You are on page 1of 5

Ciri-ciri Kesulitan Belajar Gejala-gejalanya: a.

Gangguan Persepsi Visual Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali. Sering tertinggal huruf dalam menulis. Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya: ibu ditulis ubi. Kacau (sulit memahami) antara kanan dan kiri. Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang. Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki dan lain-lain). b. Gangguan Persepsi Auditori Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang didengarnya. Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus. Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara (masalah) lain. c. Gangguan Belajar Bahasa Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya. Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan. d. Gangguan Perseptual - Motorik Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.) Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya. e. Hiperaktivitas Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam) Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya Impulsif f. Kacau (distractability) Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (misalnya melamun atau mengkhayal saat belajar disekolah) Untuk mengetahui apakah seorang anak memiliki kecenderungan berkesulitan belajar diperlukan pendeteksian yang cermat. Namun, secara umum bisa dilakukan hal-hal seperti di bawah ini: PADA USIA PRA-SEKOLAH 1. Terlambat bicara disbanding dengan anak seusianya 2. Memiliki kesulitan dalam pengucapan beberapa kata 3. Dibanding anak seusianya, penguasaan jumlah katanya lebih sedikit (terbatas) 4. Sering tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk satu kalimat yang akan dikemukakan 5. Sulit mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari 6. Sulit merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat 7. Sering gelisah yang berlebihan 8. Mudah terganggu konsentrasinya 9. Sulit berinteraksi dengan teman seusianya 10. Sulit mengikuti instruksi yang diberikan untuknya 11. Sulit mengikuti rutinitas tertentu 12. Menghindari tugas-tugas tertentu, misalnya menggunting dan menggambar PADA USIA SEKOLAH 1. Daya ingatnya terbatas (relatif kurang baik)

2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, Misalnya atau biasanya, huruf d dibaca b (misalnya duku dibaca buku atau sebaliknya buku dibaca duku), w dibaca m (misalnya waru dibaca baru atau sebaliknya baru dibaca waru), p dibaca q , w dibaca m dan lain sebagainya. Bila ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar disleksia. 3. Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya. 4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika. Misalnya, tak dapat membedakan arti dari simbol (minus) dengan simbol + (plus), simbol + dengan simbol x (kali) dan lain sebagainya. 5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingatnya. 6. Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas. Kalau ini yang terjadi mereka termasuk dalam kelompok berkesulitan belajar hiperaktif atau GPPH (gangguan pemusatan pemikiran dan hiperaktifitas) 7. Impulsif (bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu) 8. Sulit berkonsentrasi 9. Sering melanggar aturan yang ada, baik di rumah maupun di sekolah 10. Tidak mampu berdisiplin (sulit merencanakan kegiatan sehari-harinya) 11. Emosional (sering menyendiri), pemurung, mudah tersinggung, cuek terhadap lingkungannya 12. Menolak bersekolah 13. Tidak stabil dalam memegang alat-alat tulis 14. Kacau dalam memahami hari dan waktu PADA USIA REMAJA/DEWASA 1. Sulit/salah mengeja huruf berlanjut hingga dewasa 2. Masih saja sering menghindar dari tugas-tugas membaca dan menulis 3. Mungkin saja lancer dalam membaca tapi tidak mengerti atau tidak bisa menjelaskan apa yang telah dibacanya 4. Sulit menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan 5. Daya ingatnya terbatas 6. Sulit menangkap konsep-konsep yang abstrak 7. lamban dalam bekerja 8. Sering tidak teliti (ceroboh) pada hal-hal yang seharusnya rinci atau malah sebaliknya justru terlalu focus kepada hal-hal yang rinci bisa salah (distorsi) dalam membaca informasi Deteksi dini anak yang mengalami kesulitan belajar Daftar periksa Apakah anak ..

Lupa perintah ? Bertanya terus menerus ? Tidak bisa tenang ? Bertingkah aneh ? Mudah marah ? Mengalami gejolak perasaan ? Moody ? Membuat tulisan / berbicara yang membingungkan ? Meninggalkan kamar tidur dalam keadaan berantakan ?

