You are on page 1of 6

MESIN PENGOLAH SUSU KEDELAI KAPASITAS 30 KILOGRAM PERJAM Agus Pramono JurusanTeknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Abstract

Soybean is one of the indispensable agricultural commodities as food ingredients such as tahu (soybean curd), tempe (fermented soybean cake), tauco (fermented soybean paste), soy sauce,etc. That is why soybean seeds have to go through milling process. Based on the survey at home industry which producing a soybean milk, it solved that the produce did in 2 process, including soybean seeds to become soymush and than squeezing into a milk, this is unefficient during soymaker method. In this final assignment, the machine had a double function namely for milling soybean seeds and being equipped with filtering mechanism. The filter media was made up from blanked almunium with soft streemin who placed below rolled milling stone that during milling process make milling outputs from the machine were easily sorted out between soybean dregs and soybean extract. Milling machine of soybean seeds was designed by two pieces of milling stones that being rotated on the electrical motor. From the accomplished calculation and experimentation, the milling device mechanism can be shortened of its milling time and result in viscosity quality of soybean extract that were the same as the previous device, so that the production rate could be improved. Other wise, from design comparison demoes grinding system relative some but from maker aspect and result, alternative chosen efficientest. As to specification from this engine dimention that is length = 570 [mm], width = 245 [mm], high = 850 [mm] and weight = 27,5 [kg]. To slew stone axis grinding use electromotor 1 [HP]. This engine maker cost is Rp 2.639.000,00 and based on making cost it solved that the milling machine of soybean seeds to become soybean milk can be operating well. Keyword : electromotor, grind stone, and soy-bean PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang ini, setiap orang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi persaingan pasar terhadap hasil produksi yang mereka kelola. Kemampuan untuk menghasilkan suatu produk yang mampu bersaing di dunia industri seperti sekarang ini dibutuhkan suatu keahlian, kecerdasan dan ketepatan sehingga dapat menekan biaya produksi baik dari segi pemakaian maupun perawatan terhadap suatu mesin produksi. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan di suatu industri rumah tangga yang memproduksi susu kedelai di daerah Ungaran, tepatnya di kecamatan Bandungan, dapat diketahui bahwa dalam proses produksinya kurang efektif dan efisien sehingga membutuhkan 2 kali kerja, diataranya yaitu : 1. Proses produksinya dilakukan dengan 2 kali proses kerja, yaitu proses menggiling biji kedelai sampai menjadi bubur kedelai dan setelah itu memeras bubur kedelai tersebut sehingga didapat sari-sari keledai yang biasa disebut susu kedelai. 2. Selain itu, motor diesel yang digunakan untuk proses penggilingan biji kedelai menggunakan bahan bakar solar, sehingga menimbulkan polusi udara. 3. Suara keras yang ditimbulkan oleh mesin diesel tersebut mengakibatkan kebisingan lingkungan di sekitar pabrik tersebut. 4. Pengoperasian dari mesin ini masih konvensional dengan menggunakan tenaga yang cukup besar ketika menghidupkan mesin penggeraknya sehingga tidak semua orang dapat mengoperasikan mesin ini. Melihat permasalahan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa hal-hal tersebut di atas dapat menghambat jalannya proses penghasil susu kedelai khususnya bagi industri rumah tangga. Maka diperlukan suatu inovasi terhadap mesin tersebut yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang telah diuraikan di atas. Hal ini menjadi tolok ukur kami untuk merancang dan merealisasikan sebuah mesin penghasil susu kedelai yang lebih efektif, efisien dan tepat guna yang diharapkan mampu mendukung perekonomian masyarakat menengah untuk menciptakan industri rumah tangga dan

