You are on page 1of 12

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas CURRENT TRANSFORMER (TRAFO ARUS) dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx KELOMPOK IV cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc


SANTO M NAIBAHO FRANKI W D SINAGA DESMAN J SINAGA CONNY J GINTING FRIDAY PANJAITAN SAMUEL GULTOM PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang TRAFO ARUS, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang TRAFO ARUS yang menjelaskan tentang kegunaan trafo arus dan prinsip kerja dari trafo arus. Penyusun juga mengucapkan terima kasih semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

medan, 2 maret 2012

Tim Penyusun

PENDAHULUAN
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi. Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.

PRINSIP KERJA TRAFO ARUS


Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet sebesar N1I1. Gaya gerak ini memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Bila terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I1. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :

N1I1 = N2I2

di mana, N1 : Jumlah belitan kumparan primer N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder I1 : Arus kumparan primer I2 : Arus kumparan sekunder

GALAT PADA TRAFO ARUS


Kesalahan pada trafo arus atau yang sering disebut dengan galat trafo arus merupakan perbandingan antara arus primer dan arus sekunder. Kn=IpIs Kesalahan arus (current error) : %=kn.Is-IpIp.100% Di mana : Kn = perbandingan trafo = kesalahan arus % Is = Arus sekunder sebenarnya (A) Ip = Arus primer sebenarnya (A) Karena adanya perbedaan arus antara arus yang masuk di sisi primer dengan arus yang terbaca di sisi sekunder, dapat menimbulkan perbedaan rasio transformasi arus yang sebenarnya dengan kenyatannya. Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energy (kWh meter), kesalahn arus ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran energy. Securrity Factor (Fs) Faktor security adalah rasio dari sekuriti arus primer pengenal (Ips) dan arus primer pengenal (Ip). Fs= IpsIp Sekurity dari meter yang dihubungkan ke CT,a dalah kebalikan dari Fs-nya. Sesuai standar sekuriti factor Fs = Fs5. Galat Komposit dari Trafo Arus Galat komposit merupakan pada kondisi di bawah steady state, nilai rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus primer dengan nilai sesaat dari arus sekunder sebenarnya yang dikalikan dengan rasio CT pengenal. Untuk kerja dari trafo arus pada saat primernya dialiri arus hubung singkat, digambarkan dengan faktor arus lebih n, dimana saat arus primer sama dengan nI1, galat masih dalam batas yang ditentukan. Untuk penggunaan pengukuran biasanya dioperasikan pada bagian kurva yang linier. Trafo atrus proteksi harus lambat mengalami kejenuhan1; biasanya memiliki factor arus lebih yang tinggi yakni n=10. Trafo arus untuk pengukuran arus segera jenuh untuk melindungi peralatan agar tidak kelebihan beban. Oleh karena itu, trafo arus ini memiliki factor arus lebih yang rendah yakni n=5.

Perbandingan arus magnetisasi efektif dengan arus sekunder disimbolkan sebagai galat komposit:

Galat komposit =100 Ip1 T0T (kn.is-ip) 2 dt %


Di mana : Ip = arus primer (rms) ip = arus sesaat primer is = arus sesaat sekunder T = satu perioda kn = rasio transformasi nominal Jenuh pada arus gangguan yang besar diperlukan karena output arus di sekunder collapse, sehingga alat pengukuran tidak sampai dialiri arus besar.

SPESIFIKASI TEKNIK TRAFO ARUS


a. Burden impedansi beben yang terpasang pada terminal skunder trafo arus dinyatakan dalam ohm dan factor daya. Dapat juga dinyatakan dalam daya (VA) yang diserap beban pada suatu harga arus dan factor daya tertentu b. Arus keamanan instrument arus primer yang ditetapkan oleh trafo sebagai efektif terendah yang menimbulkan arus sekunder (ISS), dimana saat itu arus sekunder dikali rasio transformasi (kn)tidak melebihi 0,9 arus primer tersebut. c. Factor keselamatan instrument perbandingan arus keamanan dengan arus pengenal primer atau dapat dituliskan FS= d. Galat komposisi galat gabungan karena adanya galat rasio, galat sudutdan perbedaan bentuk gelombang arus primer dan arus sekunder. e. Arus primer batas ketelitian adalah arus primer tertinggi (Ipm) dimana ketelitian belum melebihi batas ketelitiannya f. Factor batas ketelitian perbandingan arus primer batas ketelitian dengan arus pengenal primer. g. Arus eksitasi Harga efektif arus sekunder bila sekunder diberi tegangan sinusoidal frekuensi pengenal, sedang terminal primer terbuka.

