You are on page 1of 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGAMBIL KREDIT MODAL KERJA PADA BPR.

GUNUNG KAWI SEMARANG Aris Sunindyo & Ganesthi Swastika Rini Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang Abstract The aim of this researh is to test the influence of product,place,price,process,people promotion anphysical evidence towars the decision of the customers to take the working capital credit at PT BPR Gunung Kawi Semarang. The sample of this researh are 50 customers at PT BPR Gunung Kawi Semarang.The Model of The data analysis is Multiple Linear Regretion and tehe technique of the analisys used is F Test and T Test,after the quality of the data is being tested and as well as the classical assumtion.The result of the analysis shows that the influence of product, place ,price,process,people promotion and physical evidence at once have significance influence toward the decision of the customer to take the working capital credit at PT BPR Gunung Kawi Semarang .How ever ,partially price ,place and physical evidence have significance influence towar the decision of the customer to take the working capital credit at PT BPR Gunung Kawi Se marang. This empirical result identifies that to improve the decision of the customers totake the working capital credit at PT BPR Gunung Kawi Semarang,they have to pay attention toward factor ,such as product ,place ,price,process, people, promotion and physical evidence because they are prove have the influence toward the decision of the customers totake the working capital credit at PT BPR. Gunung Kawi Semarang.The implication and the suggestion for the coming research are stated in the last chapter of this research. Key word : product ,place,price,process,people,promotion,physical evidence, and customers decision PENDAHULUAN Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit/pinjaman. Penghimpunan dana oleh bank dilakukan dalam bentuk tabungan, deposito dengan berbagai jangka waktu. Penyaluran dana tidak hanya dilakukan dalam bentuk kredit, penyaluran dana tersebut dapat berupa pembelian surat berharga dan penempatan pada bank lain. Dalam menghadapi persaingan di dunia perbankan yang semakin ketat PT. BPR Gunung Kawi Semarang, memerlukan langkah-langkah yang tepat agar dapat menarik nasabah untuk mengambil kredit, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan pada masyarakat yang membutuhkan dana dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.PT. BPR Gunung Kawi Semarang merupakan salah satu bank umum yang menyediakan jasa perbankan yang berupa tabungan dan memberikan kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi. Ketiga jenis kredit tersebut, masyarakat cenderung lebih banyak yang mengambil jenis kredit modal kerja, karena digunakan untuk perluasan atau mendirikan usaha. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan dan dikaji, sehingga dapat diketahui faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sesuai data Bank Indonesia dalam buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan 3 tahun 2011, porsi penggunaan kredit modal kerja pada triwulan III2011 masih mendominasi dengan porsi sebesar 51,21% kemudian diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 43,53% dan kredit investasi sebesar 5,26%. Sedangkan berdasarkan sektoral, sektor lain-lain dan sektor perdagangan masih mendominasi penyaluran kredit BPR dengan porsi masing-masing

41

sebesar 46,14% dan 35,68%. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nasabah dalam memutuskan untuk mengambil kredit modal kerja, diantaranya product, place, process, price, people, physical evidence, dan promotion. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha menguji pengaruh product, place, process, price, people, physical evidence, dan promotion, terhadap keputusan nasabah dalam mengambil kredit modal kerja. Adapun obyek yang dijadikan sebagai penelitian adalah PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh product dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh place dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh process dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh price dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh people dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 6. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh physical evidence dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 7. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh promotion dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang 8. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh product, place, price, people, physical evidence dan promotion secara bersama-sama dalam keputusan mengambil kredit modal kerja di PT. BPR Gunung Kawi Semarang. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dalam bahasan ini akan disampaikan pemikiran teoritis yang menggambarkan suatu kerangka konseptual yang merupakan panduan dan sebagai

perumusan hipotesis dalam bentuk model pemikiran seperti ini:


STIMULI PEMASARAN Product Physical Evidence Price Place People Promotion Process Keputusan Nasabah

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sumber: Penulis, 2011 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga bahwa product, place, process, price, people, physical evidence, dan promotion secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam member produk suatu bank. 2. Diduga bahwa product secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 3. Diduga bahwa physical evidence secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 4. Diduga bahwa price secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 5. Diduga bahwa place secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 6. Diduga bahwa people secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 7. Diduga bahwa promotion secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank. 8. Diduga bahwa process secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam membeli produk suatu bank.

