You are on page 1of 27

TUGAS TERSTRUKTUR

KERJA SAMA DAN PERANAN INDONESIA DALAM ORGANISASI


INTERNASIONAL

Anggota kelompok : 1. 2. 3. 4. Afif Rahmandani Dwi Setyowati Ndaru Akbari Siti Nur Qoyimah (03) (12) (21) (30)

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

A. Organisasi Internasional
Prasyarat berdirinya organisasi internasional adalah adanya keinginan yang sama yang jelas-jelas menguntungkan dan tidak melanggar kekuasaan dan kedaulatan negara anggota. Menurut Thomas L.Karnes (1961), syarat-syarat mendirikan organisasi internasional antara lain: 1. Harus ada perwakilan resmi pemerintah. Karena negara yang menerapkan sistem pemilihan umum secara demokratis tidak mungkin mentransfer kekuasaannya secara terpisah dari garis diktatorianisme/kepemerintahan. Apalagi tidak banyak pemerintahan yang akan menerima terjadinya komunikasi secara langsung antara organisasi internasional dengan warga negaranya. 2. Konsentrasi negara harus pada upaya mengembangkan struktur pemerintahan. Karena jika tidak maka organisasi supranasional tidakmungkin dapat berfungsi bagi negara. 3. Nasionalisme tidak boleh menjadi ciri utama dari setiap negara partisipan. 4. Negara-negara anggota harus memiliki kepentingan bersama. Hal ini juga menjadi faktor yang menentukan besarnya respek negara dilihat dari keuntungan yang akan didapatkanya dalam organisasi. Persyaratan pendirian organisasi internasional menurut KONVENSI WINA (atikel 2) 1969: an international agreement concluded between states in written form and governed by international law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instruments, and whatever its particular designation Berdasarkan hal diatas, maka unsur-unsur pendirian organisasi internasional antara lain: 1. Dibuat oleh negara sebagai para pihak (contracting state) 2. Berdasarkan perjanjian tertulis dalam satu,dua atau lebih instrumen 3. Untuk tujuan tertentu 4. Dilengkapi dengan organ 5. Berdasarkan hukum internasional.

Untuk mengetahui status partisipan (participants) suatu negara dalam organisasi internasional, H.G. Schermers (1974) terlebih dahulu mengupas tiga hal pokok sebagai berikut: 1. Subjek Keanggotaan Posisi peserta atau subjek keanggotaan dalam organisasi internasional: 1. 2. Negara; Bagian dari negara (bagian wilayah atau bagian/perwakilan administrative pemerintah); 3. 4. Kelompok negara; Organisasi internasional.

Dilihat dari hak-hak yang diperoleh peserta, maka status anggota dapat dibedakan menjadi: 1) Full members (anggota penuh); Berpartisipasi penuh dalam setiap kegiatan organisasi dan benyak memiliki hak penuh. 2) Associate/affiliate members (anggota affiliasi); berpartisipasi dalam kegiatan organisasi tetapi tidak memiliki hak memilih. 3) Partial members; berpartisipasi hanya dalam kegiatan tertentu saja. 2. Mulai efektif menjadi anggota Mengapa suatu negara menjadi anggota suatu organisasi ? 1) Berpartispasi dalam pembentukannya 2) Mendaftarkan diri sebagai anggota 3. Berakhirnya keanggotaan Pengakhiran keanggotaan suatu organisasi internasional yaitu sebagai berikut: 1) Penarikan oleh anggota dapat berupa ketentuan konstitusi, atau tanpa ketentuan konstitusi. 2) Pengeluaran dengan paksa (expulsion from the organization); yang dapat diartikan pembekuan atau penundaan, hal ini juga kaitannya erat dengan pengenaan saksiserta ketentuan defensif organisasi dari anggota yang tidak tunduk atau membahayakan organisasi.

B. Peran Indonesia Dalam Kerja Sama Internasional

A. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UN (United Nations) adalah suatau lembaga internasional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat internasional untuk memelihara keamanan dan perdamaina di seluruh dunia. 1. Latar Belakang Terbentuknya PBB Upaya untuk menciptakan perdamaian dan mencegah timbulnya perang yang baru sudah berulang kali diperjuangkan oleh para tokoh perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada saat itu cukup berpedan aktif dalam meredakan ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selanjutnya, pada tanggal 4-11 Februari 1945, Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill, dan Stalin menyelenggarakan konferensi di Yalta, Semenanjung Krim. 2. Asas dan Keanggotaan PBB Asas PBB
1. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama selaku

anggota.
2. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam Negara anggota. 3. Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai dengan

ketentuan Piagam PBB.


4. Setiap anggota akan menyelesaikan sengketa memlalui cara yang

tidak membahayakan perdamaian dunia. Keanggotaan PBB


1. Anggota asli, yaitu 50 negara yang ikut serta dalam penandatangan

Piagam Perdamaian di San Fransisco, Amerika Serikat pada tanggal 26 Juni 1945.

2. Anggota tambahan, yaitu Negara-negara yang diterima sebagai anggota PBB dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, serta disetujui oleh Majelis Umum PBB Peran PBB Untuk Indonesia
1. 2. 3.

Penyelesaian Sengketa Indonesia-Belanda Penyelesaian Sengketa Irian Barat Pemberian Bantuan Di Bidang Ekonomi Dan Sosial

Peran Indoensia Dalam PBB


1. 2.

Memimpin Sidang Majelis Umum PBB Menugaskan Pasukan Garuda

B. Konferensi Asia-Afrika (KAA) KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak

berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat. Latar Belakang Terbentuknya KAA
1. Berdasarkan letak Geografisnya, Negara-negara di benua Asia dan Afrika

merupakan

Negara

bertetangga

yang

memiliki

sifat-sifat

sama

berdasarkan lingkungannya.
2. Memiliki

kedekatan atau rasa persaudaraan yang kuat karena

dihubungkan oleh factor keturunan, agama, dan latar belakang sejarah.

