You are on page 1of 21

Macam Gangguan Reproduksi dan Penanggulangannya

OPINI | 20 December 2010 | 18:16 Dibaca: 3693 Komentar: 2 Nihil

Macam Gangguan Reproduksi dan Penanggulangannya


Cacat anatomi saluran reproduksi Abnormalitas yang berupa cacat anatomi saluran reproduksi ini dibedakan menjadi dua yaitu cacat congenital (bawaan) dan cacat perolehan.

Cacat Kongenital Gangguan karena cacat kongenital atau bawaan lahir dapat terjadi pada : Ovarium (indung telur) dan pada saluran reproduksinya.

Gangguan pada ovarium meliputi: Hipoplasia ovaria (indung telur mengecil) dan Agenesis ovaria (indung telur tidak terbentuk). Hipoplasia ovaria, merupakan suatu keadaan indung telur tidak berkembang karena keturunan. Hal ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Apabila terjadi pada salah satu indung telur maka sapi akan menunjukan gejala anestrus (tidak pernah birahi) dan apabila terjadi pada kedua indung telur maka sapi akan steril (majir). Secara perrektal indung telur akan teraba kecil, pipih dengan permukaan berkerut. Agenesis ovaria merupakan suatu keadaan sapi tidak mempunyai indung telur karena keturunan. Dapat terjadi secara unilateral (salah satu indung telur) ataupun bilateral (kedua indung telur).

Cacat turunan juga dapat terjadi pada saluran alat reproduksi, diantaranya :

Freemartin (abnormalitas kembar jantan dan betina) dan atresia vulva (pengecilan vulva). Kelahiran kembar pedet jantan dan betina pada umumnya (lebih dari 92%) mengalami abnormalitas yang disebut dengan freemartin Abnormalitas ini terjadi pada fase organogenesis (pembentukan organ dari embrio di dalam kandungan), kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya migrasi hormon jantan melalui anastomosis vascular (hubungan pembuluh darah) ke pedet betina dan karena adanya intersexuality (kelainan kromosom). Organ betina sapi freemartin tidak berkembang (ovaria hipoplastik) dan ditemukan juga organ jantan (glandula vesikularis). Sapi betina nampak kejantanan seperti tumbuh rambut kasar di sekitar vulva, pinggul ramping dengan hymen persisten. Sedangkan Atresia Vulva merupakan suatu kondisi pada sapi induk dengan vulva kecil dan ini membawa resiko pada kelahiran sehingga sangat memungkinkan terjadi distokia (kesulitan melahirkan). Penanganannya dengan pemilihan sapi induk dengan skor kondisi tubuh (SKT) yang baik (tidak terlalu kurus atau gemuk serta manajemen pakan yang baik

Cacat perolehan Cacat perolehan dapat terjadi pada indung telur maupun pada alat reproduksinya. Cacat perolehan yang terjadi pada indung telur, diantaranya: Ovarian Hemorrhagie (perdarahan pada indung telur) dan Oophoritis (radang pada indung telur). Perdarahan indung telur biasanya terjadi karena efek sekunder dari manipulasi traumatik pada indung telur. Bekuan darah yang terjadi dapat menimbulkan adhesi (perlekatan) antara indung telut dan bursa ovaria (Ovaro Bursal Adhesions/OBA). OBA dapat terjadi secara unilateral dan bilateral. Gejalanya sapi mengalami kawin berulang. Sedangkan Oophoritis merupakan keradangan pada indung telur yang disebabkan oleh manipulasi yang traumatik/ pengaruh infeksi dari tempat yang lain misalnya infeksi pada oviduk (saluran telur) atau infeksi uterus (rahim). Gejala yang terjadi adalah sapi anestrus

Cacat perolehan pada saluran reproduksi, diantaranya:

Salphingitis , trauma akibat kelahiran dan tumor. Salphingitis merupakan radang pada oviduk. Peradangan ini biasanya merupakan proses ikutan dari peradangan pada uterus dan indung telur. Cacat perolehan ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Sedangkan trauma akibat kelahiran dapat terjadi pada kejadian distokia dengan penanganan yang tidak benar (ditarik paksa), menimbulkan trauma/ kerusakan pada saluran kelahiran dan dapat berakibat sapi

menjadi steril/ majir. Tumor ovarium yang umum terjadi adalah tumor sel granulosa. Pada tahap awal sel- sel tumor mensekresikan estrogen sehingga timbul birahi terus menerus (nympomania) namun akhirnya menjadi anestrus. Penanganan cacat perolehan disesuaikan dengan penyebab primernya. Jika penyebab primernya adalah infeksi maka ditangani dengan pemberian antibiotika. Perlu hindari trauma fisik penanganan reproduksi yang tidak tepat.

Gangguan fungsional Salah satu penyebab gangguan reproduksi adalah adanya gangguan fungsional (organ reproduksi tidak berfungsi dengan baik). Infertilitas bentuk fungsional ini disebabkan oleh adanya abnormalitas hormonal. Berikut adalah contoh kasus gangguan fungsional, diantaranya : Sista ovarium, Subestrus dan birahi tenang, Anestrus serta Ovulasi tertunda

Sista ovarium (ovaria, folikuler dan luteal) Status ovarium dikatakan sistik apabila mengandung satu atau lebih struktur berisi cairan dan lebih besar dibanding dengan folikel masak. Penyebab terjadinya sista ovarium adalah gangguan ovulasi dan endokrin (rendahnya hormon LH). Sedangkan faktor predisposisinya adalah herediter, problem sosial dan diet protein. Adanya sista tersebut menjadikan folikel de graf (folikel masak) tidak berovulasi (anovulasi) tetapi mengalami regresi (melebur) atau mengalami luteinisasi sehingga ukuran folikel meningkat, adanya degenerasi lapisan sel granulosa dan menetap paling sedikit 10 hari. Akibatnya sapi-sapi menjadi anestrus atau malah menjadi nymphomania (kawin terus). Penanganan yang dilakukan yaitu dengan:

Sista ovaria : prostaglandin (jika hewan tidak bunting) Sista folikel : Suntik HCG/LH (Preynye, Nymfalon) secara intramuskuler sebanyak 200 IU. Sista luteal : PGH 7,5 mg secara intra uterina atau 2,5 ml secara intramuskuler. Selain itu juga dapat diterapi dengan PRID/CIDR intra uterina (12 hari). Dua sampai lima hari setelah pengobatan sapi akan birahi.

Subestrus dan birahi tenang Subestrus merupakan suatu keadaan dimana gejala birahi yang berlangsung singkat/ pendek (hanya 3- 4 jam) dan disertai ovulasi (pelepasan telur). Birahi tenang merupakan suatu keadaan sapi dengan aktifitas ovarium dan adanya ovulasi namun tidak disertai dengan gejala estrus yang jelas. Penyebab kejadian ini diantaranya: rendahnya estrogen (karena defisiensi karotin, P, Co, Kobalt dan berat badan yang rendah). Apabila terdapat corpus luteum maka dapat diterapi dengan PGF2 (prostaglandin) dan diikuti dengan pemberian GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon).

Anestrus Anestrus merupakan suatu keadaan pada hewan betina yang tidak menunjukkan gejala estrus dalam jangka waktu yang lama. Tidak adanya gejala estrus tersebut dapat disebabkan oleh tidak adanya aktivitas ovaria atau akibat aktifitas ovaria yang tidak teramati. Keadaan anestrus dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu : a. True anestrus (anestrus normal) Abnormalitas ini ditandai dengan tidak adanya aktivitas siklik dari ovaria, penyebabnya karena tidak cukupnya produksi gonadotropin atau karena ovaria tidak respon terhadap hormon gonadotropin. Secara perrektal pada sapi dara akan teraba kecil, rata dan halus, sedangkan kalau pada sapi tua ovaria akan teraba irreguler (tidak teratur) karena adanya korpus luteum yang regresi (melebur). b. Anestrus karena gangguan hormon Biasanya terjadi karena tingginya kadar progesteron (hormon kebuntingan) dalam darah atau akibat kekurangan hormon gonadotropin. c. Anestrus karena kekurangan nutrisi Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gagalnya produksi dan pelepasan hormon gonadotropin, terutama FSH dan LH, akibatnya ovarium tidak aktif. d. Anestrus karena genetik Anestrus karena faktor genetik yang sering terjadi adalah hipoplasia ovarium dan agenesis ovaria. Penanganan dengan perbaikan pakan sehingga skor kondisi tubuh (SKT) meningkat, merangsang aktivitas ovaria dengan cara pemberian (eCG 3000-4500 IU; GnRH 0,5 mg; PRID/ CIDR dan estrogen). Ovulasi yang tertunda Ovulasi tertunda (delayed ovulation) merupakan suatu kondisi ovulasi yang tertunda/ tidak tepat waktu. Hal ini dapat menyebabkan

perkawinan/ IB tidak tepat waktu, sehingga fertilisasi (pembuahan) tidak terjadi dan akhirnya gagal untuk bunting. Penyebab utama ovulasi tertunda adalah rendahnya kadar LH dalam darah. Gejala yang nampak pada kasus ini adalah adanya kawin berulang (repeat breeding). Terapi yang dapat dilakukan diantaranya dengan injeksi GnRH (100-250 g gonadorelin) saat IB.

Pustaka
ANONIMUS. 2006. Pejantan Sapi Potong dan Kambing. Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari. Direktorat Jendral Peternakan. Deptan. BOOTHBY, D. AND G.FAHEY, 1995. A Practical Guide Artificial Breeding of Cattle. Agmedia, East Melbourne Vic 3002. pp 127. RIADY, M. 2006. Implementasi Program Menuju Swasembada Daging 2010. Strategi dan Kendala. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak, 5-6 September, 2006.

TOELIHERE, M.R. 1985. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit Universitas Indonesia (UI-ress), Jakarta. PRIHATNO, S.A. 2004. Infertilitas dan Sterilitas. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. EWER, T.K. 1982. Practical Animal Husbandry. Dorset Press, Dorchester. AFFANDHY, L. 2001. Pengobatan Alternatif pada Ternak Ruminansia dengan Pemanfaatan Tanaman Keluarga dan Jamu Tradisional. Jurnal. Pengembangan Peternakan Tropis (Journal of Tropical Animal Development), 286-296. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. RATNAWATI, D., WULAN C.P. dan L. AFFANDHY. 2007. Penganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Peternakan Departemen Pertanian

ASKEP IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI RADANG GENETALIA


Label: Perkuliahan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI RADANG GENETALIA RENDAH DAN TINGGI

