You are on page 1of 26

MBING: BUNDA- RAHIMAH KelasKEJURUAN 1 do2 XII - IPA MUDA N AJARAN 2011/2012 Septian Simbolon

Nanti malam ada Bahasa cam Penggunaankegiatan apa? Indonesia

Assalamualaikum. apa 8 BAHASA iiiSedangINDONESIA 7 ii 12KARYA TULISKARYA 4 INDONESIA KARYA KARYABAHASAKARYA TULIS TULIS TULIS BAHASA INDONESIA KARYA TULIS BAHASATULISINDONESIABAHASA INDONESIA KARYA TULIS BAHASA INDONESIA INDONESIABAHASA INDONESIA TULISKARYA i BAHASA 9kamu? 6 5 INDONESIA TULISTULIS 10 BAHASA KARYA 11 KARYA BAHASA TULIS 2 1 INDONESIAKARYA BAHASA INDONESIA 3 1 Sudah1makan belum? 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1

B A B I

PENDAHULUAN
1.

1 LATAR BELAKANG

Di Era Globalisasi modern ini, salah satu gaya bahasa yang sedang digrandungi oleh anak-anak muda di Indonesia adalah bahasa Alay. Baik penggunaan dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya. Untuk itu diperlukan adanya suatu penyuluhan yang optimal terhadap kondisi bahasa Indonesia saat ini, agar masyarakat Indonesia tahu apa yang harus dilakukannya sekarang dan waktu yang akan datang. Tidak hanya bahasa Alay, setiap bentuk bahasa yang terdapat penyimpangan di dalamnya harus segera ditinggalkan. Untuk dapat meninggalkan penggunaan bahasa Alay, masyarakat perlu menganalisa dampak dari penggunaan bahasa Alay tersebut. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Fonem adalah unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Sintaks adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu (dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Bahasa itu merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers dalam Inleideng toto de Taalkunde en tot de Geschiedens van het Nederlands, halaman 177).

Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah Anak layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya keren secara gaya busananya. Menurut Koentjaraningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi bangsa Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsissan yang cukup mengganggu masyarakat pada umumnya. Diharapkan sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar.

Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia dengan dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis. Akan tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah. Alih-alih mempermudah orang lain mengerti apa yang hendak dikatakan, penggunaan bahsa alay justru memperlambat orang lain untuk memahami apa yang diungkapkan, terlebih lagi orang tersebut tidak terbiasa dengan bahasa Alay karena membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahaminya. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Alay untuk generasi muda saat ini sudah sangat tidak mnegindahkan efesiensi, melainkan hanya sekedar trend belaka (Misbakhul Munir, Guru SD Al-Azhar Syifa Budi, Solo)

Sehubungan dengan pembahasan bahasa Alay di atas dan data yang penulis peroleh, telah mendorong penulis untuk mengambil judul makalah tentang BAHASA ALAY MENGANCAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA. 2 RUMUSAN MASALAH

1.

Penggunaan bahasa Alay akan mengancam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam penulisan makalah ini dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan bahasa Alay mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia? Dan bagaimana cara masyarakat menanggapi hal tersebut? 2. Bagaimana ciri-ciri bahasa yang dikategorikan dalam bentuk bahasa Alay? Dan apa dampak positif (negative) yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa Alay tersebut?

1.

3 TUJUAN PENELITIAN Dalam pennyusunan makalah ini yang berjudul Bahasa Alay Mengancam Penggunaan Bahasa Indonesia, penulis mempunyai tujuan yaitu untuk lebih memahami lebih luas bentuk-bentuk bahasa yang dikategorikan sebagai bahasa Alay, agar mampu menghindari penggunaan bahasa tersebut. Dengan adanya makalah ini penulis juga dapat mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dengan digunakannya bahasa Alay tersebut, khususnya masyarakat yang masih bersekolah.

1.

4 METODE PENELITIAN

Data-data yang digunakan untuk menyusun dan melengkapi karya tulis ini diperoleh dengan:

Telaah pustaka Membaca dan mengamati berbagai informasi dari berbagai media khusunya media cetak dan media internet.

Metode Wawancara Mewawancari narasumber di lingkungan sekitar yang berkaitan, yaitu dengan media komunikasi seperti pesang singkat di telepon genggam dan di situs jejaring sosial.

1.

5 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:


1.

Bagi remaja, penelitian ini dapat digunakan sebagai pencerahan mengenai pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar, khususnya bahasa nasional.

2.

Bagi orang tua, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengajarkan penggunaan bahasa yang baik dan benar untuk anak-anaknya. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan.