Deteksi ciri-ciri fisik :


Dapatkah anak berjalan di atas satu garis lurus Dapatkah anak bertahan dlm posisi duduk yang benar selama 5 atau 10 menit pada saat anak memperhatikan / menyimak sesuatu Kalau pada saat berlari / berjalan ada petunjuk belok kiri atau kanan,bingungkah anak tersebut ? Dapatkah anak membedakan ruangan sempit dan ruangan lebar ?

Dapatkah anak menangkap dan memberikan bola pada orang di depannya ? Dapatkah anak menyebutkan bagian tubuhnya tanpa menyontek gerakan temannya ? kalau anak makan, membutuhkan waktu yang lama atau tidak ? dikunyah atau tidak ?

Masalah konsentrasi

Apakah kadang-kadang dia mengetahui bagaimana melakukan konsentrasi ? Apakah dia hanya mau berkonsentrasi pada hal-hal yang menyenangkan ? Atau, yang terganggu adalah pemahamannya ?

Ciri-ciri masalah kesulitan belajar


Gagal dalam mengikuti pelajaran Motivasi yang tidak menentu, cemas Posisi duduk salah, titik pandang kurang tepat Tidak mau diam, hiperaktif Motorik halus / tulisan tangan buruk Masalah persepsi Masalah daya ingat atensi

Ciri-ciri perilaku lain


Tidak mampu mengatur Mengganggu orang lain Menggigit, menendang, berteriak Tidak bisa menatap mata ( jika berbicara dengan orang lain ) Gelisah, tidak tenang Kesulitan mema-hami akibat-akibat dari perbuatannya Tidak sabar, mudah bosan Tidak punya rasa takut, selalu meng-ikuti kata hati Tidak bisa berkon-sentrasi

Penanganan

Medis, psikologis, terapi perilaku / okupasi, remedial, perceptual motor training berenang, berkuda, naik gunung aktivitas berenang atau bersepeda adalah salah dua cara untuk merapikan peralatan konsentrasi yang ada di dalam diri anak. Misalnya saja, koordinasi visual motorik yang terganggu, yang pengaruh ke kemampuan anak untuk konsentrasi. di terapi perilaku, anak dilatih untuk pembiasaan perilaku. Misalnya untuk kasus kesulitan belajar, maka perilaku yang dilatihkan adalah bagaimana belajar yang rapi di meja belajar, dan konsentrasi pada pelajaran yang sedang dihadapi. Biasanya dilakukan di ruangan khusus yang tidak terlalu banyak gangguan dari stimulus yang bisa mengganggu konsentrasi.

