You are on page 1of 14

PERKEMBANGAN TUGAS, PERAN DAN FUNGSI SERTA UPAYA DISKRESI KEPOLISIAN (DARI SUATU ARTIKEL)

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tugas, peran dan fungsi kepolisian suatu Negara selalu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangannya itu dipengaruhi oleh banyak hal. Beberapa diantaranya adalah lingkungan, politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun social budaya.

Begitu pula dengan tugas, peran dan fungsi kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dari masa berdirinya Polri sebagaimana disyahkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan sekarang, tugas, peran dan fungsinya mengalami perkembangan. Apabila dahulu pada masa awal disyahkannya kepolisian nasional disamping melaksanakan tugas rutin kepolisian juga secara aktif ikut dalam perang mempertahankan kemerdekaan, maka pada saat sekarang ini berdasarkan Undang Undang No 2 tahun 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Dalam perkembangan saat sekarang ini, masyarakat Indonesia menuntut Polri menjadi lembaga yang humanis, professional dan mejunjung tinggi hak azazi manusia serta mampu menciptakan keadilan social ditengah masyarakat. Hal ini tidakklah mudah bagi Polri, peranan sebagai penegak hukum sering berbenturan dengan peranannya sebagai pelayan masyarakat. Untuk itu Polri perlu mengembangkan upaya diskresi kepolisian dengan menggunakan hati nurani ditengah tengah masyarakat.
1

I.2. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat diidentifikasi ke dalam persoalan persoalan sebagai berikut : a. Bagaimana perkembangan tugas, peran dan fungsi kepolisian dari berdirinya sampai dengan saat ini ? b. Bagaimana perkembangan upaya diskresi kepolisian dalam mewujudkan keadilan social dalam masyarakat ?

I.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Untuk mengetahui perkembangan tugas, peran dan fungsi kepolisian dari berdirinya sampai dengan saat ini. b. Untuk mengetahui perkembangan upaya diskresi kepolisian dalam

mewujudkan keadilan social dalam masyarakat.

I.4. Manfaat

a. Secara

teoritis,

diharapkan

penulisan

makalah

ini

berguna

dalam

perkembangan ilmu kepolisian, khususnya dalam hal perkembangan tugas, peran dan fungsi kepolisian dari berdirinya sampai dengan saat ini serta upaya diskresi kepolisian. b. Secara praktik, diharapkan penulisan ini dapat memberikan pengetahuan kepada pihak pihak terkait dalam hal perkembangan tugas, peran dan fungsi kepolisian dari berdirinya sampai dengan saat ini serta upaya diskresi kepolisian.

II.

PEMBAHASAN

II.1. Perkembangan Tugas, Peran dan Fungsi Kepolisian

Tugas, peran dan fungsi Polri sejak masa berdirinya sebagaimana disyahkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) tanggal 19 Agustus 1945 sampai dengan sekarang mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari ketentuan Undang Undang yang mengatur tentang Polri.

a. Undang Undang No 13 tahun 1961 tentang ketentuan ketentuan pokok Kepolisian Negara.

Pasal 1 (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia, selanjutnya disebut Kepolisian Negara, ialah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan di dalam negeri. (2) Kepolisian Negara dalam menjalankan tugasnya selalu menjunjung tinggi hak-hak azasi rakyat dan hukum negara.

Pasal 2 Dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 maka Kepolisian Negara mempunyai tugas : (1) a. b. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyakit masyarakat. c. d. Memelihara keselamatan negara terhadap gangguan dari dalam. Memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakat termasuk memberi perlindungan dan pertolongan. e. Mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap peraturan-peraturan negara. (2) Dalam bidang peradilan mengadakan penyidikan atas kejahatan dan pelanggaran menurut ketentuan-ketentuan dalam undang-undang Hukum Acara Pidana dan lain-lain peraturan negara.
3

(3)

Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.

(4)

Melaksanakan tugas-tugas khusus lain yang diberikan kepadanya oleh suatu peraturan negara.

b. Undang Undang No 20 tahun 1982 tentang ketentuan ketentuan pokok pertahanan keamanan Negara Republik Indonesia. Pasal 30 Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas : a. Selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan tertib hukum dan bersama-sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya membina ketentraman masyarakat dalam wilayah negara guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Membimbing masyarakat bagi terciptanya kondisi yang menunjang terselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b ayat (4) pasal ini. c. Undang undang No 28 tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Pasal 3 Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang penegakan hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat, serta

pembimbingan masyarakat dalam rangka terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masyarakat guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pasal 4 (1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : a. Alat-alat Kepolisian khusus.
4

b. Penyidik pegawai negeri sipil. c. Bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. (2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masingmasing.

