You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.

Meskipun hidup penuh kecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong. Dia tak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau kesenian, tapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah. Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Nah, untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikapsikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian. Apa saja yang diperlukan untuk membentuk tim yang solid, kuat dan efektif? Serta apa saja hambatan yang muncul untuk mewujudkan tujuan tim? Dan bagaimana kiat yang perlu dijalankan dalam membentuk team work yang baik?

BAB II PEMBAHASAN A team is a small number of people with complementary skills who are committed to a common purpose, performance goals, and approach for which they hold themselves mutually accountable. (Sebuah tim adalah sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan pendekatan yang sama; yang tanggung jawabnya diambil bersama.) Membentuk team kerja yang baik dan kokoh memerlukan sebuah perjuangan yang hebat. Karena hasilnya pun akan sangat beragam sesuai dengan upaya yang dilakukan. Apabila sebuah dream team terbentuk, maka akan memberikan kontribusi yang sangat besar, baimk bagi pribadi atau perusahaan. Tetapi semakin banyak halangan yang muncul seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi dan semakin kompleksnya kebutuhan manusia. Untuk itu sangat diperlukan sebuah tim kerja yang solid. Tim ini nantinya akan bisa menjadi pemberi solusi yang hebat bagi kehidupan organisasi.

Membentuk team ini pada intinya dilakukan dengan 2 usaha : 1. Personal Development Merupakan program pelatihan yang intensif dalam rangka pengembangan pribadi (personal),Karena team yang baik terdiri dari personal yang baik pula. Didalam team yang baik harus memiliki anggota yang berkompeten dalam bidang yang berbeda, agar mereka saling melengkapi dan membahu. Dalam personal development ini diperlukan adanya skill mengenai teknologi, kompetensi pada bidang masing-masing serta kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan tim tersebut. Dalam program ini diterapkan usaha terarah untuk penggunaan kesempatan belajar yang aktif demi memperkuat perubahan di dalam organisasi melalui pembelajaran individu. Materi dan Kegiatan yang diberikan semuanya mengandung manfaat manajerial sehingga akan didapat pengalaman-pengalaman yang berguna dalam pekerjaan sehari-hari seperti:

a. Mengoptimalkan keeikutsertaan karyawan dalam semua kegiatan acara b. Menambah rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas yang diberikan c. Meningkatkan kepekaan karyawan terhadap masalah sesama dalam perusahaan d. Memahami peran & fungsi serta tanggung jawab masing-masing dalam pekerjaan e. Menjadikan individu dalam perusahaan lebih siap terhadap perubahan dan perkembangan dunia usaha . Diantara materi yang diberikan, para peserta juga akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktis guna mengembangkan potensi diri dalam hal : self confidence, leadership dan self motivation. 2. Team Development Merupakan program-program pelatihan yang intensif dalam rangka pengembangan kerjasama kelompok (team work) dengan menggunakan media pembelajaran luar ruang (outdoor) . Dalam program ini akan diterapkan usaha pembelajaran individu sebagai bagian dari suatu team. Peran Team dalam memecahkan masalah (problem solving) dan juga dinamika suatu kelompok kerja. Pada kesimpulannya, setiap aktivitas yang ada dalam pelatihan ini baik berupa diskusi (indoor-class) maupun kegiatan simulasi di luar ruang (outdoor) merupakan experiential activities yang ditargetkan secara specifik untuk memahami pembentukan dan membangun suatu tim (team building) dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan tim dan pada akhirnya mengahasilkan outcome yang maksimal dalam pencapaian tujuan perusahaan. Manusia terdiri dari dua unsur; yaitu jiwa dan raga. Ya, hanya dua unsur itu saja. Lalu dari dua unsur tadi terpecah lagi menjadi raga, pikiran, hati dan semangat. Tetap masih sederhana. Hanya empat unsur. Lalu apa yang membuatnya menjadi kompleks atau rumit? Pengalaman hidup dan lingkungan! Namun, siapa yang paling berpengaruh dalam pengalaman hidup dan lingkungan seorang anak manusia? Kendati begitu, dalam melakoni sebuah bisnis tidaklah sesederhana kalau kita membalikkan telapak tangan. Biasanya ini ditimbulkan dari pikiran, hati dan semangat. Pikiran yang picik, egois atau pesimistis bisa merusak suatu hubungan. Hati yang dengki, iri atau rendah diri juga begitu. Serta semangat yang cepat loyo atau mau enaknya saja selalu jadi awal dari konflik.Misalnya, kita harus repot dalam menghadapi karyawan yang sulit diatur, mau enaknya sendiri dan egois. Kita juga akan kerepotan kalau memiliki karyawan yang banyak mengeluh ketimbang bekerja. Atau karyawan yang banyak omongnya ketimbang prestasinya. Begitu juga kalau bos yang selalu main perintah tanpa tujuan yang jelas, mau enaknya sendiri (tak mau susah) atau maunya yang instant-instan melulu.Intinya, untuk

