You are on page 1of 56

1

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa dari dari konsep keperawatan dengan konsep kesehatan masyarakat serta di dukung ilmuilmu lain ( Azrul Azwar ). Keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Ekasari, Mia Fatma, 2008 ) Menurut DepKes Rl, Perawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan tim yang dilaksanakan lainnya oleh dan perawat masyarakat dengan untuk mengikutsertakan kesehatan

memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, dan masyarakat. (Eka Sari, 2000 ) Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyrakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. (Ekasari, Mia Fatma, 2008) Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, 1

2 pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, di tujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. (Eka Sari, 2009 ) Menurut Friedman, keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah. ( Agus Citra, 2008 ) Hipertensi dikenal secara luas dan tersebar diseluruh Negara maju dan Negara berkembang, diantaranya Negara Amerika diperkirakan kurang lebih 50 juta jiwa atau 30% . ( Depkes : 2008 ), Di Indonesia berdasarkan data dari Depkes prevalensi untuk hipertensi sebesar 64%. (dari data puskesmas kelurahan warakas mulai Bulan April s/d Oktober terdapat 1438 penderita atau 18% dari pengunjung puskesmas sebanyak 8.000 orang). Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler.

Diperkirakan telah menyebabkan 4.5 % dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir sama besar dinegara maju. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degenerative. Umumnya tekanan darah bertambah secara bertahan dengan bertambahnya umur. Resiko untuk menderita hipertensi pada populasi > 55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 55-74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia ( umur > 60 tahun ) prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4%. ( Depkes : 2006 ) Dari masalah uraian tersebut di atas memberikan gambaran bahwa masalah hipertensi memerlukan perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensi yang ditimbulkan cukup tinggi dan jika tidak mendapat penanganan yang baik akan berakibat lanjut seperti : stroke, gangguan ginjal, jantung dan kematian. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan penatalaksanaan yang baik.

3 Dalam kcperawatan komunitas dikenal dengan 4 peran keperawatan komunitas yaitu, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, sehingga dalam tindakan keperawatan yang dilakukan perawat mencakup 4 peran tersebut yaitu : Promotif penulis akan memberikan pendidikan pada keluarga dalam rentang sehat sakit untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah pada Ny. N., Preventif penulis memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga seperti mengajarkan kepada keluarga tentang makanan yang boleh dan tidak boleh, Kuratif penulis memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga seperti menganjurkan klien untuk mengkonsumsi cincau dan Rehabilisasi penulis mengajurkan klien untuk selalu mengkontrol tekanan darahnya. Oleh karena alasan tersebut, maka penulis sebagai mahasiswa perawat tertarik untuk mengambil atau membahas tentang penyakit hipertensi dan memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi mengingat komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit hipertensi sangat berat apabila tidak dilakukan penanganan sesegera mungkin, untuk itu sangat diperlukan keikutsertaan dari keluarga Tn. H khususnya Ny. N di Jalan Warakas RT 05 RW 01 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam melakukan penanganan asuhan keperawatan yang optimal. Rumusan masalah : Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. H khususnya Ny. N dengan Hipertensi di Kelurahan Warakas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Diperolehnya 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada keluarga dengan pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.

4 Hipertensi c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi e. f. Mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga dengan Hipertensi Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung atau menghambat serta menjadi solusinya h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi C. RUANG LINGKUP Penulisan makalah ini merupakan pembahasan Asuhan Keperawatan Keluarga yang dilakukan pada keluarga Tn. H khususnya Ny. N di Jalan Warakas RT 05 RW 0l Kelurahan Warakas Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara yang dilaksanakan pada tanggal 02-04 November 2011. D. METODA PENULISAN Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut : 1. Metode deskriftif dengan pendekatan studi kasus dimana penulis mengambil satu kasus dan diberikan asuhan dalam pengumpulan data metoda yang penulis gunakan adalah ( wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan tehnik pengumpulan data lainnya sesuai kebutuhan ) 2. Metode studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang terkait dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi E. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 BAB yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, yang terdiri dari konsep dasar,

5 pengertian, patofisiologi ( etiologi, proses atau perjalanan penyakit, komplikasi, penatalaksanaan ), konsep keluarga ( definisi, tipe keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahapan-tahapan keluarga ) dan asuhan keperawatan keluarga ( pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi ). BAB III T1NJAUAN KASUS, yang terdiri dari pengkajian, asuhan keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV PEMBAHASAN, yang terdiri dari pengkajian, asuhan keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB V PENUTUP, yang terdiri dari kesimpulan dan saran, Daftar Pustakan, Lampiran.

