You are on page 1of 12

REVOLUSI AMERIKA 1776, PEMBENTUKAN AMERIKA SERIKAT, DAN GERAKAN PEMBEBASAN AMERIKA LATIN

(Tugas Matakuliah Sejarah Dunia)

Kelompok VII : Dwi Marlina Sari Puri Diah Santya Rini - 0906528594 Syaffira Diraprana Gayatri 0906528373

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN
Pada abad ke-20 hingga abad ke-21, Amerika Serikat merupakan sebuah negara adidaya yang disegani oleh dunia internasional karena kekuatannya di bidang politik, militer, maupun ekonomi. Perkembangan AS sebagai sebuah negara sendiri telah berlangsung selama tiga abad, sejak deklarasi kemerdekaannya pada tahun 1776. Meskipun demikian, perjuangannya untuk meraih kemerdekaan dari tangan kerajaan Inggris telah berlangsung jauh sebelumnya, dan dimulai dari perlawanan-perlawanan tingkat regional. Pada tahun 1764 hingga 1776, barulah perlawanan dan perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dipersatukan dibawah satu identitas dengan satu tujuan bersama, sehingga pada akhirnya mereka tidak hanya berhasil mencapai revolusi, namun juga meraih kemerdekaan dan rasa persatuan serta nasionalisme. Namun perjuangan Amerika Serikat dalam membangun negaranya tidak berhenti pada deklarasi kemerdekaan saja. Pada tahun-tahun selanjutnya, AS terus berkembang, baik secara politis maupun dalam aspek wilayah. Meskipun demikian, negara-negara Amerika Latin seperti Meksiko yang tergabung dalam benua Amerika tidak termasuk dalam pembentukan negara Amerika Serikat modern. Makalah ini akan membahas proses prarevolusi, Revolusi Amerika tahun 1776, terbentuknya negara Amerika Serikat dan perkembangannya di abad ke-19, serta gerakan pembebasan di Amerika Latin.

BAB II. REVOLUSI AMERIKA, TERBENTUKNYA AMERIKA SERIKAT, DAN PEMBEBASAN AMERIKA LATIN
2.1. Revolusi Amerika 2.1.1. Sebab-sebab Revolusi Amerika Revolusi Amerika pada tahun 1776 merupakan suatu hasil dari proses panjang perjuangan Amerika untuk mencapai kemerdekaan dari kerajaan Inggris di bidang sosial, politik, dan transformasi intelektual di pemerintah maupun masyarakat, yang kemudian dikenal dengan nama Pencerahan Amerika (American Enlightenment). Beberapa sebab yang memicu terjadinya Revolusi Amerika diantaranya adalah undang-undang yang diberlakukan oleh

pemerintahan Inggris di Amerika. Beberapa undang-undang tersebut sebagai berikut: 1. Undang-undang Gula (Sugar Act) tahun 1764. UU ini merupakan undang-undang yang mengatur mengenai kenaikan harga pajak gula yang masuk ke Amerika. 2. Undang-undang Keuangan (Currency Act) tahun 1764. UU ini mengatur tentang larangan pengeluaran uang bagi masing-masing daerah koloni. 3. Undang-undang Materai (Stamp Act) tahun 1765. UU tersebut mengatur tentang pajak materai atas surat kabar, pamflet, dokumen hukum, asuransi, surat perkapalan dan lisensi. Selanjutnya UU ini dicabut tahun 1766, karena mendapat banyak tentangan dari daerah koloni. 4. Undang-undang Townshed tahun 1767. UU ini mengatur pungutan atas gelas, timah, cat, kertas dan hasil pungutan tersebut dipergunakan untuk membayar gaji para gubernur kerajaan 5. Undang-undang Teh (Tea Act) tahun 1767 UU tersebut mengatur tentang regulasi dalam proses impor teh di koloni Amerika. 6. Undang-Undang Quebec Act pada tahun 1774. UU ini mengatur tentang jaminan bahasa, agama dan ketatanegaraan.

