You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Pada masa sekarang ini dapat dirasakan lajunya perkembangan di segala bidang terutama bidang industri seperti perusahaan, perkantoran, konstruksi dan lain sebagainya. Dalam bidang konstruksi, penggunaan beton merupakan pilihan utama karena beton merupakan bahan dasar yang mudah dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Beton merupakan bahan bangunan yang sangat populer digunakan dalam dunia jasa konstruksi. Banyak penelitian tentang beton yang sudah dilaksanakan dan akan terus berlanjut sebagai upaya untuk menjawab tuntutan perkembangan zaman dan kondisi lingkungan. Salah satu faktor yang menentukan kemampuan suatu struktur dalam memikul beban, statis maupun dinamis, adalah kualitas dari bahan pembentuknya. Dengan demikian pemahaman terhadap properti dan karakter dari bahan yang dipilih dalam merespons beban- beban yang bekerja pada struktur selayaknya dikuasai dengan baik oleh para rekayasawan. Hal ini dimaksudkan agar struktur yang direncanakan dapat memberikan kinerja yang optimal. Diketahui bahwa kekuatan beton banyak dipengaruhi oleh bahan

pembentuknya (air, semen dan agregat) sehingga kontrol kualitas dari bahan- bahan tersebut harus diperhatikan dengan seksama agar diperoleh beton sesuai dengan yang diinginkan. Seperti kita ketahui semen sangat mempengaruhi kekuatan tekan beton. Semen adalah hydraulic bender ( perekat hidraulis) yang berarti bahwa senyawa- senyawa

Universitas Sumatera Utara

yang terkandung dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat batuan. Oleh karena sifat hydraulic tersebut, maka semen bersifat : Dapat mengeras bila dicampur dengan air Tidak larut dalam air Semen yang sering digunakan dalam pembuatan beton adalah semen portland tipe I (PCI). Semen jenis ini digunakan untuk bangunan- bangunan yang tidak memerlukan persyaratan khusus. Seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk menghemat biaya dan energi produksi serta mengatasi permasalahan lingkungan, dewasa ini telah diproduksi semen portland pozzolan (PPC). Semen portland pozzolan ini merupakan campuran dari klinker semen Portland dengan bahan yang mempunyai sifat pozzolan. Semen PPC ini memiliki karakter dan properti yang berbeda dengan semen PCI. Pada penelitian ini akan ditinjau kekuatan tekan dan kapasitas balok beton bertulang dari beton yang menggunakan PPC dan yang menggunakan PCI. I.2. Permasalahan Semen Portland merupakan komponen utama dalam teknologi beton yang berfungsi sebagai perekat hidrolik untuk mengikat dan menyatukan agregat menjadi massa padat. Berbagai jenis semen Portland, melalui pengaturan rancangan bahan dasar, telah dikembangkan sesuai dengan jenis bangunan dan persyaratan lingkungan dimana beton akan digunakan. Yang umum digunakan untuk membuat beton adalah semen Portland tipe I (PCI). Semen jenis ini dipakai untuk bangunan- bangunan yang tidak memerlukan

Universitas Sumatera Utara

persyaratan khusus, seperti panas dan atau waktu hidrasi serta kondisi lingkungan agresif. Dengan perkembangan teknologi dan juga usaha yang dilakukan untuk menghemat biaya dan energi produksi serta mengatasi masalah lingkungan, dewasa ini telah diproduksi semen Portland pozzolan (PPC). Masalah lingkungan tersebut antara lain seringnya terjadi hujan asam dan semakin tidak terelakkannya struktur berhubungan dengan asam. Semen Portland pozzolan (PPC) merupakan campuran dari klinker semen portland dengan bahan yang mempunyai sifat pozzolan. Pozzolan yang digunakan dapat bersumber dari alam seperti batu apung maupun berasal dari limbah industri seperti abu terbang (residu dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik). PPC ini diketahui memiliki karakter dan properti yang berbeda dibandingkan dengan semen portland umum. Yang menjadi permasalahan adalah perbedaaan karakter maupun properti dari PPC dibandingkan dengan PCI. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dibandingkan kuat tekan antara beton yang menggunakan semen PPC dengan beton yang menggunakan semen PCI pada umur 3, 7 dan 21 hari. Dan pada penelitian ini juga akan dibandingkan kapasitas balok beton bertulang antara beton yang menggunakan semen PPC dengan beton yang menggunakan semen PCI pada umur 3 hari.

