You are on page 1of 13

I.

TUJUAN Mengidentifikasi senyawa organic berdasarkan gugus fungsional Menuliskan reaksi khusus senyawa organic berdasarkan percobaan Menunjukkan reaksi senyawa organic berdasarkan gugus fungsi secara nyata Mengenal beberapa senyawa organic berdasarkan percobaan

II.

DASAR TEORI Senyawa organic dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan gugus fungsinya. Beberapa kelompok senyawa organic berdasarkan gugus fungsional ditunjukkan pada table berikut ini : Nama Golongan Alkana Alkena Alkuna Alcohol Eter (Alkoksi alkana) Aldehid Alkanon (Keton) Asam Karboksilat Ester Amina Gugus Fungsi C=C -C=C-C=C- OH -O- COH - CO - COOH - COO - NH2 Rumus Umum RH RCH = CH2 RC = CH R OH ROR R COH R CO R R COOH R COO R R NH2

Kelompok senyawa organik yang dibedakan berdasarkan gugus fungsional ini mempunyai karakteristik masing-masing. Senyawa alkena dan alkuna mempunyai reaksi khusus yaitu reaksi adisi terhadap halogen. Hidrogen dan oksigen. Reaksi oksidasi ditunjukkan dengan hilangnya

perubahan warna KmnO4 dalam suasana asam, yaitu KmnO4 merupakan oksidator kuat dengan melepaskan On CH3-CH=CH2 + On Propena :

CH3-CHOH-CH2OH 1,2-propandiol

Golongan alcohol mempunyai reaksi khusus terhadap logam Na dengan membebaskan gas hydrogen, untuk ethanol dan propanol positif terhadap tes iodoform, ethanol dan fenol dapat dibedakan berdasarkan reaksi dengan NaOH dan Ferri Klorida. Perbedaan adanya gugus aldehid dan keton dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling dan perak amoniakal yaitu aldehid positif terhadap Fehling sedangkan keton negative. Reaksi triiodometana (iodoform) Larutan iodin dimasukkan ke dalam sedikit aldehid atau keton, diikuti dengan larutan natrium hidroksida secukupnya untuk menghilangkan warna iodin. Jika tidak ada yang terjadi pada suhu biasa, mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran dengan sangat perlahan. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya endapan kuning pucat-pasi dari triiodometana (yang dulunya disebut iodoform) - CHI3. Selain dapat dikenali dari warnanya, triiodometana juga dapat dikenali dari aromanya yang mirip aroma "obat". Senyawa ini digunakan sebagai sebuah antiseptik pada berbagai plaster tempel, misalnya untuk luka-luka kecil. Hasil reaksi yang ditunjukkan triiodometana (iodoform) Hasil positif - endapan kuning pucat dari triiodometana (iodoform) - dihasilkan oleh sebuah aldehid atau keton yang mengandung penggugusan berikut:

"R" bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon (misalnya, sebuah gugus alkil). Penggunaan pereaksi Tollens (uji cermin perak)

Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH3)2]+. Ion ini dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut. Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens, beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.

keton aldehid

Tidak ada perubahan pada larutan yang tidak berwarna. Larutan tidak berwarna menghasilkan sebuah endapan perak berwarna abu-abu, atau sebuah cermin perak pada tabung uji.

Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut:

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni

akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap:

Penggunaan larutan Fehling atau larutan Benedict Larutan Fehling dan larutan Benedict adalah varian dari larutan yang secara ensensial sama. Keduanya mengandung ion-ion tembaga(II) yang dikompleks dalam sebuah larutan basa.

Larutan Fehling mengandung ion tembaga(II) yang dikompleks dengan ion tartrat dalam larutan natrium hidroksida. Pengompleksan ion tembaga(II) dengan ion tartrat dapat mencegah terjadinya endapan tembaga(II) hidroksida. Larutan Benedict mengandung ion-ion tembaga(II) yang membentuk kompleks dengan ion-ion sitrat dalam larutan natrium karbonat. Lagi-lagi, pengompleksan ion-ion tembaga(II) dapat mencegah terbentuknya sebuah endapan - kali ini endapan tembaga(II) karbonat. Larutan Fehling dan larutan Benedict digunakan dengan cara yang sama. Beberapa tetes aldehid atau keton ditambahkan ke dalam reagen, dan campurannya dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas selama beberapa menit.

keton aldehid

Tidak ada perubahan warna pada larutan biru. Larutan biru menghasilkan sebuah endapan merah gelap dari tembaga(I) oksida.