2.1.2. Jalannya Revolusi Amerika Pada tahun 1774, Parlemen memberlakukan undang-undang yang dinamakan Coercive Acts dengan tujuan untuk menekan negara-negara bagian yang terlibat dalam penghancuran kargo teh Hindia Timur di Boston pada bulan Desember 1773. Massachussetts dan Boston dijatuhi sanksi sehubungan dengan aksi tersebut, namun undang-undang ini tidak mencapai hasil yang diharapkan oleh pemerintah Inggris, sebab tindakan ini justru menyebabkan negara-negara bagian lainnya mempertanyakan kebijakan tersebut. Kabar mengenai Coercive Acts ini memicu para pemimpin perjuangan kemerdekaan di negara-negara koloni untuk mengorganisir kongres yang melibatkan seluruh koloni untuk

mendiskusikan gerakan perlawanan bersama. Kontinental Kongres I bertempat pada September dan Oktober 1774, dan berlangsung hingga tahun 1755. Pada tanggal 19 April 1775, terjadi sebuah pembentrokan bersejarah antara pihak militer Amerika dan tentara Inggris di Lexingtoon dan Concord, dan ini menyebabkan tentara Inggris menarik pasukan mereka ke Boston. Pada bulan Juni, tentara Amerika mendatangi markas tentara Inggris di Breeds Hill dan terjadilah sebuah konfrontasi militer pada tanggal 17 Juni 1775. Inggris menjadi pihak yang memenangkan konfrontasi ini, namun kedua belah pihak mengalami kerugian material dan non-material yang cukup besar. Koloni-koloni Amerika akhirnya menyadari bahwa mereka perlu bersatu untuk melawan tentara Inggris, dan mereka membutuhkan pemimpin yang dapat mereka patuhi. George Washington menjadi pilihan Kongres, sehingga dia kemudian diangkat sebagai pemimpin lapangan tentara Amerika. Dia tiba di Boston pada bulan Juli 1775, dan dibawah pimpinannya tentara Amerika berjuang untuk mengusir tentara Inggris dari Boston. Perang ini kemudian dikenal sebagai Perang Revolusi Amerika dan berlangsung hingga tahun 1776. Kondisi Amerika yang masih dalam perang menjadi penyebab tersendatnya perumusan kemerdekaan Amerika di Kongres Kedua. Namun demikian, pada bulan Juni, sebuah panitia dibentuk dengan tujuan merumuskan deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.

2.1.3. Deklarasi Kemerdekaan Amerika Sebagai realisasi dari penentangan undang-undang yang diterapkan oleh pemerintah Inggris, wakil-wakil daerah koalisi menyelenggarakan kongres kontinental I di kota Philadelphia yang menentang UU paksaan tersebut. Pada tahun 1775,
4

diadakan Congres Continental II di Philadelphia yang dihadiri oleh Samuel Adamas, Thomas Jefferson, Benjamin Frankloin, Thomas Paine dan George Washington. Adapun hasil keputusan kongres tersebut adalah : Koloni-koloni akan mengangkat senjata melawan Inggris Mengangkat George Washington sebagai panglima besar pasukan Milisi Pada Juli 1776, wakil-wakil dari ke-13 koloni di Amerika akan menandatangani piagam deklarasi kemerdekaan Amerika yang menyatakan bahwa Amerika lepas dari segala ikatan kekuasaan kolonial kerajaan Inggris. Pada Januari 1776, Thomas Paine, seorang pemikir politik dan penulis yang datang ke Amerika dari Inggris pada tahun 1774, menerbitkan pamflet setebal 50 halaman yang berjudul Common Sense. Pamflet ini yang kemudian mengilhami deklarasi kemerdekaan di Amerika. Namun sebelum sampai pada tahapan deklarasi, kesepakatan dari semua negara bagian harus dicapai agar Amerika mencetuskan deklarasi secara resmi. Akhirnya pada 4 Juli 1776, tercetuslah deklarasi kemerdekaan yang kemudian lebih dikenal dengan the Declaration of Independence yang sebagian besar merupakan hasil kerja keras Thomas Jefferson. Deklarasi ini diilhami dari filosofi politik Prancis dan aliran pencerahan Inggris juga teori kontrak sosial dari John Locke. Isi dari deklarasi kemerdekaan tersebut sebagai berikut: Untuk berjuang demi kemerdekaan Amerika adalah sama seperti berjuang mendapatkan suatu pemerintah yang didasarkan kesepakatan bersama sebagai ganti sebuah permerintah yang dipimpin seorang raja yang telah dengan satu dan lain cara menjadikan kita (orang Amerika) sunyek kekuasaan hukum asing di luar konstitusi kita dan yang tidak diakui oleh hukum kita. Hanya pemerintah yang dibangun berdasarkan kesepakatan bersama yang dapat melindungi hak-hak asasi manusia untuk hidup, merdeka dan mengejar kebahagiaan. Maka berjuang demi kemerdekaan Amerika adalah berjuang atas nama hak dasar seseorang. (sumber: Declaration of Independence) Deklarasi kemerdekaan ini menjadi penentu penting dalam perjuangan rakyat Amerika untuk melepaskan diri dari kolonial Inggris, dan berfungsi sebagai simbol terbentuknya negara Amerika Serikat secara resmi.