I. KONSEP DASAR Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara traktus genetalia Jarang terjadi radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh: a. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah. b. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-kuman. Radang alat genetalia mungkin lebih sering terjadi di negara tropis, karena: a. Hygiene belum sempurna. b. Perawatan persalinan dan abortus belum memenuhi syarat-syarat. c. Infeksi veneris belum terkendali Infeksi alat kandungan/genetalia dapat menurunkan fertilitas, mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu keadaan sex Radang genetalia dapat dibagi 2, yaitu: a. Radang genetalia rendah : dari vulva, vagina dan servixs b. Radang genetalia tinggi : dari uterus, tuba, ovarium dan parametrium serta peritoneum II. KONSEP PENYAKIT A. RADANG GENETALIA RENDAH 1. Vulvitis Pengertian Peradangan pada vulva (mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vertibulum, efisium uretra externa, glandula bartholini dan glandula para uretra) Tanda dan gejala Vulva membengkak dan merah, sering tertutup oleh secret pada introitus dan labia Agak nyeri dan panas terutama waktu kencing Leocorrhoe yang disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh garukan Gangguan coitus. Penyebab Hygiene yang kurang seperti pada wanita gemuk dan tua. Gonokoccus Candida albicans Tricomonas Oxyuris Pediculi pubis DM Vulvitis dapat juga terjadi sekunder terhadap leucorrhoea dan fistel traktus genetalia

Patofisiologi Umumnya vulvitis dapat terbagi 3 golongan: 1) Lokal Infeksi pada glandula bartholini sering timbul karena gonorea, infeksi streptococcus, E.Coli Infeksi pada orifisium uretra externa, glandula para uretralis erring disebabkan karena gonorea Infeksi pada kulit, rambut, glandula sebasea, glandula eksokrin keringat, bisa timbul karena luka atau sebab lain 2) Timbul bersama-sama dengan vaginitis atau timbul akibat vaginitis 3) Permulaan atau menefestasi penyakit umum, antara lain Penyakit kelamin klasic, yaitu gonorea, sfilis, ulkus mole, limfogranuloma venerum Vulvitis yang disebabkan virus, termasuk limfogranuloma venerum, herpes genetalis dan kandiloma Vulvitis pada DM Terafi dan penatalaksanaan Simptomatis Antibotik sesuai pengobatan Atasi penyebab utama Perawatan valva hygiene yang baik 2. Vaginitis (kolpitis) Pengertian Vaginitis adalah peradangan pada vagina Penyebab a. Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allineum b. Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada vagina menurun sehubungan dengan aging process c. Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi, corpus allineum (pressarium, obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan rangsangan termis Tanda dan Gejala Leukorea yang terdiri cairan bercampur lendir yang dapat menjadi mukopurulen dan berbau anyir Gatal Panas dan pedih Gejala vulvovaginitis: vagina dan vulva merah dan bengkak, bintik-bintik merah Flour yang keluar banyak mengandung leukosit Patofisiologi Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antara lain: doderline yang menjadi pH vagina rendah, streptococcus, stafilococcus, defteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis antara mereka. Jika simbiosis ini terganggu dan kuman-kuman yang berkembang biak maka terjadilah vaginitis. Keadaan yang menyebabkan vaginitis: Coitus Tampon vagina (pembalut) Hygiene yang kurang Corpus aleneum pada anak-anak dan alat-alat perangsang sex pada orang dewasa Atropi epitel vagina (agina process) Terafi Antibiotik Obat jamur Derivate imidazol

Selama pengobatan coitus dihentikan dulu. 3. Cervikalis Pengertian Radang dari selaput lendir canalis servikalis Penyebab Gonorea, Infeksi vagina, tindakan intra uteri (dilatasi), alat-alat kontrasepsi, robekan pada serviks terutama yang menyebabkan ektropion Tanda dan Gejala Flour hebat biasanya kental/purulent, kadang-kadang berbau. Erasio pada porsio, tampak merah Bintik putih dalam selaput lendir yang merah disebut Nabothii Patofisiologi Karena epitel selaput cervicitis hanya terdiri dari satu lapisan sel silinder maka lebih mudah terkena infeksi disbanding dengan selaput vagina Walupun begitu canalis servikalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental merupakan barierre terhadap kuman-kuman yang ada dalam vagina. Terjadinya cervicitis dipermudah olah adanya robekan serviks Terafi Antibiotik Operasi Rendam dengan AgNO 10% dan irigasi B. RADANG GENETALIA TINGGI 1. Radang Akut Disebabkan oleh : Gonorrhoe (60%) Streptococcus aerob dan anaerob staphylococcus 2. Radang Kronis : dari radang akut . Tbc Naiknya infeksi dipermudah oleh : 1) Menstruasi (sering radang tinggi timbul setelah menstruasi) 2) Partus dan abortus 3) Operasi ginekologis (kuret) Yang termasuk radang genitalia tinggi antara lain : 1. Endometritis a. Endometritis Akut Pengertian Endometritis akut adalah radang pada endometrium yang terjadi Secara akut . Tanda dan gejala Demam Pada endometritis post abortus kadang kadang keluar flour yang purulent Lochia lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi . Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak ada nyeri.

