You are on page 1of 5

Identitas Buku

A. Judul buku B. - Pengarang - Judul terjemahan - Alih bahasa C. Penerbit D. Editor E. Tahun terbit F. Ukuran buku G. Nomor ISBN H. Jenis buku : Stella etc. Frankie, Peaches and Me : Karen McCombie : Stella etc.#1 Frankie, Peaches dan Aku : SP Dyah Purnamasari : PT. Gramedia, Jakarta : Meliana Simamora : Juli 2007 : 240 halaman, 20 cm : 979 22 3044 0 : Novel remaja

Konsep
A.Tokoh dan karakter
Aku ( Stella ) : Tidak suka ditegur, suka menggambar, suka gagap bila bicara pada saat malu atau tegang, tidak suka dengan kota kecil dan jelek, berambut keriting ikal warna coklat muda, memiliki bintik bintik di hidung dan berkulit coklat, berumur 13 tahun. Dad ( Andi ) Mum : Suka dengan kesederhanaan, baik, ramah, penurut, penyayang, penyabar, jangkung, rambut pirang pendek, mata biru. : Suka hidup sederhana, baik, ramah, menganggap Portbay kota yang menarik, rambut berwarna coklat tua berlayer, kulit sawo matang Jamie ( adik Stella ) : Anak kembar laki laki berumur 2 tahun, suka menggigit, nakal, super aktif, gemuk.

Jake (adik Stella)

: Anak kembar laki laki berumur 2 tahun, nakal, super aktif,

Kurus. Frankie: Perempuan berumur 13 tahun, suka melindungi Stella, seorang yang pengertian, baik, ramah. Peaches Seb : Kucing gemuk, berbulu jingga, suka mendengkur, baunya tidak enak, suka biskuit dan ikan sarden. : Cowok berumur 14 tahun, keren, baik dan ramah. dengan Stella. Aunt Esme Mrs.Toffe lengket : Ibu Frankie ini baik, ramah, penuh kasih saying. : Nenek bertopi lapis ini senang sekali menginspeksi karya seni, penyayang, suka memuji, berkulit krem, suka sekali dengan burung camar, baik. Eleni, Neisha, Lauren, : Cewek berumur 13 tahun, baik ramah, setia pada teman meskipun dan Parminder Stella jauh. Auntie V (bibi Stella) : Suka pamer, bermulut tajam, suka menyindir dan senang sekali

B. Alur
a. Pengenalan b. Pemecahan masalah c. Puncak masalah d. Penurunan masalah ~ Keluarga Stella merencanakan untuk pindah ke Kota Portbay. ~ Stella tidak setujuh pindah ke kota kecil seperti Portbay. dan meninggalkan semua teman baiknya. ~ Stella pindah ke Portbay dan ternyata Seb jadian sama Frankie. ~ Frankie menceritakan ke Stella tentang ia dan Seb dan meminta maaf ke Stella serta Stella juga telah menemukan keunikan dan kelebihan Kota Portbay . e. Penyelesaian ~ Stella menerima segala kenyataan dan tidak marah soal itu dan tetap berteman dengan Frankie serta hidup tentram dan bahagia di Portbay.

C. Tema
Sejelek jeleknya sesuatu pasti terdapat kelebihannya dan persahabatan adalah segala galanya.

D. Amanat
Jangan menilai sesuatu apabila kamu belum tahu, karena sejelek jeleknya sesuatu pasti memiliki kelebihan.

Sinopsis

Stella etc.#1 Frankie, Peaches dan Aku


Siapa yang tidak senang tinggal di kota terbesar se-Eropa yaitu di London. Apalagi dengan rumah yang besar. Wow pasti menyenangkan. Aku, Stella sudah memiliki itu semua tapi, mum dan dad ingin pindah ke Portbay kota kecil yang ketinggalan zaman dengan rumah yang lebih pantas disebut gubuk. Aku, Stella sangat sedih karena harus meninggalkan Kota London, Aunt Esme, Frankie dan teman satu gengku serta Seb cowok yang selama ini kutaksir. Yang hanya membelaku dan menolak pindah ke Portbay hanyalah Aunty V. Tapi mum dan dad tetap ingin pindah ke kota kecil itu. Sebelum aku pergi dari Kenthis Town aku sempat membuat pesta perpisahan dengan teman temanku. Di acara itu Seb mengungkapkan perasaannya padaku. Wow..wow aku sangat gagap pada saat itu dan tidak berani mengatakan apa apa. Frankie dengan jailnya memfotoku dengan Seb pada saat itu. Dan ini hari pertamaku berada di Portbosan (Portbay). Sungguh menyebalkan. Rumah mau roboh seperti gubuk, kota kecil ketinggalan zaman, dan dad yang dari tadi tidak berhasil memasang computer. Kemudian terdengar suara kembalikan kepadaku Jamie. Astaga apa yang dibuat oleh si kembar. Aku melihat potongan foto Seb. Aku menangis dalam hati karena foto itu satu satunya kenang kenangan Seb. Kesedihanku sirna ketika dad berhasil memasang computer. Akhirnya aku dapat mengirim email pada Frankie.

