You are on page 1of 5

Kerajaan Aceh.

Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1514 Masehi oleh Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim. Ibukotanya bertempat di Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Kerajaan Aceh semakin berkembang setelah Malaka direbut oleh Portugal hingga perdagangan Islam memindahkan kegiatan ke Aceh. Kerajaan ini mencapai zaman keemasan pada abad ke-16 dan ke-17. Sultan Ali Mughayat Syah kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Salahuddin. Namun, karena ia gagal menyerang Malaka pada tahun 1537 Masehi, Salahuddin kemudian digulingkan oleh Alauddin Riayat Syah al-Kahar pada tahun itu juga. Masa kejayaan kerajaan Aceh dicapai saat diperintah Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607-1636 Masehi. Ia mampu memperluas kekuasaannya hingga ke Semenanjung Malaya. Armada lautnya merupakan armada terkuat di Selat Malaka. Sultan Iskandar Muda kemudian digantikan oleh Iskandar Thani hingga tahun 1640. Kejayaan Aceh mengalami kemunduran sejak diperintah oleh sultan-sultan yang lemah. Terutama karena adanya pertikaian di dalam kerajaan sendiri dan kedatangan Belanda ke Aceh. Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini muncul, setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran (abad ke-13), dan para pedagang asing mengalihkan perhatiannya ke daerah pantai timur laut Aceh, di Lhokseumawe, Aceh Utara. Raja pertama adalah Sultan Malik as-Saleh. Selain sebagai sultan pertama di Samudera Pasai, ia juga merupakan raja Islam pertama di Indonesia yang memakai gelar Sultan. Penemuan nisan Sultan Malik as-Saleh yang berangka tahun 1297 Masehi membuktikan pendapat tersebut. Setelah wafat, sultan digantikan oleh Sultan Muhamad yang bergelar Malik at-Tahir hingga tahun 1326 Masehi. Pada tahun 1326 M, ia digantikan oleh Sultan Ahmad yang bergelar Malik az-Zahir. Pada tahun 1345 Masehi, Ibnu Battutah, seorang musafir atau pengembara Maroko yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina, singgah di Samudera Pasai. Catatan yang dibuatnya menyebutkan bahwa Samudera Pasai merupakan bandar Internasional dengan tata cara pemerintahan mirip dengan raja-raja Islam di Persia. Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran pada abad ke-15, saat pemerintahan Sultan Ahmad. Kedudukannya sebagai bandar Internasional digantikan oleh Malaka. Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7. Nama Sriwijaya disebutkan pertama kali dalam prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di dekat Palembang. Prasasti ini berangka tahun 604 Saka (tahun 682 Masehi). Dalam berita Cina, Sriwijaya disebut dengan Shil-li-fo-shin. Oleh orang Arab, nama Sriwijaya disebut Zyarbazah. Berita lain ditulis oleh I-tsing, seorang pendeta budha yang melawat ke India. Dalam perjalanannya, ia singgah di Kerajaan Sriwijaya dan belajar bahasa Sangsekerta. Menurut data sejarah, pusat pemerintahan Sriwijaya berpindah-pindah. Semula berada di Muara Takus, kemudian pindah ke Jambi, hingga akhirnya menetap di sekitar Palembang sekarang. Wilayah kekuasaan Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Semenanjung Malaka, dan pulau Bangka. Seluruh bagian barat kepulauan Nusantara dikuasainya. Sriwijaya juga disebut sebagai Negara Nasional Indonesia yang pertama. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya menguasai perdagangan antara India dan Cina yang melalui jalur selat Malaka dan selat Karimata. Sriwijaya sendiri berfungsi sebagai Pusat Perdagangan dan Pusat Pendidikan Agama Budha. Zaman kejayaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Ketika itu rajanya bernama Balaputradewa yang naik tahta pada tahun 850 Masehi. Peningalan bersejarah dari kerajaan Sriwijaya antara lain Biaro Bahal di Padang Lawas, Tapanuli Selatan, dan berbagai seni pahat yang halus dan seni arca.