3.

B A B II

KAJIAN PUSTAKA
2. 1 LANDSAN TEORI

Mengenai Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dan undang-undang dasar kita yang di dalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa Indonesia menduduki tempat yang termuka di antara berates-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.

Kita sebagai warga Indonesia harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Maksud dari bahasa yang benar atau betul ialah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku. Sedangkan bahasa yang baik atau tepat ialah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Maka anjuran agar kita berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligs memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bagaimana ciri-ciri bahasa yang dikategorikan dalam bentuk bahasa Alay? Dan apa dampak positif (negative) yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa Alay tersebut?

Mengenai Bahasa Alay Alay adalah singkatan dari Anak Layangan, Anak Lebay, Anak Layu, atau Anak Kelayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi yang paling santer adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk menggambarkan anak yang sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan anak kampung, karena anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena terlalu banyak bermain layangan. Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, Dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan orang tua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khalayak media massa atau dipakai dalam lomunikasi formal secara tertulis. Persoalannya, tidak ada kaidah-kaidah tetap untuk bahasa-bahasa ini. Satu-satunya aturan adalah justru ketidakaturan itu sendiri. Awal mula kemunculan bahasa rumit ini tak lepas dari perkembangan SMS atau layanan pesan singkat. Untuk menghemat agar pesan yang panjang dapat terkirim hanya dengan satu kali SMS, menulisnya pun serba singkat. Awalnya memang

hanya serba metingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip. 2. 2 KAJIAN TEORITIS

Pengertian Bahasa Alay Pengertian bahasa Alay yang telah dijelaskan oleh Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran pada bab pendahuluan, bahasa Alay merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas Alay.

Fenomena bahasa alay menjadi menarik, karena tidak semua orang mau menerima bahasa Alay ini. Bahasa Alay sering digunakan oleh komunitas tersebut dalam SMS, atau status di Facebook dan Twitter. Entah karena banyaknya orang yang memakai tulisan alay sehingga berdampak banyak orang yang merasa terganggu sampai-sampai muncul grup antialay di Facebook.

Apakah penggunaan bahasa Alay mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia? Dan bagaimana cara masyarakat menaggapi hal tersebut?. Menurut Sahala, penggunaan bahasa sandi itu akan menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa karena lambanglambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khalayak, media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis. Karena remaja sekarang sering menggunakan bahasa Alay dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, menyebabkan para remaja menjadi sulit menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak dari mereka yang lancar dalam penggunaan bahasa Alay, tetapi sangat kesulitan dalam berbahasa Indonesia.

Ciri dan Dampak Bahasa Alay Masyarakat berlain pendapat dalam menghadapi hal tersebut, ada yang menerima bahasa tersebut ada juga yang merasa terganggu. Bagi mereka yang menerima bahasa Alay beralasan

karena mereka menganggap itu merupakan kreativitas. Jadi, biarkan saja kaum muda itu menggunakan bahasa sandi mereka sendiri yang ditujukan kepada komunitas mereka sendiri saja. Sedangkan bagi masyarakat lain yang merasa terganggu dengan bahasa Alay, menganggap bahasa Alay sangat sulit dipahami demikian juga penulisan dengan huruf alay sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk membacanya.

Bagaimana ciri-ciri bahasa yang dikategorikan dalam bahasa bentuk Alay? Apa dampak positif (negatif) yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa Alay tersebut?. Dari data yang penulis dapat ciri-ciri bahasa Alay, antara lain:
1.

Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: t3m4n, b350k k1t4 p3r91 yuuk.

2.

Kapitalisasi yang sangat berantakkan. Contoh:tEmAn, bEsOk kItA pErGi YuUuK.

Menambahkan x atau z pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf seperti s dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak perlu serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti huruf s dengan c sehingga seperti balita berbicara. Contoh: nanti Aq xmx kamyu deeech, xory ya, becok aQ gx bica ikut.

Contoh-contoh yang telah disebutkan di atas baru sedikit, ini artinya masih banyak lagi katakata yang termaksud di dalamnya. Penggunaan bahasa Alay memiliki dampak yang positif dan negatife. Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih creative. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita

menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga. Sedangkan dampak negatifnya adalah penggunaan bahasa Alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbaha Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa Alay. Karena, bahasa Alay tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa Alay. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa Alay sebagai komunikasi. Dampak negatif lainnya, bahasa Alay dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata Alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya Dengan dibiasakannya diri seseorang untuk menggunakan bahasa Alay, maka dapat menyulitkan dirinya sendiri. Penyebab terjadinya di antaranya karena, keengganan mereka untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia. Mereka lebih senang menggunakan bahasa Alay, karena lebih mudah dan merupakan bahasa yang lagi musim saat ini. Mereka gengsi atau malu jika mereka tidak menggunakan bahasa tersebut.