meminimalisir konflik dan meningkatkan prestasi perusahaan, kita harus cermat dalam melakukan recruitment. Inilah hal sederhana yang sering diabaikan orang. Kebanyakan dari pimpinan perusahaan terlalu terfokus pada recruitment pada level tertentu saja. Misalnya, level manager ke atas. Sedangkan, level di bawahnya dianggap tak terlalu banyak berpengaruh. Padahal, dalam sebuah perusahaan setiap level SDM memiliki peran yang penting di bidangnya masing-masing. Seorang office boy atau supir sekalipun bila tak dicermati dalam recruitment, cepat atau lambat akan menimbulkan persoalan yang cukup serius dan menguras otak dan biaya. Akan semakin krusial lagi pada proses recruitment SDM di bidang marketing atau sales. Karena di tangan merekalahmeski bukan satusatunyaomzet perusahaan ditentukan. Uniknya, banyak perusahaan di Indonesia merekrut tenaga-tenaga penjual dengan reputasi penjualan yang memukau. Harapannya adalah ketika tenaga penjual itu berhasil dibajak ke perusahaannya maka ia bisa meningkatkan juga omset penjualan perusahaan tersebut. Dengan kata lain, merekrut SDM yang siap-jadi. Kenyataannya tak sedikit cara ini justru membuahkan kegagalan. Yang perlu disadari oleh kita adalah bahwa seorang tenaga penjualsejago apa pun iapastinya tak bisa bekerja sendirian. Ia perlu tim kerja yang solid dan mendukungnya secara penuh dan tulus, bukan tim kerja yang merasa iri dengan gajinya yang besar (ini fakta yang sering terjadi pada karyawan yang dibajak dari perusahaan lain). Seorang tenaga penjual juga tidak bisa mengabaikan para klien atau konsumennya. Seorang tenaga penjual di bidang otomotif kelas niaga, belum tentu berhasil di kelas VIP dengan harga mobil miliaran rupiah. Hal ini karena karakter konsumennya sangat berbeda. Kembali lagi, ini masalah menghadapi orang! Figur yang terdiri dari dua unsur; jiwa dan raga dengan turunannya (body, mind, heart and spirit). Membangun sebuah tim tenaga penjual yang tangguh adalah lebih berharga ketimbang hanya merekrut seorang tenaga penjual terbaik. Karena di era seperti saat ini, terbaik saja tidaklah lagi cukup. Kita memerlukan orang-orang yang memiliki prestasi kerja yang luar biasa (great). Karena mereka yang memiliki kinerja great akan melahirkan sebuah strategi yang great pula. Seperti apakah SDM yang great ini? Mereka adalah yang memiliki visi ke depan tentang kemajuan perusahaan yang sangat jelas dan solid. Dan ia menuangkannya dalam misi yang jelas pula. Lalu ia fokus dengan misi tersebut. Dari misi itu ia terjemahkan lagi menjadi nilai-nilai dalam bekerja. Setelah itu ketika ia sudah menjadi atau memang seorang pemimpin atau termasuk dalam jajaran pimpinan, ia merupakan seorang pelopor. Artinya, kreativitasnya tinggi dan berani mencoba atau tak takut berbuat salah. Selain itu, ia juga terbuka terhadap kritik, pendapat atau saran orang lain, sekalipun itu datang dari bawahan atau kompetitornya.

