You are on page 1of 5

A.

Model-Model Pengembangan Kurikulum


1. Model Ralph Tyler Menurut Tyler ada 4 tahapan yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu : Menentukan tujuan pendidikan Menentukan proses pembelajaran yang harus dilakukan Menentukan organisasio kurikulum Menentukan evaluasi pembelajaran 2. Model Administratif Pengembangan kurikiulum ini sering disebut dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau lini staf (line staff procedure, artinya pengembangan kurikulum ini dimulai dengan langkah pertama dari pejabat tingkat atas membuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum, tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan kurikulum. Kurikulm ini merupakan kutrikulum yang bentuknya seragam yang bersifat sentralisasi, sehingga kurang sesuai jika diterapkan dalam dunia pendidikan yang menganut asas desentralisasi. Bahkan kurikulum ini tidak mengacu perubahan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat tetapi lebih cenderung untuk memenuhi pola piker pihak atasan atau birokrat dalam pendidikan. Dengan demikian bentuk pendidikannya akan bersifat tidak demokratis dan biukan berdasarkan inisiatif dari pihak pelaksana atau dari bawah. 3. Model Grass Roots Pengembangan kurikulum model ini berbeda dengan model administartif, karena Model Grass Roots merupakan model pengembangan kurikulm yang dimulai dari arus bawah yaitu guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah, bahkan pihak professional dan orang tua siswa serta unsure masyarakat dapat terlibat dalam pengembangan kurikulum model ini. Ada beberapa hal yang aharus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum model Gass Riots, diantaranya : Guru harus memiliki kemampuan yang professional Guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum, penyelesaian permasalahan kurikulum Guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan dan penentuan evaluasi Seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum akan berdampak terhadap pemahan guran dan akan menghasilkan consensus tujuan, prinsip maupun rencana-rencana. 4. Model Demonstrasi Penembangan kurikulum ini pada dasarnya dating dari bawah (grass roots) semula merupakan suatu upaya inovasi kurikum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, teatapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tetentu. 5. Model Miller-Seller

Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model transasksi (Tabas & Robinson) yang terdiri dari bebeerapa komponen, yaitu : Klarifikasi Orientasi Kurikulum Pengembangan Tujuan Identifikasi Model Mengajar Impkementasi 6. Model Tabas (Inverted Model) Model Tabas mempunyai karakteristik yaitu pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memposisikan guru sebagai innovator dalam pengembangan kurikulum.Langkah-langkah pengembangan dalam kurikulum model ini adalah : Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru Menguji unit eksperimen Mengadakan revisi dan konsolidasi Pengembangan keseluruhan kertangka kurikulum (Developing a Framework) Implementasi dan Desiminasi

B. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola tau desain bahan kurrikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajarandapat dicapai secara efektif. Ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum diantaranya berkaitan dengan : ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan (integrated). Secara umum terdapat dua organisasi kurikulum yaitu : 1. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Curriculum) Dalam bentuk kurikulum ini meliputi : a. Mata Pelajaran yang Terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum) Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan dalam dunia pendidikan kita, kareana bentuk kurikulum ini memiliki karakteristik yang sangat sederhana dan mudah dilaksanakan. Tetapi tidak selamanya yang dianggap mudah dan sederhana tersebut akan mendukung terhadap efektifitas dan efisiensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan social. Mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan penghetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-abad agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apayang telah diperoleh dari generasi terdahulu (S.Nasution, 1986) Dalam proses pembelajarannya bentuk kurikulum ini cenderung aktivitas siswa tidak diperhatikan bahkan diabaikan, karena yang dianggap penting adalah supaya sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterima dan dihafal oleh siswa. Demikian pula bahan pelajaran yang dipelajari siswa umumnya tidak actual karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Secara fungsional bentuk kurikulum seperti ini mempunyai kekurangan dan kelebihan .