Pada saat itu aku ingin sekali mengetahui sejarah tempat tinggalku yang baru ini. Dan aku memutuskan untuk jalan jalan. Hei aku melihat warna jingga bertaring lari ke lumbung. Saat aku mengejarnya dia sudah menghilang. Hari ini sangat cerah aku ingin pergi ke pantai dan menggambar di sana. Tiba tiba seorang nenek tua bertopi lapis ( mrs.Toffe lengket ) berkata itu bagus sekali sayang dan banyak sekali berceloteh sambil memberi makan burung camar dengan kue mangkoknya. Dan satu satunya yang aku tertarik rumah tua Sugar bay. Hei aku melihat sesuatu berwarna jingga bertaring seperti yang kulihat tadi di lumbung. Oh Peaches, kucing gemuk itu sambung nenek tua itu. Tanpa menghiraukan nenek itu aku pergi ke rumah tua Sugar bay. Dan aku tidak dapat menemukan apapun selain batu bara dan ukiran The Joshep`s House. Waktu sudah semakin sore, aku memutuskan untuk pulang. Di sore hari aku mengirim email dan SMS ke semua teman temanku tetapi tidak ada satupun termasuk Frankie temanku yang membalas. Ini memang aneh, benar benar aneh. Pada waktu aku ingin tidur, aku melihat Peaches yang gendut dan bau. Setelah kupikir piker ternyata Portbosan juga tidak terlalu membosankan. Besoknya aku buru buru ke perpustakaan dan menemukan buku tentang Joshep`s House dan tidak mendapat apapun di buku itu. Hei itu bagus sekali, nenek tua itu berkata sambil menunjuk peri funky gambaranku. Mrs.Toffe lengket banyak sekali berceloteh tentang rumah tua Sugar Bay itu. Aku heran dan berpikir sejenak mengapa rumah itu dinamai dengan nama budaknya dan bukan nama majikannya. Sayang kalau kurang jelas ke museum saja, pesan nenek. Aku sudah capek dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Aku melihat si kembar sedang asyik bermain dan aku mencium bau strobery dari tangan Jamie. Sepertinya bau lip gloss ku. Akhirnya aku memaksa Jamie untuk mengembalikannya. Sampai sampai aku digigit Jamie. Aku sangat kesal sekali, dan kekesalanku hilang karena aku teringat Frankie besuk dating. Dan malam ini aku tidak bisa tidur karena dengkuran Peaches. Wow hari ini aku senang sekali karena hari ini Frankie dating. Aku dan keluarga menjemputnya di stasiun. Setelah sampai di rumah, Frankie tidak pernah berhenti mencela Portbosan. Aku mengajak Frankie mengelilingi Portbosan. Aku akhirnya berhenti di museum. Di sana aku melihat foto keluarga yang tinggal di

rumah tua itu. Setelah mengetahui lebih banyak dan waktu sudah sore, Frankie ingin pulang. Wow kincir angin yang sempurna dan lampu warna warni yang sempurna. Dan kami mencoba untuk bermain kincir angin. Baru kali ini aku melihat Frankie setakut itu. Tidak lama kemudian Frankie bicara dan menceritakan kenapa teman teman tidak mau menjawab SMS dan emailku. Dan betapa aku kaget ternyata Frankie dan Seb jadian. Frankie sangat menyesal dan meminta maaf padaku. Hei kenapa kau, aku tidak apa apa. Tetapi aku nggak suka bila dibohongi, kataku riang. Akhirnya teka tekiku terjawab sudah dan aku tetap mengaggap Frankie temanku serta Kota Portbosan kota yang menyenangkan

You might also like