You are on page 1of 31

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN VITAMIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Biokimia Pangan Jurusan Teknologi Pangan

Oleh: Nama NRP No. Meja Kelompok Asissten Tanggal Percobaan : Ira Guci : 103020079 : 6 (Enam) :D : Ogy Tanjung W : 12 maret 2012

LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN VITAMIN Oleh: Ira Guci 103020079/ Dwi Mayasari 103020081 INTISARI
Istilah vitamine atau vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu amina yang sangat vital, dan dari kata tersebut lahirlah istilah vitamine dan yang kemudian menjadi vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, maupun lemak, dan terdapat dalam jumlah yang kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan (Winarno, hlm 119, 1992). Tujuan dari percobaan uji vitamin B yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin B pada bahan pangan. Tujuan dari uji vitamin E yaitu untuk mengetahui adanya vitamin E dalam bahan pangan. Tujuan dari uji Vitamin C untuk mengetahui adanya vitamin C pada bahan makanan. Prinsip dari uji vitamin B yaitu, berdasarkan reaksi kimia vitamin B dengan Pb asetat dan NaOH disertai pemanasan sehingga membentuk endapan coklat hitam. Prinsip dari uji vitamin E yaitu, berdasarkan reaksi dengan alcohol absolute dan HNO 3 pekat disertai pemanasan sehingga terbentuk senyawa jingga. Prinsip dari uji vitamin C yaitu, berdasarkan reaksi oksidasi dengan KMnO4. Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin C dengan sampel jus alpukat, buavita jeruk, daun singkong, terasi udang, dan buah anggur positif mengandung vitamin C. Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin E dengan sampel buah anggur positif mengandung vitamin E, sedangkan sampel jus alpukat, terasi udang, buavita jeruk, dan daun singkong tidak mengandung vitamin E. Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin B dengan sampel buavita jeruk positif

mengandung vitamin B, sedangkan sampel buah anggur, daun singkong, jus alpukat, dan terasi udang tidak mengandung vitamin B.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai pengkecualian adalah vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit mendapat cukup kesempatan kena sinar matahari (Winarno, hlm:119, 1992). Hampir semua vitamin yang kita kenal sekarang telah berhasil diidentifikasi sejak tahun 1930. Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yaitu, vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C dan vitamin B (Winarno, hlm: 119, 1992). Vitamin merupakan senyawa yang diperlukan untu kehidupan, yang tidak dapat dibentuk oleh organism hewan walaupun diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme. Kebanyakan vitamin adalah prekursor koenzim dan pada beberapa hal juga prekursor bahan pembawa sinyal. Kebutuhan akan vitamin tergantung dari jenisnya dan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis seperti, kehamilan, menyusui, kerja berat tubuh, dan cara konsumsi makanan (Yuniastuti, hlm: 63, 2006).

1.2 Tujuan Percobaan 1.2.1 Tujuan percobaan dari uji vitamin B Tujuan dari uji vitamin B yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin B pada bahan pangan. 1.2.2 Tujuan percobaan dari uji vitamin E Tujuan dari uji vitamin E yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin E pada bahan pangan. 1.2.3 Tujuan percobaan dari uji vitamin C Tujuan dari uji vitamin C yaitu, untuk mengetahui adanya vitamin C pada bahan pangan. 1.3 Prinsip Percobaan 1.3.1 Prinsip percobaan dari uji vitamin B Prinsip dari uji vitamin B yaitu, berdasarkan reaksi kimia vitamin B dengan Pb asetat dan NaOH disertai pemanasan, sehingga membentuk endapan coklat. 1.3.2 Prinsip percobaan dari uji vitamin E Prinsip dari uji vitamin E yaitu, berdasarkan reaksi dengan alkohol absolute dengan HNO3 pekat disertai pemanasan sehingga terbentuk warna kuning jingga. 1.3.3 Prinsip percobaan dari uji vitamin C Prinsip dari uji vitamin C yaitu, berdasarkan reaksi oksidasi vitamin dengan KMnO4. 1.4 Reaksi Percobaan 1.4.1 Reaksi percobaan uji vitamin B H CH3 OH O O H H | | | | | | | H C C C C C C C COOH + PbAc +NaOH Coklat | | | | | OH CH3 H H H

