You are on page 1of 13

1

PEMUAIAN LOGAM

I. TUJUAN
1. Menjelaskan pengaruh perubahan temperatur terhadap bahan terutama logam
2. Mengukur besarnya koefisien pemuaian panjang material

II. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3
zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Pemuaian pada zat
padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian luas (dua
dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas
hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai koefisien
muai volumenya sama dengan 1/273. Pemuaian yang terjadi pada tiga zat yaitu :
1. Pemuaian pada zat padat.
Dalam Pemuaian pada zat padat terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Pemuaian panjang.
b. Pemuaian luas.
c. Pemuaian volume.
2. Pemuaian pada zat cair
Ternyata Pada zat cair, hanya terjadi pemuaian volume. Khusus untuk air,
pemuaian tidak berlaku pada suhu 0C sampai dengan 4C karena pada selang
suhu tersebut volume air mengalami penyusutan. Sifat air itu dinamakan anomali
air.
3. Pemuaian pada zat gas
Seperti halnya zat cair,zat gas pun juga hanya mengalami pemuaian volume.
Berdasarkan jenisnya Pemuaian ada tiga jenis yaitu :
1. Pemuaian panjang
Pemuaian Panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
2

dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal
dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja
adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis
benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu
adalah :
L=Lo..t (1.1)
Keterangan :
L = pertambahan panjang (m)
lo = panjang awal (m)
= koefisien muai panjang (/C
0
)
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan
persamaan sebagai berikut :
0
l l l + A =
) . 1 (
0
t l l A + = o (1.2)
Keterangan
L = pertambahan panjang (m)
l = panjang akhir (m)
lo = panjang awal (m)
= koefisien muai panjang (/C
0
)
2. Pemuaian luas
Pemuaian Luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.Seperti
halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas
itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien
3

muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Untuk menentukan
pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai berikut :
A= Ao.. t
A=A + Ao
A= Ao(1+ . t) (1.3)
Keterangan :
A = luas akhir (m
2
)
A= pertambahan luas (m
2
)
Ao = luas awal (m
2
)
=Koefisien muai luas (/C
o
)
3. Pemuaian volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang,
lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air
dan udara. Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan
volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja
beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah sebagai berikut :
V=Vo.. t
V= V + Vo
V= Vo(1+ . t) (1.4)
Keterangan :
V= volume akhir (m
3
)
V=pertambahan volume (m
3
)
Vo= Volume awal (m
3
)
= koefisien muai volume (/C
o
)

2.2 Manfaat Pemuaian
Dalam kehidupan sehari-hari kita, kita dapat menemukan beberapa contoh dari manfaat
pemuaian tersebut Berikut ini adalah Beberapa manfaat pemuaian yang ada dalam
kehidupan sehari-hari kita sebagai berikut.
- Pemasangan Roda Baja
4

Ban baja yang berdiameter lebih kecil dari pelek roda ketika ingin dipasang harus
dimuaikan lebih dulu untuk mempermudah.
- Pengelingan
Pengelingan adalah proses penyambungan dua plat logam menggunakan palu khusus.
Kedua plat yang akan disambung. Paku keling yang sudah dipanaskan hingga membara
kemudian digunakan untuk menyambung, setelah itu dipukul hingga rata. Pada saat
dingin kembali, paku menyusut dan kedua plat dapat tersambung erat. Pengelingan sering
dilakukan pada pembuatan jembatan, pabrik otomotif, pembuatan badan kapal laut,
mobil, dan pesawat terbang.
- Membuka tutup botol logam
Botol kaca yang memiliki tutup logam sering kali sukar untuk dibuka. Untuk
membukanya, tutup botol dipanaskan terlebih dahulu dengan api. Ketika dipanaskan,
tutup botol logam akan memuai lebih cepat daripada botol kaca sehingga tutup akan
longgar dan mudah dibuka.
- Keping bimetal
Bimetal artinya dua buah logam. Keping bimetal adalah dua keping logam yang
memiliki koefisien muai panjang berbeda (biasanya kuningan dan besi) yang dikeling
menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu normal
panjang kedua logam sama, jika suhunya naik, kedua logam memuai dengan
pertambahan panjang yang berbeda, akibatnya keping bimetal membengkok ke arah
logam yang mempunyai koefisien terkecil. Pembengkokan bimetal dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan misalnya saklar alarm bimetal, atau termometer bimetal.