Kerajaan Banten. Kerajaan Banten pada awal abad ke-16, merupakan salah satu pelabuhan perdagangan Kerajaan Pajajaran. Bangsa Portugal datang dengan niat mendirikan pos dagang di Sunda Kelapa, Banten. Akhirnya, Sunda Kelapa berhasil direbut dari Portugal pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak saat itu, Sunda Kelapa oleh Faletehan diganti namanya menjadi "Jayakarta" yang berarti kemenangan penuh. Tanggal 22 Juni sekarang ini diperingati sebagai HUT DKI Jakarta. Pada masa pemerintahan Hasanuddin putra dari Faletehan, wilayah kekuasaan Banten mencapai daerah Lampung. Faletehan sendiri mengundurkan diri dan pergi ke Gunung Jati di Cirebon dan akhirnya wafat tahun 1570. Itu sebabnya Faletehan mendapat gelar sunan Gunung Jati. Hasanuddin wafat tahun 1570, kemudian digantikan putranya yang bernama Pangeran Maulana Yusuf. Wilayah kekuasaan Banten bertambah setelah berhasil menundukkan kerajaan Pajajaran yang berpusat di Pakuan. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Kerajaan Tarumanegara. Setelah agama Hindu di terima di Kutai pada abad ke-4, pengaruhnya meluas ke Jawa Barat pada pertengahan abad ke-5. Pada abad ini, sekitar tahun 450 Masehi, berdirilah Kerajaan Tarumanegara di hulu sungai Cisadane, dekat kota Bogor. Pemakaian kata Taruma tampaknya berkaitan erat dengan kata tarum, yang berarti sejenis tumbuhan perdu yang disebut juga sebagai pohon Nila. Tumbuhan ini banyak terdapat di daerah Jawa Barat, yaitu sungai Citarum. Keberadaan kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan di pinggir sungai Ciaruteun, Ciampea, Bogor. Dalam prasasti disebutkan bahwa raja yang termasyur dari kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman. Bukti ini juga dijumpai di dalam beberapa prasati lain dari sekitar Bogor, yaitu prasasti Kebon Kopi, prasasti Jambu, prasasti Pasir Awi, dan prasasti Cianten. Di sekitar Jakarta, ditemukan prasasti Tugu dan prasasti Lebak. Prasasti-prasasti tersebut menggunakan bahasa Sangsekerta dengan huruf Pallawa. Pada prasasti Ciaruteun ditemukan gambar telapak kaki dan laba-laba. Menurut isi prasasti telapak kaki tersebut merupakan telapak kaki Raja Purnawarman. Diketahui pula bahwa kehidupan masyarakat pada masa itu adalah sebagai petani, peternak, dan pelaut. Namun, riwayat kerajaan ini setelah raja Purnawarman mangkat tidak pernah diketahui lagi. Kerajaan Demak. Awalnya, kerajaan Demak merupakan bagian dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500 berhasil melepaskan diri dari pengaruh Majapahit. Kemudian berkembang menjadi kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, dengan raja pertama Raden Fatah. Kerajaan Demak terletak di tepi Utara pulau Jawa. Selain sebagai pusat perdagangan, Demak juga merupakan pusat kegiatan Walisongo (Sembilan Wali) dalam penyebaran agama Islam. Peninggalan kerajaan Demak yang paling terkenal adalah Mesjid Demak yang dibangun oleh para Wali. Pada tahun 1513, Demak menyerang Malaka di bawah pimpinan Adipati Unus (Pati Unus). Namun serangan gagal karena Portugal yang menguasai Malaka lebih unggul. Karena keberaniannya ini, Pati Unus disebut "Pangeran Sabrang Lor". Pada tahun 1518, Raden Fatah wafat. Penggantinya Pangeran Trenggono yang berkuasa dari tahun 1521 sampai 1546. Pada masa Sultan Trenggono, menantunya yang bernama Faletehan, di tahun 1522 memimpin penyerangan ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Ketiga pelabuhan yang merupakan wilayah kerajaan Pajajaran dapat direbutnya. Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri terletak di sebelah selatan Kali Brantas. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kerajaan Panjalu. Sebenarnya, kerajaan Kediri merupakan pecahan dari kerajaan Mataram yang dipindahkan ke jawa Timur oleh Empu Sendok.

