You are on page 1of 16

INDONESIA KIMIA TABEL PERIODIK PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK SISTEM PERIODIK PANJANG DAN SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DALAM

KIMIA BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Masalah Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang mengandung sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga membantu kita dalam mempelajari unsur-unsur yang kini jumlahnya tak kurang dari 114 unsur. Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur serta mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut. 2. Kajian Teori Hingga akhir abad 18, hanya di kenal penggolongan unsur atas logam dan non logam. Sekitar 20 jenis unsur yang di kenal pada masa itu tampak mempunyai sifat yang berbeda satu sama lainnya. Suatu perkembangan baru terjadi pada awal abad 20, yaitu ketika John Dalton mengemukakan tentang teori atomnya. Menurut Dalton, setiap unsur mempunyai atom-atom dengan sifat-sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lainya. Atom mempunyai massa yang amat kecil. Para ahli pada masa itu menggunakan massa atom relatif. Yaitu perbandingan masa antar atom yang satu terhadap yang lainya. Metode penentuan massa atom relatif di kemukakkan oleh Berzeluis ( 1814 ) dari Swedia dan P. Dulong dan A.Petit ( 1819 ), keduanya dari Perancis. Berzelius, P. Dulong dan A. petit menemukan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Penyusunan sistem periodik unsur telah mengalami banyak penyempurnaan mulai dari Antoine Laoivisier, J.W. Dabereiner, J. New Lands, Dimitri Mende Leev, Henry Moseley. 3. Permasalahan Berdasarkan kajian teori yangtelah dijabarkan, penulis membatasi permasalahan pada : 1.Bagaimana Sejarah perkembangan Sistem Periodik Unsur? 2. Apa saja sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik sistem periode panjang?

Rumusan Masalah Sebelum diketemukan tabel periodik sistem periode panjang oleh Henry Moseley, pada tahun 1789 Antonie lavosier telah mengelompokkan 33 unsur yang telah ada pada masanya berdasarkan sifat kimianya. Setelah diketemukan massa atom relatif yang merupakan sifat penting unsur, tahun 1829 J. W. Dobereiner pengelompokkan unsur berdasar kemiripan sifat, dan menurutnya unsure-unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok 3 unsur yang disebut triade. Pada tahun 1864, A. R. Newslands menyusun unsur berdasar kenaikan massa atom relatifnya. Pada tahun 1869. Dimitri Ivanovich Mendeleev menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Pada tahun 1913, Henry G. Moseley menemukan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya dan sistem periodik Henry G. Moseleylah yang kemudian disebut sistem periodik & bentuk panjang.

Sifat-sifat periodik unsur terdiri atas jari-jari atom, energi ionisasi, kelektromagnetikan, sifat logam, kereaktifan dan afinitas elektron. BAB II PEMBAHASAN 1. Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur Penyusunan sistem periodik unsur telah mengalami banyak penyempurnaan. Mulai dari Antoine Lavosier, J. Newslands, O. Mendeleev hingga Henry Moseley. 1.Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut berdasarka sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda. Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote ( nitrogen ), dan hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida. Kelemahan dari teori Lavoisior : Penglompokan masih terlalu umum kelebihan dari teori Lavoisior : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarka sifat kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya. 2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa ratarata dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsiium dan barium. Dobereiner juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain seperti itu. Unsur pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu c1 = 35,5 Br = 80, dsn I = 127. unsur pembentuk alkali dan massa atomnya. Yaitu Li = 7, Na = 23dan K = 39. Dari pengelompokan unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap tiga unsur yang sifatnya mirip massa atom ( A r ) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade. 2.Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triefd tersebut. Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama dan ketiga. 3. Hukum Oktaf Newlands J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf.

Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel 1.1 Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music. Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan Al maupun B. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar. 4. Sistem periodik Mendeleev Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dmitri Ivanovich mendeleev, berdasarkan pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut priode daftar periodik Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872 di perlihatkan pada table dibawah ini : Gambar 1.2 Sistem Periodik Mendeleev yang di umumkan tahun 1872 Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48 ) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan tersebut didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika unsur yang diramalkan itu ditemukan, teryata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium ( Ge ) yang ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon. Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin (I)= 127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan. Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulan massa atom. Sebelumnya massa atom. Sebelumnya massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 . selain itu kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beseerta sifat-sifatnya. 5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak

terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Hal tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masingmasing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang. System periodic modern dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan kenaikan nomor atom (periode) berdasarkan kemiripan sifat (golongan berikut dijelaskan 1. Golongan Golongan di tempatkan pada lajur vertikal dalam sistem periodik modern. Penentuan golongan berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur dalam satu golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Beberapa golongan diberi nama khusus, yaitu : 1.Golongan IA ( kecuali H ) disebut golongan alkali; 2. Golongan IIA disebut golongan alkali tanah; 3. Golongan VIIIA disebut golongan halogen; 4. Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia; 5. Golongan IIIA, IV, VA, dan VIA desebut sesuai dengan unsur yang terdapat dalam golongan tersebut, yaitu : 1.Golongan IIIA disebut golongan baron aluminium; 2. Golongan IVA disebut golongan karbon-silikon; 3. Golongan VA disebut golongan nitrogen-fosforus; 4. Golongan VIA disebut golongan oksigen-belerang;

6. Golongan IB sampai dengan VIIIB disebut golongan golongan transisi

2. Periode Periode ditempatkan pada lajur horizontal dalam sistem periodik modern. Periode suatu unsur menunjukan suatu nomor kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) berdasarkan Unsur-unsur yan seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat. Kekecualian : Unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A. 3.Keelektronegatifan Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom yag lain). Unsur-unsur yang segolongan : keelktronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron. Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7. Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi ( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat bergantung pada elektron valensinya. Tabel 1.2 Atom Penyusun Harga Keelektronegatifan Biloks (+) Biloks (-) Senyawa H dan CL H <> H CI HCl H dan Na Na <> Na H NaH H dan O H<> CI O H2O CI dan O CI <> CL O Cl2O Cl2O3 Cl2O5 Cl2O7

CI dan Na Na <> Na CI NaCl F dan OCI dan Na O F OF2 4. Sifat Logam Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang. Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda. Contoh : 1.Berilium dan Aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan logam. Hal ini disebut unsur-unsur amfoter. 2.Baron dan Silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam. Hal ini disebut unsur-unsur metalloid.

5.Kereaktifan Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif. Kecenderungan berbagai sifat periodik unsur-unsur periode ketiga diberikan pada gambar di bawah ini 6. Afinitas Elektron Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar. Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN 1. Perkembangan Sisitem Periodik 1. Antonio Lavoisiser Unsur-unsur kimia dikelompokan ke dalam empat golongan yaitu, gas, tanah, logam dan non logam 2.J.W Dobereiber unsur-unsur yang sifatnta sama dikelmompokan dalam suatu golongan setipa golongan memiliki tiga unsur. 3.Jhon Newlands ( hukum oktaf ) Hukum iktaf Newlands menunjukna hubungan antara sifat-sifat unsur dengan nasa atom relatifnya. Unsur-unsr disusun berdasarkan kenaikan masa atom relatif. Setiap unsur yang kedelapan mengulang sifat unsur yang pertama. 4.Dimitri Mendeleev ( hulum mendeleev ) Sistem periodik mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif dan kemiripan sifat.Usur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang sama dikelompokan dalam satu golongan. Mendeleev menduga ada atom yang belum di temukan yang akan mengisi ruang-ruang kosong yang disusunnya dugaan ini tebukti dengan di temukanya atom-atom yng memiliki sifat-sifat yang mirip. Hukum periodik Mendeleev : sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari masa atom relatifnya 5.Henry moseley ( sistem periodik modern ) Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat kelompok dalam satu golongan disusun dalam satu arah vertikal dan kelompok unsur dalam satu periode disusun dalam arah horizontal . 2.Sifat-sifat periodik unsur 1. Sifat periodik adalah sifat-sifat unsur yang berubah secara beraturan seiring pertambahan nomor atomnya. 2.Sifat-sifat yang tergolong sifat periodik unsur adalah jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, sifat logam, kereaktifan, titik leleh dan titik didih. 3.Jari-jari atom berkurang dari kiri ke kanan bertambah dari atas ke bawah. 4. Energi ionisasi cenderung bertambah dari kiri ke kanan, berkurang dari atas ke bawah. 5.Afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan, cenderung berkurang dari atas ke bawah. 6.Keelegtronegatifan bertambah dari kiri ke kanan, berkurang dari atas ke bawah. 7. Sifat-sifat logam semakin kekanan semakin berkurang, makin ke bawah maka makin bertambah. 8.Kereaktifan makin ke bawah makin reaktif untuk unsur-unsur logam, sedangkan untuk unsur bukan logam, makin ke bawah makin tinggi. 2. SARAN Berdasarkan uaraian makalah, penyusun memberikan saran : Untuk generasi muda saat ini, tingkatkan pengetahuan yang dimiliki dengan cara terus belajar jangan anggap kimia sebagai ilmu yang sulit dan membosankan. Anggaplah kimia