3. Memiliki persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh

bangsa Eropa
4. Menghadapi berbagai masalah pasca-kemerdekaan yang perlu diatasi

secara Tujuan KAA

bersama

seperti

masalah

ekonomi,

social,

perndidikan,

kebudayaan, dan pembangunan.

1. Meningkatkan kerja sama, persahabatan, serta hubungan antara bangsa-

bangsa Asia dan Afrika.


2. Meningakatkan kerja sama dalam lapangan social, ekonomi, dan

kebudayaan antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika


3. Memecahkan Persoalan penting bagi bangsa-bangsa Asia Afrika secara

bersama-sama

seperti

menjamin

kedaulatanserta

melenyapkan

diskriminasi ras dan penjajahan.


4. Memperbesar peranan Asia-Afrika dalam dunia global seperti sekarang

dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia. Pengaruh KAA


1. Berkurangnya

ketegangan dan peperangan yang bersumber dari

persengketaan masalah Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat.


2. Mulai diikutinya politik bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia,

India, Myanmar, dan Sri Lanka yang tidak bersedia masuk Blok Uni Soviet maupun Blok Amerika Serikat.
3. Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan

potensi yang dimilikinya.


4. Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh Negara-negara maju karena

terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia.


5. Menguatnya perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam upaya

mencapai kemerdekaanya, sehingga lebih banyak Negara-negara Asia dan Afrika yang mencapai kemerdekaan sesudah tahun 1955 jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika.
6. Menguatnya semangat kerja sama dan persahabatan di kalangan Negara-

negara dan bangsa-bangsa Asia-Afrika.

7. Bangkitnya semangat kebebasan dan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa

yang belum memperoleh kemerdekaan.


8. Menguatnya dukungan atas perjuangan untuk mengembalikan wilayah

Irian Barat yang dikuasai oleh penjajah Belanda kepada Indonesia.


9. Mulai dilepaskannya daerah jajahan di Asia-Afrika yang dikuasai oleh

Negara penjajah.
10. Mulai dihapuskannya praktik-paraktik politik diskriminasi ras oleh

Negara-negara maju. Peran Indonesia dalam KAA Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional.

C. Gerakan Non-Blok (GNB) Tujuan dan Landasan GNB


1. Meredakan ketegangan atau ancaman perang dengan cara menghindari

perkitaian bersenjata yang dilakukan antara Blok Barat dan Timur untuk menuju perdamaian dan keamanan dunia.
2. Berusaha memajukan pembangunan ekonomi, social, budaya, dan politik

agar tidak tertinggal dari Negara-negara maju. Pelaksanaan konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB KTT Gerakan Non-Blok I menghasilkan keputusan bersama atau yang lebih dikenal dengan nama Deklarasi Beograd. 1. Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dan Timur agar tercipta Susana damai. 2. Menghimbau Amerika Serikat dan Uni Soviet agar berdamai dan mengakhiri perang dingin. Peran indonesia dalam GNB Peran Indonesai dalam Gerakan Non-Blok memiliki arti sangat penting, yaitu terbukti dari berperannya Indonesia dalam pertemuan Lima tokoh atau

negarawan pada bulan september 1961 ketika menghindari pembukaan siding umum PBB di New York (Amerika Serikat). Keikutsertaan Indonesia dalam GNB disebabkan kesesuaian prinsip GNB dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Indonesia berkeyakinan bahwa perdamaian hanya tercipta apabila tidak mendukung pakta militer atau aliansi militer. Hal ini berarti GNB dianggap paling tepat. Berikut ini peran Indonesia dalam GNB. 1) Indonesia berperan sebagai pelopor berdirinya GNB. Sejak dalam gagasan pembentukan GNB, Indonesia sudah berperan penting. Bersama Jawaharlal Nehru yang juga pelopor KAA, Presiden Soekarno menggagas pembentukan GNB. Akhirnya bersama empat pemimpin negara India, Ghana, Yugoslavia, dan Mesir, Indonesia mendeklarasikan berdirinya GNB. Indonesia juga aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT GNB di Beograd. 2) Dalam KTT GNB X tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak sebagai ketua GNB. 3) Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan kependudukan. 4) Indonesia mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog UtaraSelatan.

D. Organization of Petrolum Exporting Countries (OPEC) OPEC (Organization of Petrolum Exporting Countries) adalh suatu lembaga internasional yang didirikan oleh beberapa Negara

pengekspor minyak bumi. OPEC didirikan di Baghdad pada 14 September 1960 oleh negaranegara penghasil minyak. Organisasi ini

bermarkas di Wina (Austria).

Tujuan pembentukan OPEC adalah 1) menyatukan langkah kebijaksanaan dalam bidang perminyakan intemasional, dan 2) menentukan harga minyak dunia untuk melindungi kepentingan negara anggotanya. Indonesia sampai saat ini masih tercatat sebagai salah satu anggota OPEC. Indonesia sangat berkepentingan dengan organisasi ini sebab minyak dan gas merupakan sumber devisa terpenting untuk membiayai kelangsungan hidup negara.Dalam organisasi negara-negara pengekspor minyak ini, Indonesia pernah menempatkan dua tokoh yang berhasil menjadi Presiden OPEC, yaitu Prof. Dr. Soebroto (1985-1987) dan Ida Bagus Sudjana pada tahun 1997.Negaranegara anggota OPEC terdiri atas Venezuela, Kuwait, Saudi Arabia, Iran, Irak, Indonesia, Libya, Uni Emirat Arab, Nigeria, Qatar, dan Aljazair.

