You are on page 1of 20

ABSTRAK

Saat ini dalam kehidupan manusia tiak lepas dari kecanggihan tekhnologi yang sebagian besar tidak lepas dari konstruksi permesinan. Dalam konstruksi seperti itu banyak ditemukan komponen yang berputar dan mekanisme yang menyebabkan momen di sekitar batang atau poros. Poros yang berfungsi sebagain media penambah gaya ini pada kenyataannya tidak dalam keadaan lurus, tapi berputar secara melengkung dan pada suatu putaran tertentu mecapai kelengkungan maksimum yang dinamakan putaran kritis yang dinamakan efek whirling Shaft. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai putaran kritis, maka dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama dengan memasang sebuah disk kemudian meningkatkan putaran poros hingga terjadi whirling,ini adalah putaran kritis. Percobaan kedua sama dengan percobaan pertama tetapi posisi disk bervariasi terhadap kedua bantalan kemudian diamati. Dan percobaan ketiga tanpa disk dan panjang poros yang berbeda-beda kemudian diamati kembali. Ketiga percobaan tersebut masing-masing dilakukan beberapa kali. Setelah melakukan praktikum ini maka dapat diketahui efek dari whirling dari panjang langsing yang berputar didukung oleh bantalan pada kedua ujungnya serta dapat siketahui hubungan antara parameter-parameter seperti panjang bentangan poros, beban dan letak beban terhadaptitik pusat berat poros.

ABSTRACT

Today in a human life, technology never be separated with mechanical construction. In that, many thing can be find rotary component and mechanism cause momen around the shaft . Shaft which function is force increase media, in fact not in straight condition, but curving rotation and in a certain time reach maksimum curving named critical shaft named whirling shaft effect For increase aour knowledge abaiut critical shaft, so do three trial run. First trial is put the disk, theb increase the rotation of the shaft until whirling shaft happened. This is a critical shaft. Second trial, same with the first, but the position of the disc in variation against oth of the bearing then analysis. And the third, without the disc with different length of the shaft and analysis again. Each of trial did in three times. After do this, so we know the effect of whirling and rotary length supported by bearing at the top, know relation of parameters like length the shaft, mass, and place of mass with centre of gravity of the shaft.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penggunaan mesin pada zaman sekarang sudah maju dan sangat banyak aplikasinya dalam berbagai bidang khususnya bidang industri dan otomotif. Banyak sekali kontruksi permesinan yang penerapan komponen komponen yang berputar dan dapat menyebabkan momen-momen di sekitar batang poros. Dan poros pun memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini sehingga gaya-gaya yang bekerja pada poros harus dianalisa, karena poros berfungsi juga sebagai media penambah gaya yang menghasilkan

usaha(kerja). Suatu poros yang berputar pada kenyataanya tidak berada pada kenyataan dalam kondisi yang lurus atau simetris, melainkan berputar dengan posisi yang melengkung. Pada putaran yang tertentu lengkungan poros akan mencapai harga maksimum. Putaran yang menyebabkan lengkungan poros mencapai harga maksimum tersebut dinamakan dengan putaran kritis dinamakan juga dengan efek whirling shaft. Sehingga kita perlu memahami dan mengerti apa saja yang mempengaruhi diminimalisir. tentang putaran kritis tersebut dan dapat

1.2 Tujuan Percobaan 1) Untuk mengamati efek whirling dari poros panjang langsing yang berputar didukung oleh bantalan pada kedua ujungnya. 2) Mengetahui hubungan antara parameter-parameter seperti panjang bentangan poros, beban dan letak beban terhadap titik pusat berat poros.

1.3 Rumusan Masalah Batasan masalah dalam praktikum ini adalah:

1) Bagaimana efek whirling dari poros panjang langsing didukung oleh bantalan pada 2) Bagaimana hubungan antara kedua ujungnya. parameter-parameter

yang berputar

seperti

panjang

bentangan poros, beban dan letak beban terhadap titik pusat berat poros.