B A B III

ISI
3. 1 ISI PENELITIAN

Saya telah melakukan observasi di telepon genggam melalui pesan singkat dan situs jejaring sosial seperti facebook. Saya menggunakan metode dengan mengirimkan pesan singkat kepada sepuluh orang teman sekolah yang masih duduk di bangku SMA. Ada empat sudut poin bahasa alay yang saya lakukan:
1. 2. 3. 4.

Mengganti huruf dengan angka ataupun simbol-simbol, Kombinasi huruf besar dan kecil yg tidak sesuai EYD, Menggantikan suatu huruf dengan huruf yang salah pada suatu kata, dan Penyingkatan kata-kata yang salah.

Observasi wawancara dilakukan dengan melakukan media telepon genggam, yang bukan merupakan barang elit tapi merupakan kebutuhan. Pewawancara mengirimkan sebuah pesan yang sama kepada sepuluh narasumber. Isi pesan berupa:

Narasumber Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 jumlah


Persen (%)

Sumber 1

3/4 x 10 = 7,5%

Sumber 2


4 4/4 x 10 = 10%

Sumber 3


4 4/4 x 10 = 10%

Sumber 4

2/4 x 10 = 5%

Sumber 5


4 4/4 x 10 = 10%

Sumber 6

1 1/4 x 10 = 2,5%

Sumber 7

3/4 x 10 = 7,5%

Sumber 8


4 4/4 x 10 = 10%

Sumber 9


3 3/4 x 10 = 7,5%

Sumber 10

2/4 x 10 = 5%

Jumlah 7 5 8 10 30

75%
Persen (%) 7/40 x 100 = 17,5% 5/40 x 100 = 12,5% 8/40 x 100 = 20% 10/40 x 100 = 25% 30/40 x 100 = 75%

75% : 25%
Dari tabel dapat dilihat bahwa:
1. 2. 3.

Mengganti huruf dengan angka ataupun simbol-simbol, Kombinasi huruf besar dan kecil yg tidak sesuai EYD, Menggantikan suatu huruf dengan huruf yang salah pada suatu kata,

= 17,5% = 12,5% = 20%

4.

Penyingkatan kata-kata yang salah. Jumlah yang menggunakan bahasa alay

= 25% = 75%

3. 2 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Agar tidak meluasnya dari dampak negatif dari penggunaan bahasa alay yang dapat mengancam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar serta sesuai EYD, maka ada cara pemecahan masalah yang dapat diberikan, berupa:
1.

Pelajari dan pahami agar mengerti dengan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar, karen bahasa serta cara menulis itu merupakan cerminan bagi diri kita sendiri.

2.

Setelah memahami bahasa indonesia yang baik dan benar usahakan gunakan juga bahasa yang benar tersebut dikehidupan sehari hari.

3.

Biasakan berkomunikasi dengan efesien.

siapa saja termasuk juga teman dekat dengan

menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar agar komunikasi lebih mudah dan

4.

Jika berkomunikasi menggunakan media tulis maka gunakan bahasa tulisan dengan baik sesuai Ejaan yang Disempurnakan agar terbiasa, karena bahasa indonesia adalah bahasa nasional yang harus dipahami.

5.

Bagi remaja jangan biasakan menggunakan bahasa alay, gunakan bahasa yang baik dan benar karena bahasa indonesia juga merupakan mata pelajaran disekolah dan masuk dalam pelajaran yang di Ujian Nasionalkan. Jangan gengsi tidak menggunakan bahasa alay, gengsilah jika nilai bahasa indonesia kamu tidak memuaskan. Bahasa indonesia itu bahasa yang mudah, gengsi jika tidak tahu bahasa Indonesia yang baik dan benar.

6.

Sadarilah bahwa bahasa alay itu adalah bahasa yang norak. Mereka yang tidak menggunakan bahasa alay menjadi lebih baik karena menghargai dan mencintai tanah air yang telah merdeka karena jasa para pahlawan, mengetahui serta menaati sumpah pemuda.

7.

Bagi kamu yang masih menggunakan bahasa alay, jangan biasakan penggunaan bahasa tersebut karena dapat merusak citra bahasa indonesia. Sebagai warga suatu negara kita harus menaati aturan yang telah di tetapkan, untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan tidak merubahnya, jika kita merubah bahasa indonesia dengan bahasa alay, bahasa yang sudah jelas dan tidak layak di gunakan maka kita itu bukan termasuk warga yang taat dan cinta terhadap tanah air Indonesia.