1.4.2

Reaksi percobaan uji vitamin E

1.4.3

Reaksi percobaan uji vitamin C

O C=O | | C O=C | | HO C + KMnO4 O = C | | HC HC | | HO C H HO C H | | H2 C OH H2 C OH Asam askorbat Asam L-dehida askorbat

II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan mengenai (1) Vitamin yang larut dalam lemak, (2) Vitamin yang larut dalam air, dan (3) Komposisi Sampel. 2.1 Vitamin yang larut dalam lemak 2.2.1 Vitamin A Terdapat sejumlah ikatan organik yang mempunyai aktivitas vitamin A, yang semuanya mengandung gelang beta ionon didalam struktur molekulnya. Ikatan kimia yang mempunyai aktivitas vitamin ini disebut preformed A; sebagai lawannya ialah provitamin A atau prekursor vitamin A, yang terdiri atas ikatan-ikatan karoten. Deretan homolog preformed vitamin A ialah vitamin A alkohol, vitamin A aldehida, dan vitamin A asam. Preformed vitamin A sekarang diberi nama retinol, dan homolognya retinal dan retinoic acid (Sediaoetama, hlm: 110, 2000). Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Sayangnya mempunyai sifst yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, siner, dan lemak yang sudah tengik (Winarno, hlm: 121, 1992). Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar karoten menjadi vitamin A. Dalam tanaman terdapat dari beberapa jenis karoten, namun lebih banyak ditemui adalah -, -, dan karoten; mungkin juga terdapat kriptoxantin (Winarno, hlm 121, 1992). Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang normal biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak yang dikeluarkan sel epitel mukosa

sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi (Winarno, hlm: 122, 1992). 2.2.2 Vitamin D Dari beberapa jenis vitamin D dua diantaranya dianggap yang paling penting yaitu, vitamin D2 (ergo kalsiferol) dan vitamin D3 (7-dehidrokolesterol kolikolaferol). Struktur kedua vitamin tersebut sangat mirip. Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan nabati dan vitamin D3 banyak terdapat dalam minyak hati ikan (Winarno, hlm: 125, 1992). Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang diketahui berfungsi sebagai prohormon. Vitamin D mengalami dihydroksilasi pada C25 yang terjadi didalam sel hati, kemudian disusul oleh hidroksilasi kedua pada C1 yang terjadi diginjal (Sediaoetama, hlm: 121, 2000). Peranan vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan. Vitamin D dari makanan yang dikonsumsi diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa (Winarno, hlm: 125, 1992). 2.2.3 Vitamin E (Tokoferol) Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak, dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus. Karena itu vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas. Kekurangan vitamin E pada tikus jantan akan menyebabkan kerusakan epitel alat kelamin jantan yang tidak dapat diperbaiki lagi, sedang bila kekurangan vitamin E terjadi pada tikus betina, maka tikus itu tidak mampu menyelesaikan masa

kandungannya, dan sering janin yang ada dalam kandungan tikus tersebut mati (winarno, hlm 127-128, 1992). Fungsi vitamin E dapat dikelompokan berdasarkan dua sifatnya yang penting; (1) Berhubungan dengan sifatnya sebagai antioksidan alamiah, (2) Berhubungan dengan, metabolism selenium. Kedua dasar fungsi vitamin E ini berkaitan dengan perlindungan sel terhadap daya destruktip peroksida didalam jaringan. (Sediaoetama, hlm: 124, 2000). Vitamin E mungkin juga terlibat ke dalam proses sintesis, khususnya dalam proses pemasangan pirimida ke dalam asam nukleat, serta dalam pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang. Vitamin E juga diperlukan dalam sintesis koenzim A, yang penting dalam proses pernafasan (Winarno, hlm: 128, 1992). 2.2.4 Vitamin K Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi, mula-mula ditemukan sebagai senyawa yang dapat mencegah terjaddinya pendarahan yang parah pada ayam yaitu, mendorong terjadinya penggumpalan darah secara normal (Winarno, hlm: 129, 1992). Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K sangat penting bagi pembentukkan protorombin. Kadar protrombin yang tinggi didalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Sumber utama vitamin K adalah hati dan sayuran seperti bayam, kubis, dan bunga kol. Sedang bijibijian, buah-buahan dan sayuran lain miskin vitamin K (Winarno hlm: 129-130, 1992).