42

TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 41 - 49

Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Indikator dinyatakan valid jika nilai r hitung indikator tersebut lebih besar dibanding r tabel atau signifikan di bawah 5%. R hitung didapat dari hasil korelasi jawaban responden pada setiap indikator di suatu variabel, kemudian diolah dengan program komputer dan muncul dengan output Pearson correlation. Output Pearson correlation valid jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05. Hasil uji validitas dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.7 Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Variabel Keputusan nasabah (Y) Product (X1) Price (X2) Place (X3) Promotion (X4) People (X5) Process (X6) Physical evidence (X7) Pearson Correlation 0,598** - 0,895** 0,865** - 0,912** 0,875** - 0,876** 0,737** - 0,877** 0,832** - 0,885** 0,883** - 0,908** 0,937** - 0,949** 0,734** - 0,855**

Nilai cronbachs alpha variabel keputusan nasabah, product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence lebih besar 0,60, sehingga indikator atau kuesioner dari ketiga variabel tersebut reliabel atau handal sebagai alat ukur variabel data. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Tabel 3. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual 50 .0000000 .83777301 .120 .120 -.093 .849 .466

N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2011

Hasil uji validitas memperlihatkan nilai r hitung indikator variabel keputusan nasabah, product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence nilai signifikansinya kurang dari 5%, dengan demikian indikator yang digunakan variabelvariabel tersebut dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kuesioner disebut reliabel, apabila cronbachs alpha () 0,60, sedangkan cronbachs alpha () < 0,60 tidak reliabel. Hasil nilai cronbachs alpha dapat dilihat pada output reliability kolom reliability statistics. Hasil uji reliabilitas keseluruhan indikator di setiap variabel dapat dilihat hasilnya pada tabel Tabel 2. Hasil Reliabilitas
Variabel Keputusan nasabah (Y) Product (X1) Price (X2) Place (X3) Promotion (X4) People (X5) Process (X6) Physical evidence (X7) Cronbach Alpha () 0,687 0,726 0,696 0,626 0,639 0,752 0,873 0,763 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data primer yang diolah,2011

Hasil pengujian diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,466 nilai diatas 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi dapat digunakan sebagai pengujian berikutnya. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai tolerance lebih dari 10% dan nilai VIF kurang dari 10 maka dapat diambil kesimpulan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut :

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2011 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI .(Aris Sunindyo & Ganesthi Swastika Rini)

43

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas


Model Regresi Product (X1) Price (X2) Place (X3) Promotion (X4) People (X5) Process (X6) Physical evidence (X7) Nilai Sig Tolerance VIF 0,949 0,800 0,781 0,924 0,914 0,826 0,815 1,054 1,250 1,281 1,083 1,094 1,211 1,227 Kesimpulan Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas

satu pun yang signifikan mempengaruhi variabel dependen nilai absolute (ABSUT). Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikannya di atas 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1(sebelumnya). Mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini maka dilakukan uji Durbin-Watson (DW test). Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
b Model Summary

Sumber : Data primer yang diolah,2011 Dari hasil perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hasil perhitungan juga didukung oleh nilai tolerance yang menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoliniaritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara: Tabel 5. Uji Glejser
Nama Variabel Bebas Product (X1) Price (X2) Place (X3) Promotion (X4) People (X5) Process (X6) Physical evidence (X7) T hitung 0,611 0,273 -0,184 -1,348 -1,800 0,002 -1,260 Sig. 0,54 4 0,78 6 0,85 5 0,18 5 0,42 8 0,99 8 0,21 4 Keterangan Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas Tidak ada heteroskedastisitas

Model 1

Adjusted Std. Error of Durbin-W R R Square R Square the Estimate atson .688a .473 .385 .905 2.166

a. Predictors: (Constant), PHYSICAL, PEOPLE, PROMOTIO, PRODUCT, PRICE, PROCESS, PLACE b. Dependent Variable: KEPUTUSA

Hasil uji autokorelasi pada model regresi sebesar 2,166. Nilai ini bila dikonsultasikan dengan nilai batas tidaknya adanya masalah autokorelasi antara 1,65 sampai dengan 2,35 maka hasil nilai DW hitung ada diantara angka tidak adanya masalah autokorelasi. Uji autokorelasi bisa dengan cara lain yaitu Run Test, sebagai bagian dari statistik untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random atau dengan kata lain tidak ada autokorelasi dalam model. Hasil selengkapnya pada tabel output dari SPSS berikut ini: Tabel 7. Uji Autokorelasi dengan Run Test
Runs Test Unstandardiz ed Residual -.17434 25 25 50 24 -.572 .568

Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median

Tabel di atas dapat terlihat bahwa variabel independen yaitu product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence tidak ada