2.3 Gejala Pemuaian dalam Kehidupan Manusia
. Pemuaian pada benda-benda memiliki pengaruh yang berbeda-beda. Ada yang
dampaknya baik bagi manusia, namun ada pula yang tidak baik. Berikut ini adalah
beberapa contoh dari gejala pemuaian dalam kehidupan manusia seperti :
- Pemuaian pada sambungan rel kereta api
Pemasangan sambungan rel kereta api dibuat dengan renggang, agar terdapat
ruang untuk pemuaian rel di siang hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar rel
5

kereta tidak melengkung ketika memuai karena dapat membahayakan perjalanan
kereta api.
- Sambungan jembatan baja dan konstruksi baja bangunan
Di antara sambungan baja pada jembatan dan konstruksi bangunan selalu dibuat
celah, karena celah itu dipergunakan untuk memberikan ruang bagi pemuaian di
siang hari.
- Kabel telepon atau listrik
Kabel telepon atau listrik yang dipasang di antara dua tiang selalu dibuat kendor ,
untuk mencegah agar kabel tidak putus ketika terjadi penyusutan di malam hari
karena turunnya suhu.
- Pemuaian kaca jendela
Ukuran bingkai jendela selalu dibuat sedikit lebih besar daripada ukuran kaca.
Hal ini terjadi dimaksudkan untuk memberi ruang bagi pemuaian kaca di siang
hari. Jika tidak ada ruang untuk pemuaian maka, kaca bisa pecah saat terjadi
pemuaian.

III. ALAT DAN BAHAN
1. Satu set peralatan muai panjang
2. Termometer
3. Kompor listrik
4. Alat ukur (mistar dan jangka sorong)







Gambar1. Set up peralatan muai panjang


6

IV. PROSEDUR KERJA
1. Semua peralatan dipasang seperti tampak pada gambar. Pastikan logam uji terjepit
dengan kuat.
2. Panjang logam mula-mula Lo diukur.
3. Skala pertambahan panjang diletakkan pada klem penyiku logam, pastikan skala
pertambahan panjang dapat berputar dengan bebas dan titik nol pengukuran ditentukan.
4. Logam pada pemanas atau kompor listrik dipanaskan. Pastikan logam mendapat
pemanasan secara langsung.
5. Secara berkala, misalkan setiap 2 menit, temperatur batang logam dicatat dan
pertambahan panjang L dibaca. Pemanas dimatikan jika temperatur dimatikan jika
temperatur batang logam tidak bertambah lagi.
6. Grafik hubungan antara pertambahan panjang dengan L dibuat, sebagai fungsi dari
perubahan temperatur T. Kemiringan grafik diukur dan koefisien muai panjang
dihitung.

V. HASIL PENGAMATAN
a. Data awal:
Jenis logam : besi
Panjang awal (L
0
) : 56 cm
Temperatur ruang : 29

C
No
Temperatur Batang ( ) C

T A Pembacaan skala l A
1 29 0 0 0
2 30 1 0 0
3 31 1 0 0
4 32 1 0 0
5 33 1 0 0
6 34 1 0 0
7 35 1 0 0
8 36 1 0 0
9 37 1 0 0
10 38 1 0 0

b. Data awal:
Jenis logam : aluminium
7

Panjang awal (L
0
) : 61 cm
Temperatur ruang : 27

C

No
Temperatur Batang ( ) C

T A Pembacaan skala l A
1 29 0 0 0
2 45 16 0 0
3 56 11 0 0
4 59 3 0 0
5 60 1 0 0
6 67 7 0 0
7 74 7 0 0
8 77 3 0 0
9 81 4 0 0
10 85 4 0 0