Penyebab o Infeksi gonorhoe o Infeksi abortus dan partus o Memasukkan IUD Patofisiologi Pada postbortum dan postpartum sering terdapat luka luka pada serviks Uteri, luka dinding uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan Porte dentre bagi kuman-kuman pathogen. Selain itu, alat-alat yang Digunakan pada abortus dan partus tidak steril dapat membawa kuman ke dalam uterus. Terapi Uterotonika Istirahat, posisi fowler Antibiotic Endometritis senilis perlu dikuret untuk mengesampingkan corpus carcinoma. Dapat diberi estrogen. b. ENDOMETRITIS KRONIK Pengertian Endometritis kronik adalah radang pada endometrium yang terjadi secara kronik Tanda dan gejala Flour albus yang keluar dari ostium / leukorea Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi. Penyebab Tuberculosis Tertinggalnya sisa-sisa abortus dan partus Adanya corpus alineum di kavum uteri Polip uterus dengan infeksi Tumor ganas uterus Patofisiologi Pada abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan villi korialis di tengahtengah radang menahun.Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan organisasi dari jaringan tersebut disertai dengan gumpalan darah dan terbentuklah polip plasenta. Terapi Kuretase untuk DD dengan karsinoma corpus uteri, polip atau mioma submukosa. 2. Miometritis Miometritis atau metritis adalah radang miometrium. Biasanya tidak berdiri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, maka gejala-gejala dan terapinya seperti endometritis. 3. Salpingo-ooforitis atau adneksitis Pengertian Salpingo-ooforitis adalah radang tuba fallopi dan radang ovarium terjadi bersamaan. Klasifikasi Adneksitis 1). Adneksitis Akut Tanda dan gejala Demam tinggi dan menggigil Menorrhagia Infertilitas Etiologi

Lanjutan adneksistis Terafi Antibiotik Terafi operatif 2). Adneksitis Kronis Tanda dan Gejala Nyeri diperut Dysmenorrhoe Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan. Mual dan muntah Taocher Menorarhagi dan dysmenorrhoe Etiologi Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh stapylococus, streptococcus, E.Coli, clostridoium welchi dan bakteri TB Terafi Antibiotik Kortikstreorid 4. Parametritis ( Cellulite Pelvica ) Pengertian Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig latum. Radang ini biasanya unilatelar. Tanda dan gejala Suhu tinggi dengan demam tinggi Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah Penyebab Parametritis dapat terjadi: 1). Dari endometritis dengan 3 cara : Per continuitatum : endometritis metritis parametitis Lymphogen Haematogen : phlebitis periphlebitis parametritis 2). Dari robekan serviks 3). Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD ) Terapi Antibiotika-resorptif 5. Peritonitis pelvix ( Pelveoperitonitis / Perimetritis ) Pengertian Ialah radang pada peritoneum pelvix, biasanya terjadi bersamaan dengan radang salpingo ovoritis ( adnexitis ), ovarium dan alat-alat sekitarnya dalam rongga pelvix. Tanda dan gejala Nyeri tekan di abdomen bagian bawah Nyeri sewaktu bernapas Tumor aneksia (tidak selalu dapat dipalpasi) Nausea, dorongan untuk muntah Nadi lemah dan cepat, tekanan darah rendah Demam

Penyebab Infeksi sekunder, umumnya setelah menstruasi atau abortus Gonorhoe Jarang abses tuba ovarium yang pecah Terafi Infuse larutan glukosa/NaCL Antibiotik golongan amphicillin atau galongan kloramphenikol Bila ada abses cavum douglasi insisi dan drainase: hapusan dan kultur.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN RADANG GENETALIA RENDAH DAN TINGGI A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien 2. Keluhan Utama Nyeri Luka Perubahan fungsi seksual 3. Riwayat Penyakit a. Sekarang Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin b. Dahulu Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan Bagian Luar Inspeksi Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan nodul 2. Pemeriksaan Bagian Dalam Inspeksi Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya Palpasi Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula, Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi Kriteria hasil:

Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri Intervensi: Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien Berikan privasi selama prosedur tindakan 2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual Kriteria hasil: Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan peningkatan kepuasan dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual Intervensi: Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan seksual, masalah seksual Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual 3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme Kriteria hasil: Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar, bebas dari proses infeksi nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan pengetahuan tentang fakor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan pencegahan yang tepat. Intervensi: Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-resiko pada kekuatan penularan dari infeksi Terafi antimikroba sesuai order dokter 4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan Kriteria hasil: Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program pengobatan Intervensi: Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya pada program Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA Bagian Obstetri dan Genekologi, 1981. Genekologi. Bandung: fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Bobak, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC

by Khaidir muhaj di 09:57

MAKALAH KEPERAWATAN TENTANG REPRODUKSI SEKSUALITY


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang System reproduksi dan sexsuality yang diajarkan pada perguruan tinggi kususnya pada akademi keperawatan. Suatu hal yang wajib sebab pelajaran tentang system reproduksi dan sexsuality ini Sebagai mata kuliah yang wajib bagi D III keperawatan maka dari itu kami Sebagai, penulis dan pembuat makalah ini ingin mengulasnya untuk bisa dijadikan acuan bahan pembelajaran. Kamudian melalui makalah yang kami buat dengan sangat sedrhana dan kami kemas sedemikian rupa supaya kita semua dapat mempelajari dan memahaminya tentang apa itu system raproduksi, dan sexsuality. Agar kita semua Sebagai penerus bangga tidak terjerumus kedalam pergaulan remaja yang sangat bebas. Oleh karena itu, kami berharap supaya kepada orang tua yang mempunyai anak remaja harus bisa memberi perhatian yang lebih kepada anaknya. Karena pada masa tersebut kondisi dimana anak itu masih labil. Dan supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. B. Tujuan Penulisan Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan dan wawasan agar kita dapat mengetahui apa ituv reproduksi serta bagaimana. Proses, reproduksi itu sendiri.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Makalah system reproduksi dan sexsuality bisa dijadikan pembelajaran dalam pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan kita Sebagai mahasiswa, karena makalah ini sangat penting dalam pergaulan antar remaja supaya lebih tau lagi batas-batasan dan kehidupan bermasyarakat. Sosial Makalah yang kami buat ini dapat disosiali sasikan pada masyarakat luas yang belum mengerti yaitu masyarakat yang masih awam tentang pembelajaran system keproduksi dan sexsuality, supaya dalam melakukan hal-hal harus tau apa yang diakibatkannya. Kesehatan Setelah mengetahui semua hal tentang system keproduksi dan sexsuality kita dapat menjaga dan diharapkan kita semua mulai sekarang sadar akan kesehatan reproduksi dan bisa merawat system raproduksi kita dengan sebaik-baiknya agar tidak ada ada satu eon bagian dari system reproduksi tidak ada gangguan.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Reproduksi Organ reproduksi yang membentuk apa yang dikenal sebagai traktus denetalis yang berkembang, setelah traktus urinarius. Kelainan pada laki-laki maupun perempuan sememjak lahir sudah dapat ditentukan, Tetapi

sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal, sel produksi berkembang disebelah depan ginjal yang tumbuh sebagai koloni-koloni sel kemudian membentuk kelenjar reroduksi, Perkembangan sifat terjadi pada umur 10-14 tahun. Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran genetalia ekdterna tampil bulu diatas muka. Pada wanita ditandai dengan menstruasi pertama ( menarche ) uterus dan vagina membesar, buah dada membesar serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sifat kelamin skunder tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pulbis pelvis Malabar, Perubahan penting terjadi pada usia remaja dimana jiwa dan raganya menjadi matang. 2.2 Organ Reproduksi Wanita Genetalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempuyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian. A. Alat Genitalia Luar Alat genitalia luar terdiri dari: Tundun ( Monsveneris ) Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas. Labiya Mayora ( Bibir besar ) dua lipatan dari kulit diantara bagian atas labiya mayora banyak mengandung urat saraf. Labiya Minora ( bibir kecil ) Berada sebelah dalam labiya mayora Klitoris ( Klentit ) Sebuah jaringan erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau dimana dapat mengeras dan tegang ( erektil ) yang mengandung urat saraf Vestibulum ( Serambi ) Merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil ( labiya minora ) muka belakang diatas oleh klitoris dan perineum, dalam pesti bulum terdapat muara-muara dari. 1. Liang senggama ( introetus vagina ) 2. Uretra 3. Kelenjar bartolini 4. Kelenjar skene kiri dan kanan Hymen ( Selaput Dara ) Lapisan tapis yang menutupi sebagian dari liang senggama, ditengahnya berlubang supanya kotoran menstruasi dapat mengalir kelur letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbedabeda ada yang seperti bulan sabit, Konsistensi ada yang kakuk dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu ujung jari Perineum ( Kerampang ) terletak diantara vagina dan anus panjangnya lebih kurang 4 cm. B. Alat Genetalia Dalam /Mtesur Suatu alat reproduksi yang berada didalam yang tak dapat dilihat kecuali dnegan jalan pembedahan. Alat genetalia bagian dalamter diri dari: Vagina ( lubang kemaluan ) Tabung yang dilavisi membrane dari jenis epitalium bergaris khusus dialiri bnyak banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 71/2 cm. merupakan penghubung antara introitus vagina uretus. Dinding depan liang senggama ( vagina ) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina menonjol leher rahim. ( servik uteri ) yang disebut vorsio Bentuk vagina sebelah dalam berlifat-lifat disebut rugae. Uterus ( Rahim ) Organ yang tebal, berotot berbentuk buah fir, terlatak didalam velvis antara rectum dibelakang dan kandung kemih didepan, ototnya disebut, Miometrium, Uterus terapung didalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang terus + 71/2 cm. Lebar 5 cm. Tebal 21/2 cm. Berat 50 gr. Pada rahim wanita dewasa yang pernah belum menikah ( bersalin ) panjang uterus adalah 5-8 cm. Dan beratnya 30-60 gr. Uterus terdiri dari :

1) Fundus uteri ( dasar rahim ) Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur. 2) Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berpungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim. 3) Servik uteri. Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis di sebut, ostium uteri internum. Dinding uterus terdiri dari. 1) Endromentium ( epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah ) Merupakan lapisan dalam uterus yang mempuyai arti penting dalam siklus haid. Seorang wanita pada reproduksi, pada kehamilan endomentrium akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak hal ini diperlukan untuk memberi makanan pada janin 2) Miometrium ( lapisan otot polos ) Tersusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai keukuran normal sebelumnya. 3) Lapisan Serosa ( Peritonium Verisal ) Terdiri atas Ligamentum yang mengguatkan uterus yaitu: a) Ligamentum kardinale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun. b) Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan, menahan uterus supanya tidak banyak bergerak. c) Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan antlovleksi. d) Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba. e) Ligamentum infundibulo pelvikum ligament yang menahan tuba falopi. Fungsi uterus : Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan, sebutir ovum yang telah keluar dari ovarium dihantarkan melalui tuba uterine keuterinis, Pembuahan secara normal terjadi didalam tuba uterina, endromentium disiapkan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan ovum tertanam dalam Endromentrium, Pada waktu hamil uterus bertambah besar dindingnya menjadin tipis tetapi kuat dan besar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan janin. Pada saat melahirkan uterus berkondraksi mendorong bayi dan plasenta keluar. Ovarium: merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum iantum uterus.. setiap bulan polikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan ( hari ke 14 ) siklus menstruasi. Ovulasi yaitu pematangan folikel graaf dan mengeluarkan ovum. Bila folikal graf robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi pengumpalan darah pada ruang folikel. Overium mempunyai 3 fungsi: 1) Mempruduksi ovum 2) Memproduksi hormone astrogen 3) Memproduksi progesteron Ovarium, disebut juga indung telur, didalam ovarium ini terdapat jaringan tubulus yang menghasilkan telur, ( ovum ) dan ovarium ini hanya terdapat pada wanita, letaknya didalam pelves disebelah kiri kanan uterus, membentuk, mengembangkan serta melepaskan ovum dan menimbulkan sifat-sifat ke wanitaan. Misalnya : pelvis yang membesar, timbulnya siklus menstruasi. Bentuknya bulat telur, beratnya 5-6 gram. Bagian dalam ovarium disebut medulla ovari dibuat dari jaringan ikat. Jaringan yang banyak mengandung kapiler darah dan serabut kafiler seraf. Bagian luar bernama kortks ovari. Terdiri dari folikel-polikel yaitu kantong-kantong kecil yang berdinding efitalium dan berisi ovum. Kelenjar ovarika tedapat pada wanita terletak, pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus, menghasilkan hormone progesterone dan estrogen. Hormone ini dapat mempengaruhi kerja uterus serta menentukan sifat-sifat kewanitaan.

