You are on page 1of 25

BATUK BERKEPANJANGAN

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 2012

Kelompok A.10
Ketua : Sekretaris : Anggota :

SKENARIO 3

BATUK BERKEPANJANGAN Anak perempuan berusia 6 tahun dibawa ibunya ke klinik 24 jam dengan keluhan batuk berkepanjangan, keluhan sudah sejak tiga bulan terakhir, lama batuk lebih dari seminggu, sering pada dini hari sehingga tidur menjadi terganggu. Menurut ibu, pasien menderita alergi makanan terutaman ikan laut. Ayah pasien juga mempunyai riwayat alergi. Pada inspeksi terlihat pernapasan cepat dan sukar, disertai batuk-batuk paroksismal, terdengar suara mengi, ekspirasi memanjang, terlihat retraksi daerah supraklavikular, suprasternal, epigastrium dan sela iga. Bentuk dada emfisematous, bongkok kedepan, sela iga melebar, diameter anteroposterior toraks bertambah. Pada perkus terdengar hipersonor seluruh toraks, terutama bagian bawah posterior. Daerah pekak jantung dan hati mengecil. Pada auskultasi bunyi napas kasar/mengeras. Terdengar juga ronkhi kering dan ronkhi basah serta suara lendir dan mengi. Pasien didiagnosis sebagai asma episodik sering. Penanganan yang dilakukan pemberian b-agonis secara nebulisasi. Pasien diobservasi selama 1-2 jam, respon baik pasien dipulangkan dengan dibekali bronkodilator. Pasien kemudian dianjurkan kontrol ke klinik rawat jalan untuk reevaluasi tatalaksananya.

STEP 1

STEP 2

STEP 3

Memahami dan menjelaskan Asma


Memahami dan menjelaskan definisi Asma Memahami dan menjelaskan epidemiologi Asma Memahami dan menjelaskan etiologi Asma Memahami dan menjelaskan klasifikasi Asma Memahami dan menjelaskan patofisiologi Asma Memahami dan menjelaskan manifestasi Asma Memahami dan menjelaskan diagnosis Asma Memahami dan menjelaskan tatalaksana Asma Memahami dan menjelaskan komplikasi Asma Memahami dan menjelaskan pencegahan Asma Memahami dan menjelaskan prognosis Asma

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASMA

Kamus Kedokteran Dorland Serangan berulang dispnea (sesak napas / napas pendek) paroksismal, dengan radang jalan napas dan mengi akibat kontraksi spasmodik bronkus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Penyakit paru dengan karakteristik: 1) obstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan pengobatan; 2) inflamasi saluran napas; 3) peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan (hipereaktivitas).

Memahami dan menjelaskan epidemiologi Asma

Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebesar 810% pada anak dan 3-5% pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Prevalensi asma di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali dibanding tahun 1960 yaitu dari 1,2% menjadi 3,14%, lebih banyak pada usia muda. Penelitian prevalensi asma di Australia 1982-1992 yang didasarkan kepada data atopi, mengi dan HRH menunjukkan kenaikan prevalensi asma akut di daerah lembab (Belmont) dari 4,4%(1982) menjadi 11,9% (1992). Singapura dari 3,9% (1976) menjadi 13,7%(1987), di Manila 14,2% menjadi 22.7% (1987).

Memahami dan menjelaskan etiologi Asma

Faktor pencetus: infeksi (common cold / infeksi virus lain, sinusitis, bronkitis / bronkiolitis), alergi inhalan (tepung sari rumput, pohon, semak, debu rumah, bulu, serpihan bulu binatang, bahan-bahan mebel, spora jamur), inhalan iritan (cat, minyak, asap tembakau, bahan kimia industri, udara dingin, polutan udara), alergen makanan (susu, telur, kacang, cokelat, ikan, kerang, tomat, strawberry), mekanisme pencetus (polip hidung, tertawa, perubahan suhu, pengerahan tenaga), stres psikologis, obat (vaksin, penisilin, aspirin, bahan anestesi).

Memahami dan menjelaskan klasifikasi Asma


Berdasarkan Etiologi a. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang,obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
1.

b. Intrinsik/idiopatik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.

Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik 2. Berdasarkan Keparahan Penyakit Asma intermiten Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari, gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan asimtomatik di antara waktu serangan,Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory Value in 1 second(PEV1) > 80%. Asma ringan Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari,eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan, PEF dan PEV1 > 80%.

Asma sedang (moderate) Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur,gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu, menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat dalam keseharian, PEF dan PEV1>60% dan < 80%. Asma parah (severe) Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi sering terjadi, gejala asma malam hari sering terjadi, aktifitas fisik terganggu oleh gejala asma,PEF dan PEV1 < 60%.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PATOFISIOLOGI ASMA

Obstruksi saluran nafas pada asma merupakan kombinasi dari spasme otot bronkus, sumbat mukosa, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama periode ekspirasi karena secara fisiologis saluran nafas pada fase tersebut. Sehingga udara pada distal terperangkap dan tak dapat di ekspirasikan, kemudian terjadi peningkatan volume residu, kapasaitas residu fungsional dan penderita akan bernafas dengan volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total. Keadaan ini kita sebut dengan hiperinflasi yang bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka dan pertukaran gas dapat terjadi, hiperinflasi memerlukan bantuan otot bantu pernafasan. Penyempitan saluran nafas ternyata tidak merata pada seluruh lapangan paru, ada daerah paru yang hipoventilasi sehingga mengalami hipoksia.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MANIFESTASI KLINIS ASMA