E. Organisasi Konferensi Islam (OKI) Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam) (OKI) adalah sebuah organisasi internasional dengan 57 negara anggota yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan BangsaBangsa. OKI didirikan di Rabat, Maroko pada 12 Rajab 1389 H (25 September 1969) dalam Pertemuan Pertama para Pemimpin Dunia Islam yang diselenggarakan sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh pengikut fanatik Kristen dan Yahudi di Yerusalem. OKI mengubah namanya dari sebelumnya Organisasi Konferensi Islam pada 28 Juni 2011 Tujuan Organisasi Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI bulan February 1972, telah diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI secara lebih lengkap, yaitu : a. Memperkuat/memperkokoh :

1). solidaritas diantara negara anggota; 2). kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek. 3). perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan

kemerdekaan dan hak-haknya. b. Aksi bersama untuk : 1). melindungi tempat-tempat suci umat Islam; 2). memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami daerahnya. c. Bekerjasama untuk : 1). menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan; 2). menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian diantara negara anggota dan negara-negara lain. Prinsip Organisasi Untuk mencapai tujuan diatas, negara-negara anggota menetapkan 5 prinsip, yaitu : a. b. Persamaan mutlak antara negara-negara anggota Menghormati hak menentukan nasib sendiri, tidak campur tangan atas urusan dalam negeri negara lain. c. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah setiap negara. d. Penyelesaian setiap sengketa yang mungkin timbul melalui cara-cara damai seperti perundingan, mediasi, rekonsiliasi atau arbitrasi. e. Abstein dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah, kesatuan nasional atau kemerdekaan politik sesuatu negara. Struktur Organisasi Oki A. Badan-badan utama (principal organs) 1. Konferensi Para Raja dan Kepala Negara/ Pemerintah Conference of Kings of State and Government). 2. Konferensi Para Menteri Luar Negeri (The Islamic Conference of Ministers of Foreign Affairs) 3. Sekretariat Jenderal (The General Secretariat) (The

4.

Mahkamah Islam Internasional (The International Islamic Court of Justice).

B. Komite khusus 1. Komite Al Quds (Al Quds / Jerusalem Committee) 2. Komite Tetap Keuangan (Permanent Finance Committee). 3. Komite Tetap mengenai soal-soal Penerangan dan Kebudayaan (The Standing Committee on Information and Cultural Affairs/COMIAC). 4. Komite Tetap untuk Ekonomi dan Kerjasama Perdagangan Standing Committee for Economic and (The

Commercial

Cooperation/COMCEC). 5. Komite Tetap untuk Kerjasama Pengetahuan dan Teknologi (The Standing Committee for Scientific and Technolgical

Cooperation/COMSTECH) 6. Komite Perdamaian Islam (Islamic Peace Committee) 7. Komite Tetap untuk Bidang Informasi dan Kebudayaan (The

Standing Committee for Information and Cultural Affairs/COMIAC) . 8. Badan Pengawas Keuangan (Financial Control Organ) 9. Selain Komite yang disebut diatas terdapat pula Komite khusus seperti Komite mengenai Afghanistan; Komite untuk Afrika Selatan dan Namibia; Komite Solidaritas Islam dengan Rakyat Sahel; Komite mengenai Situasi Muslim di Philipina serta Komite mengenai Palestina. C. Badan-badan subsider (subsidiary organs) 1. Ankara Centre (The Statistical Economic and Social, Researh and Training Center for Islamic Countries SESRTCIC) Merupakan pusat latihan dan riset statistik, ekonomi dan sosial. Badan ini berpusat di Ankara, Turki. 2. Dhaka Centre (The Islamic Centre for Technical and Vocational Training and Research - ICTVTR) Merupakan pusat riset dan latihan teknik serta kejuruan Islam dan berpusat di Dhaka, Bangladesh.

3.

Casablanca Centre (The Islamic Centre for Trade and the Development ICDT)

Merupakan pusat pengembangan perdagangan Islam dan berpusat di Casablanca, Maroko. 4. 5. 6. 7. The Al Quds (Jerusalem) Fund and its Waqf, Jeddah The Islamic Solidarity Fund and its Wagq, Jeddah. The Researh Centre for Islamic History Art and Culture, Istanbul. The Islamic Foundation of Science, Technology and Development, Jeddah. 8. 9. The Islamic Fiqh Academy The International Commission for the Preservation of Islamic Haritage, Istanbul. D. Organ-organ khusus (specialized organs) 1. 2. Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank-IDB) Kamar Dagang, Industri dan Komoditi Islam (Islamic Chamber of Commerce, Industry and Commodity Exchange ICCICE) 3. 4. 5. 6. Islamic International News Agency (IINA), Jeddah. Islamic State Broadcasting Organization (ISBO), Jeddah Islamic Shipowners Association, Jeddah. Islamic Education, Scientific and Cultural Organization,

