You are on page 1of 11

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang Sukrosa, dikarenakan tema ini sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Penulis akan membahas tentang Sukrosa karena, sakarosa dapat menyebabkan kegemukan pada bayi dan anak-anak, dan sukrosa juga bisa menyebabkan anak kekurangan gizi. Penulis menyadari bahwa keterbatasan yang ada pada penulis dalam penulisan dan penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, karena kritik dan saran dari semua pihak akan sangat bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan ilmu-ilmu yang telah didapat.

Jakarta, 30 Maret 2012 Penulis

Makhtumatul Maulidah

Kimia Amami-Sukrosa

DAFTAR ISI

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 BAB I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB II Pengenalan Glukosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 BAB III Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 10 11

Kimia Amami-Sukrosa

BAB I
Pendahuluan
Sukrosa merupakan gula yang didapatkan dari karbohidrat. Awam mengenalnya sebagai gula pasir, gula merah, dan berbagai bentuk gula lainnya. Walaupun sukrosa merupakan salah satu sumber energi namun jika berlebihan akan mengganggu keseimbangan energi anak. Akibatnya, energi akan melebihi kebutuhan sesuai usianya. Orangtua harus mewaspadai asupan sukrosa (gula) yang berlebihan pada makanan anak. Karena sukrosa bisa menyebabkan kegemukan pada anak-anak, dan sukrosa juga bisa menyebabkan anak kekurangan gizi. "Konsumsi sukrosa yang berlebihan akan menyebabkan kegemukan karena sumber energi yang tidak dipakai akan disimpan sebagai lemak, dan akan menyebabkan anak kekurangan gizi, hal ini terjadi karena gizi makro dan mikro lainnya akan tergeser. "Jika pola makan anak didominasi karbohidrat otomatis asupan gizi penting lainnya seperti lemak atau protein akan berkurang. Padahal dari sumber-sumber gizi itu juga melekat mikronutrien seperti vitamin atau zat besi, dan asupan sukrosa berlebihan juga berdampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak. Dalam sebuah penelitian di Finlandia terbukti anak-anak yang asupan sukrosanya rendah memiliki kualitas pertumbuhan dan asupan nutrisi yang lebih baik dalam jangka panjang. "Selain itu, anak yang sukrosanya rendah memiliki peningkatan tinggi badan 1,5 cm lebih panjang dibanding anak yang sering mengasup sukrosa. Bahaya lain dari sukrosa, menurut adalah kerusakan pada enamel gigi. "Sukrosa akan membuat gigi lebih asam dan mengubah komposisi mineral gigi sehingga gigi mudah berlubang. Oleh karena itu, orangtua sebaiknya tidak memberikan sukrosa pada anak-anak di usia dini. "Bayi tidak memerlukan sukrosa, karena itu anak usia kurang dari 6 bulan sebaiknya diberikan ASI saja karena di dalamnya tidak ada sukrosa. Makin dini anak diperkenalkan pada sukrosa, makin buruk pula hasilnya bagi tumbuh kembang anak. Pembatasan sukrosa, perlu dilakukan jika hasil deteksi pertumbuhan anak menunjukkan anak berada di atas normal. "Kalau persentil pertumbuhan anak sudah mendekati batas atas, batasi sukrosanya.

Kimia Amami-Sukrosa

BAB II PENGENALAN GLUKOSA

1. Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna Massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih Tidak berbau Rasa manis Stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus. 2. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air Lebih mudah larut dalam air mendidih Sukar larut dalam etanol Tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. 3. Rotasi jenis Tidak kurang dari +65,9, lakukan penetapan menggunakan larutan 2,6 g dalam 10 ml, zat sebelumnya dikeringkan pada suhu 105 selama 2 jam. 4. Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0,05%, lakukan penetapan menggunakan 5,0 g. 5. Klorida Tidak lebih dari 35 bpj; lakukan penetapan menggunakan 2,0 g dan tidak lebih keruh dari 0,10 ml asam klorida 0,020 N yang diperlakukan sama. 6. Sulfat Tidak lebih dari 60 bpj; lakukan penetapan menggunakan 5,0 g dan tidak labih keruh dari 0,30 ml asam sulfat 0,020 N yang diperlakukan sama.