B A B IV

PENUTUP

4.

1 KESIMPULAN Tata bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa Alay. Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah masyarakat Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Setelah mewawancarai sepuluh (10) narasumber yang berasal dari kalangan pelajar dapat disimpulkan bahwa 75% menggunakan bahasa alay, dan tidak ada yang tidak menggunakan bahasa alay dari seluruh narasumber.

3. 2 SARAN

1. Pergunakanlah teknologi yang benar-benar menunjang efektifitas komunikasi yang sehat dan baik. 2. Hindari penggunaan bahasa alay agar tidak miskomunikasi antara komunikator dan komunikan. 3. Jangan melupakan prinsip bahwa tulisan dibuat adalah untuk dimengerti oleh yang membaca agar tidak mengalami gangguan.

4. Sebaiknya bahasa alay dipergunakan pada situasi tidak formal.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Perum Balai Pustaka. Jakarta 1992. http://ayumeilana.blogspot.com/2010/10/bahasa-alay-mengancam-penggunaan-bahasa.html http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/09/08394010/Anak.Muda.dan.Bahasa.Alay http://www.facebook.com/notes/farhansyah-putra-syahada/bahaa-alay-nan-lebay/242360211005 http://www.indonesiaindonesia.com/f/61000-sejarah-kata-alay/ http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3407753 http://lupherblueniz.blogspot.com/2010/03/definisi-alay-menurut-para-ahli-kamus.html http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa Kartajaya, Hermawan.Anak Muda dan Bahasa Alay.Kompas.17 Februari 2011.

PRA KATA
Puji dan syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Bahasa Alay Mengancam Penggunaan Bahasa Indonesia.Penulisan karya tulis ini sebagai tugas yang diberikan oleh guru pembimbing yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Penulis berharap karya tulis ini mampu

memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para siswa pada khususnya dan pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Kata maaf juga tak lupa pula penulis sampaikan apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam laporan kami. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca, untuk membangun penulis di masa kedepannya. Akhirnya, segala kebaikan yang telah diberikan, penulis serahkan kepada Allah SWT semoga mendapat balasan dari-Nya. Amin Yarabbalalamin.

Kualasimpang, 28 Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
PRA KATA...........................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................ii ABSTRAK ......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.........................................................1 1. LATAR BELAKANG......................................................1

2. 3. 4. 5.

RUMUSAN PENELITIAN.........................................2 TUJUAN PENELITIAN.............................................3 METODE PENELITIAN...........................................3 MANFAAT PENELITIAN..........................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................4 2.1 LANDASAN TEORI................................................4 2.2 KAJIAN TEORITIS.................................................5 BAB III ............................................................................... ISI...........................................................................8 3.1 ISI PENELITIAN....................................................8 3.2 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH...................10 BAB IV PENUTUP...............................................................11 4.1 KESIMPULAN.....................................................11 4.2 SARAN..............................................................11

DAFTAR PUSTAKA

12

ABSTRAK
Penulis dari kelas XII-IPA 1 SMA Negeri 2 Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang TA 2011/2012. Bahasa Alay Mengancam Penggunaan Bahasa Indonesia. Dalam hal penelitian, penulis menggunakan metode kepustakaan yang relevan dan metode wawancaran dengan bahan penelitian.2012 Penelitian bahasa alay ini bertujuan untuk lebih memahami lebih luas bentuk-bentuk bahasa yang dikategorikan sebagai bahasa Alay, agar mampu menghindari penggunaan bahasa tersebut. Pelaksanaan penelitian wawancari memiliki 4 poin yaitu, mengganti huruf dengan

angka ataupun simbol-simbol, kombinasi huruf besar dan kecil yg tidak sesuai EYD, menggantikan suatu huruf dengan huruf yang salah pada suatu kata, dan Penyingkatan kata-kata yang salah. Hasil analisis data terhadap penggunaan bahasa alay pada 10 narasumber yang telah di wawancarai adalah: Narasumber ke-1, 7,5% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-2, 10% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-3, 10% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke4, 5% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-5, 10% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-6, 2,5% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-7, 7,5% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-8 10% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-9, 7,5% menggunakan bahasa alay. Narasumber ke-10, 5% menggunakan bahasa alay Maka disimpulkan, bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah masyarakat Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, 75% menggunakan bahasa alay, dan tidak ada yang tidak menggunakan bahasa alay dari seluruh narasumber.

KA

S M A N 2 KEJURUAN MUDA

You might also like