Misalnya : Panggul yang besar, Panggul kecil, bahu semfit dan lain-lain. Apabila polikel de graaf sobek maka terjadi pendarahan sehingga terjadi pengumpalan darah didalam rongga polikel sel yang berwarna kuning yang berasal dari dinding folikel tubuh masuk kedalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum. ( badan kuning ) Bila ovum yang keluar dibuahi maka korpus luteum tumbuh terus sampai beberapa bulan menjadi besar. Bila ovum tidak dibuahi maka korpus luteum bertahan hanya selama 12 sampai 14 hari tepat sebelum masa menstruasi berikutnya korpus luteum menjadi atropi. Siklus Mentruasi. Perubahan yang terjadi didalam ovarium dan uterus dimana masa mentruasi berlangsung kirakira 5 hari. Selama masa epitelium permukaan dinding uterus terlepas dan terjadi sedikit perdarahan. Masa telah menstruasi adalah mada perbaikan dan pertumbuhan yang berlangsung sembilan hari seketika selaput terlepas untuk diperbaharui, tahap ini dikendalikan oleh estrogen, sedangkan pengendalian estrogen dikendalikan oleh FSM ( Follicle Stimulating Hormone ) terjadi pada hari 14, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik yang dikendalikan oleh progesterone. Tuba Falubi. Berjalan kearah lateral kiri dan kanan Ada 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm diameter 3-8 mm. Tuba falopi terdiri atas : 1) Parst. Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus. 2) Parst. Ismika/ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya. 3) Parst. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tanpak konsepsi agak lebar. 4) Infundibulum. Bagian ujung tuba yang terbuka diseut frinbia untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur kedalam tuba. Fungsi tuba uterine. Mengantarkan ovum dari ovarium k eke uterius. Menyediakan tempat untuk pembuahan, perjalanan ovum dibuahi maka terjadi kehamilan ektropik, karena ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa berakhir 8-10 minggu. C. Kelenjar Mamae. Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wamita dan mengelurkan air susu, buah dada terletak dalam fasiia superfisialis didaerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang di kelilingi oleh areola mame yang berwarna coklat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang mrngeluarkan zat lemak supanya puting tetap lemas, putimg mempunyei lobang +_ 15-20 buah tempat saluran kelenjar susu. Struktu mamae. Buah dada terdiri dari bahan kelenjar susu ( jaringan alveolar ) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara kedalam duktus laktiferus ( saluran air susu ) Saluran limfe sebagai fleksus halus dalam interlobuler jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar. Pada perempuan perubahan dan perkembangan buah dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas terdapat penambahan jaringan kelenjar. Seorang wanita mulai mentruasi pertama terjadi sedikit pembesaran buah dada disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan buah dada berkembang penuh dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada masa menopause lama-kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut. Laktasi. Pemgeluaran air susu terjadi 2 tahaf : 1) Sekresi air susu. Pada kehamilan minggu ke 16 milai terjadi sekresi cairan bening dalam saluran kelenjar buah dada. Yang disebut koolostrum yang kaya protein. Setelah bayi lahir pengeluaran kolostrum air susu dirangsa oleh horman prolaktin.

2) Pengeluaran air susu. Air susu mendapat rangsangan dari banyi supaya keluar secara normal tergantung isapan bayi mekanisma dalam buah dada yang berkontraksi memeras air susu keluar dari alveoli masuk dalam saluran air susu. D. Hormon Wanita Pada wanita terdapat Releasi Faktur ( RF ) yang dikeluarkan dari hipotalamus ke hifofisis yang merangsang pengeluaran. Follice Stimulating Hormone ( FSH ) dan Luteinizing Hormone ( LH ) ke 2 nya dikeluarkan dari hipotesis anterior. Selain ke 2 nya hormone tersebut di atas. Estrogen mempuyai : pengaruh dapat endometrium untuk tumbuh atau berproliferasi ( ,asa prolifersi ) Progeteron mempengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi dan menyebabkan kelenjar yang berlekuk-lekuk dan berskreasi ( nasa sekreasi ). 2.3 Organ Reproduksi laki-laki Genetalia pada laki-laki tidak terpidah pada saluran uretra, berjalan sejajar pada kelamin luar laki-laki. Alat kelamin laiki-laki terbagi 3 bagian ialah : 1. Kelenjar, yang termasuk kelenjar ialah a. Testis b. Vesika seminalis c. Kelenjar prostat d. Kelenjar bulbouretralis 2. Kelenjar duktuli, yang termasuk kelenjar duktuli : a. Epididimis b. Druktus seminalis c. Uretra 3. Bangun penyambung a. Skrotum b. Fenikulus supermatikus c. Penis A. Kelenjar Testis. Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki di bentuk. Testosteron dihasilkan testis berkembang didalam adromen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk kedalam skrotum menjelang akhir kehamilan Testis ini terletak menggantung pada urat-urat spermatic didalam skrotum, Sepanjar kelenjar yang masingmasing sebesar ayam telur tersimpan didalam skrotum masing-masing di tunika albugenia tesnis Dibelakng testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis. Testis ini terdiri dari belahn-belahan yang bernama lobules testis. Testis juga menghasilkan hormon testoteron. Dan bekerja sebagai kelenjar endrokin. Hormone testoteron ini berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan Contoh : Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar serta bentuk badan yang besar dan kuet. Fungsi testis terdiri dari: 1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan diTubulus seminiferus. 2. Menghasilkan hormone testosterone, dilakukan oleh sel intrstial. Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasilkan sel mani atau sperma.

