You are on page 1of 7

Resume Kuantitatif Dan Kualitatif

PENGERTIAN PENELITIAN Pengertian penelitian berasal dari bahasa Inggris, research artinya pencarian kembali atau penyelidikan kembali untuk menjawab berbagai fenomena yang ada, dengan mencari, menggali dan mengkategorikan sampai pada analisis data dan fakta. LATAR BELAKANG PENELITIAN ATAU KONTEKS PENELITIAN Latar belakang atau konteks penelitian mengungkapkan faktor-faktor apa saja dari hasil pra penelitian atau penelitian awal melalui pengamatan, wawancara dan studi litelatur untuk memperoleh perumusan masalah penelitian (penelitian kuantitatif) atau fokus penelitian (penelitian kualitatif). Latar belakang penelitian atau konteks penelitian mencoba menggali fakta dan data, serta mengolahnya. Data di lapangan atau data hasil studi pustaka yang kesemuanya bersifat awal, menjadi langkah awal untuk meneliti lebih lanjut dalam penelitian. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN ATAU FOKUS PENELITIAN Berdasarkan latar belakang penelitian atau konteks penelitian itu, peneliti dapat merumuskan penelitian atau konteks penelitian dengan kalimat tanya. Perumusan masalah merupakan tema sentral masalah atau problem atau issue sebagai gambaran ringkas secara kondisional dan situasional fenomena yang dihadapi sehingga menggugah untuk dilakukan penelitian dalam waktu cepat atau dekat. (Atmadilaga, 1994 : 86) IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN ATAU PERTANYAAN PENELITIAN Identifikasi masalah penelitian (penelitian kuantitatif) dan pertanyaan penelitian (penelitian kualitatif) adalah berupaya untuk mengurangi lebih spesifik dan jelas dari perumusan masalah penelitian atau fokus penelitian sehingga memperjelas variabelvariabel yang akan diteliti, baik secara kuantitatid maupun kualitatif. Identifikasi masalah atau pertanyaan penelitian merupakan penjabaran tema sentral masalah menjadi beberapa sub masalah yang spesifik, dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. (Atmadilaga, 1994 : 87) TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitan tentu saja harus sejalan dengan rumusan masalah. Sesungguhnya hal ini merupakan gambaran operasionalisasi penelitian tiap-tiap submasalah beserta acuan-acuannya. Oleh karena itu, urutannya harus konsisten dengan urutan identifikasi masalah atau pertanyaan penelitian (Atmadilaga, 1994 : 88). Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya, terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Saukah dan Waseso, 2000 : 12).

KEGUNAAN PENELITIAN Kegunaan penelitian merupakan spesifikasi sumbangan penelitian terhadap nilai manfaat praktis, juga sumbangan ilmiahnya bagi perkembangan ilmu (Atmadilaga, 1994 : 88). Pada bagian ini ditunjukan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dari uraian subbab dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan (Saukah dan Waseso, 2000 : 13). JUDUL PENELITIAN Fungsi judul yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Format kesimpulan (summary form), isi dari seluruh penyelidikan 2. Kerangka referensi (frame of reference) untuk keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi 3. Milik kita sebagai peneliti dan oleh karenanya kita dapat mengklaimnya 4. Judul memungkinkan peneli-peneliti lain (sebagai referensi) untuk kemungkinan mensurvei teori. Oleh karena itu, berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, kita seharusnya menulis judul dengan jelas dan spesifik. Variabel-variabel yang akan diselidiki harus masuk dalam judul tersebut. KERANGKA PEMIKIRAN, PREMIS, DAN HIPOTESIS 1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah dukungan dasar teoretis dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah. Penyusunan suatu kerangka pemikiran harus bertitik tolak dari seleksi evidensi-evidensi ilmiah berupa kesimpulan hasil penelitian para pakar ilmiah terdahulu yang sampai sekarang masih berlaku, dalam arti belum dibantah pihak lain (Atmadilaga, 1994 : 89). Istilah kerangka pemikiran sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan dalam penelitian kualitatif kerangka pemikiran sering ditulis menjadi perspektif teoretis. 2. Hipotesis Penelitian Menurut Ardianto (2010), metode deduktif adalah pernyataan yang diperoleh dari sesuatu yang umum kemudian difokuskan ke sesuatu yang khusus. Menurut Atmadilaga (1994), penysunan hipotesis berupa logika berpikir deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif menganut asas koherensi. Artinya, bahwa premis-premis itu merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premispremis itu mempunyai kepastian kebenaran pula. Hipotesis sebagai kesimpulan, jumlahnya tidak perlu sama dengan jumlah premisnya. Dengan tersusunnya hipotesis atau hipotesis-hipotesis, maka subbab kerangka pemikiran, premis dan hipotesis sudah selesai (Atmadilaga, 1994 : 90).