25

mengurangi polusi baik udara maupun suara khususnya bagi industri penghasil susu kedelai. Pengujian Rancang Bangun Mesin Pengolah Kedelai Menjadi Susu Kedelai dengan Kapasitas 30 kg/jam ini bertujuan sebagai berikut a. Mengetahui secara langsung apakah mesin pengolah kedelai ini dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan yang perencanaan yaitu mampu menggiling sekaligus memeras sesuai dengan hasil yang di harapkan. b. Melakukan perbaikan dan penyempurnaan mesin jika terjadi kegagalan atau kekurangan dalam pengujian. c. Mendapatkan data data yang diperlukan guna mengetahui karakteristik dari mesin tersebut. d. Dapat menarik suatu kesimpulan dengan cara membandingkan hasil praktek pengujian mesin dengan teori yang ada. Mesin pengolah kedelai ini dioperasikan menggunakan penggerak motor listrik. Cara mengoperasikan mesin ini adalah : a. Memposisikan mesin pada tempat yang sesuai atau yang telah disediakan. b. Hidupkan mesin, sebelumnya tancapkan steker pada saluran listrik rumah dan tekan tombol on pada saklar (panel) untuk menghidupkan mesin. c. Masukan kedelai yang telah direndam dengan air secukupnya melalui corong pada bagian atas mesin. d. Selanjutnya proses penggilingan dilakukan oleh batu giling di dalam mesin dan sekaligus diperas sari kedelainya. e. Air dari kedelai / sari dari kedelai akan keluar melalui hopper bagian bawah yang kemudian ditampung dengan ember/ baskom. f. Matikan mesin dengan menekan tombol off pada saklar Sasaran pengujian mesin ini meliputi penggilingan sekaligus pemerasan kedelai, yaitu hasil gilingan sesuai dengan yang diharapkan ( berupa susu ) dan dapat memenuhi kapasitas yang telah di rencanakan. Apabila hasil dari pengolahan kedelai sesuai dengan kapasitas rencana yang telah ditentukan maka fungsi dari mesin tersebut telah tercapai. METODE PENELITIAN Mesin pengolah kedelai dengan hasil susu kedelai untuk kapasitas 30 kg/jam ini adalah mesin yang

bertujuan untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia dalam membuat susu kedelai. Dalam pembuatan susu kedelai, diperlukan proses perendaman pada kedelai agar sedikit lunak dan hasil susu kedelai yang dihasilkan sesuai yang diharapkan sehingga lebih efektif dan efisien dalam hal pengerjaannya. Adapun proses penggilingan biji kedelai menjadi susu kedelai oleh mesin ini adalah sebagai berikut: 1. Periksa apakah mesin sudah siap dioperasikan. 2. Biji kedelai yang telah direndam selama 1 hari dimasukkan ke dalam hopper mesin penghasil susu kedelai bersamaan dengan air. 3. Hidupkan motor penggeraknya dengan menghubungkan / menancapkan stop kontak pada saluran kelistrikan di rumah dan tekan tombol on untuk menghidupkan motor listrik. 4. Motor listrik akan menggerakkan poros penghubung untuk menggerakan batu giling. 5. Kemudian proses penghancuran biji kedelai pada ruang penggilingan di lakukan oleh 2 batu giling. 6. Hasil gilingan berupa campuran sari kedelai dan ampasnya diperas oleh saringan yang berputar bersamaan dengan batu giling. 7. Ampas kedelai yang telah diperas keluar melalui saluran pembuangan. 8. Sari kedelai yang telah diperas akan keluar melalui saluran keluaran sari kedelai. Proses Pengujian Mesin Proses pengujian mesin ini meliputi : a. Menggiling kedelai dengan hasil berupa susu kedelai. b. Mencoba penggilingan dalam jumlah yang sama biji kedelai (1 kg) beberapa kali. c. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kapasaitas penggilingan yang diharapkan sesuai dengan kapasitas rencana dan pemerasan hasil gilingan untuk mengetahui hasil maksimal dari mesin ini. d. Selain itu, tujuan dari pengujian ini yaitu untuk menentukan hasil pengolahan terbaik dari kedelai dengan menyetel / setting nol jarak kerenggangan (clearance) pada unit batu giling dengan menggunakan kedelai yang telah direndam. e. Untuk memperoleh hasil terbaik, maka pengujian dan pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali secara berturut-turut dengan berat kedelai yang sama. f. Mencatat hasil pengujian.
TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 25 - 30