Pasal 5 (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah unsur Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang terutama berperan memelihara keamanan dalam negeri. (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan fungsi kepolisian.

Pasal 13 Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas : a. Selaku alat negara penegak hukum memelihara serta meningkatkan tertib hukum. b. Melaksanakan tugas kepolisian selaku pengayom dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat bagi tegaknya ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Bersama-sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan negara lainnya membina ketentraman masyarakat dalam wilayah negara guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. d. Membimbing masyarakat bagi terciptanya kondisi yang menunjang terselenggaranya usaha dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c. e. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisisan Negara Republik Indonesia :

a. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. b. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, dan laboratorium forensic serta psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian. c. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. d. Memelihara keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. e. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam rangka membina keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan. f. Melindungi dan melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara, sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang. g. Membina ketaatan diri warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. h. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional dan pembinaan kesadaran hukum masyarakat. i. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan tehnis terhadap alatalat kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa yang memilki kewenangan kepolisian terbatas. j. Melakukan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan. k. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional. (2). Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. d. Perubahan kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Amanademen UUD 1945).

Pasal 30 ayat (4) :


6

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

e. Ketetapan MPR RI NO. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 ayat (2) : Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan.

f. Ketetapan MPR RI NO. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 6 (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

berperan

menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. (2) Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesia

wajib memiliki keahlian dan keterampilan secara professional.

g. Undang Undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2 Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 3

(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh : a. Kepolisian khusus. b. Penyidik pegawai negeri sipil dan/atau c. Bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. (2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.

Pasal 5 (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 13 Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Menegakkan hukum dan c. Memberikan masyarakat. perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada

Pasal 14 (1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaiman dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas : a. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan. b. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan.

c. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peratuaran perundang-undangan. d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional. e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. f. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian. i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda , masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang. k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian serta l. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2). Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

II.2. Upaya Diskresi Kepolisian

Upaya Diskresi Kepolisian pada prinsipnya merupakan kewenangan Kepolisian yang bersumber pada asas yang memberikan kewenangan kepada pejabat
9

kepolisian untuk bertindak atau tidak bertindak menurut penilaiannya sendiri , dalam rangka kewajiban umumnya menjaga, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

Menurut pasal 18 UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu Untuk kepentingan umum, pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri , hal tersebut mengandung maksud bahwa seorang anggota Polri dalam melaksanakan tugasnnya di tengah tengah masyarakat dapat mengambil keputusaan berdasarkan penilaiannya sendiri apabila terjadi gangguan terhadap ketertiban dan keamanan umum atau bila timbul bahaya bagi ketertiban dan keamanan umum.

Upaya Diskresi Kepolisian dapat pula diartikan sebagai wewenang Pejabat Polisi untuk memilih bertindak atau tidak bertindak secara legal atau ilegal dalam menjalankan tugasnya (Davies 1969). Diskresi membolehkan seorang Polisi untuk memilih diantara berbagai peran (memelihara ketertiban, menegakkan hukum atau melindungi masyarakat) taktik (menegakkan UndangUndang Lalu Lintas dengan berpatroli atau berjaga pada suatu tempat) ataupun tujuan (menilang pelanggar atau menasehatinya) dalam pelaksanaan tugasnya.

Diskresi merupakan wewenang pejabat polisi untuk memilih bertindak atau tidak bertindak secara legal atau ilegal dalam menjalankan tugasnya (Davies 1969). Dengan diskresi seorang polisi dapat diantara berbagai peran, taktik, dan tujuan dalam pelaksanaan tugasnya.

Diskresi pada umumnya berkaitan dengan 2 konsep yaitu penindakan selektif (selective enforcement) yaitu suatu bentuk diskresi administrasi di mana pembuat kebijakan atau pemimpin menentukan prioritas bagi berbagai unit / satuan bawahannya. Dan patroli terarah (directed patrol) yaitu suatu diskresi supervisor

10

di mana supervisor memerintahkan anggotanya2 untuk mengawasi secara ketat suatu wilayah tertentu atau kegiatan tertentu . Adapun factor factor yang mempengaruhi tindakan diskresi menurut Mayne adalah lamanya masa dinas anggota, jabatan dan pangkat anggota, pandangan anggota ttg kasus tsb dibandingkan dengan kasus lain, tingkat frustrasi anggota ttg tidak efektifnya spp, disamping bentuk pelanggaran dan keadaan si pelanggar ikut menentukan keputusan polisi untuk menggunakan diskresi.