1.4 Batasan Masalah 1) Pengamatan pada praktikum dibatasi hanya dibatasi pada masalah getaran yang berpengaruh pada putaran kritis. 2) Pengamatan dilakukan pada poros panjang langsing yang lurus dengan diameter tertentu serta memiliki struktur yang merata. 3) Praktikum dilakukan pada dengan penambahan beban. 4) Setiap kali pengambilan data poros diasumsikan berputar secara konstan. 5) Poros dianggap lurus dan tidak ada defleksi mula. poros yang ditumpu dengan dua bantalan

BAB II DASAR TEORI

II.1 Definisi Putaran Kritis Apabila pada suatu poros yang didukung diantara dua bantalan dipasang disk maka poros tersebut akan mengalami defleksi statis. Defleksi tersebut disebabkan oleh berat disk (jika massa poros diabaikan). defleksi akan bertambah besar akibat gaya sentrifugal pada saat poros berputar. putaran poros adalah putaran yang mengakibatkan terjadinya defleksi maksimum pada poros. Hal ini mengakibatkan poros berputar sambil bergetar dengan amplitudo besar. Gejala ini disebut whirling shaft. Terjadinya whirling shaft pada permesinan dapat mengakibatkan: Timbulnya getaran yang berlebihan, getaran ini kemudian diinduksikan ke komponen mesin lainya dan sekelilingnya. Kerusakan mekanik. Hal ini disebabkan oleh: - Tegangan bending yang besar pada poros. - Gesekan antara poros dan rumah. - Beban yang diterima bearing menjdai berlebih. Pada akhirnya, semua hal diatas akan memperpendek umur (komponen) mesin.

Untuk menguraikan terjadinya gejala whirling shaft, berikut ini kita akan menganalisa suatu model poros dengan panjang L yang disk dengan berat M kemudian poros tersebut diputar dengan kecepatan . Poros tersebut ditumpu oleh bantalan A dan B.

A kr M G h r e y

M.(r + e).2

Gambar 2.1 Diagram benda bebas pada poros berputar

Dimana : - M = massa disk - G = Pusat berat disk - = Kecepatan sudut poros - k = konstanta pegas poros - e = jarak dari pusat berat sampai pusat poros - r = jarak dari pusat poros sampai pusat putaran

Poros akan melentur kalau diputar. untuk kecepatan sudut tertentu akan terjadi kesetimbangan antara inersia yang timbul dengan gaya pegas dari poros.

Bila n adalah frekuensi natural disk, maka nilai n ditentukan dengan persamaan sebagai berikut n = sehingga persamaan di atas menjadi:

Dari persamaan di atas, maka : Untuk << n maka / n 0, atau r 0. Ini berarti poros tidak melengkung. Untuk > n, maka / n > 1, dan r/e = negatif, Ini berarti pusat poros dan pusat disk berada pada pihak yang berlawanan terhadap sumbu putar. Untuk >> n, maka harga / n besar sekali dan r/e = -1 atau r = -e. Ini berarti bahwa pusat berat disk hampir berada pada sumbu putar, atau dengan kata lain sumbu putar hampir tudak melengkung. Untuk = n maka / n= 1, dan r/e = . Ini menunjukan bahwa harga r besar sekali dan poros bergetar keras sekali. Gejala ini disebut whirling shaft. Whirling shaft terjadi apabila frekuensi putaran poros sama dengan frekuensi natural disk. Bila c adalah putaran kritis poros, maka whirling shaft terjadi bila : c = n =

II.2 Disk Dipasang Ditengah Poros II.2.1 Berat Poros Diabaikan,Disk Dipasang Ditengah Poros

A h y L/2 M L/2

Gambar 2.2 Disk dipasang ditengah poros Misal : M h y : massa disk : defleksi statis : defleksi karena gaya sentrifugal

Total defleksi yang terjadi pada sistem = h + y Gaya sentrifugal = M. 2 ( h + y ), dimana = kecepatan sudut. Apabila k adalah kekakuan material poros, maka :

Dimana :

merupakan kecepatan sudut sesuai dengan natural frekuensi.