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig sebesar 0,568 > 0,05 yang berarti tidak ada korelasi antar residual sehingga dapat disimpulkan bahwa residual bersifat random atau acak atau dengan kata lain tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

44

TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 41 - 49

5. Uji Hipotesis Hasil SPSS yang berupa nilai koefisien determinasi (R2), koefisien regresi, F hitung dan t hitung dirangkum dalam tabel berikut ini : Tabel 8. Ringkasan Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Konstanta Product (X1) Price (X2) Place (X3) Promotion (X4) People (X5) Process (X6) Physical evidence (X7) R R2 Adjusted R2 F hitung Sig. Unstandardized Coefficients 0,400 0,297 0,461 0,379 -0,030 0,013 0,058 0,249 0,688 0,473 0,385 5,389 0,000 Standardized Coefficients 0,154 0,354 0,321 -0,034 0,009 0,048 0,252 t hitung 0,182 1,343 2,824 2,532 0,291 0,081 0,388 2,034 Sig. 0,856 0,186 0,007 0,015 0,772 0,936 0,700 0,048

Y = 0,400 + 0,297X1 + 0,461X2 + 0,379X3 - 0,030X4 + 0,013X5 + 0,058X6 + 0,249X7 + e Persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa arah pengaruh variabel product positif, variabel price mempunyai arah pengaruh positif, variabel place mempunyai arah pengaruh negatif, variabel promotion mempunyai arah pengaruh positif, variabel people mempunyai arah pengaruh positif, variabel process mempunyai arah pengaruh positif, dan variabel physical evidence mempunyai arah pengaruh positif. Nilai konstanta sebesar 0,400 menyatakan bahwa jika variabel bebas dianggap konstan, maka ratarata keputusan nasabah sebesar 40%, koefisien regresi product (X1) sebesar 0,297 menyatakan bahwa setiap peningkatan product sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 29,7%, koefisien regresi price (X2) sebesar 0,461 menyatakan bahwa setiap peningkatan price sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 46,1%, koefisien regresi place (X3) sebesar 0,379 menyatakan bahwa setiap peningkatan place sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 37,9%, koefisien regresi promotion (X4) sebesar 0,030 menyatakan bahwa setiap peningkatan promotion sebesar 100% akan menurunkan keputusan nasabah sebesar 3%, koefisien regresi people (X5) sebesar 0,013 menyatakan bahwa setiap peningkatan people sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 1,3%, koefisien regresi process (X6) sebesar 0,058 menyatakan bahwa setiap peningkatan process sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 5,8%, koefisien regresi physical evidence (X7) sebesar 0,249 menyatakan bahwa setiap peningkatan process sebesar 100% akan meningkatkan keputusan nasabah sebesar 24,9%. Uji signifikansi parameter individual (Uji t Statistik) untuk melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat, didapatkan hasil nilai t hitung variabel product (X1) sebesar 1,343 < 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,186 > 0,05. Nilai t hitung bertanda positif namun tidak signifikan, maka variabel product tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa product berpengaruh terhadap keputusan nasabah ditolak. Nilai t hitung variabel price (X2) sebesar 2,824 > 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,007 < 0,05. Nilai t hitung

Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Tabel di atas diketahui besarnya nilai Adjusted R2 sebesar 0,385, hal ini berarti 38,5% variasi keputusan nasabah mengambil kredit modal kerja yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu keputusan nasabah, product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence. Sedangkan sisanya (100% - 38,5% = 61,58%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,389 > F tabel sebesar 2,237 tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan nasabah atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence berpengaruh terhadap keputusan nasabah. 6. Analisis regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya hubungan antara product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence terhadap keputusan beli nasabah. Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya maka didapat hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.00 yang dapat dilihat pada Tabel Hasil uji statistik regresi linier berganda didapatkan suatu persamaan regresi sebagai berikut:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI .(Aris Sunindyo & Ganesthi Swastika Rini)