Pembagian kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan Airlangga. Sebelum Airlangga turun tahta, kerajaannya dibagi menjadi dua oleh Empu Barada, yaitu kerajaan Benggala dengan ibukota Kahuripan dan kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibukota Daha. Ibukota Kediri selalu berpindah-pindah hingga akhirnya menetap di Kediri. Pada tahun 1115 sampai tahun 1130 Masehi, kerajaan Kediri diperintah oleh Kameswara sebagai raja Kediri yang pertama. Pada masa pemerintahannya, raja memerintahkan pujangga kerajaan, yaitu Empu Dharmaja untuk mengarang kitab Smaradhahana. Buku ini mengisahkan kehidupan raja Kameswara dengan permaisurinya, ratu Kirana. Kisah ini di masyarakat dikenal dengan sebutan cerita Raden Panji dan Dewi Candra Kirana. Selanjutnya, pada tahun 1130 sampai tahun 1160 Masehi, kerajaan Kediri diperintah oleh Jayabaya. Beliau terkenal pandai meramal. Pada masa pemerintahannya, hidup dua orang pujangga yang terkenal, yaitu Empu Sedah dan Empu Panuluh. Mereka mengarang kitab Bharatayudha. Selain itu, Empu Panuluh dikenal sebagai pengarang kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Setelah Jayabaya mangkat, Kediri kemudian diperintah oleh Kertajaya. Pada masa ini keadaan Kediri semakin mundur. Kemunduran ini disebabkan Raja Kertajaya tidak cakap dan tidak bijaksana dalam menjalankan roda pemerintahan. Kerajaan Majapahit. Awalnya Majapahit adalah sebuah hutan yang dihadiahkan oleh raja Jayakatwang (raja Kediri) kepada Raden Wijaya. Atas bantuan rakyat Madura, hutan itu dibuka menjadi sebuah desa yang dikenal dengan nama Majapahit. Nama Majapahit berasal dari nama buah maja yang rasanya pahit yang banyak terdapat di hutan Tarik. Seiring dengan semakin berkembangnya Majapahit, Raden Wijaya kemudian melatih rakyatnya menjadi prajurit sebagai persiapan melakukan penyerangan terhadap Jayakatwang. Kemudian dengan bantuan tentara dari Mongol, Raden Wijaya akhirnya dapat menghancurkan kerajaan Kediri. Raden Wijaya akhirnya memegang kekuasaan dan naik tahta sebagai Raja Majapahit yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kertarajasa memerintah hingga tahun 1309 Masehi. Setelah Kertarajasa wafat, Majapahit dipimpin oleh putranya yang bergelar Sri Jayanegara. Kemudian raja mengundurkan diri, dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanagara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya bahkan lebih luas dari wilayah Republik Indonesia sekarang. Ditinjau dari wilayah kekuasaanya yang luas, Majapahit dianggap sebagai Nusantara kedua setelah Sriwijaya. Ibukotanya terletak di sekitar Trowulan, sebelah barat Mojokerto. Ketika Gajah Mada menjadi Panglima, Majapahit dipimpin oleh adik raja Jayenagara yang bernama Tribuwanatunggadewi. Mahapatih Gajah Mada terkenal dengan sumpah Palapa, yaitu tidak akan merasakan kenikmatan duniawi, sebelum mempersatukan seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Ada dua orang pujangga Majapahit yang terkenal, yaitu Empu Prapanca dan Empu Tantular. Empu Prapanca menulis kitab Negarakertagama pada tahun 1365 sebagai puji-pujian kepada Hayam Wuruk. Sedangkan Empu Tantular menulis kitab Sutasoma dan Arjunawiwaha. Kitab Sutasoma berisi ajaran agama dan di dalamnya terdapat semboyan bhinneka tunggal ika, yang kini menjadi semboyan negara kita. Kemunduran kerajaan Majapahit mulai terasa sejak Gajah Mada meninggal pada tahun 1364. Keadaan semakin melemah, ketika Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Kerajaan Singasari. Singasari adalah nama kerajaan yang berpusat di Tumapel. Pada waktu itu, Tumapel dibawahi oleh akuwu (bupati) Tunggul Ametung. Pada suatu saat, ia dibunuh oleh Ken Arok, orang yang dipercaya merawat kuda kesayangan Tunggul Ametung. Sebagai penguasa Tumapel, Ken Arok memerintah dengan baik. Oleh para Brahmana, ia lalu diangkat menjadi raja Singasari yang pertama dan bergelar Rajasa. Sumber sejarah kerajaan ini termaktub dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama. Pada tahun 1222, Ken Arok menyerang Kediri. Kertajaya dapat dikalahkan oleh Ken Arok di desa Ganter.