2.2 Vitamin yang larut dalam air 2.2.1 Vitamin C Vitamin C mulai dikenal setelah dipisahkan dari air jeruk pada tahun 1928. Penyakit karena defisiensi vitamin C telah menghantui masyarakat para pelarut untuk beberapa abad sebelum dikenal adanya vitamin. Penyakit defisiensi vitamin C ialah skorbut, telah merenggut sejumlah besar jiwa diantara para ahli pelarut yang menyinggahi sesuatu pelabuhan untuk mendapatkan bahan makanan segar (Sediaoetama, hlm: 131, 2000). Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Disamping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, sertaoleh katalis tembaga dan besi (Winarno, hlm: 131, 2000). Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukkan kolagen interseluer. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin, dan vascular endothelium. sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. 2.2.2 Vitamin B kompleks Dipandang dari segi gizi, kelompok B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks meliputi tiamin (vitamin B1), ribovlafin (vitamin B2), niasin (asam nikotinat, niasinamida), piridoksin (vitamin B6), asam pantotenat, biotin, folain (asam folat dan turunan aktifnya), serta vitamin B12 (sianokobalamin).

2.3 Komposisi sampel 2.3.1 Jus Alpukat

Gambar 33. Jus Alpukat Kandungan Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Vitamin A Vitamin B1 Jumlah 85,00 kal 0,90 g 6,50 g 7,70 g 10,00 g 20,00 g 180, 00 sl 0,05 mg

Tabel 23. Kandungan Jus Alpukat

2.3.2 Buavita jeruk

Gambar 34. Produk Buavita Jeruk Komposisi Air Sari buah jeruk Sukrosa Bulir jeruk Pewarna alami beta karoten Cl75130 Tabel 24. Komposisi Buavita Jeruk Pengatur keasaman asam sitrat Vitamin C Pemantap nabati Perisa Jeruk

2.3.3 Daun singkong

Gambar 35. Daun Singkong Kandungan Vitamin A, B1 dan C Tannin Fitofarmaka Kalori Protein Fosfor Hidrat arang Zat besi

Tabel 25. Kandungan Daun Singkong

2.3.4 Buah anggur

Gambar 36. Buah Anggur Kandungan Reservatiol Vitamin A Vitamin E Vitamin K Tabel 26. Kandungan Buah Anggur Jumlah 50-100 mikrogram 0,19 mg 14,6 mg

2.3.5 Terasi Udang

Gambar 37. Produk Terasi Udang ABC Komposisi Terasi Udang Udang rebon segar Garam

Tabel 27. Komposisi Terasi Udang ABC

BAB III ALAT, BAHAN, DAN METODE PERCOBAAN Bab ini akan menguraikan mengenai (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode percobaan. 3.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada percobaan uji vitamin yaitu, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, dan thermometer. 3.2 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada uji vitamin yaitu sampel terasi udang, jus alpukat, buah anggur, buavita jeruk, dan daun singkong. Pada uji vitamin B menggunakan Pb asetat, dan NaOH 1:10, pada uji vitamin E menggunakan aquadest dan HNO3, pada uji vitamin C menggunakan larutan KMnO4.

3.3 Metode percobaan 3.3.1 Metode Percobaan Uji Vitamin B

1 ml Sampel, 1 ml Pb asetat dan 1 ml NaOH 1:10

15- 20 C

Amati warna coklat yang terbentuk Gambar 38. Metode Percobaan Uji Vitamin B Pertama-tama disiapkan terlebih dahulu tabung reaksi yang telah dibilas bersih, lalu dimasukan 1 ml sampel, dan 1 ml pelarut Pb asetat dan 1 ml NaOH 1:10, kemudian 0 dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 20 C, dan terakhir diamati warna coklat yang terbentuk.

3.3.2 Metode Percobaan Uji Vitamin E

1 ml sampel 2 ml alkohol + 5 tetes HNO3

15 75 C

Amati perubahan warna jingga sampai merah.