h. Tegangan lutut harga tegangan sinusoidal berfrekuensi nominal yang diberikan pada sisi sekunder terminal primer terbuka, dimana pada saat tegangan bertambah 10% menjadi penambahan arus eksitasi 50%. i. Trafo arus reaktansi trafo arus dimana efek bocor sedemikian sehingga kinerja trafo tidak diduga melalui pengetahuan akan arus eksitasi, tahanan kumparan dan rasio belitan. j. Trafo arus reaktansi rendah Trafo arus dimana kinerjanya dapat diperkirakan dengan mengetahui arus eksitasi, tahanan belitan sekunder dan rasio belitan. k. nP trafo yang memiliki galat komposisi n% pada saat arus primer sama dengan arus primer batas ketelitian(IPM)

DATA PENGENAL ARUS


A. Arus primer Pengenal primer : 10 ; 12,5 ; 15 ; 20 ; 25 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 75 ; 80 A dan kelipatan 10 B. Arus sekunder Pengenal sekunder : 1 - 2 - 5 A C. Frekuensi Frekuensi pengenal sama dengan frekuensi system. D. Arus termal kontinu Jika pengenal ini tidak diberikan maka, nilainya dapat ditetapkan sama dengan arus pengenal primer E. Daya keluaran Daya yang diambiltrafo arus saat arus sekunder sama dengan arus pengenal sekunder dan impedansi F. Burden impedansi dan cosbeben yang membuat arus sekunder sama dengan arus pengenal sekunder saat arus di primer sama dengan arus pengenal primer. G. Arus thermal hubung singkat besar arus ini ditentukan oleh arus hubung singkat tertinggi yang diperkirakan akan mengalir pada kumparan primer trafo arus. H. Arus dinamishubung singkat Arus dinamishubung singkat tidak kurang dari 2,5 kali arus arus thermal hubung singkat I. Tingkat isolasi tingkat isolasi trafo harus sama dengan trafo tegangan

JENIS JENIS TRAFO ARUS


Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis tertentu berdasarkan syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis trafo arus adalah sebagai berikut : Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer a. Jenis Kumparan (Wound) Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis arus hubung singkat. b. Jenis Bar (Bar) Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu 1000A.

Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio a. Jenis Rasio Tunggal Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder. b. Jenis Rasio Ganda Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.

Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti a. Inti Tunggal Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu untuk pengukuran atau proteksi. b. Inti Ganda Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan proteksi sekaligus.

Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi a. Isolasi Epoksi-Resin Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.

b. Isolasi Minyak-Kertas Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen. Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.

c. Isolasi Koaksial

Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel, bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.

PENGUJIAN TRAFO ARUS (CURRENT TRANSFORMER)


CT atau Trafo Arus merupakan perantara pengukuran arus, dimana keterbatasan kemampuan baca alat ukur. Misal pada sistem saluran tegangan tinggi, arus yang mengalir adalah 2000A sedangkan alat ukur yang ada hanya sebatas 5A. Maka dibutuhkan sebuah CT yang mengubah representasi nilai aktual 2000A di lapangan menjadi 5A sehingga terbaca oleh alat ukur. CT umumnya selain digunakan sebagai media pembacaan juga digunakan dalam sistem proteksi sistem tenaga listrik. Sistem proteksi dalam sistem tenaga listrik sangatlah kompleks sehingga CT itu sendiri dibuat dengan spesifikasi dan kelas yang bervariatif sesuai dengan kebituhan sistem yang ada. Spesifikasi pada CT antara lain: Ratio CT, rasio CT merupakan spesifikasi dasar yang harus ada pada CT, dimana representasi nilai arus yang ada di lapangan di hitung dari besarnya rasio CT. Misal CT dengan rasio 2000/5A, nilai yang terukur di skunder CT adalah 2.5A, maka nilai aktual arus yang mengalir di penghantar adalah 1000A. Kesalahan rasio ataupun besarnya presentasi error (%err.) dapat berdampak pada besarnya kesalahan pembacaan di alat ukur, kesalahan penghitungan tarif, dan kesalahan operasi sistem proteksi. Burden atau nilai maksimum daya (dalam satuan VA) yang mampu dipikul oleh CT. Nilai daya ini harus lebih besar dari nilai yang terukur dari terminal skunder CT sampai dengan koil relay proteksi yang dikerjakan. Apabila lebih kecil, maka relay proteksi tidak akan bekerja untuk mengetripkan CB/PMT apabila terjadi gangguan. Class, kelas CT menentukan untuk sistem proteksi jenis apakah core CT tersebut. Misal untuk proteksi arus lebih digunakan kelas 5P20, untuk kelas tarif metering digunakan kelas 0.2 atau 0.5, untuk sistem proteksi busbar digunakan Class X atau PX. Kneepoint, adalah titik saturasi/jenuh saat CT melakukan excitasi tegangan. Umumnya proteksi busbar menggunakan tegangan sebagai penggerak koilnya. Tegangan dapat dihasilkan oleh CT ketika skunder CT diberikan impedansi seperti yang tertera pada Hukum Ohm. Kneepoint hanya terdapat pada CT dengan Class X atau PX. Besarnya tegangan kneepoint bisa mencapai 2000Volt, dan tentu saja besarnya kneepoint tergantung dari nilai atau desain yang diinginkan.