2.1.4. Dampak Revolusi Amerika Revolusi memungkinkan Amerika merdeka dari Inggris dan telah mengubah beberapa keadaan kehidupan penduduk di Amerika. Revolusi Amerika melahirkan kekuatan baru yaitu kekuatan demokrasi dan azas persamaan derajat yang secara mendalam telah mengubah dan membentuk cara hidup baru di Amerika. Revolusi juga melahirkan sebuah konstitusi yang berupa undang-undang dasar dengan prinsip yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Beberapa dampak Revolusi Amerika dalam berbagai bidang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Politik: sudah tidak ada terdapat pegawai. Pada awalnya, ketika Kerajaan Inggris berkuasa di Amerika, sistem pemerintahan masih menggunakan sistem Inggris. Namun dalam perkembangannya, mereka memberikan kekuasaan kepada negaranegara bagian untuk mengatur wilayahnya masing-masing. b. Sosial: hak-hak kemanusiaan lebih dijunjung tinggi. Selepas deklarasi kemerdekaan, setiap negara bagian kecuali Georgia telah mengurangi dan menghentikan mengimpor budak. c. Ekonomi: Amerika menjadi bangsa yang besar dan aktif dalam dunia perdagangan.

2.2 Pembentukan dan Perkembangan Amerika Serikat 2.2.1. Perkembangan Pasca Revolusi Pasca revolusi perang terus bergejolak di ke-13 daerah koloni, hingga akhirnya Benjamin Franklin meminta dukungan Negara-negara Eropa untuk mengakui kemerdekaan Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Oktober 1781, satu brigade tentara Inggris sebanyak 8000 personel yang dipimpin oleh Jenderal Cornwallis menyerah kepada pasukan Washington di Yorktown. Pada akhirnya, parlemen kerajaan Inggris pun memutuskan untuk mengakhiri perang dan mengakui kemerdekaan AS pada tahun 1783. Dengan selesainya masa revolusi bersenjata maka negara baru Amerika Serikat mulai menyusun konstitusi dan pemerintahan nasional Amerika yang merdeka dan berdaulat. Selanjutnya, pada tahun 1787, konstitusi Amerika Serikat disahkan di seluruh negara bagian. Pada tahun 1787, dibentuk konstitusi Amerika Serikat dengan tujuan untuk membatasi kekuasaan pemerintah dari pada tujuan umum lainnya. Konstitusi AS dibentuk oleh masing-masing kepala negara bagian. Isi konstitusi juga diambil dari Carta, peraturan kerajaan Inggris tentang hak, serta diambil juga dari artikel
6