Setelah berhasil menjatuhkan Kertajaya, Ken Arok segera mengambil alih tahta kerajaan dan memindahkan pusat pemerintahan ke Tumapel. Kejayaan Ken Arok ternyata tidak lama. Ia akhirnya dibunuh oleh Anusapati, anak Tunggul Ametung dengan Ken Dedes, yang menuntut balas atas kematian ayahnya. Setelah membunuh Ken Arok, Anusapati segera naik tahta pada tahun 1227 Masehi. Namun, ia hanya memerintah selama 21 tahun, karena dibunuh oleh Tohjoyo di arena adu ayam. Tohjoyo adalah anak Ken Arok dan Ken Umang. Rentetan balas dendam ternyata tidak berhenti sampai di sini. Tohjoyo yang baru menjadi raja selama beberapa bulan terbunuh ketika melawan pemberotak dari daerah Rajasa dan Sinelir yang menyerbu istananya. Ada yang mengatakan, ia tewas di tangan Ranggawuni putra Anusapati dan Mahisa Cempaka (putri dari Mahisa Wingateleng cucu Ken Arok dengan Ken Dedes). Akhirnya, Ranggawuni berhasil naik tahta dan bergelar Wisnuwardhana, yang didampingi oleh Mahisa Cempaka dari tahun 1248 sampai 1268 Masehi. Pada tahun 1268, Singasari diperintah oleh Kertanegara, anak Ranggawuni. Beliau terkenal sebagai raja yang bijaksana dan bercita-cita untuk mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaaanya. Pada tahun 1289, Kertanegara kedatangan utusan Kaisar negeri Mongol. Maksud kedatangannya adalah meminta Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kaisar Kubhilai Khan. Raja Kertanegara tidak bersedia, malahan melukai dan mengusir utusan itu kembali ke negerinya. Kejayaan Singasari berakhir pada tahun 1292, ketika Kertanegara diserang oleh Jayakatwang, raja Kediri. Dalam pertempuran itu Kertanegara dibunuh oleh tentara Kediri. Candi Borobudur. Candi Borobudur terletak di kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi dengan corak Budha ini, dibangun dalam dua tahap. Pada tahap pertama, dibangun oleh raja Samaratungga dari dinasti Syailendra pada tahun 825 Masehi. Tahap selanjutnya oleh Rakai Pikatan. Candi Borobudur merupakan candi Budha yang paling terkenal di dunia dan diakui sebagai salah satu keajaiban dunia. Bentuknya berciri khas Indonesia asli yang sulit dicari kesamaannya, yaitu stupa besar dan terdiri atas lima tingkat bertangga. Sesuai dengan kepercayaan agama Budha, tingkatan itu dibagi dalam tiga tahap, yaitu kamadhatu, rupadhatu dan arupadhatu. Tahap kamadhatu melambangkan dunia yang penuh dosa dan manusia yang masih terbelenggu sifat keserakahan. Oleh karena itu pada tahap ini terdapat pahatan relief karmawibhangga atau hukum karma. Tahap rupadhatu menggambarkan manusia pada tahap membinasakan segala keinginan, tetapi masih terikat oleh hal-hal duniawi. Tahap arupadhatu melambangkan kehidupan yang mengutamakan keselamatan jiwa untuk mencapai nirwana atau surga yang dilambangkan dengan stupa induk. Pendirian candi Borobudur dilakukan setahap demi setahap. Batu-batu kali dikumpulkan, kemudian dipotong-potong dengan rapi menjadi bentuk kubus. Batu-batu itu kemudian ditumpuk-tumpuk tanpa pengait, tetapi ada kalanya untuk menyambung batu-batu itu digunakan pasak dari batu. Dengan demikian, batu-batu tersebut dapat saling bertautan. Setelah batu terpasang dengan rapi, di bagian yang akan dihiasi dengan relief diberi keterangan mengenai relief yang hendak dipahatkan. Berdasarkan keterangan itu, para pemahat mulai mengerjakan reliefnya. Candi Prambanan. Candi Prambanan dirancang pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya pada abad ke-9. Menurut prasasti Siwargha yang berangka tahun 856 Masehi, Pikatan mendirikan rumah Siwa atau Siwargha di tepi sungai Opak. Bangunan itu sekarang dikenal dengan nama candi Lara Jonggrang atau candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan peninggalan budaya yang bercorak Hindu. Kompleks Candi Prambanan mempunyai tiga halaman bertingkat. Tingkat terpenting adalah halaman ketiga atau halaman pusat. Di halaman ini terdapat tiga bangunan candi utama.