Casablanca. Peranan Indonesia Sesuai dengan Artikel VIII Piagam OKI yang menyangkut keanggotaan dijelaskan bahwa organisasi terdiri dari negara-negara Islam yang turut serta dalam KTT yang diadakan di Rabat dan KTM-KTM yang diselenggarakan di Jeddah, Karachi serta yang menandatangani Piagam. Kriteria yang dirancang oleh Panitia Persiapan KTT I adalah

bahwa "Negara Islam" adalah negara yang konstitusional Islam atau mayoritas penduduknya Islam. Semua negara muslim dapat bergabung dalam OKI. Keanggotaan Indonesia di dalam OKI adalah unik. Pada tahuntahun pertama, kedudukan Indonesia dalam OKI menjadi sorotan baik di

kalangan OKI sendiri maupun di dalam negeri. Indonesia menjelaskan kepada OKI bahwa Indonesia bukanlah negara Islam secara konstitusional dan tidak dapat turut sebagai penandatangan Piagam. Tetapi Indonesia telah turut sejak awal dan juga salah satu negara pertama dan yang turut berkecimpung dalam kegiatan OKI. Kedudukan Indonesia disebut sebagai "partisipan aktif". Status, hak dan kewajiban Indonesia sama seperti negara-negara anggota lainnya. Sebagai negara yang berfalsafah Pancasila dan sebagai negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, maka Indonesia patut menyambut positif setiap usaha untuk meningkatkan derajat, status sosial dan kesejahteraan serta kemakmuran umat Islam seperti yang menjadi tujuan Konferensi, terutama dalam hal-hal yang bermanfaat bagi usahausaha pembangunan dalam segala bidang yang merupakan program utama Pemerintah Indonesia. Selain untuk memperoleh manfaat langsung bagi kepentingan nasional Indonesia, keikutsertaan Indonesia diharapkan dapat menggalang dukungan bagi kepentingan Indonesia di forum-forum internasional lainnya, baik yang menyangkut bidang politik maupun bidang ekonomi dan sosial budaya. Tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip yang tertera dalam Piagam OKI menunjukkan semangat yang sejalan dengan prinsip Bandung dan Non Blok, khususnya dalam rangka pengembangan solidaritas dan tekad menghapuskan segala bentuk kolonialisme serta sikap tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri masing-masing negara anggota. Peranan Indonesia selama ini dinilai oleh negara-negara anggota lainnya sangat positif dan konstruktif. Hal ini tidak berlebihan jika dilihat bahwa banyak pertentangan kepentingan antara kelompok-kelompok "progresif revolusioner" dengan kelompok "konservatif/moderat" dapat dijembatani oleh Indonesia. Hal ini dimungkinkan antara lain oleh sikap tidak memihak RI terhadap sengketa regional Arab. Sebagai peserta, Indonesia telah berperan secara aktif dalam OKI, baik dalam kegiatannya maupun dengan sumbangan yang diberikan

kepada organisasi ini dalam rangka meningkatkan kesetiakawanan diantara anggota OKI, disamping untuk membina kerjasama di bidang ekonomi, sosial budaya dan bidang-bidang lainnya yang semuanya dilakukan dalam rangka menunjang pembangunan nasional Indonesia di segala bidang. Kepentingan Indonesia didalam OKI a. Menyangkut masalah politis dimana Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berpijak pada politik luar negeri yang bebas dan aktif. b. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ikut menggalang solidaritas Islamiyah. c. Menarik manfaat bagi kepentingan pembangunan Indonesia,

khususnya dalam kerjasama ekonomi dan perdagangan di antara negara-negara anggota OKI.

F. APEC (Asian-Pasific Economic Cooperation) APEC didirikan tahun 1989 atas prakarsa PM Australia, Bob Hawke. Pendirian APEC dilatarbelakangi oleh hal berikut ini. 1) Munculnya berbagai kelompok kerja sama perdagangan regional, seperti North Atlantic Free Trade Area

(NAFTA) dan Free Trade Area of America (FTAA). 2) Adanya perubahan di bidang politik dan ekonomi yang terjadi di Uni Soviet dan Eropa Timur. 3) Kekhawatiran terhadap gagalnya perundingan Putaran Eropa. 4) Munculnya globalisasi yang membuat setiap negara saling bergantung. Sejak kelahirannya, APEC telah beberapa kali menyelenggarakan pertemuan dengan tuan rumah secara bergiliran. Indonesia pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan APEC di Bogor pada tahun 1994. Dalam

pertemuan tersebut dicetuskan Declaration of Common Resolve (Deklarasi Tekad Bersama) yang salah satu intinya menyepakati jadwal liberalisasi perdagangan dan investasi pada tahun 2010 bagi negara maju dan tahun 2020 bagi negara berkembang.Negara-negara yang tergabung dalam APEC, yakni Indonesia, Amerika Serikat. Selandia Baru, Kanada, Malaysia, Hongkong, Jepang, RRC, Australia, Filipina, Brunei Darussalam, Chili, Korea Selatan, Mexico, Papua Nugini, Singapura, Taiwan, Thailand. Peru, Rusia, Vietnam.

G. World Food Programme (WFP) World Food Programme (WFP) adalah organisasi bantuan program bersama yang dibentuk tahun 1963 oleh Badan PBB dan berada dibawah koordinasi FAO. Tujuan dari Pembentukan

Organisasi WFP Adalah untuk mengumpulkan

kelebihan pangan yang terjadi di suatu negara dan menyalurkan sebagai bantuan kemanusiaan untuk mengatasi keadaan darurat pangan di negara-negara yang dikatagorikan sebagai negara Low Income Food Deficit Countries LIFDCs, bantuan tersebut diberikan oleh WFP dengan sasaran : a) Untuk menutupi kekurangan pangan yang mendesak (emergency) akibat bencana alam, konflik sosial dan akibat peperangan; dan b) Untuk membantu pelaksanaan proyek-proyek pengembangan ekonomi sosial. Jenis Sumbangan (pledge) kepada WFP dapat berbentuk : a) Cash : Sumbangan yang diberikan dalam bentuk uang (US $); b) Services : Sumbangan dalam bentuk jasa; c) Commodity : Dalam bentuk komoditi pertanian. World Food Programme memiliki 36 negara anggota Executive Board yang terdiri atas : List-D (Kelompok negara Eropa Barat); List-E (Kelompok Eropa Tengah).