Dengan kata lain, seorang yang memiliki kinerja great memang tak mudah ditemukan. Tapi, bukan berarti ia tak bisa ditemukan. Bahkan, membentuk seorang karyawan menjadi great bukan tidak mungkin. Sebuah program Business Coaching akan mengantarkan seorang pemimpin perusahaan menemukan orang-orang seperti ini. Sarat awalnya adalah ia harus mempu terlebih dahulu menjadi seperti seseorang yang ia inginkan itu melalui Coaching tersebut. Seminar, pelatihan atau pendidikan hanya bagian kecil dari Coaching untuk membentuk seseorang menjadi great. Sayangnya, seminar, pelatihan atau pendidikan hanya terkesan atau dianggap sebagai pencetak karyawan yang bersertifikat semata. Tak lebih dari itu. Ada baiknya, kita juga bercermin dari pemilihan Miss Universe yang baru berlalu beberapa minggu lampau. Terlepas dari kontroversi keikutsertaan peserta dari Tanah Air, kriteria pemilihan Miss Universe cukup baik untuk dicontoh dalam merekrut seorang karyawan. Kriteria umum pemilihan Miss Universe adalah 3B, Brain (otak), Behaviour (tingkah laku dan sikap), serta Beauty (kecantikan/penampilanbukan berarti hanya cantik secara fisik). Ketiga kriteria itu jelas mereferensi pada sosok dengan kinerja great. Cukup sederhana, bukan? Hanya tiga kreteria, tak banyak! Hanya saja, kembali lagi, kita masih belum percaya pada hal-hal yang sederhana ini. Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa kemampuan seorang manusia tidaklah abadi. Kemampuan itu bisa hilang kalau tidak atau jarang digunakan. Sebuah kemampuan harus diasah secara periodik. Layaknya, sertifikat seorang pilot yang harus diperpanjang setiap 6 bulan sekali. Yang paling ideal adalah kalau kemampuan kita terus diasah melalui kasus demi kasus. Dengan kata lain, jangan menghindar dari masalah. Hadapi masalah dengan kepala dingin dan pemikiran bahwa hal itu akan menambah kemampuan kita, bukan mempersulit kita. Dengan begitu, setiap pekerjaan yang kita lakukan akan optimal hasilnya. Semua itu berawal dari kecermatan dan keseriusan kita dalam mengolah, melatih dan mengasah kemampuan manusia. Baik itu dari sisi internal (karyawan atau diri sendiri) maupun eksternal (konsumen dan supplier atau partner bisnis lainnya). Dan, ingat, baik tidak lagi cukup untuk mencapai prestasi puncak di era sekarang. Kinerja yang great sudah tak bisa ditawar lagi! Sudah Efektifkah Tim Kerja Anda? Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya, sukses bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti menyadari hal ini. Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah sembarang tim, tetapi tim yang efektif. Lalu apa ciri-ciri tim yang efektif?

Tujuan yang sama. Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung. Antusiasme yang tinggi. Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal. Peran dan tanggung jawab yang jelas. Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasi yang efektif. Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan). Resolusi Konflik. Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu

masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan. Shared power. Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan kekuasaannya di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama. Keahlian. Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing. Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).

Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim. Evaluasi. Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting. Membangun Hubungan yang Efektif Anda bisa meningkatkan karir dan hubungan kerja dengan perilaku yang Anda perlihatkan sehari-hari di kantor. Terlepas dari latar belakang pendidikan Anda, pengalaman maupun jabatan, jika Anda tidak bisa bergaul dengan baik dengan karyawan lain, Anda tidak akan pernah berhasil mencapai tujuan kerja Anda. Hubungan kerja yang efektif merupakan titik awal bagi tercapainya sukses dan kepuasaan atas pekerjaan dan karir Anda. Di samping itu, hubungan kerja yang efektif juga bisa menjadi pijakan bagi atasan untuk mempromosikan dan menaikkan gaji Anda. Sebuah studi membuktikan bahwa "memiliki teman baik di tempat kerja" merupakan satu dari 11 alasan utama yang mendasari seseorang merasa puas dengan pekerjaannya. Mengingat pentingnya hubungan yang efektif di tempat kerja, berikut 7 tips yang bisa membantu Anda mewujudkan terjalinnya hubungan yang baik dengan teman sekantor : 1. Bring suggested solutions with the problems to the meeting table. Banyak karyawan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mengindetifikasi masalah-masalah. Anda bisa datang dengan solusi-solusi yang cemerlang untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dari teman dan atasan.

