You are on page 1of 17

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN KELAINAN KEPRIBADIAN

Oleh :

Gemma al alhamdy Zarniati Yolanda Yeni yolianda Pinto mulio

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes CERIA BUANA LUBUK BASUNG 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji dan sukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan judul makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan kelainan kepribadian Dimana makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok mata kuliah keperawatan jiwa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan teman - teman serta pegawai perpustakaan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Disamping itu penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan bahan acuan dalam melakukan praktek lapangan nantik, baik bagi mahasiswa STIKES pada khususnya dan mahasiswa keperawatan pada umumnya.

Lubuk Basung, 02 November 2011

Kelompok 5

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 1.1 Latar Belakang .................................................................................1 1.2 Tujuan ...............................................................................................2 1.2.1 Tujuan Umum .........................................................2 1.2.2 BAB II Tujuan Khusus .................................................................2 TINJAUAN TEORISTIS......................................................................3 2.1 Definisi..............................................................................................3 2.2 Klasifikasi pasien kelainan gangguan kepribadian. 1. Kelainan kepribadian yang paranoid. 2. Kelainan kerpibadian skizotipal dan skizoid.. 3. Kelainan kepribadian antisosial 4. Kelainan kepribadian borderline 5. Kelainan kepribadian histrionik 6. Kelainan kepribadian narsisme 7. Kelainan kepribadian yang avoidant 8. Kelainan kepribadian yang dependen.. 9. Kepribadian obesif-kompulsif.. BAB III ASKEP PADA PASIEN GANGGUAN KELAINAN KEPRIBADIAN ....................................................................................9 3.1 Pengkajian.........................................................................................9 3.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................9 3.3 Identifikasi hasil. 3.4 Intervensi 3.5 Implementasi ....................................................................................9 BAB IV PENUTUP..............................................................................................11 4.1 Kesimpulan .....................................................................................11 4.2 Saran................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................11 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepribadian adalah ciri-ciri dan sikap yang bisa diduga ada pada seseorang dan mempengaruhi pola-pola kognitif, efek dan perilaku. Pola-pola ada dalam waktu yang lama, disadari atau tidak disadari dan mempengaruhi respon dan adaptasi orang itu pada lingkungannya. Adaptasi adalah pusat dari teori kepribadian. Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya. Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. . 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Memberi gambaran tentang asuhan keperawatan pada pasien gangguan kelainan kepribadian. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari kepribadiaaan b. Mahasiswa dapat memahami kondisi yang menyebabkan pasien mengalami gangguan kelainan kepribadian c. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kelainan kepribadian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Definisi Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yg luas. Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dengan sikap dan perilaku yg tidak fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu. Kerberg (1984) : sikap maladaptif yang menghasilkan atau mempengaruhi pertimbangan psikologis, hubungan dengan orang lain Respon maladaptif seperti tidak fleksibel, kaku, merupakan kondisi patologis yang menyebabkan klien stres, cemas dan depresi. 2.2 KLASIFIKASI PASIEN PADA GANGUAN KELAINAN KEPRIBADIAN 1. Kepribadian yang paranoid Kecurigaan yang pervasif dan tidak beralasan serta tidak percaya kepada orang lain. Seringkali merasa ingin dijaga orang lain dari perasaan terancam atau serangan dari orang lain. Mood mereka peka dan bermusuhan, suka menghindar. Sukar membina hubungan saling percaya Berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain kecemburuan patologis ketidakmampuan untuk rileks, kurang rasa humor menyebabkan gangguan emosional dan merusak

kritis dengan orang lain, tapi sukar menerima kritik

2. Kelainan kerpibadian skizotipal dan skizoid Ketidakmampuan membentuk hubungan pribadi yang akrab. Orang ini sukar berhubungan dengan orang lain dan sukar membina hubungan intim. Cenderung bisa berkembang menjadi skizofren, dan ada unsur genetik tanda-tandanya adalah : isolasi, pergaulan dengan teman sebaya terbatas, kecemasan sosial, prestasi sekolah tidak baik, hipersensitif, keterbatasan dalam bicara dan proses pikir dan berpikir bizar, tidak ada kehangatan/kelembutan. Tidak peduli terhadap pujian/kritikan orang lain. Afek tumpul, datar, menkauhkan diri dan tampak dingin Dekati klien dengan tenang Sesuaikan pembicaraan dengan tingkat hubungan dengan klien, perhatikan verbal dan nonverbalnya. ikutsertakan dalam terapi kelompok Susun tingkat pergaulan klien, misalnya dimulai dari hubungan perawa-klien, klien klien, klien dengan sekelompok lain dan akhirnya terapi kelompok.