Manfaat Keanggotaan Keanggotaan Indonesia pada WFP sangat penting karena badan tersebut

menangani program bantuan kepada pengungsi, anak-anak sekolah (School Feeding Program) kepada pembangunan masyarakat desa, rehabilitasi lahan kritis, program bantuan masyarakat terasing, program bantuan pangan untuk musibah banjir serta program bantuan padat karya (Food for Work). Selain itu, WFP juga dapat membantu dalam memformulasikan kebijakan bantuan pangan jangka panjang dan jangka pendek bagi negara-negara anggotanya. Karena kemajuan ekonomi di Indonesia sejak terciptanya swasembada beras tahun 1984, WFP telah menganggap Indonesia tidak termasuk lagi sebagai Negara penerima bantuan WFP dan telah menutup kantor perwakilannya di Jakarta sejak tahun 1995. Namun krisis keuangan dan karena pengaruh kekeringan yang berkepanjangan akibat EL-Nino, pada tahun 1998 WFP telah membuka kantornya kembali di Indonesia dengan memberikan bantuan sebesar US$ 86,5 juta, dalam bentuk bahan pangan, sebagai bantuan WFP phase I, untuk tahun 19992000. Rakyat Indonesia memberikan bantuan pangan kepada rakyat Timor Leste, dilaksanakan di Timor-Leste pada tanggal 7 Mei 2004, bantuan Rakyat Indonesia kepada Rakyat Timor-Leste berupa : a) Bantuan beras BULOG : 35 ton b) Bantuan dari Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) sebesar Rp. 30 juta (lebih kurang seharga 15 ton beras) c) Bantuan Badan Koordinasi Assosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (BKAPTRI) 10 ton gula pasir. d) Bantuan Indo Food 500 kardus. Kontribusi Keanggotaan WFP Bantuan yang diterima Indonesia dari tahun 1963-1991 dalam bentuk Jointly program sebanyak 58 kegiatan dengan nilai total US$ 210,819,881. Bentuk Jointly program yang dilaksanakan di Indonesia diantaranya

penanggulangan akibat bencana alam dan penanganan pengungsi, rehabilitasi irigasi, reboisasi daerah aliran sungai dan pengembangan lahan tanah tadah hujan.

Kontribusi negara-negara anggota terhadap kegiatan WFP dapat diberikan dalam bentuk Cash Services (sumbangan dalam bentuk jasa), dan commodity (sumbangan dalam bentuk komoditi pertanian). Program WFP yang sekarang ini berjalan di Indonesia menitikberatkan pada perbaikan gizi anak berusia 6-24 bulan, dengan pertimbangan kelompok tersebut merupakan kelompok yang paling rawan terhadap kekurangan pangan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk diselamatkan. Dalam upaya untuk memperbaiki status gizi anak kelompok umur 6-24 bulan tersebut, WFP telah menggunakan produk makanan bayi DELVITA yang diproduksi oleh PT.Indo Farma. Selain itu, WFP juga menyelenggarakan program-program seperti : a) Programme for Work (bantuan untuk membantu penduduk/petani dalam memenuhi kebutuhan pangan). Kegiatan ini dikelola oleh Badan Bimas Ketahanan Pangan (Departemen Pertanian); b) Relief Programme (bantuan yang diberikan kepada orang jompo), bantuan ini dikelola oleh Departemen Sosial; c) Program Balita dan Ibu Hamil (blended food). Bantuan ini diberikan kepada balita dan ibu hamil dan dikelola oleh Departemen Kesehatan; d) School Feeding (bantuan pangan berupa beras untuk penduduk dikawasan Timur (NTT dan korban kerusuhan social di Madura).

H. Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT)


Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dibentuknya

Organisasi ini pada tahun 1992 dari Forum Kerjasama ASEAN, dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, menjelang diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Diresmikan pada Sidang Tingkat ke-1 di Langkawi, Malaysia bulan Juli 1993. Sesuai dengan Keputusan Menko INDAG No. 9/KEP/MK/INDAG/9-1993 tanggal 24 September 1993. Departemen Pertambangan dan Energi/ Menteri Pertambangan dan Energi sebagai Ketua Sub Tim Koordinasi Segitiga Pertumbuhan IMT-GT.

Tujuan Keanggotaan a) Menjadi Katalisator bagi peningkatan kerjasama serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengembangan kawasan di daerah perbatasan ketiga negara. b) Jalan pintas bagi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. c) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Manfaat Keanggotaan Bantuan- bantuan yang telah diperoleh Indonesia Pemanfaatan fasilitas bandara di Brunei sebagai transshipment produk-produk yang akan di ekspor ke Eropa dan Timur Tengah. Adapun Hasil-hasil penelitian / kerjasama dengan lembaga tersebut antara lain : a. Ditandatanganinya MoU on Franchise Farming antara Malaysia (Synergy Farms Sdn Bhd) dan Indonesia (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi NAD) dalam memproduksi dan Pemasaran pisang. b. Diperlukan adanya standardisasi dalam sertifikasi dan akreditasi HALAL, Badan Pemasaran Bersama (Joint Marketing Board) serta Logo HALAL. c. Indonesia akan diberikan akses pasar dan barang yang diperdagangkan tidak termasuk quota. d. Common Border Wholesale Market (CBWM) akan menyediakan akses pasar untuk produk pertanian dan perikanan Indonesia. e. Kerjasama Training pada bidang product supply chains, quality assurance dan procedure quarantine. f. Kerjasama pengendalian penyakit dan SPS untuk perdagangan masa depan. g. Kerjasama pertukaran informasi mengenai penyakit dan system peringatan dini. h. Kerjasama System keamanan pangan mulai dari petani sampai ke konsumen. Kontribusi Keanggotaan a) Menginformasikan bahwa regulasi mengenai ekspor ternak hidup telah di amandemen untuk mendorong investasi di bidang peternakan.