Adapun kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) yaitu: 1) Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, yang menggambarkan tidak ada hubungannya antara mteri satu dengan materi lainnya. 2) Bahan pelajaran yang diberikan atau dipelajari siswa tidak bersifat actual. 3) Proses belajar lebih nmengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung pasif. 4) Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan social yang dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat. Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan masa yang akan dating. 5) Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa. Sedangkan kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) yaitu: 1) Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana dan mudah dipelajari. 2) Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu. 3) Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. 4) Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada. b. Mata Pelajaran Gabungan (Correlated Curriculum) Kurikulum bentuk ini pun sudah lama digunakan dalam pendidikan kita. Korelasi kurikulum atau sering disebut broad field pada hakekatnya adalah penyatuan beberapa mata pelajaran yang sejenis, seperti IPA ( di dalamnya tergabung ada fisika, biologi, dan kimia) dan IPS. Kurikulum ini sebagai upaya penggabungan dari mata-mata pelajaran yang terpisah-pisah dengan maksud untuk mengurangi kekurangan yang terdapat dalam bentuk mata pelajaran. Korelasi kurikulum merupakan penggabungan dari mata pelajaran yang sejenis secara incidental. Dari bahan kurikulum yang terlepas-lepas diupayakan disatukan dengan bahan kurikulum atu mata pelajaran yang sejenis sehingga dapat memperkaya wawasan siswa dari berbagai disiplin ilmu. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam pola kurikulum ini. Adapun kekurangan pola mata pelajaran gabungan (correlated curriculum) adalah : 1) Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu mendalam. 2) Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang actual yang langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.kurikulum ini kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa. 3) Apabila prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan pelajaran yang disampaikan masih terlampau abstrak. Sedangkan kelebihan pola mata pelajaran gabungan (correlated curriculum) adalah : 1) Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran. 2) Memberikan wawasan yang lebih luas dalam ingkup satu bidang studi. 3) Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajaran yang sejenis.

2. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum) Kurikulum ini cenderung lebih memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternative pemecahan melalui berbagai disiplin imu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehingga batas-batas antara mata pelajaran dapat ditiadakan. Kuro\ikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara berkelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar, memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam mengembangkan program pembelajaran. Dalam penerapan kurikulum ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengimplementasikan berbagai strategi belajar mengajar sesuai dengan karakteristik kurikulum tersebut. Ada beberapa kekurangan dan kelebihannya dalam bentuk kurikulm bentuk ini. Adapun kelebihan kurikulum ini adalah : 1) Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menelesaikan suatu topic atau permasalahan. 2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya secara individu. 3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensip dan dapat mengembangkan belajar secara bekerjasama. 4) Mempraktekan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran. 5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara maksimal. 6) Memberikan kepada siswa untuk nbelajar berdasarkan pada pengalaman langsung. 7) Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain. Sedangkan kkekurangan dalam kurikulum ini adalah : 1) Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini. 2) Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistemnatis. 3) Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana. 4) Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok. 5) Kemungkinan akan memerlukan biaya , waktu dan tenaga yang banyak oleh karena itu perlu diadakannya pengorganisasian yang lebih optimal sehingga dapat mengurangi kekurangan-kekurangan tersebut. Dalam bentuk kurikulum ini meliputi : a. Kurikulum Inti (Core Curriculum) Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah : 1) Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue) selalu berkaitan dan direncanakan secara teus-menerus. 2) Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan. 3) Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara actual.

4) Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun social. 5) Isi kurikul ini lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, social dan pengalam yang terpadu. b. Social Functions dan Persistens Situations Kurikulum social finctions didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat.dalam social functions dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan sebagai topic pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia di masyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan maupun era globalisasi, sehingga substansi social functions pun harus bersifat dinamis. Sebagai modifikasi dari social functions adalah persistent life situations yang berkarakteristik yaitu situasi yang diangkat senantiasa dihadapi manusia dalam hidupnya, masa lalu, saat ini dan masa yang akan dating. Secara umum ada 3 kelompok sisuasi yang dihadapi manusia, yaitu : 1) Situasi mengenai perkembangan individu manusia, diantaranya : kesehatan, intelejtual, moral dan keindahan 2) Situasi untuk perkembangan partisipasi social, yaitu : hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok dan hubungan antar kelompok 3) Situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi factor-faktor ekonomi dan daya-daya lingkungan, yaitu : bersifat alamiah, sumber teknologi dan struktur dan daya-daya social ekonomi c. Experience atau Activity Curriculum Experience Curriculum sering juga disebut dengan Activity Curriculum mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka mmembentuk kemampuan yang terintegrirtas dengan lingkungan maupun potensi siswa. Ada 4 tipe pembelajaeran proyek yang dapat dikembangkan dalam activity curriculum : 1) Construction on creative project 2) Appreciation on enjoyment project 3) The problem project 4) The drill of specific project

You might also like