konfederansi. Konstitusi ini digerakkan oleh tokoh-tokoh yang mengingkan Amerika bebas dan merdeka dalam menentukan nasibnya sendiri. Konsep dasar dari perundangan Amerika Serikat ini dipelajari juga dari konsep lama Romawi dan Yunani, yang menyatakan bahwa pelaksanaan hukum tertinggi akan mengatur kehidupan manusia. Dalam perkembangan mengenai konstitusi tersebut, pada tahun 1787 di Philadelphia diadakan pertemuan yang dihadiri oleh masing-masing wakil dari negara bagian, yang hadir dalam kongres berjumlah 39 orang. Dalam pertemuan itu, dibicarakan mengenai perundangan dan persatuan yang lebih kokoh dan merdeka. Pembuatan konstitusi dipertegas tentang penetapan kekuasaan kedaulatan dan negara bagian yang diberikan kepada rakyat sebagai keseluruhan kerjasama dengan pemerintah pusat. Konsep konstitusi negara Amerika Serikat dikejawantahkan dalam konsep-konsep berikut: 1) Pemisahan kekuasaan Prinsip ini mengatur mengenai pemisahan wewenang dalam konstitusi AS. Secara umum kekuasaan didelegasikan kepada kongres (legislatif), presiden (eksekutif) dan lembaga hukum federal (yudikatif). Masing-masing dari mereka mempunyai wilayah secara independen. 2) Federalisme atau sistem federal Doktrin federal memiliki dua implikasi untuk menganalisasi hukum

konstitusional. Sistem ini tidak memiliki kekuasaan mutlak, tetapi tergantung persetujuan dari negara-negara bagian. 3) Judicial review (check and balance) Uji materi hukum sering digambarkan sebagai penyeimbang dalam sistem negara federal dalam menjamin kesepakatan atau peluang menguji validitas aksi dari negara-negara bagian. 4) Konstitusi yang berdemokrasi

2.2.2. Penambahan Negara-negara Bagian Ketika Declaration of Independence yang disusun oleh Thomas Jefferson ditandatangani, AS hanya terdiri dari 13 negara bagian. Namun dalam perkembangannya hingga kini, AS telah berkembang menjadi 50 negara bagian. Ekspansi Amerika Serikat terkait dengan penambahan jumlah negara-negara bagian ini terjadi melalui proses sebagai berikut:
7

a. Penambahan wilayah melalui ekspansi atau penyerangan dan pendudukan. b. Memberikan perlindungan kepada negara-negara yang menginginkannya dengan tujuan untuk menghindari ancaman dari negara-negara lainnya dan selanjutnya menjadi negara bagian. c. Pembelian wilayah yang disebabkan karena alasan politik. Pada tahun 1876, Prancis memberikan sebuah patung kebebasan yang dinamakan Patung Liberty yang didesain oleh Frederic-Auguste Bartholdi. Patung ini merupakan hadiah dari rakyat Prancis kepada rakyat Amerika sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100. Filosofi dibalik Patung Liberty sendiri adalah patung tersebut merupakan sebuah karya seni monumental yang

melambangkan kebebasan bagi seluruh dunia. Patung ini digambarkan sebagai seorang wanita yang mengenakan jubah yang menjuntai. Dia digambarkan sedang membebaskan diri dari belenggu tirani dengan tangan kanan memegang obor dengan api yang menyala, sementara tangan kirinya memegang sebuah buku dengan tulisan July 4,1776. Hal ini melambangkan kebebasan, dan buku dengan angka 4,1776 (dengan angka romawi) melambangkan hari kemerdekaan Amerika. Sedangkan tujuh bayangan paku besar pada mahkotanya melambangkan tujuh samudra dan benua di dunia.

2.3.Gerakan Pembebasan di Amerika Latin 2.3.1 Perang Kemerdekaan Amerika Latin

Merupakan serangkain revolusi yang berlangsung pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19 yang menyebabkan kemerdekaan di beberapa Negara Amerika Latin. Revolusi ini diilhami oleh keberhasilan revolusi amerika dan revolusi Prancis yang begitu berdampak besar bagi Spanyol, Porugis dan Haiti (daerah koloni prancis di America). Haiti merupakan daerah koloni budak yang pertama kali mengikuti jejak revolusi Amerika dalam Revolusi Haiti yang berlangsung antara tahun 1791-1804. 2.3.2 Kondisi yang menyebabkan terjadinya revolusi pembebasan Amerika Latin Revolusi Amerika (1776) Keadaan 13 daerah koloni yang tertindas di bawah kekuasaan kerajaan Inggris. Hal ini semakin diperparah dengan banyaknya pajak yang harus dibayar rakyat kepada pemerintah Inggris membuat rakyat menjadi marah dan menuntut pemisahan diri dari Inggris secara penuh.