Gejala : a. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop b. Batuk produktif sering pada malam hari c. Napas atau dada seperti ditekan Pada serangan asma yang lebih berat, gejala-gejala antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN DIAGNOSIS ASMA


Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting, sehingga penyakit ini dapat ditangani dengan semestinya, mengi (wheezing) dan/atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. Secara umum untuk menegakkan diagnosis asma diperlukan jga anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan Fisik Inspeksi Pada pasien terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, serta penggunaan otot bantu pernapasan. Inspeksi dada terutama melihat postur bentuk dan kesimetrisan, adanya peningkatan diameter antero posterior, retraksi otot-otot intercostalis, sifat dan irama pernapasan dan frekuensi napas. Palpasi Pada palpasi biasanya amati kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus normal Perkusi Pada perkusi didapatkan suara normal sama hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah. Auskultasi Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan ekspirasi lebih dari 4 detik atau 3 kali ekspirasi, dengan bunyi tambahan napas tambahan utama wheezing pada akhir ekspirasi.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Pemeriksaan laboratorium a. Sputum Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma berat karena hanya reaksi serangan beratlah menyebabkan transudasi dari edema mukosa lalu terlepaslah sekelompok sel epitel dari perlekatannya. Pewarnaa gram penting untuk melihat adanya bakteri diikuti kultur dan uji resistensi terhadap antibiotik. Spurum eosinofil sangat karakteristik untuk asma dengan adanya cristal Charcot Leyden dan Spiral Curschman melihat adanya Asperigillus fumigatus. b. Analisa Gas Darah Hanya dilakukan pasa asma berat karena terdapat hiposekmia, hiperkapnea dan asidosis respiratorik. Pada fase awal serangan terjadi hipokapnea dan hiposekmia (PaCO2< 35 mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat PaCO2 justru mendekati normal hingga normokapnea. Lalu diikuti selanjutnya hiperkapnea (PaCO2 45mmHg).

c. Pemeriksaan Eosinofil Total Sel eosinofil pada status asmatikus dapat mencapai 1000-1500/mm3 baik asma intrinsik maupun ekstrinsik, sedangkan hitung eosinofil normal antara 100200/mm3. Perbaikan fungsi paru disertai fungsi paru serta penurunan hitung sel eosinofil menunjukkan pengobatan telah tepat. Juga dapat sebagai patokan penggunaan kortikosteroid. d . Pemeriksaan Darah Rutin dan Kimia Jumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/mm3 terjadi karena adanya infeksi. SGOT dan SPGT meningkat disebabkan keruskan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea. Pengukuran fungsi paru (Spirometer) Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol golongan adrenergik. Peningkatan FEV atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tes provokasi bronkus Tes ini dilakukan pada spirometer internal. Penurunan FEV sebesar 20% ataulebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90 % dari maksimum dapat bermakan bila menimbulkan penurunan PEFR 10% atau lebih.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN TATALAKSANA ASMA


Penatalaksanaan medis untuk asma dibagi menjadi dua, yaitu: - Pengobatan Nonfarmakologi a.Memberikan penyuluhan b.Menghindari faktor pencetus c.Pemberian cairan d.Fisiotherapy

- Pengobatan Farmakologi Obat-obat pengontrol adalah obat-obat yang diberikan tiap hari untuk jangka lama untuk mengontrol asma persisten

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KOMPLIKASI ASMA


Pneumothorax Asidosis respiratorik Gagal nafas (respiratory arrest) Kematian Cardiac arrest Hipoksemia dengan cedera susunan saraf pusat yang hipoksik dan iskemik Toksisitas dari obat-obatan

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PENCEGAHAN ASMA

Hindari seringnya melakukan intervensi yang tidak penting yang dapat membuat anak lelah, berikan istirahat yang cukup. Berikan istirahat cukup dan tidur 8 10 jam tiap malam. Istirahat yang cukup dapat menurunkan stress dan meningkatkan kenyamanan anak Ajarkan anak teknik manajemen stress Bronkospasme mungkin disebabkan oleh emosional dan stress Hindari makanan yang menyebabkan alergi Kontrol secara rutin ke petugas kesehatan Edukasi pasien

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PROGNOSIS ASMA

Sulit untuk meramalkan prognosis dari asma bronkial yang tidak disertai komplikasi. Hal ini akan tergantung pula dari umur, pengobatan, lama observasi dan definisi. Prognosis selanjutnya ditentukan banyak faktor. Dari kepustakaan didapatkan bahwa asma pada anak menetap sampai dewasa sekitar 26% - 78%. Umumnya, lebih muda umur permulaan timbulnya asma, prognosis lebih baik, kecuali kalau mulai pada umur kurang dari 2 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Danusantoso,Halim.2000.Ilmu penyakit paru.Jakarta : hipokrates Sudoyo, Aru W., Bambang Setyohadi, dkk., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 ed. 5 , Jakarta: Interna Publishing. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05MasalahAsma121. pdf/05MasalahAsma121.html http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07AsmaBronikal021.p df/07AsmaBronikal021.pdf http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_114_kedaruratan _paru.pdf http://medicastore.com/asma/pencegahan_asma.php http://withealth.net/id/Status-asmatikus

TERIMA KASIH

You might also like