26

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diameter batu giling yang paling efektif adalah 100 mm, karena semakin kecil batu giling, gaya yang dibutuhkan motor untuk menggiling menjadi lebih efisien dibandingkan dengan diameter batu giling yang besar ditinjau dari inersia massanya serta estetika keserasian antara batu giling dengan elemen mesin yang lain. Batu giling Diketahui : Diameter batu giling = 100 mm = 0,1 m Tebal = 20 mm = 0,020 m A permukaan batu giling = d2 = . 3.14 . (100 mm)2 = 7850 mm2 = 0,00785 m2 Perhitungan Putaran Batu Giling Diketahui : Putaran motor listrik Putaran rencana (nd) Perhitungan Daya Dari hasil percobaan rata-rata biji kedelai yang telah direndam akan hancur dengan massa 5 kg. Koefisien gesek rata-rata ( ) = = 0,19 (berdasarkan tabel koefisien gesek rata-rata bahan dengan batu giling) . Jadi besarnya gaya penggilingan biji kedelai adalah : Fp = 5 kg x 9,81 m/s2 = 49,05 N Gaya giling : Fg = . Fp = 0,19 . 49,05 N = 9,3195 N T = fg .r = 9,3195 N x 0,05 m = 0,466 Nm Keterangan : Fg = gaya gesek [N] Fp = gaya untuk menghancurkan kedelai [N] T = torsi [Nm] = koefisien gesek batu giling Kecepatan sudut yang terjadi pada poros pemutar benda kerja () : = = (Mitchel; 1991:273) = 293,067 rad/s Daya yang dibutuhkan saat penggilingan : P1 = T x (Mitchel; 1991:273) = 0,466 N x 293,067 rad/s = 136,561 watt Waktu yang diperlukan untuk memutar poros dari keadaan diam sampai berputar 2800 (rpm) adalah 2 (detik). Daya yang dibutuhkan untuk memutar saringan dan batu giling: = 2800 [rpm] = 2800 [rpm]

I1 = I2 =

x m 1 x r1 2 = x m 2 x r2 2 =

x 0,5 kg x (0,05 m)2 x 0,65 kg x (0,115 m)2

= 0,000625 kg.m2 = 0,004298 kg.m2 Keterangan: I1 = inersia batu giling I2 = inersia saringan m1 = massa batu giling m2 = massa saringan r1 = radius batu giling r2 = radius saringan = /t = [kg.m2] [kg.m2] [kg] [kg] [m] [m] (Mitchel; 1991:273)

= 146,533 rad/s2 Ti1 = I1 x = 0,000625 kg.m2 x 146,533 rad/s2 = 0,09158 Nm (Mitchel; 1991:273) P2 = Ti x = 0,09158 Nm x 293,067 rad/s = 26,84 watt Ti2 = I2 x = 0,004298 kg.m2 x 146,533 rad/s2 = 0,6298 Nm P3 = Ti2 x = 0,6298 Nm x 293,067 rad/s = 184,578 watt Keterangan : = percepatan sudut [rad/s2] = kecepatan sudut [rad/s] t = waktu [s] [Nm] Ti1 = torsi batu giling Ti2 = torsi saringan [Nm] P1 = daya saat penggilingan [watt] P2 = daya batu giling tanpa beban [watt] = daya saringan tanpa beban [watt] P3 Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan poros (P) Ptotal = P1 + P2 + P3 = 136,651 watt + 26,84 watt + 184,578 watt = 348,07 watt Daya rencana (Pd) Faktor Koreksi (fc) yang dipakai sebesar 1,2, sehingga daya yang dibutuhkan sebesar Pd = Ptot . Fc = 348,07 watt x 1,2 = 417,683 watt = 0,56 HP Efisiensi daya motor adalah 85% Motor listrik yang diperlukan harus memiliki daya keluaran = x 0,56 HP = 0,66 (HP) Motor penggerak yang digunakan untuk memutar benda kerja adalah 1 HP jadi mesin dalam kondisi aman. Hasil Pengujian Mesin Pengujian dilakukan 7 kali proses dengan hasil sebagai berikut :

MESIN PENGOLAH SUSU KEDELAI KAPASITAS 30 KILOGRAM PERJAM ( Agus Pramono)

27

Tabel 1. Hasil Pengujian Kinerja Mesin No. 1 2 3 4 5 6 7 Proses I II III 1V V VI VII Berat Kedelai (kg) 1 1 1 1 1 1 1 Rata-Rata Air Pelarut (liter) 3 3 3 3 3 3 3 Waktu Penggilingan (menit) 1,81 1,90 2,08 1,93 1,85 1,95 2,10 1,95 Hasil Sari Kedelai (liter) 3,335 3,250 3,450 3,200 3,150 3,250 3,200 3,262 Sisa Hasil Penggilingan (kg) 0,615 0,675 0,475 0,725 0,815 0,650 0,775 0,676

