You are on page 1of 9

BAB I DIARE Balita Muntah-muntah Berak encer Lemas Selalu menangis ketika buang air Demam Berak darah

k darah dan encer pada hari ketiga

KLARIFIKASI KATA KUNCI 1. Berak encer adalah buang air dimana tinja berbentuk cairan atau setengah cairan (dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak daripada biasanya) 2. Demam adalah meningkatnya suhu tubuh dari keadaan normal (37 C) 3. Muntah-muntah adalah adanya respon tubuh untuk mengeluarkan makanan dari lambung karena otot stifnger melemah

PERTANYAAN 1. apa yang menyebabkan anak balita tersebut berak darah dan lendir? 2. mikroorganime apa yang menyebabkan diare? 3. bagaimana mekanisme sehingga terjadinya gejala tersebut (demam, lemas dan muntah-muntah)?

4. mengapa gejala semakin akut pada hari ke 3?

JAWABAN 1. Berak darah bercampur lendir bisa disebabkan oleh infeksi shigella spp, salmonella spp dan protozoa. Secara patologi kerusakan jaringan terjadi pada kolon distal, Pada infeksi yang berat dapat terjadi pankolitis, suatu peradangan pada sepanjang dinding kolon. Molkosa usus yang udematous mengalami ulserasi dan memperlihatkan eksudasi serta pendarahan. Pemeriksaan mikroskopikpun menunjukkan infiltrasi sel-sel monokluier pada jaringan mukosa, submukosa, dan jaringan muskularis 2. Mikroorganisme yang menyebabkan diare yaitu sebagai berikut : 1. Virus : Beberapa jenis virus penyebab diare akut : Rotavirus serotype 1,2,8,dan 9 ( pada manusia. Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati hanya pada hewan.) Norwalk virus (terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne atau wate ) borne (dapat juga terjadi penularan person to person) Astrovirus (didapati pada anak dan dewasa)

Adenovirus (type 40, 41) Small bowel structured virus Cytomegalovirus

2. Bakteri : Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Enteroaggregative E.coli (EAggEC). Enteroinvasive E.coli (EIEC). Enterohemorrhagic E.coli (EHEC). Shigella spp. Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni). Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139. Salmonella (non thypoid).

3 .Parasit : Protozoa, E.histolica, G.lambia Balantidium coli. Cacing perut, ascaris, Trichuris, Strongiloides.

Jamur, candida

3. terjadinya muntah pada penderita diare adalah karena adanya impuls yang ditransmisikan, baik oleh saraf aferen vagal maupun saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di medula cerebral.Muntah pada kasus ini merupakan cara traktus gastrointestinal membersihkan isinya ketika hampir semua bagiannya teriritasi oleh agen infeksi secara luas

lemas pada penderita diare disebabkan karena dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi pada penderita diare karena usus bekerja tidak sempurna sehingga sebagian besar air dan zatzat yang terlarut didalamnya dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi lebih mudah terjadi pada bayi dan balita serta pada penderita demam. Derajat dehidrasi diukur menurut persentase terjadinya penurunan berat badan selama diare.

demam disebabkan Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan zat penyebab demam (pirogen endogen) yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilaiambang temperatur dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41 derajat selsius.

4. Jenis diare yang dialami si penderita adalah diare akut karena kelainan dialami kurang dari 14 hari dispesifikkan diare sekretorik yang dimungkinkan oleh beberapa penyebab yaitu invasi agent infeksi, hipermotilitas, dan malabsorpsi,

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pelajaran tentang anatomi, histologi dan fisiologi, sebagai dasar meknisme terjadinya infeksi dan lingkaran penularan bakteri, virus, jamur dan parasit penyebab infeksi, serta kelainan jarungan dan kimia dalam tubuh manusia akibat infeksi.

INFORMASI TAMBAHAN Proses muntah terdiri dari tiga tahap Tahap nausea

Berkeringat dingin, salivasi, pucat, takikardia, bernafas dalam, pilorus membuka, kontraksi duodenum/jejenum, terjadi regurgitasi dari usus halus ke lambung Tahap Retching

Lambung berkontraksi, spinkter esofagus bawah membuka, inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma diikuti relaksasi otot dinding perut dan lambung, chyme yang sudah masuk ke esofagus kembali ke lambung. Tahap Ekspulsi

Inspirasi dalam dengan kontraksi diafragma, otot dinding perut berkontraksi, otot faring menutup glottis dan nares posterior, anti-peristaltik pada lambung, pilorus menutup, spinkter esofagus atas dan bawah membuka.

Etiologi : Shigella : penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme shigella menyebabkan disentri basillerdan menghasilkan respon inflamasi pada kolon melalui enotroksin dan invasi bakteri Salmonella nonthypoid : awal penyakit ditularkan dengan demam, mengginggil dan diare diikuti dengan mual, muntah dan kejang abdomen

Salmonella thypid : merupakan penyebab demam thypoid yang dikarakteristikkan dengan demam panjang, splenomegali, delirium, nyeri abdomen, dan manifestasi sistemik lainnya. Campylobakter : patogenesis dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa. Manifestasi klinis infeksi sangat bervariasi dari asimtomatis sampai sidroma disentri. Diare dan demam timbul pada 90% pasien dan nyeri abdomen serta feses berdarah. Vibrio cholerae : gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah yang secara cepat menjadi diare berat, diare seperti air cucian beras. Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. E. Coli (ETEC, EPEC, EAEC, EHEC dan EIHEC) : kebanyakan dengan ETEC, EPEC atau EAEC mengalami gejala ringan yang terdiri dari diare cair, mual dan kejang abdomen.. diare berat jarang terjadi, dimana pasien melakukan BAB lima kali sehari. Demam timbul pada kurang 1/3 pasien. Fasee berlendir tetapi sangat jarang terdapat sel darah merah atau sel darah putih.