2. Don't ever play the blame game. Hindari sejauh mungkin kecenderungan untuk terlalu mudah menudingkan jari ke arah orang lain, ketika tim kerja dihadapkan pada suatu masalah atau gagal mencapai tujuan. Menyalahkan orang lain hanya akan menciptakan musuh. Anda perlu sekutu untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. 3. Your verbal and nonverbal communication matters. Bicara keras, berteriak atau bahkan membentak mungkin memang cukup efektif membuat suara Anda menggema ke seluruh ruangan, sehingga semua teman sekantor Anda mendengar. Tapi, pertanyaannya, pantaskah berteriak-teriak di tempat kerja? Jawabnya tentu saja 'tidak', jika menghargai orang lain merupakan nilai yang dijunjung tinggi organisasi Anda. 4. Never blind side a coworker, boss, or reporting staff person. Selalu diskusikan masalah, pertama kali, dengan orang yang bersangkutan. Membicarakan masalah seseorang dengan orang lain akan membuat Anda tidak dipercaya oleh teman Anda. 5. Keep your commitments. Dalam sebuah organisasi, setiap pekerjaan saling berkaitan. Kegagalan Anda memenuhi deadline dan komitmen pekerjaan Anda, akan berpengaruh pada (pekerjaan) orang lain. Jika Anda gagal memenuhi komitmen terhadap pekerjaan Anda, pastikan karyawan lain tahu apa yang terjadi. 6. Share credit for accomplishments, ideas, and contributions. Seberapa sering Anda berhasil menyelesaikan proyek tertentu tanpa bantuan orang lain? Atau, jika Anda manajer, berapa banyak ide brilian yang Anda promosikan merupakan sumbangan dari bawahan? Luangkan waktu dan perhatian khusus untuk mengucapkan terimakasih, bersikap menghargai dan mengakui orang-orang yang membantu Anda mencapai tujuan. 7. Help other employees find their greatness. Setiap karyawan memiliki bakat, keterampilan dan pengalaman. Jika Anda bisa membantu orang lain menemukan apa yang terbaik dari dirinya, dan satu sama lain melakukan hal yang sama, bayangkan betapa besar dampaknya bagi kemajuan perusahaan. Dan, Anda tidak harus menjadi manajer untuk membantu menciptakan lingkungan yang memotivasi karyawan. Dengan mempraktikkan tips di atas, semoga hubungan kerja yang efektif akan tercipta di lingkungan kantor Anda: karyawan lain menghargai Anda sebagai kolega dan bos percaya, Anda telah bermain secara benar dalam tim. Target dan tujuan kerja Anda tercapai, dan pada saat yang bersamaan Anda mendapatkan kesenangan, pengakuan dan motivasi diri.

Membangun dan Mempertahankan Tim Kerja yang Tangguh Aspek lain dari kerjasama tim adalah seberapa jauh pegawai merasa dilibatkan dalam organisasi. Keyakinan yang kuat akan organisasi dan pentingnya kontribusi setiap orang dapat menciptakan komitmen yang kuat pula dari pegawai untuk bekerja seoptimal mungkin. Lalu, apa saja yang diperlukan agar dapat terbentuk teamwork yang solid? Pertama, membiasakan setiap anggota tim untuk senantiasa berkomunikasi, berdiskusi, membuat dan mematuhi komitmen. Kedua, mengukur dan memberikan reward kepada pekerjaan tim sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota tim. Hal ini akan memotivasi dan menghidupkan nilai-nilai kebersamaan dalam tim. Ketiga, kerjasama tim bukanlah sesuatu yang tercipta seketika, namun bisa terwujud karena keteladanan, latihan dan menjadikannya sebagai kebiasaan. Untuk itu penting juga memberikan pelatihan yang bersifat mengembangkan kerjasama tim seperti team building kepemimpinan, communication skill dan lain-lain. Tim adalah bentuk khusus kelompok kerja yang harus diorganisasikan dan dikelola secara berbeda dengan bentuk kelompok kerja lain. Tim beranggotakan orang-orang yang dikoordinasikan untuk bekerja bersama yang merupakan satu sisi dari suatu jenis kontes. Bukan kontes melawan tim-tim lain di dalam organisasi bersangkutan, melainkan kontes melawan pemborosan, kualitas yang buruk, keterlambatan, pengulangan pekerjaan, produktivitas yang rendah, dan para pesaing. Manfaat tim

