You are on page 1of 8

Teori Komunikasi Kelompok

Materi Minggu 10 Referensi : Littlejohn,Stephen W & Foss, Karen A. 2005, Theories of Human Communication, 8th edition, USA, Thomson Wadsworth Chapter 8

Karakteristik Kelompok
1. Memiliki Tujuan Tertentu Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh suatu kelompok. Tujuan tersebut bervariasi untuk setiap kelompok karena : - pertama, setiap kelompok memiliki latar belakang atau asal mula pendirian kelompok yang berbeda-beda. - kedua, kepentingan dari anggota-anggota kelompok dalam suatu kelompok tentu akan berbeda dengan anggota-anggota kelompok lain. - ketiga, tujuan kelompok juga dipengaruhi oleh kejelasan; kejelasan dalam memiliki anggota dan pemimpin kelompok, kejelasan tujuan dan aktivitas kerja dan lain-lain; - keempat dipengaruhi oleh kelayakan, atau beralasan tidaknya suatu kelompok didirikan.

2. Norma-norma Norma adalah suatu standar atau ukuran yang menentukan penerimaan perilaku dalam kelompok. Norma kelompok akan diaplikasikan ke dalam interaksi antar anggota kelompok dan pada saat kelompok tersebut melakukan kegiatan. Norma-norma kelompok biasanya tidak diekspresikan secara verbal. Setiap anggota kelompok akan saling menyadari adanya norma-norma tersebut, sampai ada yang melakukan pelanggaran atau dianggap melanggar norma secara serius. Pelanggaran terhadap norma oleh salah satu anggota akan ditekan oleh anggota lain agar pelanggar tersebut melakukan kompromi.

3. Posisi Posisi adalah bagian yang didapat oleh anggota dalam suatu kelompok. Posisi dalam kelompok biasanya formal dan terspesialisasi. Misalnya dalam kelompok tersebut ada posisi ketua, wakil, bendahara dan sekretaris. Namun ada juga yang informal, terbatas dan tidak berbeda terlalu jauh. Misalnya yang ada hanya fasilitator dan anggota. Apapun klasifikasi posisi anggota dalam kelompok, bagian yang diambilnya atau dimainkannya akan sesuai dengan apa yang diberikannya. Contohnya, bila seseorang menjadi ketua kelompok, ia akan menjalankan tugasnya sebagai ketua dan tidak mengambil tugas bendahara.

4. Peran Peran dekat dengan posisi. Bila posisi adalah bagian yang didapatkan anggota dalam suatu kelompok, maka peran merujuk pada perilaku yang diasosiasikan dengan posisi. Peran dapat menjadi konflik apabila terdapat ketidaksesuaian pembagian peran. Dengan kata lain, konflik kelompok dapat terjadi apabila pertama, terdapat perbedaan diantara bagaimana anggota kelompok memainkan peran dan anggota lain berpikir bagaimana seharusnya hal tersebut diperankan. Kedua, adanya anggota kelompok yang melakukan suatu tindakan, dan anggota lain berpikir bahwa ia harus bertanggungjawab atas tindakan yang telah dilakukannya.

5. Struktur
Posisi dan peran tidak berdiri terpisah; dalam kelompok, tidak akan ada pemimpin jika tidak ada pengikut. Pola-pola hubungan diantara posisi dan peran yang dihadirkan dalam kelompok disebut sebagai struktur. Ada kelompok yang peran dan posisinya sangat jelas, khususnya penghargaan anggota terhadap otoritas dan kekuasaan; ini disebut sebagai sistem sentralisasi. Ada pula kelompok yang posisi dan perannya sangat langgar, dimana anggota kelompok bisa berbagi peran; ini disebut sebagai sistem desentralisasi.

Model Pengembangan Komunikasi Kelompok


Model Bales : Model analisis proses interaksi (interaction process analysis). Ada tiga tahap dalam model Bales, yaitu: Tahap 1 : Orientation Phase Pada tahap orientasi, anggota yang baru masuk dalam suatu kelompok atau baru mendirikan suatu kelompok akan bertanya, mencari dan saling memberi informasi mengenai tujuan kelompok dan hakekat tugas-tugas dalam kelompok; pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain. apa yang akan kita lakukan, mengapa kita melakukannya, bagaimana kita melakukannya dan bagaimana mencapai hasil yang terbaik. Pada tahapan ini, anggota kelompok akan mencari konfirmasi dan melakukan orientasi akan keberadaan kelompok tersebut.

Tahap 2 : Evaluation Phase Pada tahap evaluasi, pertanyaan yang diajukan anggota kelompok berkisar seputar peran anggota kelompok dalam tugastugas atau pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok. Pada tahap ini terjadi semacam pengekspresian opini dan perasaan dari anggota kelompok tentang berbagai isu yang berkembang. Tahap 3 : Control Phase Para anggota kelompok akan saling membuat statement (pernyataan) dan mencari serta memberi petunjuk pada sesama anggota. Disini akan bermunculan pendapat-pendapat yang positif atau negatif dari anggota kelompok secara substansial. Pada tahap ini akan mulai tampak solidaritas kelompok dan minat mereka dalam kelompok.

You might also like