Secondary Winding Resistance (Rct), atau impedansi dalam CT. Impedansi dalam CT pada umumnya sangat kecil, namun pada Class X nilai ini ditentukan dan tidak boleh melebihi nilai yang tertera disana. Misal: <2.5Ohm, maka impedansi CT pada Class X tidak boleh lebih dari 2.5Ohm atau CT tersebut dikembalikan ke pabrik untuk dilakukan penggantian. Berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilakukan pengujian CT sebagai berikut: Contoh-contoh beserta uraian dalam artikel kali ini saya ambil dari pengalaman-pengalaman saya melakukan SAT CT dan HV Equipments pada Project: Cikarang Listrindo 4x60MW Gas Power Plant Project, Inalum 275kV OHL Protn Panel Replacement Project, dan 2x250MW Muara Karang Gas Power Plant Project. ratio Test

Misal: Ratio CT = 2000/5A Untuk melakukan pengujian bahwa apakah benar nilai skunder CT tersebut apabila line primer diberi arus sebesar 2000A adalah 5A, maka disini diperlukan alat injeksi arus yang mampu mengalirkan arus sebesar 2000A. Tentu saja alat ini sangat langka dan besar sekali. Cara alternatif yang biasa digunakan adalah dengan alat inject yang lebih kecil, misal 500A. Untuk mendapatkan nilai 2000A maka kita dapat

membuat gulungan atau lilitan sebanyak 2000A/500A = 4 kali gulungan. Tentu saja nilainya tidaklah tepat seperti yang tertera pada kalkulator tapi setidaknya nilai tersebut dapat tercapai. Metering ataupun instrument terpasang harus menunjukkan nilai kurang-lebih 2000A. Pada kasus umumnya yang terjadi di lapangan, ternyata jenis alat test yang mampu menghasilkan arus dalam jumlah yang besar ini cukup susah untuk dicari (karena harganya mahal maka umumnya kami rental dari temen-temen) Di balik itu ternyata banyak CT yang hasil pengukurannya tidak linear / atau tidak berbanding lurus dengan rasio yang tertera. Dengan kata lain nilai presentase error-reading-nya bervariatif dan umumnya semakin kecil arus yang diberikan, presentase error-reading-nya semakin besar melampaui batas

spesifikasi CT yang tertera pada nameplate. Padahal untuk beberapa sistem proteksi seperti Distance Relay menggunakan pembacaan parameter arus pada nilai yang rendah.

INFORMASI DALAM PEMBELIAN TRAFO ARUS


Informasi dalam pembelian trafo tegangan hal hal yang perlu untuk pembelian trafo tegangan A. Tegangan Sistem Dan Pembumiannya B. Tingkat Isolasi C. Frekuensi Sistem D. Rasio Arus Pengenal Dan Jumlah Rasio E. Pengenal Output Untuk Setiap Inti F. Factor Batas Ketelitian G. Kelas Ketelitian Untuk Setiap Inti H. Khusus Untuk Trafo Arus Klas 5P Arus Pengenal Kumparan Rasio Belitan Pengenal (N1/N2) Tegangan Lutut Tahanan Kumparan Skunder Maksimal Batas Arus Eksistansi

I. Arus Thermal Kontiniu J. Arus Waktu Singkat Dan Masa Berlangsungnya. K. kondisi cuaca lingkungan dan ketinggian lokasi penempatan trafo arus. L. lokasi pemasangan (pemasangan luar atau pemasangan dalam)

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. Tobing B., Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003 Arismunandar A., Teknik Tegangan Tinggi Paradnya Paramita, Jakarta, 1984 http://ariyatheonata.blogspot.com/2010/06/transformator-arus.html http://www.ari-sty.cz.cc/2011/04/pengujian-trafo-arus-current_12.html 5. http://dc349.4shared.com/doc/yvZiV_6Y/preview.html

You might also like