1. KUALITATIF (Fokus Penelitian)


Metode penelitian kualitatif berbeda dengan metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian dengan metode kuantitatif, seorang peneliti harus menjaga jarak terhadap masalah yang sedang ditelitinya. Sebagai peneliti ilmu komunikasi atau public relations dengan metode kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan ilmu statistika, tetapi menggunakan rumus 5W + 1H (who, what, when, where why, dan who). Artinya, sebuah penelitian kualitatif ibarat apa yang dibalik berita. Penelitian kualitatif bukan sebuah dongeng atau cerita fiksi, melainkan hasil analisis kualitatif dengan perpedoman kepada prosedur-prosedur atau elemen-elemen yang sudah ditentukan sebagai sebuah penelitian ilmiah. Metode-metode yang terdapat pada penelitian kualitatif , antara lain : 1. Metode Deskriptif / Kualitatif Metode deskriptif kualitatif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif. Itu perbedaan esensial antara metode deskrpitif kualitatif dengan metodemetode yang lain. Metode deskrpitif kualitatif mencari teori, bukan menguji teori. Ciri lain metode deskrpitif kualitatif ialah menitik beratkan pada observasi atau metode alamiah. Metode deskrpitif kualitatif tidak jarang melahirkan apa yang disebut seltiiz, wrightsman, dan cook (dalam rahmat : 2002) sebagai penelitian yang insight mualting, yakni penelitian terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. 2. Metode Wawancara Mendalam (In-Depth Interview) Wawancara mendalam adalah suatu teknik (metode pen) dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas (Dun, 1986 : 219). Dengan wawancara mendalam kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu. Informan penelitian terdiri dari tiga kelompok yaitu informan kunci, informan ahli, informan insidental. 3. Metode Kelompok-Kelompok Fokus (Focus Group Discussion) Metode ini terkenal dimana 6 sampai 12 orang dikumpulkan membentuk lingkaran dalam suasana yang menyenangkan dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan secara informal atau santai. Aspek yang penting dalam metode ini adalah para peneliti FGD mengukur opini dan interaksi kelompok dengan membandingkan pendapat-pendapat atau sudut pandang individu yang kontras muncul dalam teknik penelitian FGD, terutama pada saat brandstorming (curah pendapat) lahirnya ide-ide, pengujuian konsep-konsep. 4. Metode Studi Kasus Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu kasus secara intensif, mendalam, dan komprehensif. Dalam penelitian ini berbagai variabelnya ditelaah dan ditelusuri, termasuk kemungkinan hubungan antar variabel yang ada. (Faisal. 2001 : 22). Sebuah studi kasus (case study) memberikan deskripsi tentang individu. Individu ini biasanya adalah orang, tapi biasa juga sebuah tempat seperti perusahaan,

sekolah, dan lingkungan sekitar. Sebuah studi observasi naturalistik kadang juga disebut dengan studi kasus (Cosby, 2009 : 188). 5. Metode Fenomenologi Disini peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi adalah filosofi sekaligus pendekatan metodologis yang mencakup berbagai metode. Fenomenologi adalah salah satu tradisi intelektual utama yang telah memengaruhi riset kualitatif. A. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN KUALITATIF Menurut Kriyantono (2006 : 91), teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari : 1. Wawancara Mendalam (intensive/depth interview) Wawancar mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara tatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi secara intensif. Selanjutnya, dibedakan antara responden dengan informan. Biasanya wawancara mendalam menjadi alat utama dalam penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi. 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan atau pengamatan lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan panca indra yang dimiliki. Pengumpulan melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan pengumpulan data, berikut ini syarat-syarat a. Observasi digunakan dalam penelitian yang telah direncakan secara sistematik b. Observasi harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan c. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan posisi umum, bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang menarik perhatian d. Validitas dan reabilitasnya dapat di cek dan di kontrol (Nazir, dalam Kriantono, 2006 :106) Dalam penelitian di kenal dua jenis metode observasi : a. Observasi partisipan b. Observasi non partisipan 3. Wawancaa kelompok (FGD) Wawancara kelompok atau FGD adalah teknik pengumpulan data atau metode penelitian untuk memahami sikap dan prilaku khalayak. Beberapa hal yang perlu di ketahui oleh peneliti dalam melaksanakan FGD, yaitu: a. Tidak ada jawaban benar atau salah dari responden b. Segala interaksi dan perbincangan harus terekam dengan baik c. Diskusi harus berjalan dalam suasana informal