Intervensi :

3. Kelainan kepribadian antisosial Orangnya berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma sosial Ciri-cirinya : gagal belajar dari pengalaman, seringkali bertindak yang beresiko tinggi dan impulsif, tidak ada rasa bersalah dan berulang, mengeksplotasi orang lain, tidak menghargai hak orang lain, tidak ada kesetiaan dan kejujuran. cenderung jadi pecandu obat mereka manipulatif dan senang berargumentasi 3

Tim kesehatan seringkali gagal mengatasi karena mereka sering melakukan tindakan melanggar hukum dan norma, menipu, tidak punya rencana karena impulsif, ada riwayat berkelahi, melecehkan dan agresif, bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, gagal mengatur keuangan.

4.

Kelainan kepribadian borderline Suatu ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal, alam perasaan dan

citra diri. Orang ini memiliki ego yang tidak terintegrasi dan rapuh. Cirinya : tidak memiliki identitas diri yang jelas, cenderung memakai koping anak-anak, sukar menerima kenyataan bila stres, dia akan regresi, spliting (memandang dunia secara dikotomus, baik buruk, positif negatif), mengingkari dan proyeksi cenderung merasa kesepian, menyakiti dirinya

Tindakan : Menenangkan pada saat kritis karena sering menyebut suster baik (bila kehendaknya dituruti) atau suster judes, maka sering terjadi konflik. jadi perawat menghindari dan menyelesaikan konflik 5. membuat daftar kegiatan sehari-hari, peraturan, tanggung jawab dan kesepakatan yang jelas hindari dari tindakan meyakiti diri secara langsung atau tidak langsung karena dia merasa dirinya jahat kalau perlu kolaboratif dengan dokter untuk pemberian obat sesuai gejala ikutkan dalam terapi kelompok Kelainan kepribadian histrionik Perilaku klien mulai dari fungsi ego yang tinggi (mencari perhatian) sampai ke fungsi ego rendah (mau bersetubuh dengan siapa saja, impulsif, dan psikosis).

Perilaku yang terlihat : Merasa tidak nyaman pada situasi dimana dia tidak menjadi pusat perhatian Melakukan hubungan seksual dengan banyak orang Melakukan daya tarik fisik untuk mencari perhatian Gaya bicara dibuat semenarik mungkin Berperilaku dramatik, seperti di teater pada saat mengekspresikan emosinya Mudah tersugesti Suka menjalin hubungan akrab dengan siapa saja, walaupun orang lain tidak merasakannya. Reaksi berlebihan terhadap kejadian yang kecil Perilaku sombong dan menuntut

Kelainan ini banyak pada wanita, hubungan dengan orang lain biasanya superfisial, flamboyan, dan suka bergantung pada terapist Egonya membuat dia berkhayal, jatuh cinta pada terapistnya koping : disosiasi, represi perilaku maladaptif lain : temper tantrum, manipulatif, permintaan yang tiada henti.

6.

Kelainan kepribadian narsisme Orang yang sangat menyenangi dirinya dan selalu bertindak untuk menyenangkan dirinya Orangnya bisa bekerja tetapi seringkali minta bantuan karena mengalami kesulitan dalam berhubungan erat dengan orang lain, ada gejala-gejala neurotik, kesulitan seksual dan ada perasaan hampa yang kronis.

