You are on page 1of 17

OPTIMALISASI PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh: Kelompok 7 Amaliani Candra .P. Vinska Adista Pramesti Iska Rahman.K. Rezha .Y.Hardiyanto Agam Budi.S. Dewi Farahiyah Tias Riski.R.

FARMASI B 2011

Ervinda Putri.S.
Meirizky Zulharini Esti Yustia.P. Khotik Sri Iryani

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pentingnya pelayanan bermutu yang tidak hanya berorientasi drug oriented tetapi lebih kepada patient oriented untuk meningkatkan kualitas hidup pasien Pelayanan bermutu untuk memperbaiki persepsi buruk masyarakat mengenai profesi apoteker Optimalisasi Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat ini akan dibahas mengenai hubungan masyarakat dengan apoteker dalam lingkup kerja komunitas klinik meliputi peran apoteker dalam melayani masyarakat Indonesia demi meningkatkan kesejahteraan bangsa di bidang kesehatan, kendala-kendala yang dihadapi apoteker dalam menjalankan tugasnya, serta peran nilai-nilai Pancasila dalam pembentukkan moral apoteker.

B. Rumusan Masalah
1. Sejauh ini bagaimana peran apoteker dalam pelayanan kesehatan masyarakat? 2. Kendala apa saja yang ditemui apoteker dalam menjalankan peran? 3.Bagaimana peran nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan dan perbaikan moral apoteker?

C. Tujuan
1.Mengetahui peran apoteker dalam meningkatkan kualitas pelalyanan kesehatan terhadap masyarakat. 2.Mengetahui kendala-kendala yang ditemui apoteker dalam menjalankan profesinya. 3.Mengetahui sejauh mana peran nilai-nilai Pancasila dalam pembentukann dan perbaikan moral apoteker.

Peran Apoteker dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat

peran apoteker sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik apoteker di rumah sakit atau biasa yang kita sebut sebagai pelayanan farmasi klinik maupun apoteker dalam pelayanan farmasi nonklinik Tanggungjawab apoteker dalam pelayanan farmasi nonklinik berupa pelayanan produk, yaitu berupa perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan distribusi obatobatan yang dibutuhkan di rumah sakit pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan yang dilakukan secara langsung dan memerlukan interaksi dalam pelaksanannya baik dengan pasien maupun dokter dan perawat, antara lain pelayanan obat atas order dokter, pendistribusian obat dan produk farmasi pada pasien dan perawat, serta pelayanan konseling dan informasi obat

Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, peran dan tanggung jawab apoteker adalah sebagai berikut: Peran: Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagian pemastian mutu (Quality Assurance), produksi, dan pengawasan mutu (Quality Control). Sebagai penanggung jawab Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu apotek, di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama.

Apoteker

dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki SIPA

orientasi

pelayanan yang tadinya hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi (drug oriented) kini telah bergeser menjadi pelayanan yang komperhensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasiennya (patient oriented) Inilah yang disebut dengan Pharmaceutical Care, yang menjadi point penting peran apoteker di rumah sakit. Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap berbagai outcome terapi pada pasien

Outcome Terapi pada Pasien dengan Peran Apoteker yang Optimal


sisi

humanistik (kualitas hidup, kepuasan) sisi klinik (kontrol yang lebih baik pada penyakit kronis,penyembuhan penyakit, menghilangkan atau mengurangi gejala yang dialami pasien, menghambat atau memperlambat proses penyakit, dan mencegah kemungkinan munculnya penyakit) sisi ekonomis (pengurangan biaya kesehatan)

Kendala yang Ditemui Apoteker dalam Menjalankan Perannya


APOTEKER Dari awal kuliah sampai jadi lulusan apoteker,mereka kalah pamor daripada dokter, menyebabkan mental apoteker menjadi lemah ketika mereka terjun di dunia kerja Saat sudah diterima kerja standar gaji yang tidak terpaut jauh dengan AA (asisten apoteker) yang notabene setara dengan lulusan SMA. Ini menunjukkan rendahnya nilai tawar profesi apoteker dengan tanggungjawabnya yang berat mengenai keselamatan jiwa seseorang, karena sangat erat hubungannya dengan obat yang notabene racun bagi tubuh apoteker sendiri yang sering tidak mengenal apa itu profesi apoteker

PASIEN
Profesi

Apoteker kurang dipercaya oleh masyarakat Pasien nyaman dengan pelayanan dari dokter dan tenaga kesehatan lain dibanding dengan pelayanan dari apoteker ketika mereka akan mengkonsultasikan obat Pasien tidak mengenal apa itu profesi apoteker karena kontribusi apoteker untuk masyarakat luas masih kurang

SISTEM
Di

Indonesia, sistem yang berlaku di bidang kesehatan bisa dibilang rancu, karena sering terjadi pencurian lahan kerja di sana-sini antar tenaga kesehatan Dari segi organisasinya, IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) masih kurang visioner dalam menjalankan fungsinya dibandingkan dengan organisasi keprofesian lain

Peran nilai-nilai pancasila dalam pembentukan dan perbaikan moral apoteker


Penerapan

sila ke-2 pancasilaSeorang apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya Sila ke-2 pancasila mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya Penerapan sila pertama pancasilaLandasan ketuhanan akan menjadikan apoteker bekerja dengan amanah di bidang yang seharusnya

Selain berpegang teguh pada kemanusiaan, seorang apoteker juga wajib menjalankan nilai-nilai yang disebut eight stars of Pharmacist demi terciptanya harmonisasi antara dunia farmasi dengan masyarakat, yang meliputi: Leader Decision Maker Communicator Long Life Learner Teacher Care Giver Manager Researcher

KESIMPULAN
Peran

apoteker sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik apoteker di rumah sakit atau biasa Kendala tersebut dapat berasal dari sisi apoteker sendiri yang merasa tidak percaya diri setelah terjun langsung dalam dunia kerja Apoteker harus mampu menerapkan sila kedua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

SARAN
apoteker

lebih mendapatkan pembinaan dan pembinaan guna memantapkan penjiwaan terhadap Kode Etik Apoteker Indonesia agar dalam peraturan perundang-undangan dalam bidang kefarmasian yang akan datang mencantumkan beberapa pasal yang membahas hubungan antara apoteker dengan pasien dan apoteker dengan tenaga kesehatan lainnya

IAI

(Ikatan Apoteker Indonesia) lebih peduli dengan kehidupan dan nasib apoteker di Indonesia agar pemerintah merealisasikan nilai.nilai pancasila dalam kebijakan-kebijakan yang akan dibuat terutama berkaitan dengan bidang kefarmasian perlu adanya kesadaran dalam diri apoteker sendiri dalam mengamalkan nilai.nilai pancasila dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat.

You might also like