ini akan disajikan penelitian tindankan kelas (PTK) dengan judul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Konsep Trapesium Dengan Menggunakan Alat Peraga Model MEQIP (Mathematics Education Quality Improvement Programme) di MTs MA Pasirdurung Tahun Pelajaran 2009-2010

C. RUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan alat peraga MEQIP dalam pelajaran matematika konsep trapesium dapat meningkatkan hasil belajar siswa ? 2. Apakah hasil belajar siswa meningkat setelah dipraktekannya konsep trapesium dengan menggunakan alat peraga MEQIP ? 3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga MEQIP? Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, maka penelitian ini dibatasi pada materi kelas VII semester 1 tahun ajaran 2009/2010 di MTs MA Pasirdurung. Dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas pada pokok bahasan pendekatan persegi panjang yaitu konsep trapesium

D. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji epektifitas pelajaran matematka dengan dengan menggunakan alat peraga MEQIP dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui tindakan kelas secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran trapesium

dengan menggunakan alat peraga MEQIP. 2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa setelah

menggunakan alat peraga MEQIP. 3. Untuk mengetahui tanggapan siswa setelah diterapkannya alat

peraga model MEQIP pada konsep trapesium.

E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat untuk perbaikan dan peningkatan proses hasil belajar terutama bagi perorangan atau institusi di bawah ini : 1. bagi siswa : dengan menggunakan model pembelajaran alat peraga

MEQIP siswa akan lebih aktif sehingga dapat menumbuhkan semangat belajarnya, menemukan rumus-rumus yang ada kaitannya dengan pembelajaran, menjawab, melakukan suatu tindakan yang berpola terstruktur, terjalin kerjasama yang baik antar siswa sehingga aktifitas , dan antusias belajar lebih hidup dan meningkat. 2. bagi guru: dapat meningkatkan, menambah dan mengembangkan

wawasan lebih luas, sikap ilmiyah, kompetensi propesional guru dalam upaya peningkatan mutu proses pembelajaran matematika. 3. bagi kepala sekolah : menambah pengetahuan konsep dan strategi

model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga MEQIP dan sebagai acuan dalam membuat kebijakan sekolah dalam bidang mata pelajaran yang lainnya. F. ANGGAPAN DASAR Adapun anggapan dasar dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Guru mamapu meningkatkan pemahaman siswa pada konsep

trapesium dengan menggunakan alat peraga MEQIP. 2. Aktifitas siswa meningkat setelah diterapkannya alat peraga model

MEQIP. 3. Kemampuan memcahkan masalah meningkat setelah diterapkannya

penggunaan alat peraga MEQIP. 4. Pembelajaran konsep trapesium cocok dengan menggunakan alat

perga MEQIP.

G. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan pada rumusan masalah dan tanggapan dasar di atas maka hipotesis tindakan ini adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan alat peraga MEQIP epektif pada pembelajaran

Matematika konsep trafesium. 2. Penggunaan alat MEQIP dalam pelajaran Matematika dapat

meningkatkan hasil belajar siswa 3. Tanggapan siswa positif terhadap penggunaan alat peraga MEQIP

pada konsep trafesium.

H. KAJIAN PUSTAKA H.1. Pengertian Belajar Ada beberapa definisi belajar yang di kemukakan oleh para ahli diantaranya ; 1. Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang di sebabkan oleh pengalamannya yang berulangulang dalam situasi itu ( Hilgard dan Bower) 2. Belajar terjadi apa bila situasi simulasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu kesesudah mengalami situasi tadi (Gagne) Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan muncul perubahan tingkah laku. ( Wina Sanjaya)

H.2. Pengertian Matematika Sekolah Menurut Hudoyono (dalam Nurlelawati, 6), Menyatakan bahwa seseorang di kaitkan belajar Matematika, apabila pada orang tersebut terjadi suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan Matematika seperti perubahan yang tadinya tidak tau sesuatu konsep menjadi tau konsep dan mampu menggunakannya dan mempelajari materi lanjut dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa mengajar Matematika tingkat Dasar atau pertama harus menurut kemampuan siswa yaitu secara bertahap dari yang mudah ke yang sedang sampai pada ahirnya ke yang sulit (Abstrak), dan harus terus menerus di sampaikan berupa latihan-latihan dan menemukan pembuktian dengan menggunakan alat peraga.