b) Mengajukan Project Proposal yang meliputi perbibitan dan penggemukan kambing dan sapi, poultry and livestock product processing untuk disampaikan kepada sektor swasta. c) Menawarkan kerjasama di bidang Tannery Technology, Ekspor kerupuk kulit dan telur serta penanaman modal untuk pengembangan industri babi di propinsi Riau dan Sumut. d) Bersedia mensuplai 500 ekor kambing perbulan untuk pasar dalam negeri Malaysia. Dan membentuk Dewan Pemasaran Kambing dan Domba bersama. e) Frekwensi pertemuan : Pertemuan dilakukan satu kali setiap tahun untuk setiap tingkat tingkatan: Sub Implementing Technical Group (Sub ITG), Implementing Technical Group, Senior Official Meeting dan Ministerial Meeting. f) Pertemuan Terakhir : a. IMT-GT Sub Implementing Technical Group (ITG) on Livestock, Jambi, Indonesia, pada tanggal 18-21 Februari 2004 b. IMT-GT Implementing Technical Group on Development of Hinterland and Intra Trade (IMT-GT ITG on DHIT), Selangor, Malaysia, pada tanggal 24-25 Juni 2004 c. 2nd ITG on Trade and In-Situ Development Meeting Phuket, Thailand, pada tanggal 9-12 Agustus 2004 d. 15th IMT-GT Joint Business Council (JBC), Pattani, Thailand, pada tanggal 23 Agustus 2004 e. Sidang Ke-11 Senior Official Meeting (SOM) dan Ministerial Meeting (MM) IMT-GT, Pattani, Thailand, pada tanggal 24-26 Agustus 2004; g) Rencana Pertemuan Lanjutan : Sidang Ke-12 MM IMT-GT di Pekanbaru, Riau, Indonesia pada tahun 2005. Sub ITG Meeting

I. INTERNATIONAL POTATO CENTER (CIP) CIP (International Potato Center)

merupakan lembaga penelitian kentang dan ubi jalar yang berpusat di Lima, Peru. Beberapa proyek kerjasama penelitian ubi jalar telah dilakukan CIP dengan Balitbio dan Balitkabi, akan tetapi MoU berada di tingkat Badan Litbang Pertanian. Berbagai tantangan menyambut masa depan ubi jalar di Indonesia. Produksi ubi jalar telah ada sejak dahulu, dimana Indonesia memiliki sumberdaya genetik ubi jalar yang melimpah. Secara tradisional, ubi jalar telah menjadi makanan pokok di wilayah bagian timur (terutama propinsi Papua) dan food security crop yang penting di Pulau Jawa yang padat penduduknya. Akan tetapi kemajuan teknis ubi jalar di Indonesia berjalan lambat, dan tingkat produksi hanya berkutat pada angka 2 juta ton/th selama dua dekade terakhir ini. Trend pemanfaatan ubi jalar yang lebih baik untuk agro-prosessing perlahan mulai mendapat tempat, apabila pembaharuan dan peningkatan teknologi produksi untuk meningkatkan hasil panen serta efisiensi biaya unit produksi dapat menjadi ubi jalar sumber bahan baku yang kompetetif dalam agro-prosesing. Meskipun investasi penelitian di Indonesia tergolong rendah,

pengetahuan yang mengesankan dan peningkatan yang pesat berhasil dilakukan pada konservasi sumberdaya genetik, pengembangan varietas dan metode manajemen hasil. Kerjasama dengan CIP menghasilkan sejumlah varietas unggul ubi jalr. Varietas unggul baru ubi jalar sudah tersedia guna meningkatkan persaingan ubi jalar pada pasar regional. Sekitar 14 varietas baru telah dilepas sejak 1982, 7 diantaranya dilepas pada tahun 1998. Setidaknya sebuah perusahaan besar swasta telah melakukan investasi di bidang usaha tani baru dengan memanfaatkan varietas-varietas baru sebagai sumber bahan baku prosesing. Investasi-investasi seperti ini akan membuka pasar baru yang sangat berarti bagi petani ubi jalar di Indonesia.

J. INTERNATIONAL MAIZE AND WHEAT IMPROVEMENT CENTER (CIMMYT) Lembaga Internasional yang menangani

permasalahan jagung adalah CIMMYT yang berkedudukan di Mexico. Kegiatannya meliputi penelitian pada komoditas jagung dan terigu, baik dari aspek pemuliaanya, agronominya, maupun sosial ekonominya, untuk menghasilkan teknologi budidaya jagung yang mampu meningkatkan produksi dan kesejahteraan masyarakat. Hubungan kerjasama antara CIMMYT dengan lembaga penelitian di Indonesia sudah sejak lama dijalin, sebelum nama Balainya berubah menjadi BALITSEREAL pada tahun 2002, BALITJAS sejak 1998an bahkan sebelum itu sejak nama Balainya BALITTAN Maros. Kerjasama selama ini meliputi peningkatan sumberdaya manusia dalam bentuk training di CIMMYT ataupun ditempat lain yang dibiayai oleh CIMMYT, kerjasama dalam tukar menukar plasma nutfah jagung maupun kerjasama dibidang penelitian sepertai AMBIONET, dalam kegiatan bioteknologi sejak tahun 1999. Tujuan Keanggotaan Tujuan menjalin hubungan dengan lembaga internasional yaitu untuk tukar menukar informasi/plasma nutfah, peningkatan keterampilan sumber daya manusia dan kerjasama penelitian yang berkaitan dengan komoditas jagung dan terigu. Manfaat Keanggotaan Dari kerjasama CIMMYT banyak manfaat yang telah diperoleh Indonesia seperti banyak varietas-varietas dan galur-galur unggul dari koleksi maupun hasil perbaikan sifat jagung di CIMMYT. Selain itu banyak dana bantuan yang dikeluarkan untuk peningkatan sumberdaya dalam bentuk training, workshop dan kunjungan singkat. Manfaat dari tukar menukar plasma nutfah yaitu dengan telah dilepasnya dua varietas unggul introduksi QPM kuning dan QPM-putih menjadi Srikandi