Gambar 39. Metode Percobaan Uji Vitamin E Pertama-tama disiapkan terlebih dahulu tabung reaksi yang sudah dibilas, kemudian dimasukan 1 ml sampel dan 2 ml alkohol dan 5 tetes HNO3 pekat, kemudian dipanaskan 0 selama 15 menit dengan suhu 75 C, setelah dipanaskan diamati perubahan warna jingga sampai merah.

3.3.3 Metode Percobaan Uji Vitamin C

1 ml sampel 1ml KMnO4 1 N

Amati perubahan warna jika KMnO4 hilang, mengandung vitamin C. Gambar 40. Metode Percobaan Uji Vitamin C Pertama-tama dimasukkan 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml KMnO4, dan diamati perubahan warna, jika KMnO4 hilang maka sampel tersebut mengandung vitamin C.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai, (1) Hasil pengamatan dan pembahasan uji vitamin B, (2) Hasil pengamatan dan pembahasan uji vitamin E, dan (3) Hasil pengamatan dan pembahasan uji vitamin C. 4.1 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan Uji Vitamin B

Gambar 41. Hasil Pengamatan Uji Vitamin B

Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus

Tabel 28. Hasil Pengamatan Uji Vitamin B Pereaksi Warna Hasil Keterangan Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Bening Tidak mengandung vitamin B Mengandung vitamin B

Coklat

Tidak mengandung Alpukat vitamin b Daun Pb asetat Bening Tidak + NaOH mengandung Singkong vitamin b Terasi Pb asetat Bening Tidak + NaOH mengandung Udang vitamin b (Sumber: Ira Guci, Dwi Mayasari, Meja 6, Kelompok D). Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin B dengan sampel buavita jeruk positif mengandung vitamin B, sedangkan sampel buah anggur, jus alpukat, daun singkong, dan terasi udang tidak mengandung vitamin B. Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan B. Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging, ikan, minyak ikan, dan biji-bijian. Sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dsb. Vitamin tersebut disimpan dalam hati atau jaringan2 lemak. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin tersebut tidak dikeluarkan akibatnya ditimbun dalam tubuh bila dikonsumsi terlalu banyak.

Hijau

Kekurangan vitamin yang larut dalam lemak terjadi bila daya serap tubuh terhadap lemak tidak baik atau tubuh terlalu banyak mengkonsumsi minyak mineral. Vitamin2 yg larut dalam air bebas bergerak dalam tubuh, darah, dan limpa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air keluar dari bahan makanan (Qonita, 2008). Tiamin tersusun dari pirimidin tersubitusi, tiamin dalam bentuk koenzim tiamin pirofosfat (TPP) atau trifosfat (TTP) memegang peranam penting dalam transformasi energi, konduksi membrane dan saraf serta dalam sintesis pentose dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam suklus kreb untuk pembentuk energi (Yuniastuti, hlm: 73, 2006). Riboflavin (vitamin B2) terdiri atas sebuah cincin isoalokazin heterosiklik yang melekat pada gula, alkohol, ribitol. Vitamin ini merupakan pigmen berpendar dan berwarna yang relatif stabil terhadap pemanasan, namun akan terurai dengan adanya cahaya yang nyata. Riboflavin terutama berfungsi sebagai komponen koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN) (Yuniastuti, hlm: 75, 2006). Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida). Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada disemua sel dan berperan sebagai faktro berbagai oksidureduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolism asam lemak, pernafasan jaringan dan detoksifikasi (Yuniastuti, hlm: 76, 2006).

Asam pantotenat adalah suatu derivate dimetil dari asam butirat yang berikatan dengan b-alanin (Penggabungan asam pantoat dengan b-alanin). Asam pantotenat dapat diabsorpsi dengan mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP sehingga terbentuk senyawa 4fosfopantotenat dan KoA (Bentuk aktif asam pantotenat (Yuniastuti, hlm: 76, 2006). Vitamin B6 (Pirioksin, Pridoksal, Piridoksamin) dialam terdapat dalam tiga bentuk ; piridoksin, pridoksal dan pridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein (Yuniastuti, hlm: 77, 2006). Vitamin B12 atau kobalamin terdiri atas cincin mirip profirin seperti hem, yang mengandung kobalt serta terikat pada ribose dan asam fosfat. Vitamin B12 tidak terdapat pada tanaman, kecuali bila tanaman terkontaminasi oleh mikroorganisme. Vitamin B12 tersimpan didalam hati tersimpan didalam hati hewan dimana vitamin B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin dan hidroksikobalamin. Karena itu hati merupakan sumber vitamin B12 yang baik, seperti halnya ragi (Yuniastuti, hlm: 78-79). Biotin adalah suatu asam monokarbosilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cinicin tetrahidrotiofen dengan rantai asam valverat. Biotin dapat dipenuhi oleh sintesis bakteri intestinal. Biotin merupakan koenzim pada enzim karboksilase. Biotin berfungsi sebagai komponen pada sejumlah enzim multisubunit spesifik yang mengkatalisis reaksi karboksilase (Yuniastuti, hlm:80, 2006).