Aldehid mereduksi ion tembaga(II) menjadi tembaga(I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur. Persamaan setengah-reaksi untuk larutan Fehling dan larutan Benedict bisa dituliskan sebagai:

Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi untuk oksidasi aldehid pada kondisi basa yakni

akan menghasilkan persamaan lengkap:

III.

ALAT DAN BAHAN Alat : tabung reaksi dan pipet tetes.

1) Identifikasi alkyl dan ariel halide Bahan : n-butyl bromide, kloro benzene, dan AgNO3 0,1 N. 2) Identifikasi alcohol dan fenol Alat : tabung reaksi dan pipet tetes dan kristal Iodium. 3) Identifikasi asam karbosilat Alat : tabung reaksi, timbangan, dan indicator universal/kertas lakmus. dan as. Salisilat. 4) Identifikasi gugus karbonil Alat : tabung reaksi, pipet tetes, dan penangas air. Bahan : aseton, kristal iodium, AgNO3 0,1 N, NaOH 2 N, ammonia 2 N, larutan Fehling A (CuSO4) dan larutan Fehling B (NaK-tartat dan NaOH). IV. 1. SKEMA KERJA Identifikasi Alkohol dan fenol Bahan : air suling, fenol, etanol, as. Asetat, as. Benzoate, NaOH 2 N, aniline, Bahan : etanol, fenol, larutan NaOH 2 N, butanol, larutan Ferri klorida 0,2 N,

1.1. Karakteristik gugus hidroksil

1.2. Membedakan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol

1.3.Tes iodoform terhadap alkohol

2.

Reaksi identifikasi Asam Karboksilat

2.1. Uji keasaman senyawa organik

2.2.Kelarutan Asam Karboksilat dalam larutan NaOH

3.

Identifikasi gugus karbonil 3.1. Membedakan Aldehid dan keton

3.2.Membedakan Aldehid dan keton dengan pereaksi fehling

V. DATA PENGAMATAN

5.1

Identifikasi Alkohol dan Fenol No. Zat yang direaksikan I. Karakteristik Ion Hidroksil 1. Etanol + NaOH Persamaan reaksi : 2. C2H5OH + NaOH C2H5Na + H2O Fenol + NaOH Persamaan reaksi : II. 1. C6H5OH + NaOH C6H5Na + H2O Membedakan Gugus Fenol +FeCl3 Kristal fenol larut dalam NaOH Pengamatan Tidak terjadi reaksi ataupun perubahan warna

Larutan bereaksi dan

warna larutan menjadi kuning Persamaan reaksi : 2. C6H5OH + FeCl3 C6H5Cl3 + FeOH Ethanol + FeCl3 Persamaan reaksi : C2H5OH + FeCl3 C2H5Cl3 + FeOH III. Uji Iodoform 1. Ethanol Persamaan reaksi : C2H5OH + I2 + NaOH C2H5 + 2NaI + H2O Tidak terjadi reaksi ataupun perubahan warna

Larutan bereaksi dan terdapat Endapan kuning

5.2

Identifikasi Asam Karboksilat No. 1. 2. 3. 4. 5. Zat yang Direaksikan CH3COOH Asam salisilat + aquades Aquades Ethanol Anilin (C6H5NH2) Pengamatan pH 6 pH 6 pH 7 pH 7 pH 3

5.3

Identifikasi Gugus Karbonil No. Zat yang direaksikan I. Dengan pereaksi Amoniakal 1. Formaldehid 2. Aseton Pengamatan Larutan bereaksi dan warna berubah menjadi Abu-abu Larutan bereaksi dan warna berubah menjadi Coklat II. Pereaksi Fehling 1. Formaldehid Setelah 5 menit dipanaskan, larutan menjadi merah dan terdapat gumpalan merah mengambang. Namun setelah didiamkan larutan menjadi bening

kembali dan gumpalan merah 2. Aseton mengendap Setelah 5 menit dipanaskan larutan tidak berubah warna. Tetap biru

Kesimpulan

Pada pengamatan identifikasi senyawa organik, diperoleh hasil-hasil reaksi yang beragam dan gugus fungsionalnya sensitif dengan pereaksi yang khusus. Adapun percobaan yang kami lakukan : Identifikasi alkohol dan fenol, identifikasi asam karboksilat, dan identifikasi gugus karbonil. Setiap golongan senyawa organik dari masing-masing percobaan mempunyai sifat tertentu bergantung dari gugus fungsional yang dimilikinya. Hanya saja pada praktikum ini, ada beberapa senyawa organik yang tidak tersedia seperti : n-butil bromida, benzaldehida, dan fenilhidrazin sehingga ada percobaan yang tidak dilakukan. VIII. DAFTAR PUSTAKA Fessenden & Fessenden, Kimia Organik. Wasilah Abu Sudja, Percobaan Kimia Organik.