Setelah melakukan pengujian terhadap cara kerja dan fungsi dari mesin, maka perlu dilakukan analisa sebagai berikut : a. Dari hasil percobaan terdapat perbedaan waktu dari hasil penggilingan b. Waktu penggilingan yang diperlukan untuk menggiling kedelai 30 kg yaitu 1,95 menit, dengan perincian : Pada saat keran air dibuka hingga melarutkan kedelai = 9,5 detik Pada saat mesin dihidupkan sampai air bercampur dengan sari kedelai = 4, 5 detik Pada saat proses penggilingan hingga selesai = 1,72 menit c. Masih diperlukan alat bantu untuk melancarkan hasil penggilingan yaitu berupa air pelarut biji kedelai dengan kapasitas 3 liter setiap 1 kali pecobaan (1 kg kedelai) dan potongan acrilyc untuk membantu memasukkan biji kedalam tempat penggilingan. Kesimpulan dari hasil pengujian adalah: a. Banyaknya volume air yang terdapat pada bak penampung air akan sangat mempengaruhi besarnya waktu dan kualitas hasil penggilingan. Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume air yang berkapasitas besar akan menghasilkan debit air yang besar pula, sehingga dengan debit air pelarut kedelai yang besar maka waktu yang diperlukan dalam proses penggilingan akan semakin singkat dan kualitas sari kedelai yang dihasilkan juga akan semakin baik. Sehingga perlu adanya perhitungan debit air yang mengalir untuk melarutkan kedelai, dengan perhitungan :

b.

c.

d.

e.

penggilingan (1 kg kedelai), memerlukan air sebanyak 3 liter dengan debit air 0,026 Lt/s. Besarnya celah kerenggangan antar batu kedelai akan menpengaruhi kekentalan hasil akhir gilingan yang berupa susu kedelai. Selain itu, dari besarnya celah kerenggangan antar batu kedelai juga dapat diketahui saat dimana hasil gilingan yang berupa sari-sari kedelai bercampur dengan air sehingga menghasilkan susu kedelai yang memiliki tingkat kekentalan yang diinginkan. Operator sebaiknya menggunakan sarung tangan pada saat mengoperasikan mesin tersebut dengan tujuan agar tetap terjaga kebersihan dan higienis dari hasil gilingan biji kedelai yang berupa sari kedelai. Dari hasil pengaturan kerenggangan (clearance) batu giling tersebut, maka juga dapat diperoleh hasil penggilingan yang sempurna dengan sisa hasil pemerasan berupa ampas kedelai yang lembut Penggilingan Secara

Perbandingan Antara Manual dengan Mesin

Mesin penggiling biji kedelai ini dibuat untuk industri rumah tangga khususnya para ibu rumah tamgga sehingga dengan adanya industri rumah tangga, maka dapat membantu meningkatkan perekonomian dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri walaupun dalam kapasitas kecil. Dibandingkan dengan cara manual yang telah ada di pasaran, mesin ini lebih efisien dan cepat. Adapun perbandingannya sebagai berikut: Dengan manual : a. Memakan banyak waktu untuk menghaluskan biji kedelai b. Hasil ukuran kehalusannya bervariasi (tidak pasti)

= 0,026 Lt/s

Maka, berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam 1 kali proses

28

TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 25 - 30

c. Membutuhkan tenaga kerja lebih dari satu pekerja d. Resiko kecelakaan kerja lebih besar Dengan menggunakan motor listrik : a. Selama satu jam kerja mampu menggiling biji kedelai 30 kg b. Satu mesin hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja (operator) saja c. Mempersingkat waktu serta menghemat biaya produksi Dari efisiensi diatas dapat disimpulkan bahwa mesin yang dirancang mampu mengatasi masalah khususnya pada proses penggilingan biji kedelai untuk pengusaha industri rumah tangga tahu, khususnya para ibu rumah tangga yang berniat untuk mendirikan home industry agar dapat meningkatkan pendapatan perekonomian keluarga. Spesifikasi Mesin Setelah komponen dan bagian-bagian mesin dirakit semua, maka keseluruhan komponen mesin pengolah kedelai dengan kapasitas 30 kg/jam ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. panjang mesin = 570 [mm] b. lebar mesin = 245 [mm] c. tinggi mesin = 850 [mm] d. massa mesin = 27,5 [kg]