Berbagai masalah dalam penggunaan diskresi

adalah inkonsistensi yaitu

kemungkinan terjadinya diskriminasi dalam situasi yang sama pelanggar diperlakukan berbeda karena warna kulit atau kedudukannya dan unpredictability yaitu prinsip just desert (Cohen) yg menyatakan bahwa utk diperlakukan adil seseorang harus menerima perlakuan yang wajar/seharusnya bagi mereka, tanpa melihat apakah perlakuan tersebut sama dengan orang lain, serta lack of accountability yaitu kurangnya pertanggungjawaban terhadp diskresi.

Dalam dinamikan kehidupan masyarakat, upaya diskresi Kepolisian merupakan suatu langkah penting. Hal ini turut ditunjang oleh beberapa hal, yaitu karena rumusan UU terlalu umum dan tidak mampu menjelaskan berbagai situasi pada saat terjadi pelanggaran untuk digunakan sebagai pedoman anggota untuk

bertindak serta sebagian besar pejabat polisi menganggap ketentuan hukum pidana sebagai sekedar alat untuk mencapai keadilan dan memelihara ketertiban masyarakat dan bukan sebagai tujuan akhir, serta adanya keterbatasan sumber daya polri di mana sering terjadi situasi dimana pejabat pollisi yg sedang menangani pelanggaran kecil atau tugas rutin terpaksa harus meninggalkan tugas tersebut untuk menangani tugas lain yang lebih penting.

Pada saat kondisi sekarang ini, masyarakat menuntut polisi untuk mampu melaksanakan tugas, peran dan fungsinya secara professional, humanis dan persuasif dengan lebih berorientasi kepada tindakan preventif daripada tindakan represif. Dan untuk itu upaya diskresi kepolisian dapat dikembangkan oleh
11

kepolisian dengan bertidak selaku fasilitator atau mediator guna mewujudkan keadilan social ditengah tengah masyarakat.

III.

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

a. Tugas, peran dan fungsi Polri mengalami perkembangan sejak masa berdirinya sebagaimana disyahkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan sekarang ini . Perkembangan tersebut dapat dilihat dari ketentuan per Undang Undangan yang mengatur tentang Polri.

b. Upaya Diskresi Kepolisian merupakan kewenangan Kepolisian yang diatur dalam Undang Undang, yang memberikan kewenangan kepada pejabat kepolisian untuk bertindak atau tidak bertindak menurut penilaiannya sendiri, dalam rangka kewajiban umumnya menjaga, memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Dan pada saat ini dapat dikembangan oleh Polri untuk bertindak selaku fasilitator atau mediator dalam menyelesaikan sengketa, pelanggaran atau bahkan tindak pidana guna mewujudkan keadilan social ditengah tengah masyarakat.

III.2. Saran

1. Agar dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya, Polri perlu mempertimbangkan keadilan social ditengah masyarakat.

2. Agar dibuat peraturan atau petunjuk pelaksanaan upaya diskresi kepolisian secara tertulis / administrative dalam menghadapi situasi2 tertentu yang selalu
12

dan sering terjadi sebagai pedoman dan dapat menghindari terjadinya penyimpangan dan kesewenangan oleh petugas kepolisian (Polri) di lapangan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Asril. 2006. Polisi Pejuang dan Polisi Masyarakat. Kepolisian Daerah Sumatera Barat. Padang..

Djamin, Awaloedin. 2007. Kedudukan Kepolisian Negara RI dalam Sistem ketatanegaraan Dulu Kini dan Esok. PTIK Press. Jakarta

Djatmika, WIk. 2008. Dibawah panji panji Tribrata. PTIK Press. Jakarta

Hendrowinoto, Nurinwa. 2010. Polri Mengisi Republik. PTIK Press. Jakarta.

Kunarto, ed. 2001. Manajemen Kepolisian Proaktif. Cipta Manunggal. Jakarta.

14

You might also like