PEMBAHASAN MUHAMMAD IQBAL 0414020 1D4 TKPB

Pada praktikum identifikasi senyawa organik, kami melakukan beberapa pencampuran larutan dengan memperhatikan komposisidan reaksi yang terjadi dari hasil pencampuran beberapa larutan tersebut. Namun ada beberapa identifikasi yang tidak kami lakukan karena larutan yang dibutuhkan tidak tersedia di laboratoriun. Dan ada beberapa identifikasi yang kami lakukan dengan cara mengganti larutan tersebut, diantaranya benzaldehid kami ganti dengan formaldehid. Pada praktikum kami melakukan beberapa identifikasi senyawa organik diantaranya identifikasi alkohol dan fenol, membedakan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol, tes iodoform terhadap alkohol, identifikasi gugus karbonil. Pada pencampuran identifikasi Alkohol dan fenol, Etanol + NaOH tidak terjadi reaksi namun saat fenol + NaOH kristal fenol daat larut. Kemudian membedakan gugs karboksil alohol dan fenol, Etanol + FeCl2 tidak terjadi reaksi namun ketika fenol + FeCl2 larutan menjadi kuning.setelah itu tes iodoform terhadap alkohol dengan cara menambahkan 3 butir kristal iosium + 5tetes etano.l+NaOH terjadi reaksi dengan munculnya endapan kuning. Pada uji keasaman senyawa organik kami melakukan dengan cara mengetes dengan indikator universal. Pada larutan asetatkami mendapatkan pH 6, pada larutan asam salisilat pH 6, pada 5 tetes aquades pH 7, pada Anilin pH 3, pada etanol pH5.. setelah itu kai melakukan tes kelarutan asa karboksilat dala NaOH. Asam salisilat+ tetesan NaOH+2ml HCl terbentuk endapan putih. Pada

fenol + tetesan NaOH+2ml HCl terbentuk gumpalan kuning. Pada praktikum membedakan aldehid dan keton AgNO3+NaOH+Amonia+4 tetes formaldehi terjadi reaksi larutan berubah menjadi abu-abu, AgNO3+NaOH+Amonia+ 4 tetes aseton terjadi reaksi larutan menjadi coklat. Saat membedakan aldehid dan keton larutan Fehling A dan B dicampurkan lalu dibagi dalam 2 tabung, pada tabung pertama ditambahkan formaldehid dan tabung kedua ditambahkan asetaldehid kemudian dipanaskan 5 menit dan dihasilkan pada tabung pertama larutan menjadi merah dan terdapat endapan merah, pada tabun kedua larutan tidak berubah.

PEMBAHASAN MUHAMMAD IQBAL 0414020 1D4 TKPB Identifikasi dan ekstraksi lemak dilakukan untuk dapat mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam suatu sampel. Untuk dapat mengambil ekstrak minyak tersebut perlu dilakukan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan minyak antara lain n-hexane, benzene, dietil eter, ticloro etien, etanol. Pada proses ekstraksi, sampel yang digunakan adalah kacang. Pada tahap awal kacang dihaluskan kemudian ditimbang sebanyak 12,5 gram kemudian dimasukkan kedalam selongsong kertas saring dan diikat kuat. Setelah itu dimasukkan kedalam alat soxlet.Dalam ekstraksi plarut yang digunakan adalah n-siklo hexane. Setelah proses ekstaksi dilakukan, kami mendapat masalah dengan penangas yang terlalu lama memanaskan parafinnya. Setelah menunggu beberapa lama kami mendapatkan siklus sebanyak 5 siklus dan larutan pelarut mulai pekat dengan minyak dari kacang. Setelah proses ekstraksi menggunakan soxlet dilakukan proses destilasi untuk memisahkan antara pelarut dengan minyak. Kemudian dikeringkan didalam oven selama 1 jam, didapatkan minyak sebanyak 4,99 gram yang juga berarti terdapat kadar minyak dalam 12,5 gram kacang sebanyak 39,92%.

You might also like