sebagai ilmu yang menantang. Saat ini di alam hanya terdapat sejenis unsur. Namun, dengan seiring kemajuan ilmu pengetahuan, para ahli telah berhasil membuat bebrapa unsur baru. Kiat sebagai generasi muda juga harus berusaha menemukn unsur-unsur baru untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada sekarang ini. Bagaimanapun, kimia tak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA Kamajaya. 2004. Fisika untuk SMA Kelas II Jilid 3B. Bandung : Grafindo Media Pratama Sutresno Nana. 2007. Cerdasa belajar Kimia untuk Kelas X Sekolah Menengah Mdrasah Aliah. Bandung : Grafindo Media Pratama. Sitorus Ronald, dkk. 2005. Ringkasan Kimia untuk SMA/MA. Bandung : CV. Irama Widya. Purba Michael. 2002. Kimia IA untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Maryanto, dkk. 2007. Panduan Soal-soal Aktif Proyeksi Prima. Solo : Tiara Prima Media

Golongan dan periode Pada tabel periodik bentuk panjang, juga dikenal istilah periode dan golongan. Penyusunan unsur dengan arah mendatar ke kanan disebut periode, sedangkan penyusunan unsur dengan arah ke bawah disebut golongan. Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Adapun tampilan fisik tabel Sistem Periodik Modern, adalah sebagai berikut periode dibedakan menjadi periode pendek dan periode panjang, sedangkan golongan dibedakan menjadi golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Periode pendek mencakup periode 1 (terdiri dari 2 unsur), periode 2 (terdiri dari 8 unsur) dan periode 3 (terdiri dari 8 unsur). Sedangkan periode panjang mencakup periode 4 sampai dengan periode 7.

a. Golongan Golongan unsur pada sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan jumlah elektron valensi (elektron yang terletak pada kulit terluar). Unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang cenderung sama dan ditempatkan dalam arah vertikal (kolom). Ada tiga sistem pemberian nomor golongan. Sistem pertama memakai angka Arab dan dua sistem lainnya memakai angka Romawi. Nama dengan angka Romawi adalah nama golongan yang asli tradisional. Nama dengan angka Arab adalah sistem tatanama baru yang disarankan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Sistem penamaan tersebut dikembangkan untuk menggantikan kedua sistem lama yang menggunakan angka Romawi karena kedua sistem tersebut membingungkan, menggunakan satu nama untuk beberapa hal yang berbeda. Pada sistem periodik unsur modern, golongan dibagi menjadi 18 berdasarkan aturan IUPAC. Berdasarkan aturan Amerika, sistem periodik unsur modern dibagi dua golongan yaitu golongan A dan B. Jadi, golongan unsur dari kiri ke kanan ialah IA, IIA, 11113, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, 1113, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Umumnya, digunakan pembagian golongan menjadi A dan B. b. Periode Periode unsur pada sistem periodik unsur modem disusun dalam arah horisontal (baris) untuk menunjukkan kelompok unsur yang mempunyai jumlah kulit sama. Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode sebagai berikut : 1) Periode 1 = periode sangat pendek berisi 2 unsur, yaitu H dan He 2) Periode 2 = periode pendek berisi 8 unsur