Ciri-Ciri : ingin dianggap superior ada fantasi dirinya sukses, cantik, pandai, berkuasa dan layak dicintai

yakin dirinya spesial, unik, dan hanya dapat dimengerti oleh pihak yang statusnya sama dengan dirinya. ingin selalu dikagumi memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya tidak empati, suka cemburu/sirik pada orang lain dan menganggap orang lain juga seperti itu terhadap dirinya. perasaan sombong menutupi perasaan rendah diri, tidak aman dan tidak mampu Tindakan :

perawat harus sadar akan reaksinya menghadapi klien yang egosentris dan suka cari perhatian meningkatkan harga diri klien, libatkan klein dalam setiap kejadian disekitarnya sehingga dia mulai menaruh perhatian pada orang lain dan lingkungan klien harus memandang dirinya dari sudut pandang lainnya. intervensi lain sama dengan pada kepribadian borderline.

7. Kelainan kepribadian yang avoidant Selalu menghindar ikut kegiatan karena takut dikritik, diremehkan atau ditolak

Menolak untuk ikut kecuali ada jaminan tidak akan ditolak Tidak bisa berhubungan dengan orang lain karena takut ditolak Merasa dirinya bodoh, tidak mampu, pemalu Selalu mencari tanda-tanda penolakan, walaupun pada hubungan positif Tindakan : Bina hubungan saling percaya dengan aturan yang jelas agar dia merasa dirinya diterima Selalu berusaha jujur dan santai Menekankan bahwa klien itu berharga untuk menjadi teman

8. Kelainan kepribadian yang dependen

Klien selalu bergantung dan merasa lebih rendah

selalu minta dukungan dan nasehat, tidak bisa membuat keputusan bertingkah seperti anak kecil, menolak tanggung jawab sebagai orang dewasa. selalu ketakutan, bergantung pada orang yang merawatnya Tindakan : pelajari setiap permintaan klien akan tidak bergantung usahakan klien yang mengambil keputusan, perawat hanya membuka jalan atau wawasan

9. Kepribadian obesif-kompulsif

Kaku pada standar hidup yang telah ditetapkanya klien sangat cemas, sangat ketakutan kehilangan kemampuan kontrol dirinya Dia sangat sedikit memberi materi, perasaan dan perhatian

BAB III ASKEP PADA PASIEN GANGGUAN KELAINAN KEPRIBADIAN (PROSES KEPERAWATAN) 3.1 Pengkajian Pada Klien Kajilah data : D.O

kemampuan dalam menjalin interaksi dengan orang lain, afek, penghayatan diri, perilaku mempertahankan diri, kemampuan terhadap persepsi realita data awal, perkembangan selama di rumah sakit apakah klien sudah mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar Gangguan harga diri Koping individu tidak efektif * Gangguan interaksi sosial

D.S

3.2 Diagnosa Keperawatan


Gangguan proses pikir * Ketidakberdayaan

Tujuan 2 : Setelah dirawat, klien memperlihatkan fungsi kognitif yang membaik Kriteria : Klien mampu :

menyimak alternatif tindakan yang diberikan perawat menerima konfrontasi dalam waktu 1 minggu mengambil keputusan mengubah cara berpikirnya dalam waktu 3 minggu

Tujuan 3 : Klien mampu memperlihatkan perbaikan dalam berinteraksi dengan teman di bangsal Kriteria : Klien mampu ;

tetap hadir dalam terapi kelompok selama 4 minggu menerima masukan dari teman tentang perilaku yang perlu diubah bekerjasama 8

berfokus pada orang lain, bukan dirinya lagi. Kriteria sudah tercapai klien puas dalam bergaul, sukses klien mampu bekerja sama Klien mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif Perilaku klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja sama Klien menunjukkan koping yang positif.

3.3 Identifikasi hasil


3.4 Intervensi Tujuan 1 : Klien mampu melaporkan bahwa dia mampu melakukan dan merasa puas dalam berhubungan dengan orang lain, dalam tiga minggu Kriteria : Klien mampu :

membuat daftar paling sedikit lima aspek positif dirinya menggambarkan tipe-tipe orang yang akan dijalin hubungan dalam beberapa kali pertemuan menguraikan bagian dirinya yang menghalangi dirinya berhubungan, dalam 3 kali pertemuan menguraikan tiga sifat yang akan diubahnya menguraikan usaha-usaha yang akan ditempunya dalam waktu 3 minggu

3.5 Implementasi 1. Kepribadian yang paranoid

pendekatan dengan cara tenang, empati dan menghindari hal-hal yang membuatnya cemburu. Karena klien curiga semua orang akan mencelakainya, maka perawat harus memperhatikan tanda verbal dan non verbal untuk memastikan apakah klien sedang agresif atau bermusuhan.