d. Moderator harus mampu membangkitkan suasana diskusi agar tidak ada yang mendominasi pembicaraan dan tidak ada yang jarang berkomentar (krianto, 2006 :116-117) Secara umum, tahapan FGD adalah : a. Pendefinisian masalah b. Penentuan sampel c. Penyiapan sarana dan fasilitas diskusi d. Pelaksanaan diskusi e. Anlisis dan interpretasi data 4. Studi kasus Menurut Dezin dan Licoln (2009 :496), teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitataif terdiri dari : a. Observasi naturalistik / alamiah Observasi naturalistik atau lamiah merupakan salah satu teknik (instrumen atau alat) pengumpulan data sosial. Observasi alamiah adalah langkahawal bagi observasi partisipan yang lebih luas. b. Menggali peninggaan budaya Bukti bisu seperti teks-teks tertulis dan artefak peninggalan budaya secara fisik terpendam dan jejaknya tertinggal pada masa lalau c. Metode Visual Metode ini sering di sebut dengan cermin ingatan sebab fotografi mampu membawa seorang peneliti langsung ke dunia nyata d. Metode pengalaman personal Pengalaman personal, seperti pengalaman biografis yang di analisis Smith, merefleksikan ide, gagasan, dan makna pengalaman individu tertentu pada situasi kekinian B. UJI VALIDITAS DAN REABILITAS Sebuah proses kerja ilmiah disebut memenuhi kriteria objektifitas jika persyaratan kesahihan (validitas) dan keterandalan (reabilitas) terpenuhi. Objektivitas mengandung makna, bahwa peneliti tidak berpihak kepada siapapun dan apapun. Objektivitas bermakna sebagai proses kerja yang di lakukan menuju tercapainya kondisi objektiv itu. Sebuah penelitian di pandanmemenuhi kriteria persyaratan umum yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Design penlitian di buat secara benar dan baik Fokus penelitian tepat Instrumen dan cara pendataan akurat Penolahan dan analisis data dapat menjawab tujuan penelitian Penarikan kesimpulan dilakukan secara kongguen / sebangun dengan hasil nalaisis data 6. Hasil penelitian memberi manfaat bagi pengembangan ilmu dan perbaikan praktis 7. Rekomendasi penelitian memiliki maslahat atau kegunaan bagi pengembangan lebih lanjut (Danim, 2002 : 179-180)

Uji Validitas Validitas di bedakan menjadi dua, yitu validitas internal danvaliditas eksternal. Validitas internal merupakan ukuran kebenarandata yang di peroleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. validitas internal menggambarkan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada partisipan (Nasution, 2003 : 108) Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, yakni sampai manakah generalisasi yang di rumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain diluar penelitian. Generalisasi itu hanya berlaku bagi populasi penelitian dan didasarkan pada sampling yang biasanya diseleksi secara acak atau random (Nasution, 2003 : 107) Uji Reabilitas Dalamuji reabilitas harus adanya konsistensi yakni memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dio percaya. syarat reabilitas yang dikenakan pada penelitian kuanitatif tidak mungkin diberlakukan bagi penelitian kualitatif. (Nasution, 2003 : 108). Reabilitas di tentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu: a. Status dan kedudukan peneliti dikalangan anggota kelompok yang di selidiki serta hubungan pribadinya dengan partisipan b. Pilihan informan c. Situasi dan kondisi sosial yang mempengaruhi informasi yang di berikan d. Definisi konsep yang di kembangkan dan di rumuskan dapat berbeda-beda menurut tiap peneliti dan dengan sendirinya mempersulit kemungkinan replikasi e. Metode pengumpulan dan analisis data yang tidak di uraikan dengan jelas dan terinci akan mempersulit replikasi (Nasution, 2003 : 108 109) Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan hasil penelitian ada beberapa cara yang dapt di lakukan, yakni: a. Memperpanjang massa observasi b. Mengamati terus menerus c. Triangulasi tujuannya untuk mengecek kebenaran data tertentu d. Membicarakannya dengan orang lain e. Menganalisis kasus negativ f. Menggunakan refrensi g. Mengadakan member cek

C. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN KUALITATIF Menurut Patton, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.

Menurut Nasution (2003), analisis data dalam penelitian kualitatif harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis. Salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah dengan mengikuti langkahlangkah, seperti : 1. Mereduksi data Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang perinci. Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. 2. Men-display data Agar dapat melihat gambaran keseluruhannya atau atau bagian tertentu dari penelitian itu, harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, network, dan charts. 3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi Mencari makna dari data yang dikumpulkannya dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis, dan sebagainya. 4. Menganalisis data Menganalisis data sewaktu pengumpulan data antara lain akan menghasilkan lembar rangkuman dan pembuatan kode pada tingkat rendah, menengah, dan tingkat tinggi. 5. Membuat lembar rangkuman Untuk memperoleh inti data dilakukan dengan cara bertanya, siapa, peristiwa atau situasi apa, tema atau masalah apa yang dihadapinya dalam lapangan, hipotesis apa yang timbul dalam pikirannya. 6. Menggunakan matriks dalam analisis data Matriks dapat memberi bantuan yang sangat berguna dalam mengolah dan menganalisis data yang banyak, yang terdiri dari membentuk matriks, memasukan data ke dalam matriks, meganalisis data matriks (Nasution, 2003 : 129-134).

You might also like