Professional Documents
Culture Documents
Sejarah dan Perkembangan Sel Punca serta Dampak Positif dan Negatifnya
M Rizky Putra P (0906640860) Kelompok 8
Perkembangan sel punca dimulai dari penelitian ilmuwan dari Kanada, yaitu Ernerst A. McCulloch dan James E. Hingga pada tahun 1960-an. Namun, Terapi pengobatan yang menggunakan stem sel mulai digunakan sejak keberhasilan transplantasi sumsum tulang untuk yang pertama kalinya pada tahun 1968. Penelitian akan stem sel dimulai berdasar dari tali pusat yang digunakan pada suatu keluarga di tahun 1960-an untuk mengobati segala penyakit yang dideritanya sehingga pengembangan penelitian stem sel untuk mengobati penyakit yang didasarkan kelainan pada darah manusia. Setelah diteliti darah dari tali pusat tersebut memiliki sel induk dari embrio manusia yang dapat berdiferensiasi menjadi sel baru bagi tubuh manusia. Pada awal tahun 1980-an para ilmuan meneliti untuk membuat stem sel embrio dari tikus dan dikembangkan pada laboratorium. Pada tahun 1988 para peneliti pertama kali membuat stem sel embrio dari hamster. Kemudian pada tahun 1995 stem sel embrio pertama yang dikembangakn dari primata , selanjutnya pada tahun 1997 para ilmuan berhasil mengkloning domba dari stem sel. Pada tahun 1997 sumber leukaemia ditemukan sebagai stem sel haematopoietic yang mengindikasikan stem sel kanker. Pada Tahun 1998 Thompson dari Universitas Wisconsin berhasil mengisolasi sel dari massa sel embrio dini dan mengembangkan stem sel embrio pertama . Pada thun yang sama Gearhart dari Universitas Johns Hopkins sel germinal berasal dari sel dalam jaringan gonad janin, sel induk pluripoten dikembangkan dari kedua sumber. Namun pada perkembangannya itu pada tahun 2004 peneliti dari korea mengakatan telah menghasilkan stem sel embrio dari sel telur yang tidak terbuahi yang ternyata hanya sebuah kebohongan yang meninggalkan opini public akan keraguannya pada para peneliti dibidangnya. Baru-baru ini, pada tahun 2005, para ilmuwan Universitas Kingston di Inggris adalah konon telah menemukan kategori lain dari stem sel. Ini diberi nama darah tali pusat sel induk
1
penelitiannya dibiayai oleh pihak swasta. Sedangkan pada negara Kanada yang agak fleksibel dalam bidang penelitian sel induk. Pada tahun 2005, dorongan dari hanya lebih dari 5 juta dolar diarahkan untuk mendukung percobaan menyelidiki penggunaan sel induk dewasa untuk menggantikan sel yang rusak di paru-paru jantung, atau pembuluh darah. Mereka embrio yang sisa dari gagal fertilisasi in vitro dapat digunakan tapi therapeutic cloning tidak diperbolehkan. Kebijakan Kanada adalah sedemikian rupa sehingga setiap embrio yang dibuat dengan tujuan untuk memanfaatkan sel induk, yang kemudian hancur setelah ekstraksi sel induk, tidak dapat diterima. Korea Selatan telah membuat kemajuan yang kuat dalam penelitian sel induk, karena kebijakan yang sangat fleksibel tentang penelitian. Kebijakan ini tidak didukung oleh semua bangsa meskipun dan kemajuan Korea Selatan dasarnya dapat mendorong bangsa untuk garis depan penelitian sel induk. Korea Selatan peneliti telah mampu untuk secara cepat dan berhasil menghasilkan sel induk yang merupakan pertandingan genetik yang tepat untuk pasien dari semua ras, jenis kelamin dan sebagainya. Kemajuan mereka dalam kloning terapi berarti mereka efisien dapat menghasilkan sel induk disesuaikan dengan individu dan dengan risiko rendah penolakan imunologi. Sistem Pengobatan menggunakan stem sel yang telah ditemukan tidak terlepas dari dampak yang dihasilkannya, berikut merupakan dampak dari penggunaan stem sel dalam system pengobatan
of Stem Cells Research. ( diakses tanggal 4 Maret 2012) Mardani, Yusuf dan Dr. H. Agus Krisno B, M.Kes. Penggunaan Stem Cell dalam Bidang Ilmu kedokteran. Universitas Muhammadiyah Malang
4