You are on page 1of 5

Jenis-jenis Puisi baru beserta contohnya

Label: Aku pendidikan Puisi baru beserta contohnya Bentuk puisi ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Puisi baru lebih mementingkan isi daripada irama. Berdasarkan isinya, puisi baru dibedakan atas balada, elegi, romans, ode, himne, epigram, dan satire. A. Balada bentuk puisi baru yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang. Contoh: sangkuriang.. Kau begitu durhaka Pada ibumu Hingga menjadi Gunung tangkuban perahu B. Elegi bentuk puisi baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati. Contoh: tiada lagi tempatku mengadu Semua telah pergi dariku Ya allah engkau adalah tumpuan harapanku Bantulah aku menyelesaikan masalah ini C. Romansa bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama. Contoh: ibu Kasih sayangmu Takkan pernah luput Dari ingatanku Cintamu ibu Selalu dalam hatiku. D. Ode bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi kepahlawanan. Contoh: bagai mutiara diatas lautan Bagai cahaya dalam kegelapan Guru,itulah dirimu

Budi luhurmu takkan pernah hilang Walau ditelan masa E. Himne bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan. Contoh himne: Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati.

F. Epigram bentuk puisi baru yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda. Contoh epigram: Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

G. Satire Bentuk puisi baru yang berisi sindiran Contoh satire: Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

Penetapan jenis puisi baru berdasarkan pada jumlah larik yang terdapat dalam setiap bait. Jenis puisi baru dibagi menjadi distichon, terzina, quatrain, quint, sextet, septima, stanza atau oktaf, serta soneta. I. DISTIKON Distikon adalah sanjak 2 seuntai, biasanya bersajak sama. Contoh : Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh II. TERZINA Terzina adalah sanjak 3 seuntai. Contoh : Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bahgia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari Dari ; Madah Kelana Karya : Sanusi Pane III. QUATRAIN Quatrain adalah sanjak 4 seuntai Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) IV. QUINT Quint adalah sanjak 5 seuntai Contoh : I. Hanya Kepada Tuan

Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan II. Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan III. Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) V. SEXTET Sextet adalah sanjak 6 seuntai. Contoh : I. Merindu Bagia Jika harilah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) VI. SEPTIMA Septima adalah sanjak 7 seuntai. Contoh : I. Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Muhammad Yamin) VII. STANZA ( OCTAV ) Octav adalah sanjak 8 seuntai Contoh : I. Awan Awan datang melayang perlahan

Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane) VIII. SONETA Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance. CIRI CIRI SONETA : a. Terdiri atas 14 baris b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav. d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet. e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif. g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta h. Penambahan baris pada soneta disebut koda. i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata j. Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d Contoh : Gembala Perasaan siapa ta kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c ) Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin)

You might also like