You are on page 1of 5

TUGAS ANALISIS HASIL LAB

KASUS Seorang wanita usia 25 tahun dengan perdarahan Hb 5,29 g/dL. Dilakukan pemeriksaan golongan darah. Hasil golongan darah B positif, dilakukan pemeriksaan crossmatch. Pasien ini mendapat transfusi PRC (packed red cell) belum habis satu labu pasien menggigil dan sesak nafas. Transfusi di stop. Dilakukan pemeriksaan ulang golongan darah ternyata jadi AB positif. Bagaimana analisa hasil laboratorium?

ANALISA HASIL LABORATORIUM

Yang perlu di perhatikan : 1. Pra analitik Permintaan Pemeriksaan Golongan Darah Persiapan pasien Pastikan proses pengambilan sampel dilakukan secara benar Periksa sampel pemeriksaan apakah dalam kondisi baik? Identitas pasien/pelabelan : apakah nama, usia, jenis kelamin dan medrec (jika ada) pada sampel sama dengan form pemeriksaan? Pastikan reagen golongan darah dalam kondisi baik (Expire date, tempat penyimpanan reagen, suhu penyimpanan (biasanya pada suhu 2-8oC). Maka sebelum dipakai diamkan dulu sekitar 15-30 menit) Isi identitas pasien pada kartu gol.darah

2.

Analitik Cek kembali sampel, periksa identitas pasien pada bahan pemeriksaan disesuaikan dengan form pemeriksaan. Pemeriksaan golongan darah biasanya dilakukan dengan metode slide menggunakan reagen anti-A, anti-B, anti-AB (sistem ABO) dan anti D untuk rhesus Pastikan volume reagen dan sampel whole blood sebanding Pastikan reagen dan sampel bercampur dengan baik dan lakukan lagi homogenisasi setelahnya. Cross match

3.

Post Analitik Pemeriksaan golongan darah dilakukan secara manual, jadi harus hatihati pada saat interpretasi hasil dan penulisan hasil, jangan sampai tertukar. Hasil pemeriksaan golongan darah ditulis pada kartu dan formulir pemeriksaan. Hasil pemeriksaan diinput kedalam lembar hasil, pastikan

penulisannya benar dan tidak tertukar dengan pasien lain.

Permintaan Cross Match Di Rumah sakit besar, biasanya terdapat Bank Darah sehingga proses cross match dilakukan di bank darah rumah sakit tsb (UTDRS) . Namun ada juga RS besar yang belum memiliki bank darah sehingga permintaan darah sekaligus cross match dilakukan oleh pihak PMI. Apabila permintaan dilakukan ke PMI maka pastikan bahwa sampel dan formulir permintaan darah yang dikirim lengkap dan benar. Apabila dilakukan cross match di Bank Darah Rumah Sakit : Dilihat kelengkapan formulir permintaan darah (tanggal permintaan, tanggal dan waktu (jam) darah dibutuhkan, nama lengkap pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor rekam medik, ruang/kamar,

diagnosis, alasan/indikasi transfusi, jenis darah dan jumlah, urgensi kebutuhan, nama dan tanda tangan dokter yang meminta darah, riwayat pasien sebelumnya, golongan darah, reaksi transfusi penyakit dll yang relevan)) Dilihat kelengkapan identitas sampel (nama, no.medrek, tanggal pengambilan) Diperiksa golongan darah dan serum typing pasien. Sampel dicentrifuge untuk memisahkan serum dan sel darah. Sel darah dicuci dengan menggunakan NaCl samapi 3 kali kemudian dibuat suspensi eritrosit 5%. Kemudian diambil dua tetes masing-masing tabung untuk anti a,anti b,dan anti d. Untuk serum, a, b, o, auto control. Mengunakan sel eritrosit Periksa golongan darah donor Dibuat suspensi eritrosit menggunakan diluent 0,8-1% Untuk mayor 500 mikron diluents ditambah 0,5 mikron eritrosit donor Minor dan autocontrol 500 mikron diluents ditambah 0,5 mikron eritrosit pasien Disiapkan gel test dilabeli, mayor, minor, autocontrol. Didalamnya ada comb test, proses cross match dimulai.

Masalah yang sering ditemukan saat cross martch Kesalahan Teknis Hasil positif palsu : reagen terkontaminasi atau tabung kotor, sentrifugasi yang berlebihan, kesalahan interpretasi. Hasil negatif palsu : kekurangan spesimen atau reagen,

ketidaksesuaian perbandingan serum dan sel, sentrifugasi yang kurang atau temperatur inkubasi yang salah, reagen yang kadaluarsa, dan kesalahan interpretasi.

Berbagai kondisi klinis Kurangnya reaksi antigen : pewarisan sub group antigen A atau B, keadaan penyakit seperti leukemia, kelebihan substansi spesifik golongan darah. Reaksi antigen yang tidak terdeteksi : antigen A dan B yang didapat, eritrosit yang disel;ubungi antibodi, aditip antiserum, darah yang bercampur, reaksi ag-ab yang lemah. Kurangnya reaksi antibodi : umur, hipogamaglobulinemia,

agamaglobulinemia. Reaksi antibodi yang tidak terdeteksi : formasi rouleaux, autoantibodi, antibodi yang tidak terdeteksi. Turun sampel pemeriksaan beserta formulir pemeriksaan golongan darah dan permintaan PRC sebanyak 1 labu. Pada sampel dan formulir tertulis pasien X. diperiksa golongan darahnya didapat golongan

darah B (+) kemudian sampel di cross match dan kompatibel dengan PRC golongan B (+). Setelah dilakukan transfusi pasien menggigil. Kemudian diambil ulang sampel pemeriksaan ternyata golongan darah menjadi AB (+). Kemungkinan terbesarnya adalah sampelnya salah / tertukar dengan pasien lain. Jadi sampel yang diturunkan dari ruangan untuk diperiksa dan di cross match adalah sampel pasien lain yang golongan darahnya B (+). Beberapa kemungkinan pemeriksaan golongan darah berubah dari B positif jadi AB positif : Sampel tertukar Salah pembacaan karena aglutinasi yang halus Pada saat pemeriksaan tidak hanya memeriksa satu sampel tapi ada sampel lain, tertukar pembacaan. Salah penulisan hasil Reagen yang sudah rusak.

KEMUNGKINAN : Sampel tertukar Salah pembacaan karena aglutinasi yang halus Pada saat pemeriksaan tidak hanya memeriksa satu sampel tapi ada sampel lain, tertukar pembacaan. Salah penulisan hasil Reagen yang sudah rusak.

You might also like