Dengan mempertimbangkan harga diatas maka persamaan (1) menjadi :

Jika = c, maka y/h = . Pada saat ini poros dalam keadaan whirling dan c dinamakan kecepatan kritis poros. Putaran poros tiap detik adalah :

Kalau h = defleksi statis poros maka berlaku hubungan :

kh=Mg Sehingga :

Dari mekanika teknik diperoleh rumus :

Dimana : E = Modulus elastisitas poros I = Momen inersia penempang poros = d4 / 64 Dari persamaan (3) diperoleh :

Untuk massa M an poros yang sama, harga Nc adalah konstan maka putaran kritis poros adalah :

dimana :

II.2.2 Berat Poros Diperhitungkan, Disk Dipasang Ditengah Poros Apabila berat poros diperhitungkan dengan massa disk M dipasang ditengah-tengah, maka putaran kritis poros yang terjadi adalah : Berdasarkan persamaan Dunkerley :

Dimana : n : kecepatan sudut sistem secara keseluruhan s : kecepatan sudut natural poros tanpa disk tetapi berat poros diperhitungkan l : kecepatan sudut poros dengan disk dipasangi ditengah-tengah Selanjutnya berdasarkan analisa sebelumnya :

1/ws2 = mgL3/98,454 EI 1/wi2 = mL3/48 EI Maka didapatkan :

(6) Dari persamaan :

Sehingga :

Atau

Dimana :

M = massa disk yang dipasang ditengah-tengah poros m = massa poros

II. 3 Disk Dipasang Tidak Ditengah Poros

Dalam hal ini defleksi statis di titik yang dipasang disk pada poros adalah

Didapatkan harga frekuensi natural dari poros :

Untuk kondisi ini putaran poros menjadi :

atau

dimana :

II.4 Berat Poros Diperhitungkan Tanpa Disk

Dalam hal ini defleksi statis di tengah-tengah poros adalah :

Didapatkan harga frekuensi natural poros tersebut :

Apabila massa poros diperhitungkan tanpa massa M yang terpasang di tengahtengah poros, maka putaran kritis poros menjadi : Nc = wn/2

atau

dimana :

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Peralatan Percobaan Peralatan yang digunakan: 1. Meja dengan panjang 1,8 meter. Meja tersebut sebagai tempat diletakkannya peralatan percobaan. 2. Poros, dimana poros yang digunakan dalam percobaan ini ada beberapa jenis, dengan panjang dan diameter tertentu. Panjang poros adalah 100 cm, 90 cm, 80 cm dengan diameter 6 mm. 3. Tachometer yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran poros. 4. Ring pengaman. Posisi ring pengaman dapat digeser posisinya, digunakan untuk membatasi lenturan poros. 5. Disk dengan berat yang berbeda. Disk tersebut berfungsi sebagai beban yang dipasang pada poros 6. Motor penggerak. Berfungsi untuk memutar poros.

III.2 Prosedur percobaan Percobaan 1 Siapkan peralatan dengan sebuah disk dipasang ditengah-tengah, di antara kedua bantalan. Pasang ring pengaman pada kedua sisi disk. Perbesar putaran poros, mengamati peralatan dengan teliti sampai terjadi whirling, ini adalah putaran kritis yang pertama. Catat harga Nc, L, M dan diameter poros d. Lihat dari buku referensi harga E untuk harga poros yang dipergunakan. Ulangi percobaan diatas dengan diameter poros yang sama tetapi dengan panjang yang berbeda. Dilakukan masing masing 5 kali pengamatan. Tentukan massa persatuan panjang dari poros (m).

L/2 bantalan Motor Ring pengaman disk

L/2 Ring pengaman bantalan

poros Meja

Percobaan I dengan posisi disk ditengah-tengah poros Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm) dengan lima pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi : Kemungkinan hubungan antara Nc dan L ditunjukkan oleh Nc = C.Ln, dimana C adalah suatu konstanta. Tentukan harga C dan n. Dengan mengabaikan massa poros, nilai C secara teoritis ditentukan oleh persamaan:
C 1,103 EI 3 , dan n M 2

Bandingkan harga putaran kritis diatas dengan hasil perhitungan apabila massa poros turut diperhitungkan. Percobaan 2 Ulangi prosedur percobaan 1 tetapi dengan panjang poros L tetap, sedangkan posisi disk bervariasi terhadap kedua bantalan. Mencatat jarak a , b, Nc, L, M kemudian melakukan pengamatan termasuk untuk jarak a = b = 0,5 L.