VI. PERHITUNGAN
Perhitungan data untuk koefisien pemuaian panjang (o )
Diketahui: L
0
= 56 cm = 0,56 m
l A = 0 m
T A = 1
Ditanya : o ..?
Jawab :
T l l A = A . .
0
o
T
l
l
A
A
=
0
o =
0
.
l
T
l
A
A = 0.
56 , 0
1
= 0 m
Dengan cara yang sama diperoleh :
No
T A ( ) C


l A L
0
o
1 0 0 0,56 0
2 1 0 0,56 0
3 1 0 0,56 0
4 1 0 0,56 0
5 1 0 0,56 0
6 1 0 0,56 0
7 1 0 0,56 0
8 1 0 0,56 0
8

9 1 0 0,56 0
10 1 0 0,56 0

Dengan cara yang sama untuk jenis logam aluminium diperoleh :
No T A ( ) C

l A L
0
o
1 0 0 0,61 0
2 16 0 0,61 0
3 11 0 0,61 0
4 3 0 0,61 0
5 1 0 0,61 0
6 7 0 0,61 0
7 7 0 0,61 0
8 3 0 0,61 0
9 4 0 0,61 0
10 4 0 0,61 0

VII. RALAT KERAGUAN
Pada logam besi
- Pertambahan panjang
No l A
l A
1 0 0
2 0 0
3 0 0
4 0 0
5 0 0
6 0 0
7 0 0
8 0 0
9 0 0
10 0 0
0 0 .
2
1
) (
2
1
) ( = = = A A cil skalaterke l

Ralat nisbi = =
A
A A

% 100 .
) (
l
l
% 0 % 100 . 0 =
Kebenaran praktikum = 100% - 0 % = 100 %


9

- Pertambahan suhu
No
T A
T A
1 0 0,9
2 1 0,9
3 1 0,9
4 1 0,9
5 1 0,9
6 1 0,9
7 1 0,9
8 1 0,9
9 1 0,9
10 1 0,9

C C cil skalaterke T = = = A A 5 , 0 1 .
2
1
) (
2
1
) (

Ralat nisbi = =
A
A A

% 100 .
) (
T
T
% 56 % 100 . 56 , 0
9 , 0
5 , 0
= =
Kebenaran praktikum = 100% - 56 % = 44 %

Pada logam aluminium
- Pertambahan panjang
No l A
l A
1 0 0
2 0 0
3 0 0
4 0 0
5 0 0
6 0 0
7 0 0
8 0 0
9 0 0
10 0 0
0 0 .
2
1
) (
2
1
) ( = = = A A cil skalaterke l

Ralat nisbi = =
A
A A

% 100 .
) (
l
l
% 0 % 100 . 0 =
10

Kebenaran praktikum = 100% - 0 % = 100 %

- Pertambahan suhu
No
T A
T A
1 0 5,6
2 16 5,6
3 11 5,6
4 3 5,6
5 1 5,6
6 7 5,6
7 7 5,6
8 3 5,6
9 4 5,6
10 4 5,6
C C cil skalaterke T = = = A A 5 , 0 1 .
2
1
) (
2
1
) (

Ralat nisbi = =
A
A A

% 100 .
) (
T
T
% 9 , 8 % 100 . 089 , 0
6 , 5
5 , 0
= =
Kebenaran praktikum = 100% - 8,9 % = 91,1%

VIII. GRAFIK




0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
E
R
U
B
A
H
A
N

T
E
M
P
E
R
A
T
U
R

(

T
)