JENIS KESULITAN BELAJAR MENURUT DSM-IV Kesulitan belajar bukanlah suatu diagnosis tunggal semata-mata, melainkan terdiri dari berbagai jenis gangguan dengan berbagai macam gejala, penyebab, pengobatan dan perjalanan penyakit. Tidak semua problem belajar merupakan suatu kesulitan belajar. Ada anak yang menunjukkan perkembangan suatu keahlian tertentu lebih lambat daripada anak lain seusianya dan sebaliknya, tetapi masih dalam batas kewajaran. Untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar tertentu atau tidak digunakan pedoman yang diambil dari Diagnostic & Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM-IV). Ada 2 kelompok besar kesulitan belajar, yaitu ; 1. Gangguan Perkembangan Wicara & Berbahasa Problem wicara & bahasa seringkali merupakan indikator awal adanya kesulitan belajar pada seorang anak. Gangguan berbahasa pada anak usia balita berupa keterlambatan komunikasi baik verbal ( berbicara ) maupun non-verbal. Secara umum dapat dikatakan bahwa bila anak berusia 2 tahun belum dapat mengatakan kalimat 2 kata yang berarti, maka anak mengalami keterlambatan perkembangan wicara-bahasa. Anak dengan Gangguan Perkembangan Wicara & Bahasa dapat mengalami kesulitan untuk: Memproduksi suara huruf/kata tertentu Menggunakan bahasa verbal/tutur dalam berkomunikasi, tetapi pemahaman bahasanya baik. Orang tua sering kali berkata "anak saya mengerti apa yang saya ucapkan, tetapi belum bisa berbicara". Memahami bahasa verbal yang dikemukakan oleh orang lain, walaupun kemampuan pendengarannya baik. Anak hanya dapat meniru kata-kata tanpa mengerti artinya (membeo). 2. Gangguan Kemampuan Akademik (Academic Skills Disorders) Ada 3 jenis Gangguan Kemampuan Akademik: 1). Gangguan Membaca Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar di bidang lainnya. Proses membaca ini merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan kedua belahan otak. Persentasi dari Gangguan Membaca ini dikatakan sebesar 2- 8 % dari anak usia sekolah. Anak yang mengalami Gangguan Membaca menunjukkan adanya: (i). Inakurasi dalam membaca, seperti: Membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll. Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa, dll Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa (ii). Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita/teks yang dibacanya. 2). Gangguan Menulis Ekspresif Kondis ini ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca, paragraf dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga mengalami kemiskinan tema dalam karangannya. (i). Gangguan Berhitung Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi

pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah; Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi Inakurasi dalam komputasi Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama Referensi: http://www.parenting.co.id/article/article_detail.asp?catid=2&id=150 Jenis-jenis Kesulitan Belajar Darsono (2000:41) dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran menyatakan terdapat beberapa jenis-jenis kesulitan belajar di antaranya : 1). Learning Disorder Mengandung makna suatu proses belajar yang terganggu karenaadanya respon-respon tertentu yang bertentangan atau tidak sesuai. Gejala semacam ini kemungkinan dialami oleh siswayang kurang berminat terhadap suatu mata pelajaran tertentu,tetapi harus mempelajari karena tuntutan kurikulum. Kondisisemacam ini menimbulkan berbagai gangguan sepertiberkurangnya intensitas kegiatan-kegiatan belajar atau bahkanmogok belajar. 2). Learning Disability Kesulitan ini berupa ketidakmampuan belajar karena berbagaisebab. Siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,sehingga hasil yang dicapai berada di bawah potensiintelektualnya. Penyebabnya beraneka ragam, mungkin akibatperhatian dan dorongan orang tua yang kurang mendukung ataumasalah emosional dan mental. 3). Learning Disfunction Gangguan belajar ini berupa gejala proses belajar yang tidak berfungsi dengan baik karena adanya gangguan syaraf otak sehingga terjadi gangguan pada salah satu tahap dalam prosesbelajarnya. Kondisi semacam ini mengganggu kelancaran prosesbelajar secara keseluruhan. 4).Slow Learner atau siswa lambanSiswa semacam ini memperlihatkan gejala belajar lambat ataudapat dikatakan proses perkembangannya lambat. Siswa tidak mampu menyelesaikan pelajaran atau tugas-tugas belajar dalambatas waktu yang sudah ditetapkan. Mereka membutuhkan waktulebih lama dibandingkan dengan sekelompok siswa lain yangnormal. 5).Under Achiever Siswa semacam ini memiliki hasrat belajar rendah di bawah potensi yang ada padanya. Kecerdasannya tergolong normal,tetapi karena sesuatu hal, proses belajarnya terganggu sehinggaprestasi belajar yang diperolehnya tidak sesuai dengankemampuan potensial yang dimilikinya.Dengan mengetahui adanya jenisjenis kesulitan belajar, gurusebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar diharapkanmampu mengenali kesulitan belajar yang dihadapi anak didiknya danberupaya memberi bantuan seoptimal mungkin. Dengan demikiandiharapkan siswa yang bermasalah dapat mengikuti kegiatan belajarmengajar dengan baik

You might also like