Candi-candi itu adalah candi Brahma, candi Wisnu, dan pusatnya candi Siwa. Jika dilihat dari pembagian wilayah provinsi sekarang, Candi Prambanan terletak di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta, di tepi sungai Opak. Relief terpenting dari Candi Prambanan adalah relief cerita Ramayana. Kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu yang tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-5 (sekitar tahun 400 Masehi) di Muarakaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Peninggalan yang terkenal dari Kerajaan Kutai adalah prasasti yang dipahatkan di tugu batu. Tugu ini disebut Yupa, yang merupakan tugu peringatan upacara kurban. Yupa biasanya digunakan sebagai tiang tempat menambatkan hewan yang akan dikurbankan. Prasasti itu berbahasa Sansekerta dan menggunakan huruf Pallawa. Salah satu isi prasasti yang penting adalah disebutkannya nama raja-raja yang memerintah Kutai. Raja Pertama dan pendiri kerajaan ialah Aswawarman putra Pangeran Kudungga. Ketika Aswawarman mangkat, Kerajaan Kutai dipimpin oleh putranya yang bernama Mulawarman. Menurut prasasti, Mulawarman adalah Raja Kutai yang terkenal dan berhasil menjadikan Kutai sebagai kerajaan yang kaya dan makmur. Bila dilihat dari letaknya, tampak bahwa, Kerajaan Kutai terletak di jalur lalu lintas perdagangan yang ramai. Letaknya berdekatan dengan Selat Makasar yang cukup menguntungkan. Biasanya kapal-kapal dagang India akan singgah di Kutai bila hendak menuju Filipina dan Cina. Kerajaan Gowa-Tallo. Kerajaan Gowa-Tallo adalah gabungan dari kerajaan Gowa yang besar dengan kerajaan Tallo. Sebelumnya kerajaan Gowa diperintah oleh Sultan Alauddin, sedangkan kerajaan Tallo oleh sultan Abdullah. Ibukota kerajaan Gowa-Tallo adalah Makassar. Gowa-Tallo menjadi kerajaan Islam pertama di Sulawesi Selatan. Dua rumpun bangsa yang terkenal di Gowa-Tallo adalah suku Makassar dan suku Bugis. Keduanya terkenal sebagai pelaut ulung dengan kapalnya yang bernama "Phinisi". Masa kejayaan kerajaan Gowa-Tallo adalah saat pemerintahan Sultan Hasanuddin, tahun 1653-1669. Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate adalah kerajaan yang menjadi pusat agama Islam yang dibawa oleh para pedagang Malaka pada abad ke-16. Portugal datang pada tahun 1512 dengan tujuan berdagang, sekaligus mengadu domba kerajaan Ternate dan Tidore. Tahun 1521 Spanyol datang ke Maluku dan membina hubungan dagang dengan Tidore. Maluku akhirnya dikuasai oleh Portugal pada tahun 1529, dan Filipina menjadi daerah kekuasaan Spanyol. Pada tahun 1570, sultan Hairun dibunuh oleh Portugal. Ia digantikan oleh putranya, Sultan Baabulah. Kejayaan Ternate mencapai puncaknya pada saat masa pemerintahan sultan Baabulah. Pada tahun 1574, sultan Baabulah dengan bantuan rakyat berhasil mengusir Portugal. Kerajaan Tidore. Kerajaan Tidore juga merupakan kerajaan Islam di Maluku. Raja Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku. Pada masa persaingannya dengan kerajaan Ternate, Tidore dibantu oleh Spanyol. Tapi akhirnya, Ternate dan Tidore bersatu dan berjuang dengan gigih mengusir Portugal. Wilayah kekuasaan Tidore mencapai Jailolo, Seram, Kai dan bagian barat Irian Jaya. Portugal terdesak dari Maluku dan pindah ke Lei, Timor dan menguasainya untuk waktu yang cukup lama.

You might also like