Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
Cantika Lidyasantri Herlina Listiani Sartika Pratiwi Meircolinesha Fridanti Tri Megawati Widya Rizky Nugraheni
Perdarahan Pervaginam
Hyperemesis Gravidarum
Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda,
perdarahan
pervaginam
yang
Abortus
Kehamilan Mola
Kehamilan Ektopik
,,Abortus ??? Penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi atau berakhirnya kehamilan oleh akibat - akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau sebelum plasenta selesai (buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan)
Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganan: bila ada tandatanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat uterotonika dan antibiotika.
Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganan: bila ada tandatanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat uterotonika dan antibiotika.
Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obatobat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika. (Mohctar, 1998 : 211212).
Kehamilan Mola
Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari vili Khorialis Penanganan :
1. Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus. 2. Segera lakukan evakusi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan (NaCl atau RL) dengan kecepatan 40-60 tetes/menit. 3. Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal apabila masih menginginkan anak atau tubektomi apabila ingin menghentikan fertilits. 4. Lakukan pemantaun setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca evakuasi dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya risiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap.
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih besar 90%).
Gejala kehamilan awal (flek atau perdarahan yang iregular, mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan uterus, meningkat) Nyeri pada abdomen dan pelvis Abdomen akut dan nyeri pelvis Distensi abdomen Nyeri lepas serviks, pembesaran buang urine frekuensi Kolaps dan kelelahan Denyut nadi cepat dan lemah
Hipotensi
Hipovolemi
Pucat
Penanganan :
Dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50% dari wanita yang hamil, terutama kehamilan Tetapi semua diketemukan ganda dan jika yang seorang dimakan pada mola ibu dan primigravida, hidatidosa. memuntahkan
diminumnya hingga berat badan sngat turun, turgor kulit kurang, diurese kurang dan
Gejala yang khas : Hiperemesis Gravidarum Muntah yang hebat Haus Dehidrasi Berat badan turun Kenaikan suhu Gangguan cerebral (kesadaran menurun) Laboratorium : protein, aceton, urobilinogen, porphylin dalam urin bertambah.
Penanganan:
Obat - obatan Isolasi Terapi psikologik Cairan parenteral
Penghentian kehamilan
Tanda - Tanda Dari Bahaya Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
Perdarahan Pervaginam Sakit Kepala yang Hebat Penglihatan Kabur Bengkak di Wajah & Jari Tangan Keluar Cairan Pervaginam Gerakan Janin Tidak Terasa Nyeri Perut yang Hebat
1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi lahir dan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kehamilan lanjut, dua kondisi yang mengancam jiwa yaitu :
Plasenta Previa Solusio Plasenta
Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu terletak pada atau di dekat serviks, pada segmen bawah rahim sehingga menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri. Penanganannya adalah dengan terapi pasif yaitu jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau terapi aktif dengan mengakhiri kehamilan
Solusio Plasenta
Keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
Penanganan Umum : Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
Komplikasi : Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Irma, 2002:4)
3. Penglihatan Kabur
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat. (Uswhaaja, 2009: 5)
Penanganan Umum : Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tandatanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
mengkhawatirkan
ialah
edema
yang
muncul
mendadak
dan
cenderung meluas. Edema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada
Istirahat cukup Mengatur diet Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan, dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3) Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tandatanda edema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
Penanganan Umum :
Komplikasi :
Penanganan Umum : Lakukan segera pemeriksaan umum Jika dicurigai syok, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat. Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98) Komplikasi : Kehamilan ektopik Pre-eklampsia Persalinan premature Solusio Plasenta Abortus Rupture uteri imminens
a. Model Narative
Catatan dalam bentuk cerita untuk menggambarkan keadaan pasien.
Keuntungan :
Sudah dikenal oleh semua bidan/tenaga kesehatan. Mudah dikombinasikan dengan cara dokumentasi lainnya.
Adapun yang menggunakan sistem SOAPIE S : Subjektif O : Objektif A : Analisa/Assesment P : Problem, Perencanaan I : Intervensi E : Evaluasi
Adapun yang menggunakan sistem SOAPIER S : Subjektif O : Objektif A : Assesment P : Planning I : Intervensi E : Evaluasi R : Revisi
Keuntungan :
Terstruktur karena informasi konsisten Mencakup semua proses perawatan Merupakan catatan terintegrasi dengan medik Mudah dipakai untuk mengendalikan mutu
Kekurangan : Menekankan pada masalah dan ketidakstabilan dapat menghasilkan suatu pendekatan secara negatif terhadap pengobatan/tindakan. Sistem ini setelah digunakan apabila daftar tidak dimulai / tidak berkesinambungan / diperbarui terus menerus belum disetujui / tidak ada batas waktu untuk evaluasi dan strategi untuk follow up belum disepakati. Perawatan mungkin tidak tercatat bila tidak ada flow sheet. Bentuk SOAPIER mungkin mengulang pencatatan yang lain apabila perkembangan itu lambat dan sering ada evaluasi.
2. Potter dan Perry (1989) Segera setelah pengkajian dilanjutkan dengan langkah selanjutnya. Catat semua respon klien dan keluarga bila memungkinkan.
3. Dasar kepercayaan dalam pembuatan dan penyimpanan catatan pada siapa yang memiliki
akses dan pengguna catatan medik tersebut, memahami konsep dari praktik profesional yang terkait. 4. Tanda tangan dalam setiap pendokumentasian pada akhir pencatatan harus disertai tanda