3) Periode 3 = periode pendek berisi 8 unsur 4) Periode 4 = periode panjang berisi 18 unsur 5) Periode 5 = periode panjang berisi 18 unsur 6) Periode 6 = periode sangat panjang berisi 32 unsur 7) Periode 7 = periode yang unsur-unsurnya belum lengkap berisi 30 unsur Pada periode 6 termasuk periode sangat panjang, yaitu berisi 32 unsur. Golongan IIIB periode 6 berisi 14 unsur dengan sifat mirip yang dinamakan golongan lantanida. Begitu juga golongan IIIB periode 7 berisi 14 unsur dengan sifat mirip dinamakan golongan aktinida. Unsur golongan aktinida dan lantanida biasanya dituliskan terpisah di bawah. Golongan lantanida dan aktinida disebut golongan transisi dalam.

c. Penetapan Golongan dan Periode Golongan dan periode dapat ditentukan dengan cara menuliskan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah penataan elektron dalarn atom yang ditentukan berdasarkan jumlah elektron. Pada konfigurasi elektron, jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) menunjukkan periode. System periodic Moseley Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang disebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom diyakini terdiri atas tiga jenis partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. Pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relatif, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.

Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nomor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleyev, yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sejarah Moseley Henry Gwyn Jeffreys Moseley (23 November 1887-10 Agustus 1915) ialah fisikawan Inggris. Sumbangan utamanya pada sains ialah pembenaran konsep nomor atom, kimia lanjutan. Moseley dilahirkan di Weymouth, Inggris, 1887. Pada 1906 ia memasuki Trinity College Universitas Oxford, dan selulusnya dari sana melanjutkan ke Universitas Manchester untuk bekerja dengan Ernest Rutherford. Selama tahuntahun pertamanya di Manchester, ia memiliki jam mengajar penuh, namun setelah setahun ia dibebaskan dari tugas mengajar dan memulai riset penuh. Pada 1913, dengan menggunakan spektrum sinar-X yang diperoleh dari difraksi dalam kristal, ia menemukan hubungan sistematis antara panjang gelombang dan nomor atom, hukum Moseley. Sebelumnya, nomor atom telah dipikirkan sebagai nomor yang berubah-ubah, berdasar pada urutan berat atom, namun bisa berubah bila perlu (sebagai contoh, oleh Dmitri Mendeleyev) untuk menaruh unsur di tempat yang semestinya pada tabel periodik. Penemuan Moseley menunjukkan bahwa nomor atom itu tetap namun memiliki dasar yang bisa diukur melalui eksperimen. Di samping itu, Moseley menunjukkan bahwa ada pemisah dalam urutan pada nomor 43, 61 dan 75 (kini diketahui bersifat radioaktif, tidak terjadi secara alamiah, berturut-turut teknesium dan prometium, dan unsur rhenium yang terjadi secara alamiah dan ditemukan belakangan last). Sebelumnya Dmitri Ivanovich Mendeleyev telah memperkirakan teknesium, dan Bohuslav Brauner telah memprediksikan prometium; Moseley menyatakan prediksi mereka, memprediksikan sebuah unsur lain yang tak ditemukan, dan menyatakan tidak ada pemisah lain pada tabel periodik antara aluminum dan emas. Pada 1914 ia berhenti di Manchester untuk kembali ke Oxford untuk meneruskan penelitiannya, namun saat PD I pecah, ia banting setir pekerjaan dengan menawarkan dan mendaftarkan diri pada Royal Engineers. Ia berperang di Gallipoli, di mana ia terbunuh oleh seorang sniper pada 1915. Banyak orang yang telah berspekulasi bahwa ia bisa memenangkan Haidh Nobel, namun tidak bisa karena Hadiah Nobel hanya bisa diberikan pada orang yang masih hidup. Ia tewas dalam usia 27 tahun, Moseley bisa menyumbang banyak pada pengetahuan struktur atom jika ia masih hidup. Seperti yang pernah dikatakan Niels Bohr pada 1962, "Sesungguhnya Anda melihat karya Rutherford [atom

nuklir] tidak digunakan sungguh-sungguh. Kita tidak dapat mengerti hari ini, namun karya Rutherford tidak digunakan sungguh-sungguh. Tidak ada sebutannya di manapun. Perubahan besar berasal dari Moseley." Ada spekulasi karena kematian Moseley dalam peranglah tak lama kemudian pemerintahan Inggris melarang ilmuwannya mendaftarkan diri ke militer. Henry Moseley (1913) Setelah Rutherford menemukan muatan positif dalam inti atom, pada tahun 1913 ilmuan Henry Moseley menemukan nomor atom suatu unsur dengan bantuan sinar X. dari hasil penelitiannya tersebut ia menemukan bahwa kenaikan nomor atom sejalan dengan kenaikan massa atom. Atas dasar penemuan tersebut Henry Moseley menyusun tabel Periodik Berdasarkan kenaikan nomor atom. Sistem Periodik Henry Moseley (sistem periodik modern)

Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley


Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikeldasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperolehkesimpulan bahwasifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop.

Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsurunsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsur-unsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsurunsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang. SISTEM PERIODIK BENTUK MODERN ( MOSELEY ) Penyusunan unsur berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat, yang menghasilkan keteraturan pengulangan sifat berupa periode ( baris ) dan kemiripan sifat berupa golongan ( kolom ). Kemiripan sifat dari unsur-unsur dalam golongan yang sama, terkait dengan konfigurasi elektronnya. Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang) Dikemukakan oleh Henry G Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar). PERIODE DAN GOLONGAN DALAM SPU MODERN 1). Periode o o

Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik. SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah/banyaknya kulit atom unsurunsur yang menempati periode-periode tersebut. Nomor Periode = Jumlah Kulit Atom

Jadi : o

Jumlah unsur pada setiap periode :

Periode 1 2 3 4 5 6 7 Catatan :

Jumlah Unsur 2 8 8 18 18 32 32

Nomor Atom ( Z ) 12 3 10 11 18 19 36 37 54 55 86 87 118

a) Periode 1, 2 dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur b) Periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang c) Periode 7 disebut periode belum lengkap karena belum sampai ke golongan VIII A. d) Untuk mengetahui nomor periode suatu unsur berdasarkan nomor atomnya, Anda hanya perlu mengetahui nomor atom unsur yang memulai setiap periode o

Unsur-unsur yang memiliki 1 kulit (kulit K saja) terletak pada periode 1 (baris 1), unsur-unsur yang memiliki 2 kulit (kulit K dan L) terletak pada periode ke-2 dst.

Contoh :
9F

: 2 , 7 periode ke-2 : 2 , 8 , 2 periode ke-3 : 2 , 8 , 18 , 3 periode ke-4

12Mg 31Ga

2). Golongan Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang disebut golongan Ada 2 cara penamaan golongan : a) Sistem 8 golongan Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yaitu golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B). b) Sistem 18 golongan Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 18 golongan yaitu golongan 1 sampai 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang sama. Untuk unsur-unsur golongan A sesuai dengan letaknya dalam sistem periodik : Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :

a. Golongan IA = golongan Alkali b. Golongan IIA = golongan Alkali Tanah c. Golongan IIIA = golongan Boron

d. Golongan IVA = golongan Karbon e. Golongan VA = golongan Nitrogen f. Golongan VIA = golongan Oksigen g. Golongan VIIA = golongan Halida / Halogen h. Golongan VIIIA = golongan Gas Mulia Nomor Golongan = Jumlah Elektron Valensi C.

SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR Meliputi : 1). Jari-Jari Atom Adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut. Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya. Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom. Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil. 2). Jari-Jari Ion v Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. v Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. 3). Energi Ionisasi ( satuannya = kJ.mol-1 ) Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation). Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst. EI 1<> Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan. 4). Afinitas Elektron ( satuannya = kJ.mol-1 ) o Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam wujud gas apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif (anion).

o Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima/menarik elektron dan semakin reaktif pula unsurnya. o Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi. o Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil. o Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar. o Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA. o Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA. 5). Keelektronegatifan Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa (dalam ikatannya). Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F). Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar. 6). Sifat Logam dan Non Logam o Sifat logam dikaitkan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. o Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi ( EI ). o Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya. o Sifat non logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron. o Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang sedangkan sifat non logam bertambah. o Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang. o Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas. o Unsur yang paling bersifat non logam adalah unsur-unsur yang terletak pada golongan VIIA, bukan golongan VIIIA. o Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan antara unsur logam dengan non logam disebut unsur Metaloid ( = unsur yang mempunyai sifat logam dan sekaligus non logam ). Misalnya : boron dan silikon 7). Kereaktifan Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik elektron. Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali). Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, kemudian semakin bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif

You might also like