Kuning-1 dan Srikandi Putih-1 pada tahun 2004, serta diusulkannya jagung putih dari CIMMYT untuk segera dilepas menjadi varietas unggul baru dengan nama Hanoman. Manfaat lainnya yaitu diterimanya publikasi hasil-hasil penelitian di CIMMYT, dua pertemuan di Indonesia telah dibiayai oleh CIMMYT yaitu pertemuan di Maros tahun 1998 dan Malino tahun 2002. Kontribusi Keanggotaan Indonesia telah memberikan plasma nutfah jagung lokal ke CIMMYT. Dalam melaksanakan penelitian kerjasama seperti AMBIONET, banyak staf Peneliti BALITSEREAL maupun BALITBIO yang dilibatkan baik dalam pengujiannya dilapangan maupun kegiatan molekuler biologinya di laboratorium BALITBIO Bogor atau di IRRI Philipina. Pertemuan dengan lembaga internasional CIMMYT baru diadakan di Indonesia dua kali dan sifatnya irreguler, pertemuan terakhir tahun 2002 di Malino. Pertemuan lanjutan di Indonesia belum direncanakan, namun pertemuan reguler yang diprogramkan oleh CIMMYT akan dilaksanakan di China pada tahun 2005.

K. INTERNATIONAL RICE RESEARCH INSTITUTE (IRRI) International Rice Research Institute

(IRRI) merupakan Lembaga Penelitian Padi Internasional yang berkedudukan di Los Banos, Laguna, Philipina. Kegiatannya adalah meneliti, menghasilkan, dan menyebarluaskan teknologi yang berhubungan dengan padi untuk

meningkatkan kesejahteraan petani dan konsumen padi generasi sekarang dan yang akan datang. Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan IRRI secara resmi dimulai tahun 1972. Kerjasama tersebut meliputi peningkatan penelitian padi nasional melalui National Rice Research Program. Selain Departemen Pertanian, terkait pula secara tidak langsung Departemen Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Transmigrasi dan Departemen Sosial. Tujuan Keanggotaan

Menjalin kerjasama penelitian, tukar menukar informasi serta peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang pertanian. Manfaat Keanggotaan Kerjasama penelitian dibidang evaluasi dan pemanfaatan plasma nutfah, penelitian dan berbagai agroekosistem, pengembangan sistem usahatani, pemanfaatan sumber daya petani secara efisien, tata guna air, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang, tukar menukar sumber daya genetik, serta menyediakan publikasi dan peraga yang berkaitan dengan inovasi teknologi padi. Hasil-hasil penelitian/kerjasama yang telah dilakukan antara lain : a) Dilahan sawah irigasi: Penggunaan varietas IRRI dalam program nasional, meningkatnya penggunaan pupuk nitrogen dan intensitas tanam, berkurangnya penggunaan pestisida, kehilangan hasil, serta meningkatnya produktivitas; b) Dilahan sawah tadah hujan: berkembungnya embung untuk memanen air hujan, penggunaan pupuk kandang, meningkatnya hasil, dan dihasilkannya beberapa varietas unggul toleran

kekeringan; c) Cukup banyak galur asal IRRI yang dilepas menjadi varietas unggul di Indonesia di antaranya mulai dari PB8 sampai IR64 yang masih disukai petani di Indonesia. Kontribusi Keanggotaan Indonesia telah memberikan kontribusi cukup besar untuk menunjang kegiatan IRRI, sejak tahun 1963-1965 kontribusi tersebut berjumlah US$ 75.000. Sejak tahun 1970-an sudah 6 (enam) orang peneliti Indonesia menjadi anggota Dewan pembina, diantaranya Dr. Thojib Hadiwidjaja, Dr. Gunawan Satari, Ir. Sadikin Sumintawikarta, Dr. Ibrahim Manwan, Dr. Sjarifuddin Baharsyah.

L. INTERNATIONAL GROUP (IJSG)

JUTE

STUDY

IJSG merupakan organisasi internasional yang beranggotakan pemerintah negaranegara

pengeskpor dan pengimpor jute. IJSG didirikan pada tanggal 27 April 2002. Merupakan entitas pengganti Internasional Jute Organization (IJO) yang dilikuidasi pada tanggal 11 April 2000. Dengan dilikuidasinya IJO dan dibentuknya IJSG yang berkantor pusat di Dhaka, Bangladesh, maka seluruh aset dan kewajiban yang dimiliki IJO dialihkan kepada IJSG. Indonesia bukan negara anggota IJSG tetapi sebelumnya merupakan anggota IJO. Keanggotaan Indonesia dalam IJO dimulai sejak organisasi tersebut didirikan, yakni pada tanggal 9 Januari 1984. IJO merupakan forum kerjasama dan konsultasi antara negara-negara anggota pengekspor dan pengimpor jute yang jumlahnya mencapai 25 negara. Sebagai negara importir, Indonesia mengimpor serat jute untuk diolah menjadi karung goni yang digunakan terutama sebagai bahan pengemas gula pasir. Bagi Indonesia, keanggotaannya dalam IJO pada perkembangannya dinilai kurang strategis, khususnya bila ditinjau dari sisi perdagangan karena Indonesia bukan negara penghasil jute, namun lebih sebagai importir. Dengan mempertimbangkan kondisi keuangan negara serta azas manfaat dan biaya, maka hingga saat ini Indonesia belum memutuskan untuk bergabung dalam IJSG setelah IJO dilikuidasi.