Prinsip kerja dari mesin ini yaitu ketika putaran yang dihasilkan dari motor listrik mulai bekerja, maka putaran tersebut akan diteruskan oleh sebuah poros penghubung yang berfungsi sebagai penerus putaran. Poros tersebut dihubungkan langsung dengan alat penyaring beserta batu giling bawah sehingga batu giling tersebut dapat berputar, dengan kata lain putaran dari poros penghubung tersebut digunakan untuk menggerakan batu giling yang akan digunakan untuk menghaluskan butiran kacang kedelai yang sebelumnya telah direndam ke dalam air selama satu hari-satu malam. KESIMPULAN Setelah melakukan perancangan, perhitungan, pemilihan bahan, proses pengerjaan, perakitan, perawatan dan pengujian mesin pengolah kedelai ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Ukuran mesin pengolah kedelai ini adalah : Panjang mesin = 570 [mm] Lebar mesin = 245 [mm] Tinggi mesin = 850 [mm] Berat mesin = 27,5 [kg] 2. Hasil dari kinerja mesin sebagai berikut : Mekanisme dapat bekerja sesuai dengan rencana yang diharapkan yaitu dalam satu kali proses produksi hanya memerlukan 1 kali proses kerja dan fungsi mesin dapat bekerja secara optimal Hasil gilingan sesuai dengan rencana yang diharapkan yaitu berupa sari-sari kedelai dengan kapasitas rata-rata sama Tingkat kebisingan yang di timbulkan dari mesin relatif rendah karena menggunakan sistem penggerak motor listrik. Kapasitas pengolahan kedelai yang dihasilkan sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan, yaitu sebesar 30 kg/jam. Sisa hasil penggilingan dapat diproses kembali menjadi makanan tradisional (gembus), dan juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan sapi guna proses penggemukan sapi Saran 1. Perlu adanya pelatihan dan penjelasan mengenai prosedur penggunaan mesin pengolah biji kedelai ini agar operator mengetahui secara pasti cara pengoperasian mesin. 2. Perlu adanya penyusunan jadwal perawatan preventif terhadap mesin pengolah biji kedelai ini untuk menghindari terjadinya kerusakan

Gambar 1. Mesin Pengolah Susu Kedelai

MESIN PENGOLAH SUSU KEDELAI KAPASITAS 30 KILOGRAM PERJAM ( Agus Pramono)

29

pada setiap komponen sehingga dapat memperpanjang umur mesin, terutama pada permukaan batu giling. 3. Perlu pengembangan lebih lanjut untuk memodifikasi mesin agar dapat berproduksi secara optimal dan efektif. 4. Pada saat proses penggilingan, perlu diperhatikan besarnya air yang mengalir agar diperoleh hasil penggilingan yang sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Cross, Nigel, 1994, Engineering Desain Method,. Jhon Wiley & Sons, New York. Hurst, Ken, 2006, Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik, Erlangga, Jakarta. Jutz, Scharkus, Eduar & Hermanner, 1985, Westerman Table. New Delhi : Wilky Estern Limited. Juvinal, Robert C., 1967, Fundamental of Machine Component Design. Jhon Wiley & Sons, New York. Khurmi, R.S. and Gupta J.K., 1980, A Text Book of Machine Design Second Edition. Eurasia Publising House Ltd, New Delhi.

Sato, G. Takeshi, N. Sugiarto Hartanto, 2000, Menggambar Mesin, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Shigley, Joseph E & Lary Mitcell. 1991, Perencanaan Teknik Mesin. Erlangga, Jakarta. Singer, Ferdinand L and Andrew Pytel, 1995, Ilmu Kekuatan Bahan, Erlangga, Jakarta. Sularso. Ir. MSME dan Kiyokatsu Suga. 1997, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, PT Pradnya Paramita. Jakarta Supandi. 1990, Manajemen Perawatan Industri, Ganeca Exact. Bandung. Wick Charles. Tanpa Tahun, Tool and Manufacturing Engineers Hand Book Society of Manufacturing Engineers, Michigan. Wiryosumantro, Prof. Dr Ir Harsono & Prof. Dr. Toshie Okumura. 2000, Teknologi Pengelasan Logam. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

30

TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 25 - 30

You might also like