45

bertanda positif dan signifikan, maka variabel price berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa price berpengaruh terhadap keputusan nasabah diterima. Nilai t hitung variabel place (X3) sebesar 2,532 > 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,015 < 0,05. Nilai t hitung bertanda positif dan signifikan, maka variabel place berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa place berpengaruh terhadap keputusan nasabah diterima. Nilai t hitung variabel promotion (X4) sebesar 0,291 < 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,772 > 0,05. Nilai t hitung bertanda negatif dan tidak signifikan, maka variabel promotion tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa promotion berpengaruh terhadap keputusan nasabah ditolak. Nilai t hitung variabel people (X5) sebesar 0,081 < 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,936 > 0,05. Nilai t hitung bertanda positif dan tidak signifikan, maka variabel people tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa people berpengaruh terhadap keputusan nasabah ditolak. Nilai t hitung variabel process (X6) sebesar 0,388 < 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,700 > 0,05. Nilai t hitung bertanda positif dan tidak signifikan, maka variabel process tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa process berpengaruh terhadap keputusan nasabah ditolak. Nilai t hitung variabel physical evidence (X7) sebesar 2,034 > 2,0181 (t tabel) dan sig. 0,048 < 0,05. Nilai t hitung bertanda positif dan signifikan, maka variabel physical evidence berpengaruh terhadap keputusan nasabah. jadi hipotesis yang mengatakan bahwa physical evidence berpengaruh terhadap keputusan nasabah diterima HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengujian hipotesis 1 diperoleh Fhitung lebih besar daripada Ftabel (5,389 > 2,237). Keadaan ini product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang, sehingga dapat digunakan sebagai

masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 2 diperoleh thitung lebih kecil daripada ttabel 1,343 < 2,0181 dan sig. 0,186 > 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel product secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 3 diperoleh thitung lebih besar daripada ttabel 2,824 < 2,0181 dan sig. 0,007 < 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel price secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 4 diperoleh thitung lebih besar daripada ttabel 2,532 < 2,0181 dan sig. 0,015 < 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel place secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 5 diperoleh thitung lebih kecil daripada ttabel 2,824 < 2,0181 dan sig. 0,007 < 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel promotion secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 6 diperoleh thitung lebih kecil daripada ttabel 0, 081 < 2,0181 dan sig. 0,936 > 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel people secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 7 diperoleh thitung lebih kecil daripada ttabel 0,388 < 2,0181 dan sig. 0,700 > 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel process secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

46

TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 41 - 49

keputusan beli nasabah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung kawi Semarang. Pada pengujian hipotesis 8 diperoleh thitung lebih besar daripada ttabel 2,034 < 2,0181 dan sig. 0,048 < 0,05. Keadaan ini menunjukkan variabel physical evidence secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan beli nasabah, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa price secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Karena faktor price merupakan perhatian yang penting bagi nasabah, dengan memperhitungkan suku bunga yang rendah dan biaya administrasi yang murah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa place secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Faktor place merupakan perhatian yang penting bagi nasabah, karena dilihat dari faktor tempat yang strategis atau faktor tempat yang dekat dan mudah dijangkau dari tempat tempat tinggal nasabah, sehingga proses transaksi perbankan nasabah menjadi lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa physical evidence secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Faktor physical evidence merupakan perhatian yang diperhitungkan bagi nasabah, karena dilihat dari lingkungan dimana jasa disediakan dan dimana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi, dan komponen fisik lainnya yang memfasilitasi kinerja atau komunikasi jasa yang ditawarkan, jadi bukti fisik ini menarik perhatian nasabah sehingga mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa product secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Didalam penelitian ini

diduga bahwa nasabah tidak banyak tahu atau tidak mengerti tentang produk kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promotion secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Didalam penelitian ini, diduga bahwa promosi produk kredit modal kerja dari PT. BPR Gunung Kawi Semarang kurang menarik perhatian nasabah atau banyak yang tidak tahu atau tidak mengerti tentang produk kredit modal kerja dari PT. BPR Gunung Kawi Semarang sehingga promosi dari mulut ke mulut pun tidak berjalan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa people secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Didalam penelitian ini diduga bahwa sumber daya manusia pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang kurang begitu terlatih dan kurang begitu bagus dalam kinerjanya ataupun penampilan dan sifat bertugas sehari-hari dalam kaitannya dengan proses pelayanan terhadap nasabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa process secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Didalam penelitian ini diduga bahwa dalam pengajuan kredit ataupun pelunasan kredit yang ditawarkan oleh PT. BPR Gunung Kawi Semarang, masih kurang dalam memberikan kemudahan dan transaksi pencairan kreditnya memakan waktu yang terlalu lama. KESIMPULAN Dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Seamarang yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI .(Aris Sunindyo & Ganesthi Swastika Rini)

47

2. Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa variabel product secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 3. Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa variabel price secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 4. Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa variabel place secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 5. Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan bahwa variabel promotion secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 6. Hasil pengujian hipotesis 6 menunjukkan bahwa variabel people secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 7. Hasil pengujian hipotesis 7 menunjukkan bahwa variabel process secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. 8. Hasil pengujian hipotesis 8 menunjukkan bahwa variabel physical evidence secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kreja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. Saran 1. Dalam pengumpulan data seharusnya secara keseluruhan menggunakan metode wawancara secara langsung terhadap responden sehingga jawaban responden akan mendekati hal yang sesungguhnya. Disarankan juga untuk menambah jumlah responden yang dalam penelitian ini hanya 50 responden dan memungkinkan juga untuk menambah jumlah variabel atau faktor-faktor lain yang mungkin mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah karena akan menghasilkan inovasi baru dari penelitian terdahulu.