Kimia Amami-Sukrosa

7. Kalsium Pada 10 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan 1 ml amonium oksalat LP: larutan tetap jernih selama minimum 1 menit. 8. Logam berat Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 g dalam 15 ml air, tambahkan 1 ml asam klorida 0,12 N dan encerkan dengan air hingga 25 ml. 9. Gula invert Lakukan penetapan sebagai berikut : Larutkan 20 g dalam air hingga 100 ml dan saring bila perlu. Masukkan 50 ml cairan jernih tersebut ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 50 ml tembaga (II) tartrat alkali LP, tutup gelas piala dengan kaca arloji dan panaskan campuran dengan kecepatan tertentu sehingga mulai mendidih setelah lebih kurang 4 menit dan didihkan tepat selama 2 menit. Tambahkan segera100 ml air yang baru dididihkan dan didinginkan, dan kumpulkan segera endapan tembaga (I) oksida ke dalam penyaring kaca masir yang sudah ditara dengan ukuran pori sedang atau yang sesuai. Cuci sisa pada penyaringan dengan air panas, kemudian dengan 10 ml etanol P dan terakhir dengan 10 ml eter P dan keringkan pada suhu 105 O selama 1 jam : bobot tembaga (I) oksidasi tidak lebih dari 112 mg. 10. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

Kimia Amami-Sukrosa

BAB III
PEMBAHASAN SUKROSA
1. Pengertian Sukrosa Sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan yeast ini dalam proses fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut dengan zymotechnology. Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya. Sukrosa (C12H22O11) ialah sejenis, yaitu yang bersifat bukan penurun dan tidak menunjukkan fenomena Hidrolisis sukrosa. Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi Dglukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly. Sukrosa merupakan gula pasir biasa. Komposisi kimia dari gula adalah sama, satu satuan fruktosa yang digabung dengan satu satuan glukosa. Ikatan glikosida menghubungkan karbon ketal dan asetal dan bersifat dari fruktosa dan dari glukosa. Pada sukrosa kedua atom karbon anomerik digunakan untuk ikatan glikosida. Dalam sukrosa, baik fruktosa maupun glukosa tidak memiliki gugus hemiasetal oleh karena itu, sukrosa didalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehid atau keto.

2. Ciri-ciri fisik dan kimia


Struktur -D-glukopiranosil-(12)--D-fruktofuranosida

Pada sukrosa, glukosa dan fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon pertama (C1) pada subunit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa. Ikatan ini disebut dengan ikatan glikosida.

Kimia Amami-Sukrosa

Degradasi panas dan oksidatif Kelarutan sukrosa dalam air berdasarkan temperatur tertentu
T (C) 50 55 60 65 70 75 80 85 90 S (g/ml) 2.59 2.73 2.89 3.06 3.25 3.46 3.69 3.94 4.20

Sukrosa akan meleleh pada suhu 186 C (367 F) dan membentuk karamel. Seperti karbohidrat lainnya, sukrosa jika terbakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Contohnya, untuk bahan bakar motor roket amatir, sukrosa digunakan sebagai bahan bakar dengan dicampurkan bersama dengan kalium nitrat untuk oksidatornya. 48 KNO3 + 5 C12H22O11 24 K2CO3 + 24 N2 + 55 H2O + 36 CO2 Sukrosa dicampur dengan asam klorat, akan menghasilkan karbon dioksida, air, dan asam klorida: 8 HClO3 + C12H22O11 11 H2O + 12 CO2 + 8 HCl Sukrosa dapat didehidrasi dengan asam sulfat untuk membentuk padatan karbon murni berwarna hitam: H2SO4(katalis) + C12H22O11 12 C + 11 H2O + panas dan H2O + SO3 sebagai hasil panas Hidrolisis Hidrolisis akan memecah ikatan glikosida, dan mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Meskipun begitu, proses hidrolisis sukrosa berjalan amat lambat sehingga bisa memakan waktu bertahun-tahun. Proses ini bisa dipercepat berlipatlipat dengan adanya enzim sukrase. Hidrolisis juga dapat dipercepat dengan asam, misalnya dengan kalium bitartrat atau jus lemon, keduanya asam lemah. Demikian juga, keasaman lambung mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa selama proses pencernaan dalam tubuh. 3. Pembagian Sukrosa Sukrosa termasuk golongan Disakarisa adalah merupakan gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon

Kimia Amami-Sukrosa

anomer pada gula yang kedua. Disakarida yang banyak ditemukan di alam yaitu laktosa, sukrosa, dan maltosa. a. Laktosa Laktosa sering juga disebut gula susu karena hanya terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis, laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi. b. Sukrosa Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan Dfruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly. c. Maltosa Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras. 4. Makanan yang mengandung sukrosa Makanan adalah sesuatu yang diperlukan oleh tubuh untuk pertukaran zat, tumbuhan dan pemeliharan dari semua fungsi anggota tubuh kita menurut Tomasowo sedangkan menurut Altono makanan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi keadaan didalam mulut secara lokal selama pengunyahan dan setelah ditelan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan masa pre dan pasca erupsi gigi-gigi dan ada juga menurut Frostel makanan mengatakan bahwa derajat keasaman tergantung dari karbohidrat yang dimakan dan derajat keasaman yang paling tinggi akan dicapai bila mana makanan mengandung sukrosa. Adapun jenis makanan yang mengandung sukrosa antara lain: 1. Kentang goreng dan donat

Kimia Amami-Sukrosa

Kentang goreng dan donat merupakan gula yang digoreng. sebelum dipanaskan pun, kentang dan donat ini adalah gula sederhana. Proses penggorengan semakin memperburuk kandungan gizi. Satu kentang goreng berdampak lebih buruk pada kesehatan dibandingkan sebatang rokok. Jadi, ada baiknya mempertimbangkan ulang sebelum memesan porsi besar. Donat ukuran rata-rata mengandung 200-300 kalori, hampir semuanya dari gula, dan sedikit nutrisi lainnya. 2. Kue dan permen Pada dasarnya, makanan ini hanya mengandung kalori kosong, kaya gula dan mendatangkan sedikit manfaat. Sebagian besar malah kaya akan lemak trans. Seratus gram kue atau permen mengandung 37-66.6 gram gula. Karena itu, ada baiknya memilih snack yang lebih sehat seperti buah kering atau kacang kacangan. Makanan sangat berpengaruh terehadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi, misalnya : karbohidrat, lemak, vitamin, protein serta mineral. 2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti; bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.

Kimia Amami-Sukrosa

PENUTUP

Saya ucapkan puji dan syukur sebesar- besarnya kepada Allah SWT, karna telah memberikan saya ilmu yang cukup untuk menyelesainkan materi saya yang berjudul laktosa. Dengan rentan waktu yang di berikan dan dapat menyelesaikannya tepat waktu dengn sedikit hambatan-hambatan yang berarti. Judul ini layak untuk di bicarakan karena temanya yang sering saya temukan dalam perkuliahan dan dan kehidupan sehari - hari saya sadar saya masih dalam pembelajaran sehingga masih penuh dengan kesalahan. saya ucapkan banyak terima kasih kepada ibu tersdosen pembimbing saya. Lewat tangannyalah saya dapat membahas mengenai tema ini dengan gamblang. Dan saya mohonkan permintaan maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan kata karna apapun itu sesungguhnya tak saya sengaja.

Kimia Amami-Sukrosa

10

Referensi
1. Farmakope Indonesia, edisi IV 1995. 2. Lubert Stryer, Biokimia. 3. ^ Hubert Schiweck, Margaret Clarke, Gnter Pollach Sugar" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry 2007, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a25_345.pub2 4. ^ "Sucrase", Encyclopdia Britannica Online

Kimia Amami-Sukrosa

11

You might also like