Revolusi Prancis (1789) Merupakan revolusi menyeluruh dalam tatanan kehidupan bangsa Prancis. Kekuatan rakyat mampu menumbangkan kekuasaan monarki yang absolut akibat penyalahgunaan kekuasaan kerajaan sehingga mengabaikan hak-hak warganya. Hal ini memicu kemarahan rakyat hingga akhirnya mereka meruntuhkan Penjara Bastille1 yang merupakan lambing sistem kekuasaan yang absolut.

Perang Napoleon (1799-1815) Perang yang diketuai oleh Napolon Bonaparte melingkupi seluruh wilayah Eropa. Perang ini bertujuan untuk memperluas wilayah jajahan prancis.

2.3.3

Negara (di Amerika Latin) yang menuntut merdeka dari koloninya

Ada banyak Negara di Amerika Latin yang kemudian menuntut kemerdekannya. Perlawanan bersenjata pun tak terhindarkan. Diantaranya yaitu : Venezuela, Colombia, Ekudor, Argentina, Paraguay, Uruguay, Chile, Peru dan Bolivia. Namun berikut hanya akan dibahas beberapa Negara saja: Perang kemerdekaan Argentina Berlangsung sejak tahun 1810-1818 oleh angkatan bersenjata Argentina dibawah pimpunan Manuel Belgrano dan Jose de San Martin melawan pemerintahan royalis Spanyol. Pada tanggal 9 Juli 1816, sebuah pertemuan yang dilangsungkan di San Miguel de Tucumain, menyepakati pendeklarasian kemerdekaan. Bolivia Bolivia menyatakan kemerdekaannya dari Spanyol pada tahun 1809. Proses mendapatkan kemerdekaan, dilalui dengan perjuangan bersenjata. Salah satu prang yang terjadi selama masa itu adalah Perang Ayacucho (9 Desember 1824). Kolombia Pada Juni 1816- Juli 1819, angkatan bersenjata yang dipimpin oleh Bolivar menyebrangi Andes dari Venezuela menuju New Granada. Pada perang Boyaca (7 Agustus 1819), angkatan bersenjatanya sebanyak 3000 orang mengalahkan tentara kolonial Spanyol. Pada tanggal 10 Agustus di tahun yang

Merupakan lambang kekuasaan yang absolut pada zaman pemerintahan Louis XVI, banyak orang ditahan di penjara ini tanpa melalui proses hukum yang jelas.

sama, Bolivar berhasil mengambil alih Bogota hingga sekembalinya ia ke Venezuela, ia menjadi presiden pertama The Gran Colombia Ekuador Spanyol menerapkan semua aturan-aturan pemerintahannya di Ekuador pada tahun 1809, namun pada tahun 1822, Ekuador telah berhasil mendapatkan kemerdekannya dan bergabung menjadi bagian dari The Gran Colombia.

Sebagian besar dari daerah koloni Spanyol, termasuk Argentina, Chile dan Peru, melakukan perang kemerdekannya dibawah pengaruh militer dan politik dari Jose de San Martin. San Martin, berfungsi sebagai protector Peru hinggal parlemen resmi terbentuk. Kemudian ia bertemu dengan Bolivar di Guayaquil dan pada tanggal 26 Juli 1822, ia secara resmi membicarakan rencananya bagi masa depan Amerika Latin.