PERTAMBAHAN PANJANG (L)
GRAFIK ANTARA L DAN T
UNTUK BESI
11



IX. PEMBAHASAN
Pemuaian Panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Praktikum
Pemuaian Panjang kali ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh perubahan temperatur
terhadap bahan terutama logam serta mengukur besarnya koefisien pemuaian panjang
material. Praktikum pemuaian panjang kali ini menggunakan logam yaitu besi dan
aluminium.
Untuk percobaan I logam yang dipergunakan adalah besi. Percobaan ini dimulai dengan
mengukur panjang awal (lo) logam besi yaitu 0,56 m, dengan suhu awal yaitu 29
o
C. Besi
dipanaskan dengan menggunakan spiritus. Pada percobaan pertama hingga percobaan ke
sepuluh yang mengambil interval waktu selama 2 menit, setiap percobaannya mengalami
perubahan suhu (t) sebesar 1
o
C, hal ini membuktikan adanya penyerapan kalor atau panas pada
logam. Akan tetapi, pertambahan panjang pada logam besi tidak terjadi Besi merupakan benda
yang memiliki molekul yang lebih padat dibandingkan dengan aluminium, hal ini
menyebabkan besi sulit untuk mengalami pemuaian. Kemudian dilakukan perhitungan
koefisien muai panjang dengan menggunakan rumus T l l A = A . .
0
o ,dimana koefisien muai
panjang yang diperoleh adalah nol. Sehingga kebenaran praktikum yang diperoleh untuk
pertambahan panjang yaitu 100%, sedangkan untuk pertambahan suhu kebenaran praktikum
diperoleh sebesar 44%.
Untuk percobaan II logam yang dipergunakan adalah aluminium. Untuk percobaan I
logam yang dipergunakan adalah aluminium. Percobaan ini dimulai dengan mengukur
0
5
10
15
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P
E
R
U
B
A
H
A
N

T
E
M
P
E
R
A
T
U
R

(

T
)

PERTAMBAHAN PANJANG (L)
GRAFIK ANTARA L DAN T
UNTUK ALUMINIUM
12

panjang awal (lo) logam aluminium yaitu 0,61 m, dengan suhu awal yaitu 27
o
C. Besi
dipanaskan dengan menggunakan spiritus. Pada percobaan pertama hingga percobaan ke
sepuluh yang mengambil interval waktu selama 2 menit, setiap percobaannya mengalami
perubahan suhu (t), hal ini membuktikan adanya penyerapan kalor atau panas pada logam. Akan
tetapi, pertambahan panjang pada logam aluminium tidak terjadi sama halnya dengan logam besi.
Aluminium merupakan benda yang memiliki molekul yang lebih renggang dibandingkan
dengan besi, hal ini menyebabkan seharusnya aluminum lebih mudah untuk mengalami
pemuaian. Kemudian dilakukan perhitungan koefisien muai panjang dengan menggunakan
rumus T l l A = A . .
0
o ,dimana koefisien muai panjang yang diperoleh adalah nol. Sehingga
kebenaran praktikum yang diperoleh untuk pertambahan panjang yaitu 100%, sedangkan
untuk pertambahan suhu kebenaran praktikum diperoleh sebesar 91,1%.
Besi merupakan logam yang lebih padat, hal ini menyebabkan besi lebih sulit untuk
mengalami pemuaian dibandingkan dengan aluminium. Pertambahan panjang yang tidak
didapatkan dalam percobaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu yaitu dipengaruhi oleh
pemanasan yang tidak konstan/pemberian kalor yang kurang besar atau dapat juga karena
alat yang digunakan kurang bekerja dengan baik, serta kemungkinan karena kurang adanya
ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan ini.

X. KESIMPULAN
1. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
2. Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemuaian panjang adalah panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu
benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan
4. Koefisien pemuaian panjang yang diperoleh untuk bahan baik besi maupun
aluminium adalah nol, hal ini disebabkan karena tidak terjadinya pertambahan
panjang.
5. Hubungan antara pertambahan panjang dengan suhu yaitu semakin besar
pertambahan panjang yang diperoleh, maka semakin besar pula suhunya.
13

6. Kebenaran praktikum yang diperoleh untuk pertambahan panjang pada besi maupun
aluminum diperoleh sebesar 100%, sedangkan untuk pertambahan suhu kebenaran
praktikum yang diperoleh yaitu 44 % dan untuk bahan aluminium kebenaran
praktikum pertambahan suhu diperoleh sebesar 91,1%

You might also like