Fungsi Pb asetat dan NaOH yaitu, mengubah vitamin B menjadi bentuk tiol, karena pereaksi tersebut menjadikan kondisi larutan asam menjadi basa. 4.2 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan Uji Vitamin E

Gambar 42. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E Tabel 29. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus Alpukat Daun Singkong Pereaksi Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Warna Jingga Hasil + Keterangan Mengandung Vitamin E Tidak mengandung vitamin E Tidak mengandung vitamin E Tidak mengandung vitamin E

Bening

Putih

Kuning

Tidak mengandung Udang vitamin E (Sumber: Ira Guci, Dwi Mayasari, Meja: 6, Kelompok D). Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin E dengan sampel buah anggur positif mengandung vitamin E, sedangkan sampel jus alpukat, terasi udang, daun singkong, dan buavita jeruk tidak mengandung vitamin E. Keaktifan vitamin E pada beberapa senyawa tokoferol berbeda-beda. Dikenal alfa, beta, dan gama-tokoferol. alfatokoferol menunjukkan keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi terutama bila pada lemak yang tengik, timah, garam besi serta mudah rusak oleh sinar UV (Qonita, 2008). Fungsi vitamin E dengan menerima oksigen Vitamin E dapat membantu mencegah oksidasi terhadap Vitamin A dalam saluran pencernaan, vitamin E dalam jaringan menekan oksidasi asam lemak tidak jenuh, diperlukan dalam sintesis koenzim A yang penting dalam pernafasan (Qonita, 2008). Sumber Vitamin E: minyak tumbuhan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan (Qonita, 2008). Vitamin E (Tokoferol) terdiri atas senyawa sejenis yang semuanya mengandung satu cincin kroman. Senyawasenyawa ini hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan terutama dalam kecambah gandun, membentuk suatu pelindung oksidasi yang efektif untuk lemak jenuh. Oleh karena itu vitamin E merupakan baris pertama pertahanan terhadap proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam fosfolipid membrane seluler dan subseluler (Yuniastuti, hlm: 68, 2006).

Terasi

Alkohol + HNO3

Kuning

4.3 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan Uji Vitamin C

Gambar 43. Hasil Pengamatan Uji Vitamin C Tabel 30. Hasil Pengamatan Uji Vitamin C Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus Alpukat Daun Singkong Terasi KMnO4 Coklat KMnO4 Coklat + KMnO4 Merah + KMnO4 Coklat + Pereaksi KMnO4 Warna Merah Hasil + Keterangan Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C

Tidak mengandung Udang Vitamin C (Sumber: Ira Guci, Dwi Mayasari, Meja: 6, Kelompok D).

Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin C dengan sampel jus alpukat, buah anggur, daun singkong, dan buavita jeruk positif mengandung vitamin C, sedangkan terasi udang tidak mengandung vitamin C. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai. Sumber vitamin C ada dalam jeruk, tomat, kentang, kubis, cabe hijau, apel, nenas, belimbing, mangga, cabe rawit, jambu biji, pisang ambon. Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok, peradangan gusi). Kebutuhan harian dewasa: 60 miligram (Ziahyde, 2009). Vitamin C adalah Kristal putih yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (Oksidasi) terutama bila tekena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Iswari dan Yuniastuti, hlm: 71, 2006). Vitamin C terdapat dalam dua bentuk dialam, yaitu asam askorbat (bentuk tereduksi) dan -asam dehidroaskorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik asam askorbat menjadi -asam dehidroaskorbat terjadi bila bersentuhan dengan tembaga, panas atau alkali (Iswari dan Yuniastuti, hlm: 71, 2006). Peran vitamin C Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin

Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat Sintesa hormone-hormon steroid dari kolesterol Kekurangan vitamin C menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit skorbut jarang pada bayi biasanya antara 6-12 bulan. Gejala-gejalanya: terjadi pelunakan tenunan kolagen, infeksi dan demam. Juga timbul sakit, pelunakan dan pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak yang giginya telah tumbuh, gusi membengkak, lunak dan terjadi pendarahan. Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan vitamin C dalam makanannya. Gejalanya: pembengkakan dan pendarahan pada gusi, kaki menjadi lunak, anemia. Akibat yang parah adalah gigi menjadi goyah dan dapat lepas. Penyakit sariawan yang akut disembuhkan dengan pemberian 100-200 mg vitamin C per hari dalam beberapa waktu. Sumber vitamin C: sayuran dan buah2an terutama buah segar dan buah yang mentah (Qonita, 2008). Agar vitamin C tidak banyak hilang sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari (Qonita, 2008). Untuk mengetahui adanyanya vitamin C dalam suatu bahan pangan digunakan pelarut KMnO4 karena pelarut ini dapat direduksi oleh vitamin C. Pengganti KMnO4 dalam uji vitamin C yaitu, I2 fungsi I2 yaitu, sebagai oksidator, autokatalisator, dan autoindikator (Phiin, 2011).

V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjelaskan mengenai (1) Kesimpulan, dan (2) Saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin B dengan sampel buavita jeruk positif mengandung vitamin B, sedangkan sampel buah anggur, jus alpukat, daun singkong, dan terasi udang tidak mengandung vitamin B. Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin E dengan sampel buah anggur positif mengandung vitamin E, sedangkan sampel jus alpukat, terasi udang, daun singkong, dan buavita jeruk tidak mengandung vitamin E. Berdasarkan hasil pengamatan uji vitamin C dengan sampel jus alpukat, buah anggur, daun singkong, dan buavita jeruk positif mengandung vitamin C, sedangkan terasi udang tidak mengandung vitamin C. 5.2 Saran Seharusnya pada saat melakukan pengujian harus lebih teliti, sehingga tidak terjadi kesalahan saat mengamati perubahan warna yang dihasilkan dari masing-masing pelarut dan sampel.

DAFTAR PUSTAKA Achmad Djaeni Sediaoetama, (2000). Ilmu Gizi. Dian Rakyat: Jakarta Timur. Phiin, (2011). Percobaan Reduksi Oksidasi. http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-reduksioksidasi/. Diakses 18/3-2012. Qonita, (2008). Vitamin. http://qforq.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial =1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses: 15/3-2012. Winarno. F. G, (1992). Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Yuniastuti, (2006). Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta. Ziahyde, (2009). Penentuan Adanya Vitamin B1 Dan Vitamin C. http://ziahydechemy666.blogspot.com/2009/06/percobaan -ix-judul-penentuan-adanya.html. Diakses: 15/3-2012.

LAMPIRAN Tabel Hasil Pengamatan Uji Vitamin B Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus Alpukat Daun Singkong Terasi Udang Pereaksi Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Pb asetat + NaOH Warna Coklat Hasil + Keterangan Mengandung vitamin B Mengandung vitamin B Tidak mengandung vitamin B Tidak mengandung vitamin B Tidak mengandung vitamin B

Coklat

Hijau

Bening

Bening

Tabel Hasil Pengamatan Uji Vitamin E Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus Alpukat Daun Singkong Pereaksi Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Alkohol + HNO3 Warna Jingga Hasil + Keterangan Mengandung Vitamin E Mengandung Vitamin E Mengandung Vitamin E Mengandung Vitamin E

Jingga

Jingga

Jingga

Terasi Udang

Alkohol + HNO3

Jingga

Mengandung Vitamin E

Tabel Hasil Pengamatan Uji Vitamin C Bahan Buah Anggur Buavita Jeruk Jus Alpukat Daun Singkong Terasi Udang KMnO4 Coklat KMnO4 Coklat + KMnO4 Merah + KMnO4 Coklat + Pereaksi KMnO4 Warna Merrah Hasil + Keterangan Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C Mengandung Vitamin C Tidak mengandung Vitamin C

You might also like