You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Defisit Perawatan Diri

Pokok Bahasan : Defisit Perawatan Diri Hari/Tanggal Tempat Sasaran Waktu : Senin/19 Maret 2012 : Ruang Jiwa Pav-6 Rumkital Dr. Ramelan Surabaya : Pasien gangguan jiwa : 10.00-11.00

A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan diri, pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa mampu memahami dan menyadari bahaya defisit perawatan diri.
2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa mampu :

Menjelaskan Pengertian defisit perawatan diri. Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri Menjelaskan penyebab defisit perawatan diri Menjelaskan akibat defisit perawatan diri

B. MATERI

1) Pengertian defisit perawatan diri. 2) Tanda dan gejala defisit perawatan diri 3) Penyebab defisit perawatan diri 4) Akibat defisit perawatan diri

C. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab

D. MEDIA DAN ALAT BANTU Laptop LCD E. EVALUASI PEMBELAJARAN 1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.

Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri? Bagaimana Tanda dan gejala defisit perawatan diri? Apakah Penyebab defisit perawatan diri? Apa saja Akibat defisit perawatan diri?

2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan yang sama dengan pada tes awal.

F. PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN NO 1 FASE Pembukaan 3 menit KEGIATAN Memberi salam pembukaan Memperkenalkan diri Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan 2 Pelaksanaan 15 menit

KEGIATAN SASARAN Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan

Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan

Memperhatikan

Memperhatikan

Menjelaskan perawatan diri

penyebab

defisit Memperhatikan

Menjelaskan perawatan diri

akibat

defisit Memperhatikan Menjawab pertanyaan

Evaluasi 5 menit

Menanyakan kepada pasien gangguan jiwa di rumah sakit jiwa tentang materi yang telah diberikan dan memberi bingkisan kepada pasien yang bisa menjawab

Terminasi 2 menit

Mengucapkan terima kasih Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan Menjawab salam

G. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Pasien dan keluarga mengikuti penyuluhan dan antusias Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah sakit jiwa Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya. (SAP)

2. Evaluasi Proses

Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat selama acara berlangsung Pasien dan keluarga menjawab pertanyaan secara benar.

3. Evaluasi Akhir

Pasien dan keluarga mengetahui pengertian defisit perawatan diri. Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri Pasien dan keluarga mengetahui penyebab tentang defisit perawatan diri Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defisit perawatan diri

LAMPIRAN DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri

adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000). Dari pengertian diatas dapar disimpulkan bahwa defisit perawatan diri ialah suatu kondisi seseorang dimana seseorang yang mengalami kelemahan melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri. B.Tanda dan Gejala a. Mandi/hygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi. b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,

memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu. c. Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

d. BAB/BAK (toileting) Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah: a. Fisik 1) Badan bau, pakaian kotor; 2) Rambut dan kulit kotor; 3) Kuku panjang dan kotor; 4) Gigi kotor disertai mulut bau; 5) penampilan tidak rapi. b. Psikologis 1) Malas, tidak ada inisiatif; 2) Menarik diri, isolasi diri; 3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina. c. Sosial 1) Interaksi kurang; 2) Kegiatan kurang; 3). Tidak mampu berperilaku sesuai norma; 4) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

C. Penyebab 1. Faktor Predisposisi a) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu b) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri c) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwadengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya danlingkungan termasuk perawatan diri d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuanperawatan diri lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri 2. Faktor Predispitasi Merupakan factor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah, lemas yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000:59) factor- factor yang mempengaruhi personal hygienea adalah: a) Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya: dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihan. b) Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene c) Status sosial ekonomi Personl hygiene memerluka alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, shampo dan alat mandi semuanya memerluka uang untuk menyediakannya. d) Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya e) Budaya Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan f) Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun , shampo dan lain-lain g) Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk melakukannya D. Jenis-Jenis Perawatan Diri Kurang perawatan diri : Mandi atau kebersihan

Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi maupun kebersihan diri Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian atau berhias Gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdanadan sendiri Kurang perawatan diri : Makan Gangguan kemampuan untuk menunjukan aktifitas makan Kurang perawatan diri : Toileting Gangguan kemampuanuntuk melakukan atau menyelesaikan toileting sendiri (sumber : nurjannah: 2004, 79 )

D. Akibat Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada siri seseorang Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang sering di derita seseorang karena tidak di jaganya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang seringa terjadi dalah gangaun intregitas kulit,ganguan mukosa, infeksi pada mata dan telinga Dampak psikososial Masalah yang muncul pada personal higient adalah gangguan rasa nyaman kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuahan harga diri, dan ganguan interaksi sosial.

DAFTAR PUSTAKA 1. Nurjanah,intisari s,kep.2001. pedoman penanganan pada gangguan jiwa. Yogyakarta : memodia 2. Tarwoto dan wartonah.2000. kebutuhan dasar manusia.jakarta. 3. Perry,potter.2005,buku ajar fundamental keperawatan.jakarta : EGC

You might also like