Meningkatkan produktivitas Meningkatkan kualitas Meningkatkan moral karyawan Menekan overhead Stress akibat pekerjaan berkurang Tanggung jawab dipikul bersama Anggota tim memiliki penghargaan lebih besar terhadap diri sendiri Semua anggota diberi balas jasa dan diakui keberadaannya Semua anggota mampu saling mempengaruhi (meluaskan lingkaran pengaruh) Semua anggota mengalami rasa keberhasilan mencapai sesuatu. Menentukan formasi tim dan penilaiannya Formasi tim merupakan proses perekrut-an, penyeleksian, dan evaluasi terhadap orang-orang yang akan dijadikan anggota tim. Penilaian adalah

cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan anggota tim yang terpilih untuk melaksanakan tugas-tugas. Pada saat membentuk sebuah tim, manajer atau pemimpin tim harus mempertimbangkan dulu hal sebagai berikut: 1. Tingkat kemampuan teknis yang dimiliki anggota-anggota tim yang potensial 2. Tingkat kecakapan dalam hubungan antarpribadi yang dimiliki anggotaanggota tim yang potensial 3. Sifat-sifat kepribadian 4. Perilaku antarpribadi 5. Keterampilan berkomunikasi dan 6. Keterampilan administrasi Kemudian, sebuah tim harus membangun komitmen terhadap tujuan dan ukuran kinerja bersama. Tanpa adanya tujuan bersama tersebut, para anggota tim akan menjadi bingung, apatis, dan kembali memprioritaskan tujuan individu mereka. Tujuan tersebut bisa diturunkan dari atas, tetapi lebih baik bila dihasilkan bersama-sama oleh semua anggota tim melalui proses diskusi yang sehat (sehat di sini bukan berarti damai. Perdebatan keras bisa terjadi, namun semua suara wajib dikeluarkan dan didengarkan, dan semua orang sepakat untuk menghormati hasil akhir). Selain komitmen terhadap tujuan bersama, tim juga harus berkomitmen terhadap pendekatan yang disepakati bersama. Semua anggota tim harus setuju bagaimana cara mereka membagi tugas dan waktu, bagaimana jadwalnya, bagaimana dengan kepemimpinan tim (ditunjuk, digilir, atau lainnya) dan hal-hal lain yang bersifat administratif dan ekonomis. Semua anggota tim memiliki tanggung jawab bersama atas pencapaian kinerja tim. Persyaratan inilah yang sering tidak bisa dipenuhi oleh sebuah kelompok kerja. Kelompok kerja tidak memiliki tanggung jawab bersama. Wujud tanggung jawab terbesar bisa terjadi bila semua anggota tim secara tulus berjanji pada diri sendiri dan anggota-anggota lainnya untuk menjadikan pencapaian kinerja tim sebagai tujuan individunya. Tim yang berhasil mendapatkan komitmen demikian kemungkinan besar akan menjadi tim yang efektif. Kemudian ada sebuah catatan tambahan dari mereka. Tidak semua kelompok harus menjadi tim. Bila para anggota kelompok tidak mampu memenuhi persyaratan-persyaratan di atas, atau penyelesaian dari masalah tidak membutuhkan sebuah tim, pembentukan kelompok kerja biasanya sudah mencukupi. Tim yang efektif juga tidak mudah untuk dibentuk. Tetapi bila terbentuk, pencapaian tim tersebut akan jauh melebihi pencapaian total masing-masing individunya.

BAB III KESIMPULAN 1. Sebuah tim adalah sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan pendekatan yang sama; yang tanggung jawabnya diambil bersama 2. Manfaat tim :

Meningkatkan kualitas Meningkatkan produktivitas Meningkatkan moral karyawan Menekan overhead Stress akibat pekerjaan berkurang Tanggung jawab dipikul bersama Anggota tim memiliki penghargaan lebih besar terhadap diri sendiri Semua anggota diberi balas jasa dan diakui keberadaannya Semua anggota mampu saling mempengaruhi (meluaskan lingkaran pengaruh) Semua anggota mengalami rasa keberhasilan mencapai sesuatu.

3. Tim kerja yang baik memiliki ciri sebagai berikut :


Tujuan yang sama Peran dan tanggung jawab yang jelas Antusiasme yang tinggi Komunikasi yang efektif Resolusi konfliik Pikiran positif Evaluasi

4. Penghambat kerjasama tim :


egoisme negative thinking tujuan yang berbeda problem solving yang salah sasaran Kurangnya kepedulian Kepribadian yang buruk lingkungan yang kurang kondusif

DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Tani. Perilaku Keorganisasian, http://www.itpin.com/blog http://www.sinarharapan.co.id http://www.roy-sembel.com http://www.mediaraharja.com http://kumpulanmakalahjanuari2008.blogspot.com/2008/01/memahami-timkerja.html

You might also like