You are on page 1of 3

Perilaku Politik,Budaya Politik, dan Pendidikan

Bulan Mei kita pandang sebagai bulan pendidikan.Dalam bulan Mei kita berpikir dan berenung tentang pendidikan kita.Dalam dunia pendidikan kita kini dihadapi dengan perasaan campur baur.Ada hal-hal yang menimbulkan rasa bangga ,tetapi ada pula yang menimbulkan rasa sedih dan iba. Di tengah kesibukan menggagas pendidikan ,kita dikejutkan aneka peristiwa politik yang menampakkan wajah jelek dunia politik kita ini,seperti kerusuhan dalam rangka pilkada,bupati terpilih yang digugat ,kongres partai politik yang dinamakan islah,tetapi penuh percekcokan,dan pernyataan tokoh-tokoh politik yang tidak jelas. Lalu muncul pertanyaan ,Masih adakah yang dapat dilakukan oleh dunia pendidikan guna menjamin datangnya generasi politik yang lebih santun dan lebih bertanggung jawab dimasa depan yang terlampau jauh? Menurut pendapat saya ,sumber perilaku politik pada dasarnya adalah budaya politik ,yaitu kesepakatan aantara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.Suatu budaya politik biasanya berlaku sampai periode tertentu.Ketika datang perubahan penting dalam gelanggang poltik ,terbukalah kesempatan untuk memperbarui budaya politik. Di Negara kita budaya politik para perintis kemerdekaan berbeda dari budaya politik zaman demokrasi parlementer ,dan ini berbeda dengan budaya poltik yang tumbuh dalam zaman Orde Baru.Zaman reformasi ini juga melahirkan budaya poltik baru,yang kemudian melahirkan perilaku politik yang menyusahkan banyak orang.Di sementara kalangan budaya politik kita disebut dengan budaya politik aji mumpung. Budaya politik dibentuk dan dikembangkan oleh perilaku politik dan apa yang akan ditentukan oleh pelaku poltik sebagai ciri-ciri utama budaya politik mereka sampai batas tertentu,dipengaruhi oleh pendidikan mereka.Jadi,hubungan antara budaya politik dan pendidikan bersifat tidak langsung. Ini berarti pendidikan tidak secara final membentuk pelaku politik.Pendidikan memberi dasar-dasar kepada tiap calon pelaku politik.Jika dasar-dasar ini baik dan kokoh,besar kemungkinan (probabilitasnya) akan lahir pelaku-pelaku poltik yang baik.Namun,jika dasardasar yang diberikan oleh pendidikan jelek dan rapuh,kemungkinan besarnya ialah yang akan muncul dikemudian hari adalah pelaku-pelaku yang jelek dan rapuh pula. Lalu bagaimana sosok pendidikan (kontur pendidikan)yang dapat menjadi landasan ideal kehidupan poltik? Ini tergatung bagaimana kita mendefinisikan kehidupan politik yang

ideal.Namun, secara umum landasan yang baik adalah pendidikan yang dalam jargon poltik disebut pendidikan manusia seutuhnya. Pendidikan ini jika diselenggarakan dengan baik akan menghasilkan anak-anak muda yang mampu berpikir secara sistematik, mengenal dan memahami aneka persoalan empiris yang ada di masyarakatnya, memiliki rasa keindahan , memiliki kepekaan social ,secara sukarela taat kepada norma-norma , dan mampu berpikir secara reflektif dan integratif.Dengan landasan pendidikan seperti ini ,kiranya akan lahir insan-insan politik yang mampu merintis lahirnya budaya politik baru dan perilaku politik yang lebih santun dalam Negara kita. Untuk ini mungkin di masa depan kewajiban belajar bagi anak-cucu perlu ditingkatkan dari 9 tahun menjadi 15 tahun.Mungkin di masa depan perlu diadakan ketentuan, untuk menjadi anggota DPRD dan DPR diperlukan paling tidak ijazah D-2 atau D-3.Jadi perjalan yang harus ditempuh sistem pendidikan kita masih panjang sebelum lahir generasi politik yang lebih cakap, lebih santun, dan lebih bertanggung jawab daripada yang ada kini. Sumber: Penulis: Mochtar Buchori, Pendidik. Artikel disalin dari Kompas-Komunitas Indonesia untuk Demokrasi

Pertanyaan : 1. Menurut anda, bagaimana budaya politik di negara kita saat ini dengan terbukanya era demokrasi? 2. Jelaskan hubungan antara perilaku politik, budaya politik, dan pendidikan; berikan contoh untuk memperjelasnya! 3. Apakah tingkat pendidikan dari wakil-wakil rakyat hasil pemilu 2009 mampu untuk meningkatkan perilaku politik yang lebih baik dan beretika? 4. Apakah upaya pemerintah dalam meningkatkan dunia pendidikan agar dapat mendukung perkembangan politik di Indonesia? 5. Apa simpulan yang anda dapat dari informasi diatas? Jawaban : 1. Menurut saya, budaya politik di Indonesia sekarqng ini memprihatinkan. Karena kalau kita lihat bagaimana para pelaku politik bertindak tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. 2. Sumber perilaku politik pada dasarnya adalah budaya politik, yaitu kesepakatan antara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Kesepakatan ini tidak selalu bersifat terbuka, tetapi ada pula yang bersifat tertutup,

seperti adanya uang pelicin. Budaya politik itu dikembangkan oleh pelaku politik itu sendiri. Pendidikan membantu menanamkan dasar agar kelak nantinya akan tercipta pelaku politik yang baik dan jujur . Namun, apabila dasarnya sudah tidak baik, maka pelaku politik nantinya juga tidak baik. Kemudian pelaku politik akan meghasilkan perilaku politik, yang nantinya akan menjadi budaya politik. 3. anggota DPR periode 2009-2014, rata-rata Tingkat pendidikan mereka adalah 90,6 % sarjana, termasuk 41,1 % yang pasca sarjana. Sedangkan Sisanya adalah tamatan SMA. Dengan rata- rata pendidikan seperti itu, seharusnya para wakil rakyat bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Namun nyatanya, pendidikan itu belum menjamin perilaku politik yang beretika. Masih ada korupsi dimana-mana. Hal ini sangat jauh dari cita-cita bangsa Indonesia. Jadi menurut saya, selain pendidikan, yang diperlukan seorang wakil rakyat juga adalah moral.

4. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dalam upaya meningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan nasional, sejak beberapa tahun lalu pemerintah telah mengucurkan bantuan dana pembangunan pendidikan dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan, serta adanya BOS ( Bantuan Operasional Sekolah). 5. Perilaku politik bersumber dari budaya politik. Budaya politik dihasilkan oleh para pelaku politik. Para pelaku politik perlu diberi pendidikan yang baik agar bisa tercipta budaya politik yang baik. Namun yang penting juga adalah nilai moral yang baik memang sebenarnya perlu diajarkan juga di dalam pendidikan.

You might also like