2.3.4

Para Pemimpin Revolusi

Ada beberapa yang menyebut mereka sebagai Libertadores mengacu kepada para pemimpin perang kermerdekaan Amerika Latin dari jajahan Spanyol. Mereka sebagian besar berasal dari kalangan kaum borjuis, criollos (merupakan keturunan dari bangsa Spanyol dan Portugis), dipengaruhi oleh liberalism akibat pendidikan militer di daerah metropolitan. Namun dari kesemua pemimpin, yang paling menonjol ialah : Fransisco de Miranda (Venezuela) Simon Bolivar (Venezuela, Colombia, Ekuador, Peru, Panama, dan Bolivia) Jose de San Martin (Argentina, Chile, Peru) Bernardo O Higgins (Chile)

Adapun pemimpin yang lain yaitu : Miguel Hidalgo (Mexico) Fransisco de Paula Santander (Kolombia) Jose Miguel Carrera (Chile, Argentina) Ramon Castilla (Peru) Antonio Jose de Sucre (Venezuela, Ekuador, Kolombia dan Bolivia) Jose Gervasio Artigas (Uruguay)

10

BAB III. KESIMPULAN

Perjuangan Amerika Serikat untuk meraih kemerdekaan dari tangan kerajaan Inggris diawali dari perlawanan-perlawanan tingkat regional di negara-negara kolonial. Pada tahun 1764 hingga 1776, barulah perlawanan dan perjuangan kemerdekaan Amerika Serikat dipersatukan dibawah satu identitas dengan satu tujuan bersama, sehingga pada akhirnya mereka berhasil mencapai revolusi yang dikenal dengan nama Revolusi Amerika. Revolusi Amerika tahun 1776 merupakan suatu hasil dari proses panjang perjuangan Amerika untuk mencapai kemerdekaan dari kerajaan Inggris di bidang sosial, politik, dan transformasi intelektual di pemerintah maupun masyarakat, yang disebut Pencerahan Amerika (American Enlightenment). Hasil dari Revolusi Amerika ini merupakan deklarasi kemerdekaan atau Declaration of Independence pada tanggal 4 Juli 1776. Deklarasi kemerdekaan ini menjadi penentu penting dalam perjuangan rakyat Amerika untuk melepaskan diri dari kolonial Inggris, dan berfungsi sebagai simbol terbentuknya negara Amerika Serikat secara resmi. Pada masa pasca revolusi, perang terus bergejolak di ke-13 daerah koloni, hingga akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, tentara Inggris menyerah kepada pasukan Washington yang menyebabkan parlemen kerajaan Inggris pun memutuskan untuk mengakhiri perang dan mengakui kemerdekaan AS pada tahun 1783. Dengan selesainya masa revolusi bersenjata, negara baru Amerika Serikat mulai menyusun konstitusi dan pemerintahan nasional Amerika yang merdeka dan berdaulat. Pada tahun 1787, konstitusi Amerika Serikat disahkan di seluruh negara bagian. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya, AS terus berkembang, baik secara politis maupun dalam aspek wilayah. AS yang awalnya hanya terdiri dari 13 negara bagian kemudian berkembang menjadi 50 negara bagian. Revolusi Amerika membawa perubahan baru bagi dunia, tidak hanya membebaskan Amerika Serikat dari campur tangan Inggris namun juga turut menginspirasi Negara-negara lainnya terutama Amerika Latin dalam memperjuangkan kebebasan dan hak asasi manusia. Seperti yang dikatakan Thomas Jefferson kami meyakini kebenaran bahwa semua manusia diciptakan sederajat, bahwa oleh sang pencipta manusia dianugerahi hak-hak yang tak dapat diingkari, antara lain hak untuk hidup, merdeka dan mengejar kebahagiaan.
11

DAFTAR PUSTAKA

Escher, Franklin. 1954. Dari Koloni Menjadi Salah Satu Negara Terbesar: Sejarah Ringkas Amerika Serikat. Jakarta: Endang. The Coming of the American Revolution. http://www.masshist.org (Diakses pada tanggal 24 Maret 2012) The American Revolution. http://www.memory.loc.gov (Diakses pada tanggal 24 Maret 2012) Charleston and the American Revolution, 1776-1785: Secession from the British Empire. http://www.premierecharleston.com (Diakses pada tanggal 24 Maret 2012) Gonick, Larry. Kartun Riwayat Amerika Serikat. 2008. Jakarta : Kompas Gramedia Bureau of International Information Program, US Departement of state. The Outline of U.S History. 2005. http://www.usinfo.state.gov/ (Diakses pada tanggal 24 Maret 2012)

12

You might also like