M. WORLD TRADE ORGANIZATION (WT0) World Trade Organization atau Organisasi

Perdagangan Dunia merupakan satusatunya badan internasional masalah yang secara antar khusus mengatur Sistem

perdagangan

negara.

perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar

perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Indonesia merupakan salah satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU NO. 7/1994. WTO secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1995. Sistem perdagangan itu sendiri telah ada setengah abad yang lalu. Sejak tahun 1948, General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)-Persetujuan Umum mengenai Tarif dan Perdagangan telah membuat aturan-aturan untuk sistem ini. Pada awalnya GATT ditujukan untuk membentuk International Trade Organization (ITO), suatu badan khusus PBB yang merupakan bagian dari sistem Bretton Woods (IMF dan Bank Dunia). Meskipun Piagam ITO akhirnya disetujui dalam UN Conference on Trade and Development di Havana pada bulan Maret 1948, proses ratifikasi oleh lembaga-lembaga legislatif negara tidak berjalan lancar. Tantangan paling serius berasal dari Kongres Amerika Serikat, yang walaupun sebagai pencetus, AS tidak meratifikasi Piagam Havana sehingga ITO secara efektif tidak dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, GATT tetap merupakan instrument multilateral yang mengatur perdagangan internasional. Tujuan WTO Tujuan utama WTO yaitu membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. Tujuan penting lainnya: a. Mendorong arus perdagangan antar negara, dengan mengurangi dan menghapus berbagai hambatan yang dapat mengganggu kelancaran arus perdagangan barang dan jasa. b. Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosiasi yang lebih permanen. c. Menyelesaikan sengketa, mengingat hubungan dagang sering

menimbulkan konflik-konlik kepentingan. Manfaat Keanggotaan a) Persengketaan antar-negara dapat ditangani secara konstruktif; b) Memudahkan perdagangan antar-negara; c) Mendorong pengurangan tarif dan hambatan non tariff;

d) Memberikan banyak pilihan atas produk dengan kualitas berbeda kepada konsumen; e) Mendorong pertumbuhan ekonomi; f) Mendorong perdagangan berjalan lebih efisien. Kontribusi Keanggotaan Indonesia selalu menghadiri dan berperan aktif dalam sidang-sidang yang diadakan oleh WTO. Frekwensi pertemuan berlangsung setiap bulan. Pertemuan terakhir terjadi pada bulan Desember 2004, sedangkan rencana pertemuan lanjutan akan dilakukan pada bulan Januari 2005. Anggaran WTO sebesar 134 juta Swiss Franc (anggaran tahun 2003) yang berasal dari kontribusi negara-negara anggota yang diperhitungkan berdasarkan besarnya nilai perdagangan. Sebagian anggaran WTO juga ditujukan untuk international Trade Centre / ITC. Indonesia termasuk salah satu dari 25 negara pembayar kontribusi terbesar untuk anggaran WTO (tahun 2003) mengingat besarnya peran (trade share) Indonesia dalam perdagangan dunia.

N. UNITED NATION CONFERENCE ON TRADE AND DEVELOPMENT (UNCTAD) UNCTAD dibentuk pada tahun 1964 melalui Resolusi SMU PBB No. 1995, Sekretariat UNCTAD adalah bagian dari Sekretariat PBB. Konferensi adalah badan tertinggi pembuat kebijakan dari UNCTAD yang biasanya

bersidang 4 tahun sekali pada tingkat Menteri untuk memformulasikan garis-garis besar

kebijakan dan memutuskan program kerja. Badan bawahan UNCTAD adalah Trade and

Development Board (TDB) yang melaporkan kegiatannya pada Sidang Majelis Umum PBB. Dibawah TDB dibentuk Komisi atau Komite serta beberapa Kelompok Kerja sesuai dengan keputusan Konferensi UNCTAD.

Tujuan Keanggotaan UNCTAD melaksanakan mandatnya melalui policy analysis : Intergovernmental, deliberations, concencus-building dan negotiation; monitoring implementation dan follow-up serta technical co-peration diharapkan dapat mecapai pertumbhan berkelanjutan dan mempercepat pembangunan negara-negara berkembang sehingga dapat menikmati kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Manfaat Keanggotaan a. Memajukan perdagangan internasional, khususnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara berkembang. b. Memformulasikan dan melaksanakan prinsip-prinsip dan kebijakankebijakan perdagangan internasional dan masalah-masalah

pembangunan. c. Melakukan pengkajian dan memberikan kemudahan untuk koordinasi lembaga-lembaga internasional PBB yang berhubungan dengan perdagangan dan pembangunan ekonomi. d. Memprakasai sikap untuk melakukan negosiasi dan penerimaan instrument-instrumen hukum internasional di bidang perdagangan internasional. e. Bertindak sebagai pusat harmonisasi perdagangan kebijakan

pembangunan yang terkait dari negara-negara dan kelompokkelompok ekonomi regional. Kontribusi Keanggotaan Sebagai negara anggota, Indonesia berperan dalam programprogram UNCTAD seperti; pelaksanaan Workshop/Seminar bagi para Stakeholders, penyusunan country Assesment, persiapan TOR oleh UNCTAD dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang terkait dengan aspek memperkuat kemampuan negosiasi multilateral Indonesia. disetujuinya Pada Konferensi UNCTAD Terpadu IV khususnya sangat sampai besar

Program

Komoditi

(PKT)

diantaranya peranan Bapak Ali Alatas sebagai Dubes/Watapri Jenewa sebagai juru bicara Kelompok 77.

You might also like