You are on page 1of 7

TINDAK LANJUT AUDIT KINERJA

Penyerahan laporan audit kepada auditee merupakan tahap akhir dari pekerjaan audit lapangan dan merupakan awal dari pekerjaan auditor untuk memantau tindak lanjut rekomendasi yang diberikan kepada auditee. Pelaksanaan tindak lanjut audit sangat penting karena manfaat pekerjaan audit itu sendiri adalah tindak lanjut dari laporan audit beserta rekomendasinya. Pimpinan atau manajemen pihak auditee bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomondasi audit. Di lain pihak auditor bertanggung jawab dalam proses memonitor pelaksanaan tindak lanjut terhadap rekomendasi audit yang telah disampaikan.

PENGERTIAN TINDAK LANJUT AUDIT Tindak lanjut audit adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh auditor setelahlaporan audit diserahakan kepada auditee. Tindak lanjut audit merupakan kegiatan kemajuan untuk auditee mengidentifikasi dalam dan mendokumentasikan rekomendasi audit. melaksanakan

TUJUAN TINDAK LANJUT AUDIT Secara umum tujuan utama tindak lanjut audit adalah untuk meningkatakan efektivitas dan dampak dari laporan audit. Secara lebih spesifik, tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Membantu pihak eksekutif mengarahkan tindakan yang akan diambil terkait dengan hasil audit. 2. mengevaluasi kinerja lembaga audit itu sendiri. Hasil tindak lanjut audit dapat menjadi ukuran yang baik untuk menilai dan mengevaluasi kinerja lembaga audit.

3. Memberikan masukan bagi perencanaan strategis audit kinerja pada lembaga audit. 4. Mendorong pembelajaran dan pengembangan bagi auditee.

LANGKAH-LANGKAH TINDAK LANJUT HASIL AUDIT Untuk setiap rekomendasi audit, auditee harus menyatakan apakah menolak atau menerima rekomendasi tersebut jika diterima, maka terdapat dua pilihan tindak apakah lanjut. tidak melaksanakan auditee atau akan akan melaksanakan direncanakan. Action plan atau rencana pelaksanaan dari auditee merupakan dasar bagi tindak lanjut audit. Tujuan tindak lanjut audit ialah memperoleh bukti yang cukup untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa auditee telah melaksanakan action plan-nya. Tahap-tahap kegiatan dalam tindak lanjut audit : Apabila menyatakan

melaksanakan, maka harus ditetapkan kapan pelaksanaan tersebut

a. Perencanaan Tindak Lanjut 1) Menentukan Apakah Tindak Lanjut Akan Dilaksanakan

Setelah menerima suatu rekomendasi audit, auditee berhak memutuskan apakah tindak lanjut audit akan dilaksanakan atau tidak. Tidak dilaksanakannya tindak lanjut audit bisa terjadi dikarenakan audit terlalu kecil atau program/kegiatan yang bersangkutan sudah tidak ada lagi. Sedangkan apabila tindak lanjut audit dilaksanakan, maka auditor harus membuat prioritas penugasan tindak lanjut agar auditee tidak mengalami kesulitan dalam menindaklanjuti rekomendasi. Langkah selanjutnya yang harus dilaksanakan apabila tindak lanjut audit dilaksanakan ialah sebagai berikut.

2)

Menetukan Lingkup Tindak Lanjut Keberlanjutan penerapan simpulan audit terdahulu Pernyataan manajemen atas tindakan perbaikan Tingkat kepercayaan auditor atas hasil kerja auditor

Lingkup tindak lanjut audit ditentukan berdasarkan:

terdahulu 3) Cross Audit Follow Up

Langkah ini mencakup review beberapa hasil audit dalam satu entitas atau beberapa hasil audit yang bertopik sama/sejenis dalam beberapa entitas. Perencanaan untuk melaksanakan cross audit follow up sama dengan proses audit umum. Kegiatan cross audit yang spesifik perlu mempertimbangkan proses perencanaan strategis audit kinerja. 4) Menyiapkan Sumber Daya untuk Tindak Lanjut Jumlah rekomendasi. Sifat hubungan dengan auditee. Apakah anggota tim audit terdahulu akan membantu

Sumber daya bergantung pada faktor-faktor seperti :

dalam audit tindak lanjut. Untuk area berisiko tinggi, auditor lebih baik melakukan audit baru dan memasukkan tindak lanjut atas hasil audit sebelumnya dalam lingkup auditnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa keputusan tertulis tentang luas dan sifat tindak lanjut dibuat oleh pejabat berwenang. Rekomendasi harus disusun secara logis namun tidak berarti bahwa rekomendasi tersebut hanya berhubungan dengan masalah-masalah diidentifikasikan dalam temuan-temuan

pengauditan. Biasanya rekomendasi juga harus dihubungkan dengan pribadi dari prilaku-prilaku masing-masing. Rekomendasi tertentu harus ditujukan untuk temuan-temuan tertentu sehingga ada mata rantai hubungan antara temuan dan rekomendasi.