Semua tindakan yang akan dilakukan diskusikan dulu agar dia mengerti alasan dan tujuannya, supaya tidak curiga. Usahakan bertindak berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat.

10

Dukung perilaku yang adaptif seperti mempercayai orang lain tidak selalu akan mengancamnya, bahwa dirinya aman. Mampu beradaptasi terhadap stresornya.

2. Kepribadian Skizoid

Lakukan kontrak P K Tingkatkan sosialisasi Hindari isolasi dan perawatan institusional Libatkan dalam terapi okupasi dan terapi kelompok

3. kepribadian Anti sosial jadilah contoh bagaimana berinteraksi dengan sehat Jangan terjebak perilaku klien seperti berargumentasi, pastikan aturan dan sangsi yang akan didapatnya bila tidak patuh, diskusikan dampak perilakunya selama ini. 4.

Ikutkan dalam terapi kelompok, keluarga dan tim kesehatan bekerja sama agar semua aturan sama dan konsisten Ajak klien bergaul dengan orang lain agar harga dirinya baik. Kepribadian Borderline Ciptakan lingkungan yang terapeutik Kerja sama dengan klien dan keluarga Lakukan kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan Hindari tawar menawar Gunakan contoh peran, teknis reinforcement Konfrontasi perilaku klien yang tidak sesuai Identifikasi perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan segera Identifikasi kebutuhan klien yang membutuhkan Libatkan dalam terapi kelompok Berikan terapi dengan tepat Kepribadian Histerik konsisten, pengertian, mengatasi perasaan cinta atau benci pada terapist

5.

10

11

Membuat lingkungan tidak menimbulkan perilaku maladaptif. Diskusikan tentang khayalanya, bawa ke realitas Diajarkan perilaku sehat dalam mencapai tujuan, mengajarkan koping yang konstruktif. Diajarkan prinsip dan perilaku yang sehat Bantu klien mengemembangkan harga diri yang kuat Fasilitasi ledakan rasa marah dan bermusuhan Tanggapi setiap perilaku klien Beri penjelasan singkat, jelas dan terbatas Bantu klien menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya Tetapkan harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap Bantu klien melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan Beri umpan balik perilaku klien Libatkan dalam terapi kelompok Lakukan terapi keluarga Bina hubungan saling percaya Bantu klien menerima kritik orang lain Bantu klien mengkritik diri sendiri Bantu klien agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi kesepiannya Bantu klien untuk sosialisasi dan mendapat teman Beri reinforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien

6. Kepribadian narsistik

7. Kepribadian Menghindar

8. Kepribadian Tergantung

Rancang batasan usia yang sesuai dan konsisten Libatkan keluarga dan orang terdekat Hindari perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap perilaku, pikiran dan perasaan Beri kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya

11

12

Tunjukkan penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien Tetap beri informasi tentang kegiatan terapi Arahkan klien pada pemikiran rencana masa depan redakan kecemasan dan tingkatkan harga diri pemakaian obat untuk menenangkan sesuaikan dengan tanda dan gejala yang timbul beri terapi kognitif bahwa dirinya aman

9. Kepribadian obesif-kompulsif

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan dalam konteks hubungan personal yg luas.

12

13

Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu. Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu integritas dirinya Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai gangguan kemampuan daya nilai realitas Pembeda individu normal vs gangguan kepribadian 1. Adaptasi yang tidak fleksibel 2. Lingkaran setan antara cara persepsi 3. Kemampuan yang lemah

4.2 Saran Pembahasan tentang asuhan keperawatan PADA KLIEN GANGGUAN KELAINAN KEPRIBADIAN telah dibahas dalam makalah ini, diharapkan pada pembaca umumnya dan mahasiswa keperawatan khususnya dapat menuai mamfaat dari makalah ini, serta dapat menerapkannya dalam praktek lapangan nanti. Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi kesempurnaan makalahini.

13

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Farida dan Hartono, 2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:Salemba Medika Http//www.nerzblok.com Http//www.scribd.com/gangguan kelaianan kepribadian

14

You might also like