2. Keempat faktor meliputi: product, promotion, people, dan process terbukti kurang berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh nasabah PT. BPR Gunung Kawi Semarang, namun bukan berarti PT. BPR Gunung Kawi Semarang mengabaikan keempat faktor tersebut. Perhatian terhadap keempat faktor diatas harus semakin ditingkatkan karena nantinya akan berpengaruh juga terhadap kualitas produk PT. BPR Gunung Kawi lainnya yang diharapkan mampu menarik keputusan nasabah untuk membelinya. 3. PT. BPR Gunung Kawi harus mempertahankan faktor price, place, dan physical evidence dalam transaksi, karena hanya faktor tersebut yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk mengambil kredit modal kerja pada PT. BPR Gunung Kawi Semarang. DAFTAR PUSTAKA Ailawadi, Kusum L, Scott A. Neslin and Karen Gedenk, 2001, Pursuing the ValueConscious Consumer: Store Brands Versus National Brand Promotions, Journal of Marketing, 65(1), pp.71-89. Armtrong, j.Scott, Morwits, Vicki G,and Kumar V, April 2000, Sales Forecasts for ExitingConsumer Product and Service. Carlson, John A. and Robert J. Gieseke, 1983, Price Search in a Product Market, Journal of Consumer research, 9(4), pp.357-365. Cobb, Cathy J. and Wayne B. Hoyer, 1986, Planned Versus Impulse Purchase BehavioR, Journal of Marketing, 42(3), pp. 109-113. Djarwanto Ps, and Pangestu Subagyo, 2000, Statistik Induktif, Yogyakarta BPFE. East, Robert, Patricia Harris, Gill Wilson and Wendy Lomax, 1995, Loyalty to Supermarkets, Internastional receive of Retail, Distribution and Consumer Research,5(1), pp. 99-109. Enis, Ben M. and Gordon W. Paul, 1970, Store Loyalty as a Basis for Marketing Segmentation, Journal of Retailong, 46(3), pp. 42-56 Getut Pramesti, Panduan Lengkap SPSS 13.0 dalam Mengolah Data Statistik,Jakarta PT.Gramedia. Grewal, D, Monroe, K.B and Krisman, R, April 1998, The Effect of Price Comparison
TEKNIS Vol. 7, No.1, April 2012 : 41 - 49

48

Advertising on Buyers Perseption of Acquirition Value, Transacion Value, and Behavioral Intentions, Journal of Marketing, Vol. 62, Hal. 46-59. Ivan -Damir Anic Sonja Radas. 2006. The Consumer In-Store Purchasing Behavior Associated With Deal-Proneness for Hypermarket Retailer in Croatia Journal of The Consumer in Purchasing Behavior Associated Deal-Proneness. No 109, 2006, Hal 62-81. Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, The Milleniu Edition, Prentice Hall Internasional, Inc Levy, Michael and Barton A. Weitz, 2004, Retailing management, Boston: McGraw Hill/Irwin. Martinez, Eva and Teresa Montaner, 2006, The Effect of Consumers Psychograpic Variables Upon Deal-Proneness, Journal of Retailing and Consumer Services, 13(3), pp.157-168.

Massy, William F, and Ronald E. Frank, 1965, Short Term Price and Dealing Effects in Selected Market Segments, Journal of Marketing Research, 2(2), pp.171-186. Montgomery, David B, 1971, Consumer Characteristics Associated With Dealing: An Empirical Example, Journal of Marketing Research, 8 (1), pp.118120. Mulhern, Francis J,and D. T. Padgett, 1995, The Relationship Between Retail Price Promotions and Regular Price Purchases, Journal of Marketing, 59 (4), pp.83-90. Price, Linda I, and Lawrence F. Feick, 1988, Couponing Behaviors of the Market Maven: Profile of a Super Couponer, Advances in Consumer Research,15 (1), pp,354-359.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI .(Aris Sunindyo & Ganesthi Swastika Rini)

49

You might also like