Dikirim melalui saluran yang terdapat dibelakang buah pelir dan melewati sebelah dalam. Disebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferns. Kelenjar testis menghasilkan hormone Follice Stimulating Hormon. ( FSH ) dan luteinizing Hormone ( LH ) Disamping itu testis terdapat menghasilkan hormone testosterone. Hormone testosterone ini disekresi oleh testis, sebagian besar berkaitan debgan protein plasma. Beredar dalam darah 1530 menit, kemudian disekresi. Testoren dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun. Penmbentukan ini meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas belangsung hampir seluruh kehidupan. Berkurangya kecepatan prosuksi setelah umur 40 tahun Pda umur 80 tahun menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak Testoran meningkat kecepatan sekresinya oleh beberapa kelenjar terutama pada kelenjar sebasea.Pada wajah menimbulkan jerawat gambaran yang paling sering pubertas. Vesika seminalis. Kelenjar yang panjang 5-10 cm. berupa kantong separti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostate merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi untuk spermatozoa, vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hamfir masuk prostas, dindinya tipis mengandung serabut otot dan mukosa terbagi menjadi ruangruang dan lekuk-lekuk dimana penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membranmukosa. Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferns Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatorius, yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubola alveolar kemih, Sekret vesika seminalis merupakan komponen pook dari air mani, fungsinya mwnghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa. Kelenjar Prostat. Merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urenaria disekitar uretra bagian bawah. Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari letaknya dibawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran-daluran dan otot polos. Prostat mengeluarka secret cairan yang bercampur sekret dari testis, pembebasan prostat akan membendung uretra dan penyebab retensi urin. Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu : 1) Lobus poaterior 2) Lobus lateral 3) Lobus anterior 4) Lobus medial fungsi kelemjar prostat, menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagina. Kelenjar Bulbo Uretalis. Terletak disebuah bawah dan kelenjar prostate panjangnya 2-5 cm. B. Duktus Duktuli Epididimis. Merupakan saluran halus yang panjannya +_ 6 cm. terletak disepanjang atas taoi dan belakng dari testis. Terdiri dari kepala / kaput yang terletak diatas kutup testis, badan dan ekor edidimis sebagian ditutupi oleh lapidan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal. Struktur Epididimis. Saluran ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan merupakan dari kaput edidimis. Duktus everentis panjangnya +_ 20 cm. berbelok belok dan membuat kerucut kecil dan bermuara duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk kedalam vasdeferns. Fungsinya : Sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi, dan meproduksi semen. Semen. Terdiri dari secret efididimis vesika seminalid dan prostate serta mengandung spermatozoa yang

dikeluarkan setiap ejakulasi, spermatozoa bergerak dalam semen lingkungan cairan alkalis melindungi dari keasaman. Duktus deferns. Merupakan kelanjutan dari epidedimis selanjutnya ke kanalis iguinalis,kemudian duktus ini berjalan masuk kedalam rongga perut terus ke kendung kemih dibelakang kendung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika dan selanjutnya membentuk ejakulatorius, dan bermuar di prostate panjang duktus deferns, 50-60 cm. berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam funikulus spermatikus melalui kanalis iguinalis memanjang pada bagian akhir berbentuk kumparan disebut ampula duktus deferentis, terletak dalam oesteum vesika seminalis berlanjut sebagai duktus ejakulatorius yang menembus prostat. Uretra. Merupakan saluran kemih pada pria yang sejaligus meripakan saluran ejakuladi. ( mani ) Pengeluaran urin tidak bersamaan dengan ejakulasi kerena diatur oleh kegiatan konstraksi prostate. C. Bangunan Penyokong Atau Penyambung Skrotum. Merupakan kantomg yang menggantung di dasar velvis, dimana sepasang testis tersimpsn, didepan skrotum terletak penis, dibelakng srotum terletak anus. Skrotum ( kandung buah pelir ) berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak. Subkutan berisi sedikit jaringan otot, testis ( buah pelir ) berada dalam pembungkus yang disebut Tunika Vaginalis yang dibentuk dari peritoneum. Tiap kantung berisi testis efididimis funikulus spermatikus. Lapisan dinding abdomen turut serta dalam penbentukan dan pembungkus testis, tiap lapisan testikuler hubungan dan bergabung dengan lapisan dinding abdoment. Lapisan dalam. ( Peritolium ) tunika vaginalis teknis mangelilingi skrotum. Lapisan tengah, otot dan fasia dinding abdomen fasia spermatika interna dan fasia tranfelsal dinding abdomen melapisi tunika vaginalis M. cremaster yang muncul dar M. obligues internus abdominalis yang menggantungkan testis, dapat mengangkat tektis menurut kemauan dan reflek ejakulasi. Lafisan luar datu kulit skrotum merupakan lanjutan kulit abdomen yang berpigmen menganjur kelenjar sebasea. Funikulus Spermatikus. Merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf, Penis. Terletak menggantung di depan skrotum bagian ujung penis. Disebut glan penis. Bagian tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya disebut radik penis, kulit penutup ini disebut Preputium Penis ( Zakar ) terdiri atas jaringan sepeti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra dari gran. Penis adalah prenulum atau kulup. Penis merupakan alat yang mempuyai jaringan erektil yang satu sam lainya dilafisi jaringan fribosa. Jaringan erektil ini terdiri dari rongga seperti karet busa. Dengan adnya rangasangan sexsual, keret busa ini akan dipengaruhi darah sebagai akibat dari vasifenis, Berdasarkan ini terjadilah ereksi penis, Ereksi penis dipengaruhi oleh otot : 1) Muskulus iskia kavernesus, muskulus elector penis, otot-otot ini menyebabkan erektil ( ketegangan ) pada waktu koitus (persetubuhan) 2) Mulkulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urin, Penis mempunyai 3 ( tiga ) buah korpus kavenosa ( alat pengeras zakar ) yaitu : dua buah korpus kavernosus uretra, terleyak di sebuah punggu atas dari penis, Satu korpus kavernosus uretra terletak disebelah bawah dari penis yang merupakan saluran kemih. Korpus kavernosus penis terdiri dari jaringan yang mengandung banyak sekali pembuluh darah. Pada aktu akan mengadakan hubungan kelamin ( koitus ) maka penis akan menjadi besar dank keras oleh karena korpus tersebut. Korpus tersebut dapat mengandung darah, dengan jalan demikian maka spermatozoid dapat