L = 100 cm

b
bantalan Motor poros Meja Ring pengaman disk

a
Ring pengaman bantalan

Percobaan II dengan posisi disk bervariasi Tiga kali percobaan ( a = 65 cm, a = 75 cm , a = 85 cm ) dengan lima pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi : Hitunglah untuk C dan n yang diperoleh secara teori. Menurut teori harga C ditentukan oleh persamaan:
C 0,276 EI 1 dan n 2 2 2 M .a .b

Percobaan 3 Lakukan pengamatan, tetapi tanpa disk dan dengan panjang poros yang berbeda beda. Dilakukan pengamatan dengan 5 macam harga L. Menghitung massa persatuan panjang dari poros.

bantalan Motor

Ring pengaman

poros

Ring pengaman

bantalan

Meja

Percobaan III, tanpa disk Tiga kali percobaan ( L = 100 cm, L = 90 cm, L = 80 cm ) dengan lima pengambilan data putaran kritis untuk tiap percobaan

Interpretasi: Tentukan harga C dan n, bandingkan harga C dan n dari hasil pengamatan dengan yang diperoleh secara teori . Menurut teori harga C ditentukan dengan persamaan: C 1,58
EI 3 dan n m 2

III.3 Flowchart Percobaan III.3.1 Percobaan pertama

Start mDisk, Dporos, mporos L = 80cm Persiapan alat Nyalakan motor dan troboscope Naikkan putaran motor sampai terjadi Nc Set (putar) troboscope sampai baut terlihat diam Catat nilai putaran (rpm) dari troboscope Turunkan putaran motor sampai N=0 Putar troboscope sampai N=0 i=5 L=L+10 L=100cm Nc(rpm), Lporos End i=i+1

III.3.2 Flowchart Percobaan 2


Start mDisk, Dporos, mporos L = 100cm a = 20cm Persiapan alat Nyalakan motor dan troboscope Naikkan putaran motor sampai terjadi Nc Set (putar) troboscope sampai baut terlihat diam Catat nilai putaran (rpm) dari troboscope Turunkan putaran motor sampai N=0 Putar troboscope sampai N=0 i = i+1 i=5 a =40cm a, b, Nc(rpm), Lporos End a = a+10

III.3.3 Flowchart Percobaan 3


Start Dporos, mporos L = 80cm Persiapan alat Nyalakan motor dan troboscope Naikkan putaran motor sampai terjadi Nc Set (putar) troboscope sampai baut terlihat diam Catat nilai putaran (rpm) dari troboscope Turunkan putaran motor sampai N=0 Putar troboscope sampai N=0 i=5 L=L+10 L=100cm Nc(rpm), Lporos End i=i+1

BAB IV Analisa Data dan Pembahasan

IV.1 Data Percobaan IV.1.1 Percobaan 1


Panjang Poros (cm) 100 90 80 Nc (rpm) 3 269.8 368.7 466.5 Ratarata 280.52 366.4 463.8

1 289.7 366.9 454.4

2 280.6 371.6 460.4

4 275.3 351.5 461.8

5 287.2 373.3 475.9

IV.1.2 Percobaan 2
Panjang poros (cm) 100 100 100 Jarak Disk (cm) a 20 30 40 b 80 70 60 1 2 Nc (rpm) 3 4 5

Ratarata 313.4 297.28 263.86

312 308.4 315.4 314.1 317.1 300.9 273.8 305.3 305 301.4 264.1 273 261.6 254.4 266.1

IV.1.3 Percobaan 3
Panjang poros (cm) 100 90 80 Massa Nc (rpm) Poros 1 2 3 4 5 (kg) 0.2199 666.5 692.1 663.7 674 675.3 0.19809 767.3 848.1 866.6 739.7 854.1 0.1759 1114.5 1091.4 1079.8 1065.4 1065.8 Ratarata 674.32 815.22 1081.78

You might also like