Rekomendasi diberikan oleh departemen internal audit harus mempertimbankan beberapa faktor yaitu: Memperbaiki kondisi yang ada atau menyelesaikan masalah Dapat ditindak lanjuti secara logis, praktis dan reasonable Bersifat korektif dan konstruktif Sebagai solusi jangka pendek dan jangka panjang dan Merupakan pelaksanaan dari proses audit yang dijalankan secara benar Rekomendasi-rekomendasi yang memenuhi kriteria diatas merupkan bentuk pelayanan paling bernilai yang diberikan departemen internal audit kepada pihak manajemen. Dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditor dikatakan bahwa rekomendasi ini merupakan salah satu tugas departemen internal audit, selain melakukan berbagai analisis dan penilaian, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa. Ini merupakan pelaksanaan audit internal yang bertujuan untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. 5) Menjadwalkan Tindak Lanjut Auditor perlu memutuskan apakah tindak lanjut di kantor sudah memadai atau apakah perlu dilakukan tindak lanjut di lapangan. Penjadwalan tersebut bergantung pada karakteristik audit, jenis rekomendasi, risiko sosial dan ekonomi, dan sebagainya. Sementara itu, waktu yang tepat dan lama audit (mandays) bergantung pada ketersediaan auditor dan tingkat prioritas. Namun demikian, perkiraan jadwal tahunan perlu dibuat. Karakteristik Audit Kinerja : 1. Audit kinerja berusaha mencari kebenaran tujuan sesuatu yang telah dilakukan dan dilakukan dengan cara yang benar (efektif dan efisien).

2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi internal lembaga audit dinilai tidak mampu melaksanakan pengujian terinci 3. Dalam proses pemeriksaan, pemeriksa harus : a. Berusaha diperbaiki b. Wajar, objektif, dan realistis c. Mempunyai keterampilan dari segala bidang d. Dapat berpikir dengan pemeriksa harus tertinggi. Selain menggunakan sudut pandang pejabat pimpinan organisasi yang diperiksa, dan untuk itu mendapat dukungan dari pimpinan itu, pemeriksa harus benar-benar mencari penyebab kerusakan untuk dapat

menguasai persoalan yang dihadapi dan memiliki cara untuk mengantisipasinya. e. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai sistem peringatan dini agar pimpinan secara tepat pada waktunya dapat melakukan tindakan korektif yang mengarah pada perbaikan organisasi. Inti dari tahap penindaklanjutan, yaitu tahap ini didesain untuk memastikan/memberikan diusulkan pertemuan oleh auditor dimulai yang data-data pihak penindaklanjutan permasalahan mengumpulkan laporan. b. Pelaksanaan Tindak Lanjut pendapat sudah dengan apakah tahap rekomendasi yang diimplentasikan. perencanaan untuk organisasi dan melakukan Prosedur melalui dalam analisis mengetahui

dengan

manajemen dihadapi

mengimplementasikan rekomendasi auditor. Selanjutnya, auditor yang ada terhadap data-data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan tindak lanjut terdiri atas tiga kegiatan sebagai berikut : 1) Mengumpulkan Informasi Cara paling efektif ntuk memulai tindak lanjut adalah dengan meminta konfirmasi status pelaksanaan rekomendasi dari auditee. Informasi ini dapat dijadikan titik awal pengujian dokumen dan wawancara. Disamping itu, evaluasi dan review atas hasil audit internal juga dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi. 2) Mencatat hasil Hasil yang diperoleh dari tindak lanjut harus dicatat seperlunya. Tindakan yang diambil untuk setiap rekomendasi dicatat sesuai dengan status pelaksanaannya. Penyebab kurangnya tindakan atau tidak sempurnanya pelaksanaan rekomendasi harus dicatat. Auditor perlu mempertimbangkan tindakan lebih lanjut atas rekomendasi yang belum dilaksanakan oleh auditee. Penolakan terhadap sebuah rekomendasi berbeda dengan tidak menindak lanjuti rekomendasi. Jika auditee tidak memindak lanjuti rekomendasi, status dimasukkan sebagai rekomendasi tidak ditindak lanjuti dan tidak ada keinginan untuk bertindak. Jika rekomendasi ditolak, statusnya adalah Rekomendasi ditolak, dan tidak perlu tindakan lebih lanjut. 3) Menilai dampak audit kinerja Penilaian pelaksanaan rekomendasi serta dampak audit akan membantu bersifat auditor dalam menilai efektifitas direncanakan dampak , audit atau kinerja. tidak perlu Dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan rekomendasi dapat positif atau Dalam negative, menilai direncanakan. auditor

memperhitungkan biaya pencapaian dampak sehingga hasil akhir

(bersih) dapat diperkirakan. Dampak yang signifikan harus di validasi oleh badan atau lembaga yang berwenang.

Pelaporan Hasil Tindak Lanjut Auditor harus melaporkan perbaikan maupun rekomendassi yang

belum ditindaklanjuti, yang ditemukan selama pelaksanaan audit tindak lanjut kepada pihak-pihak yang terkait (stakeholder). Laporan dapat berdiri sendiri (hanya meliputi satu audit tindak lanjut) atau laporan gabungan dari beberapa audit tindak lanjut. Tindakan positif dalam menanggapi rekomendasi juga perlu dilaporkan. Laporan audit tindak lanjut bertujuan untuk menyediakan informasi bagi stakeholder mengenai penilaian efektivitas tindak lanjut audit kinerja serta manfaat yang dihasilkan oleh audit kinerja (seperti penghematan biaya atau manfaat lainnya). Untuk itu Laporan haruslah mencakup syarat-syarat sebagai berikut: 1. Laporan harus menggambarkan hasil analisis atas manfaat yang diperkirakan dan manfaat aktual dalam periode tertentu. 2. Laporan merupakan ringkasan pelaksanaan rekomendasi. 3. Laporan menitikberatkan pada pelaksanaan rekomendasi yang buruk. 4. Laporan menggambarkan tindakan yang akan diambil atas pelaksanaan rekomendasi yang buruk.

You might also like