dihantarkan sampai pintu vagina. D. Hornom Pada Pria Testoteron. Hormon kelamin laki-laki yang disekresikan oleh sel interstitial. Yaitu selsel yang terletak didalam ruang antara tubulus-tubulus semi niferus, testis dibawah rangsangan hormone, juga dinamakan ICSH ( Interstitial Cel Stimulating hormone ) dari hifisis. Pengeluaran testosterone bertambah yata pada puberstas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin skunder, Yaitu : tumbuhnya jenggot, suara lebih berat, pembesaran genitalia. Hormon Gonadotropin. Kelenjar hifofesi anterior mengskresi dua hormone gonadrotropin, FSH ( follicle Stimulating hormone ) dan LH ( luteinizing Hormone ) kedua hormone ini mempunyai paranan pentimg yaitu mangatur fungsi sexsual pria. FSH ( Follicle Stimulating hormone ) pengaturan spermatogenesis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid skunder dari kelenjar hifofesi anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna. LH ( Luteinizing Hormone ) mengurangi sekresi testoteron kembali ketempat normal untuk melindungi terhadap pembentukan testoteron yangselalu sedikit. E. Reproduksi Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang kusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid ( sel kelamin laik-laki ) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan ( ovum ) Organ-organ ini menghasilkan hormone yang mempengaruhi sifat kelamin laki-laki dan kelamin perempuan. Produksi hormone ini di kendalikan oleh gonatropik dari kelenjar hipofise. Penentuan jenis kelamin terganrung dari kromosom kelamin yang jumlah normalnya pada manusia 44 + 2 kelamin menjadi 46. Dua kromosom kelamin yaitu kromosom X dan Y. Jenis kelamin ditentukan oleh ayah anak, 44 kromosom + X dari ayah dan XX dari ibu maka anak lahir perempuan. Tetapi kalau 44 + XY akan lahir anak laki-laki. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada laki-laki dewasa puberitas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran genetalia ekternal tampilnya bulu diatas tubih dan muka. Pada wanita ditandai dengan menstruasi Pertama ( menarche ) uterus dan vagina membesar, buah dada membesar serta jaringan ikat dan saluran darah bertambah, sufat kelamin skunder tampil, lingkup tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pubis pelvis melebar, Perubahan penting terjadi pada usia remaja dimana jiwa dan raganya menjadi matang. Ovarium : Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan, uterus di bawah tuba uterina. Dan terikat disebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikelberkembang dan sebuah ovum di lepaskan pada saat, kira-kira pertengahan ( hari ke 14 ) siklus mentruasi. Ovulasi yaitu pematanganfolikel graaf dan mengeluarkan ovum. Bila folikel graf robek maka terjadi pendarahan yang kemudian terjadi pengumpalan darah pada ruang folikel. Overium mempunyai 3 fungsi : 1) Memproduksi Ovum 2) Memproduksi Hormon Estrogen 3) Memproduksi Progesteron.

KELENJAR Testis. Merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk. Testosterone dihasilkan testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk kedalam skrotum menjelas akhir kehamilan. Testis ini terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masingmasing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Dibelakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis. Testis ini terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis. Testis juga menghasilkan hormon testosterone dan bekerja Sebagai kelenjar endokrin. Hormone testosteron ini berfungsi untuk melakukan sifatsifat kejantanan. Contoh : Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar serta bentuk badan yang besar dan kuat. Fungsi testis terdiri dari : Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus. Menghasilkan hormone testosteron, dilakukan oleh sel interstisial 3.2 Kritik dan Saran Akhirya terselesainya malah ini kaml selaku penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini yang membahas masalah Reproduksi sexsuality masih jauh dari kesempurnaan baik dari sedi tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi pnyajian materinya. Untuk ini kritik dan saran dari pembimbing atau dan dosen yang terlibat dan penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat kami harapkan supanya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna lagi

You might also like