Patomekanisme diare akibat invasi agen infeksi Infeksi ditularkan secara fekal oral melalui minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk; Penularannya berupa transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi, tangan yang terkontaminasi, atau melalui aktivitas seksual; Faktor pejamu (host) berupa daya tahan tubuh terhadap infeksi atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti pH, motilitas, imunitas, juga mencakup lingkungan mikroflora usus. BAB II

PENYAKIT Diare adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan berulang-ulang yang disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses menjadi lembek atau cair. Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon,menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Bakteri ini terbatas pada sistem saluran intestinal manusia, bakteri ini akan masuk ke usus halus dan akhirnya menuju ke usus besar. Di usus besar bakteri ini akan melekat dan menginvasi mukosa sehingga terjadi ulkus di usus besar dan akan menyebabkan

pendarahan yang dikeluarkan bersama fesies, lalu fesies kita akan keluar disertai dengan darah dan menyababkan penyakit disentri.dan perlu diingat bahwa shigella merupakan bakteri yang tahan asam sehingga tidak dapat dimatikan oleh asam lambung. PATOGENESIS Shigella menyebabkan infeksi hanya pada manusia dan kera. Infeksi bakteri mudah terjadi karena 10 mikro-organisme seorang yang sehat sudah dapat menjadi sakit. Penderita itu kemudian menyebarkan penyakit dengan mengeluarkan jutaan mikroorganisme pada setiap satu gram tinja. Shigella sp mempunyai plasmid virulen (polipeptides) melakukan invasi dan merusak epitelkolon. Mikroorganisme memperbanyak diri intrasel dan mengeluarkan eksotosin yang disebut shigatoksin. Toksin ini diproduksi oleh semua spesies tetapi jumlahtoksin yang banyak diproduksi oleh shigella dysenteriae tipe I. Shigatoksin mempunyai sifat sebagai enteroktoksin, sitoksin dan neurotoksin.

GAMBARAN KLINIK Masa inkubasi berlangsung beberapa hari setelah infeksi. Gejala yang ringan memperlihatkan gambaran diare nonspesifik yang dapat juga disebabkan oleh bermacam-macam bakteri. Shigellosis klasik yang disebut juga disentribasiler pada mulanya memberikan gejala demam, lesuh, nyeri perut dan diare voluminous dengan tinja yang cair. Pada hari kedua frewkuensi defekasi bertambah 10X atau lebih dalam sehari, volume tinja mulai berkurang , sedikit-sedikit, bercampurdarah dan lendir disertai tenesmus. Gejala tersebut dikenal sebagai syndrom disenteri. DIAGNOSIS Gambaran klinik saja tidak dapat dipergunkan untuk menentukan diagnosis, karena pada permulaan penyaki, shigelosis memperlihatkan gejala diare nonspesifik. Sindrom disenteri terlihat pada hari-hari berikutnya dapat juga disebabkan oleh mikroorganisme invasif lain seperti salmonella sp, yersinia enterocolitica, escherchia coli dan entamoeba histolytica. Pada keadaan seperti ini, diagnosis definitif ditegakkan dengan cara menemukan shigelle sp di dalam tinja. Pembiakan memerlukan waktu sehingga diperiksa lekosit yang melekukan migrasi ketempattempat lesi pada lapisan mukosa. Migrasi lekosit disebabkan oleh pengaruh shigatoksin. Pada pemeriksaan tinja dengan mikroskop terlihat lebih dari 10 lekosit per lapang pandang besar. PENGOBATAN

Terapi baru untuk shigellosis adalah pivvmechillinam, quinolones dan ceftriaxones, namun harganya mahal. Trimethropin-sulfamethozole (TMP-SMX) dan nalidix acid lebih murah, sehingga masih dipergunakan sampai sekarang.

1. Trimethropin-sulfametoksazol Kombinasi ini menghambat enzimatik obligat dua tahap yang berurutan pada mikroba.sehingga kombinasi kedua obat memberiefek sinergi. Penemuan preparat kombinasi ini merupakan kemajuan penting dalam usaha meningkatkan efektivitas klinik antimikroba. 2. Asam Nalidiksilat Kristal asamnalidiksat berupa bubuk putih atau kuning muda. Kelarutan dalam air renda sekali, tetapi mudah larut dalam hidroksida alkali dan karbonat. Beberapa strain shigella juga peka pada obat ini. Dosis pada anak adalah 55 mg/kg BB sehari dibagi4 kali pemberian selama 5hari. Asam nalidiksat tida boleh diberikan pada bayi berumur kurang 3 bulan dan juga pada trisemester pertama kehamilan.

You might also like