H.3. Hakekat Matematika Seorang guru Matematika sebaiknya harus mengenal hakekat dari pada Matematika itu sendiri. Tanpa mengetahui hakekat Matematika tidak mungkin dapat memilih setrategi untuk mengajar Matematika dengan benar, penerapan setrategi dan metode mengajar akan memiliki banyak arti. Apabila kita memiliki hakekat matematika, Matematika itu adalah: a. Matematika adalah ratunya ilmu, Matematika tidak bergantung

kepada bidang study yang lainnya. b. Matematika adalah bahasa yang memiliki symbol dan istilah yang

hemat yang di sepakati bersama agar di pahami orang dengan cepat. c. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai

dari unsur yang tidak didepinisikan sampai unsur yang didepinisikan dan Matematika adalah ilmu pola keteraturan dan Matematika adalah pelayannya ilmu.

H.4. Pembelajaran

Matematika dengan menggunakan alat peraga

model MEQIP (Mathematics Educations Quality Improvement Program) Berbicara tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat di pahami sebagai berikut: Pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum, atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya. Peran aktif dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pada siswa. Guru hanyalah sebagai pembimbing, pendorong, dan narasumber belajar. Intraksi yang terjadi antara siswa dengan siswa dan antar siswa dengan guru dapat membuat hidup situasi belajar. Namun, kegiatan seperti ini akan dapat terlaksana dengan baik apabila sebelum melaksanakan kegiatan telah menyusun perencanaan yang baik, dilaksanakan dengan benar, dan di adakan penilaian sesuai dengan pencapaian tujuan. Dalam hal ini, istilah "pembelajaran" dapat diartikan sebagai proses kegiatan pembelajaran siswa yang berupa perencanaan pelaksanaan dan pengevaluasian program pengajaran, yang di dalamnya terlibat guru, siswa dan komponen lainnya. (Tarigan, 1986:4) Pelaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga MEQIP untuk menemukan konsep rumus luas trapesium dengan pendekatan persegi panjang, supaya mendapat kemudahan maka harus didukung oleh. 1. 2. 3. 4. 5. Penggunaan alat peraga Pengorganisasian kelas Tersedianya lembar kerja siswa Test individu Tahap penilaian siswa.

I. METODE PENELITIAN I.1. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian tindakan kelas hal ini dilakukan dengan maksud ingin mengetahui kemajuan belajar yang di alami oleh siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian proses pembelajaran yang dilakukan secara berencana, dan sistematis yang menyentuh secara langsung masalah dilapangan dengan maksud untuk memperbaiki tehnik pembelajaran, Metode pembelajaran, Materi pembelajaran, dan alat pembelajaran yang di gunakan. PTK memiliki karakteristik antara lain: 1. Di dasarkan pada permasalahan yang dihadapi guru dalam

instuksional 2. 3. 4. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaan Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan repleksi Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

intruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

Adapun prinsip dalam PTK adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan guru adalah mengajar, dan adapun metode PTK yang

diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar. 2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak berlebihan dari

guru sehingga berpeluang menunggu proses pembelajaran 3. 4. Metode yang digunakan harus reliabel Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya

merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab professional.

Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepribadian tinggi terhadap proses dan prosedur berkaitan dengan pekerjaan. Adapun langkah PTK dalam penelitian ini adalah: a. Orientasi

Orientasi merupakan kegiatan pendahuluan sebelum tindakan penelitian dilakukan, supaya menghasilkan gagasan untuk melakukan perbaikan dalam praktek belajar. b. Perencanaan

Perencanaan tindakan penelitian dalam kelas ini di susun berdasarkan masalah yang di fokuskan pada tujuan penelitian. Menetapkan siklus tindakan yang akan dilaksanakan adalah siklus I dan II. Siklus (prasiklus) merancang proses yang menggunakan alat peraga konvensional untuk menemukan konsep rumus luas trafesium Siklus I merupakan hasil pemantauan dan pengamatan dari prasiklus. Siklus II merupakan hasil penelitian dari siklus I. c. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini bisa dilakukan oleh peneliti itu sendiri atau guru sebagai pelaksananya d. Observasi

Observasi yaitu pelaksanaan pengamatan langsung oleh pengamat yang dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Observasi e. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi

Alur Penelitian OBSERVASI

Pra Siklus

Refleksi

Rencana

Refleksi

SUKLUS I

Tindakan

Observasi

Rencana

Refleksi

SUKLUS II

Tindakan

Observasi

Dan seterusnya

Sumber : Dimodifikasi dari Kemmis dan Mc. Taggart

1.2.

Instrumen Penelitian

Istrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tes Hasil Belajar Tes formatif merupakan penelitian terus menerus untuk memonivator keberhasilan siswa selama belajar mengajar berlangsung. Bentuk tes ini berupa uraian, dengan alasan menggunakan tes uraian ini akan menimbulkan sikap reatif pada siswa dan akan terlihat kemampuan proses berfikir siswa. b. Angket Angket siswa di gunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran tipe model pembelajaraan MEQIP c. Wawancara

Wawancara dilakukan sebelum tindakan pembelajaran maupun setelah pembelajaran untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran model MEQIP

1.3.

Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Mathl'aul Anwar Pasirdurung Sindangresmi, dan yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VII Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 40 orang. 1.4. Teknik Pengumpulan Data a. b. Tes Hasil Belajar, dilakukan setelah tindakan pembelajaran Angket, untuk mengetahui tanggapan siswa setelah

dilaksanakan pemebelajaran model MEQIP c. Wawancara, untuk memperoleh tanggapan siswa setelah

dilaksaksanakan pembelajaran model MEQIP

J.

TEKNIK ANALISIS DATA Data yang terkumpul dari hasil angket, wawancara dan tes hasil belajar

dihitung berdasarkan presentase. Beberapa tahap menganalisis data dalam penelitian, yaitu : 1. Kategori data

data dikategorikan berdasarkan focus masalah penelitian, dan focus penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang meliputi prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan mengganakan model MEQIP, aktifitas siswa dan skala sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif model MEQIP. 2. Validitas data

Agar data yang diperolah valid maka peneliti melakukan beberapa tindakan yaitu: a. b. c. terkumpul, Data yang telah terkumpul tersusun dan dianalisis berdasarkan presentase a. Menghitung presentase belajar siswa, hasil pembelajaran dilihat dari segi ketuntasan belajar siswa. mengambil data dari peneliti, guru dan siswa melakukan lembar wawancara, angket dan hasil belajar melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang

K = T x 100% N

Keterangan :

T : Jumlah siswa yang tuntas dalam belajar N : Jumlah siswa K : Presentase ketuntasan belajar siswa

b. Pengolahan angket Angket skala sikap yang digunakan yaitu, skala likert. Data yang diperoleh dari angket diolah dengan cara menghitung presentase pernyataan siswa.

F = P x 100% N Keterangan : P : Jumlah pernyataan N : Jumlah siswa F : Presentse pernyataan siswa

DAFTAR PUSTAKA

1. Depdiknas

, (2007) Diktat Penggunaan Alat Peraga MEQIP, Jakarta,

2. Sanjaya, Wina, (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana 3. Suherman, Eman, (1993), Strategi Belajar Mengajar Matematika. DEPDIKBUD, Modul 1-9, Universitas Terbuka. Jakarta 4. Rusefendi, S.T. (1994) Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang tua Murid, Guru SPG, Seri 5. Bandung, Tarsito 5. Munandir, (2001). Ensiklopedia Pendidikan. Malang : UM Press 6. Arikunto, Suharsimi (1997) Prosedur Penelitian uatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka

You might also like