Universitas Sumatera Utara

I.3. Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan dan kapasitas balok beton bertulang yang dihasilkan oleh beton yang menggunakan semen portland pozzolan (PPC) dengan beton yang menggunakan semen portland tipe I (PCI), dengan mix design yang sama sehingga dapat diambil kesimpulan seberapa besar kuat tekan dan kapasitas yang dihasilkan oleh beton yang menggunakan PPC dengan beton yang menggunakan PCI. I.4. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini akan dibatasi : 1. Pengujian kuat tekan pada umur 3, 7 dan 21 hari dan kapasitas balok beton bertulang pada umur 3 hari. 2. Faktor air semen tetap. 3. Mutu beton yang digunakan adalah K-200 ( f `c= 200 kg/cm2). 4. Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos BjTP 240 (fy= 240 kg/cm2). Dan dalam penelitian ini digunakan tulangan baja 20 mm.

5. Distribusi butiran agregat halus (pasir) dan agregat kasar (campuran antara batu pecah dan kerikil) dirancang dengan ketentuan memenuhi gradasi zona 2 untuk agregat halus dan gradasi dengan diameter maksimum 40 mm untuk agregat kasar. Agregat kasar dan agregat halus berasal dari quarry selayang, Binjai. 6. Semen yang digunakan adalah semen portland pozzolan (PPC) dan semen portland tipe I (PCI) produksi P.T Semen Padang Indonesia. 7. Benda uji yang digunakan adalah

Universitas Sumatera Utara

Silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Balok beton bertulang dengan dimensi penampang 15 x 25 cm dan panjang 3 m. Tabel 1.1 Benda Uji Benda Uji Silinder Umur Jenis Semen Portland Pozzolan Portland Tipe I Jumlah Benda Uji Balok Umur

3 hari 7 hari 21 hari 3 hari 2 2 4 2 2 4 2 2 4 1 1 2 2 unit balok beton

Jumlah benda uji 12 unit silinder beton

8. Pengujian dilakukan pada balok beton over reinforced yang dibebani dengan beban P terpusat dengan pembebanan maksimum seperti terlihat pada gambar di bawah ini. P h=25 cm d=20 cm

b = 15 cm

1,5 m

1,5 m

Gambar 1.1 Penampang dan Skema Pembebanan

Universitas Sumatera Utara

9. Balok yang diuji bertulangan tunggal ( hanya mempunyai tulangan tarik saja sedangkan tulangan tekannya tidak ada), hal ini supaya gaya tekan yang bekerja pada balok dipikul sepenuhnya oleh beton. 10. Perhitungan tulangan berdasarkan SK SNI T-15-1991-03. I.5. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental laboratorium, yang meliputi : 1. Penyediaan bahan 2. Pemeriksaan bahan Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar Berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar Kandungan organik pada agregat halus Pencucian pasir melalui ayakan no. 200 Kandungan bubuk dan liat pada agregat halus Berat isi untuk agregat halus dan agregat kasar 3. Mix design 4. Pembuatan benda uji Benda uji yang digunakan adalah Benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji balok beton bertulang dengan dimensi penampang 15 x 25 cm dan panjang 3 m. 5. Pengujian slump ( slump test ) 6. Pengujian kuat tekan beton 7. Perencanaan balok over reinforced

Universitas Sumatera Utara

8. Pengujian kapasitas balok beton bertulang

Universitas Sumatera Utara

I.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, permasalahan yang akan diamati, tujuan yang akan dicapai, pembatasan masalah dan metodologi penelitian yang dilaksanakan oleh penulis. BAB II : LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisikan keterangan umum dan khusus mengenai semen portland tipe 1 ( PCI ) dan semen Portland pozzolan ( PPC) serta teori ringkas mengenai beton dan material penyusun beton yang akan diteliti berdasarkan referensi-referensi yang diperoleh oleh penulis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan langkah langkah dan prosedur penelitian dan penyediaan bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu : agregat halus, agregat kasar, semen dan air. BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini berisikan data dan analisa hasil pengujian beton di laboratorium. BAB V : PENUTUP Pada bagian akhir laporan tugas akhir ini terdapat kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

You might also like