BAB II TINJAUAN TEORI


A. KONSEP MASALAH KESEHATAN 1. Pengertian Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Brunner and Suddarth : 2001). Hipertensi didefinisikan sebagai peningkalan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg, menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tmggi pada penyakit kardiovaskuler. ( Sylvia. A Price Lorraine M Wilson : 2006 ), dikutip dari definisi The Joint National Committee on Detection, evaluation, and The Treatment of higt blood pressure membuat suatu klasifikasi baru. Dari kedua defnisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hipertensi merupakan suatu tingkat tekanan darah seseorang diatas normal yaitu tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. 2. Etiologi a. Klasifikasi hipertensi pada orang dewasa : Hipertensi ringan adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik = 140 - 159 mmHg Tekanan darah diastolik = 90- 99 mmHg. Hipertensi sedang adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik = 160- 179 mmHg, tekanan darah diastolik = 100 109 mmHg. 6

7 Hipertensi berat adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik= 180 209 mmHg, tekanan darah diastolik = 110 119 mmHg b. Hipertensi dibedakan menjadi 2 penyebab, yaitu : Hipertensi primer ( esensial ), penyebab hipertensi tidak diketahui sekitar 95% kasus. Bentuk hipertensi idiopatik diastolik disebut hipertensi, Pathogenesis pasti tampaknya sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variable. Mungkin pula pada predisposisi genetik. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, ligkungan dan faktorfaktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, serta merokok. Hipertensi sekunder, akibat proses penyakit lain seperti penyempitan arteri ranalis atau penyakit parenkhin ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamlian. 3. Patofisiologi Proses perjalanan penyakit Hipertensi esensial biasanya di mulai sebagai proses labil ( intermiten ) pada individu sekitar usia akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap menetap. Pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan berat, perjalanannya lebih cepat yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat. Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron ganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

8 ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap terhadap norepinefrin, meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi, korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lamanya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah, vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Mormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume inravaskuler, semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan Hipertensi. ( Brunner dan Suddart: 2001). Manifestasi klinik Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan. Eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada distkusoptikus). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukan adanya kerusakan vaskuler dengan menifestasi yang khas sesuai system organ yang di vaskulsrisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertensi ventrikal kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat. Pada penderita stroke dan pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80% (Brunner & Suddarth 2001). Komplikasi Sesak nafas berlebihan (gagal jantung), perdarahan di otak (stroke), pembengkakan saraf mata (penglihatan kabur), dan gangguan

9 fungsi ginjal. 4. Pemeriksaan Diagnosis Tes Diagnostik hemoglobin atau hematokrit untuk menilai tabungan antara sel-sel dan viskositas darah sebagai faktor resiko dari hiperkoagulasi, anememia. BUN atau keratin untuk mengetahui fungsi ginjal. Glukosa atau hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) akibat tingginya katekolamin akan menambah hipertensi. Serum potasium atau hipokalimia sebagai bukti adanya aldosteron primer (penyebab) atau menjadi efek samping dari terapi diuretic. Serum kalsium bila meningkat dapat mengakibatkan hipertensi. Serum trigliserol dan kolesterol bila meningkat merupakan faktor prediposisi terjadinya hipertensi. 5. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis dua kclompok obat terscdia dalam terapi pilihan pertama : diuretika dan penyekat beta. Apabila pasien dengan hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat diturunkan. Agar pasien memenuhi regimen tetapi yang diresepkan, maka harus dicegah pemberian jadwal terapi obat-obatan yang digunakan dalam penanganan hipertensi seperti Diuretik Thiazide seperti Chlorthalidon (hygroton), diuretika loop seperti furosemide (lasix), diuretik pengganti kalium seperti spironolactone (aldactone), triamterene (dyrenium), inhibitor adrenergic seperti resepine (alkaloid rauwolfia serpentine), methyldopa (aldoment), propranolol (inderal), prazosin hydrochloride (minipress), clonidine hydrochloride (catapres), metopolol (lopressor), vasodilator seperti hydralazine, nifedipine (procardea) dan veraparmil (calan, isoptin). Penatalaksanaan non medis beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan non farmakologis, termasuk penurunan berat badan, mengurangi asupan garam kedalam tubuh, berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, melakukan olahraga seperti : senam aerobik, dan jalan cepat selama 30 45 menit, sebanyak 3 4 kali seminggu. Apabila penderita

10 hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastolnya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 - 129 mmHg, maka perlu dimulai terapi obatobatan. B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1. Konsep Keluarga a. Definisi Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah. (Marlyn M Friedman, 1998 ) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Agus Citra, 2005) Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terikat dalam perkawinan, hubungan darah, atau adopsi, yang terkumpul dan tinggal di bawah satu atap. b. Jenis atau Tipe keluarga Menurut Anderson carter, pembagian keluarga antara lain : Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga besar (Ekstended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara : nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. Keluarga berantai (sarial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti. Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoiligami dan hidup secara bersama. Keluarga kabitas (cohabitation) adalah dua orang yang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan tapi membentuk satu keluarga.

11

c. Struktur dan Peran Keluarga Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ibu. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. Patriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada ditangan suami. Matriakal adalah dominasi pengambilan keputusan ada ditangan istri. Equalitarian adalah pengambilan keputusan ada ditangan suami dan istri. d. Peran Kcluarga Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut: Peran ayah, ayah pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peran ibu, sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Peran anak, anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual. ( Nasrul Effendy, 1998 ). e. Fungsi Keluarga Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut : Fungsi afektif (The effective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi hal ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota

12 keluarga. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi

(socialization and social placement function), adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. Fungsi reproduksi (The reproductive function), Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi (The economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan (The health care function), yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan (Supradjitno, 2004). f. Tahap-tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan menurut Duvall (1985) adalah : Tahap pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perepuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang syah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain : membina hubungan intim yang memuaskan, membina hubungan keluarga lain, teman, kelompok sosial, mendiskusikan rencana memiliki anak Tahap keluarga dengan menunggu kelahiran anak (child hearing), keluarga yang menanti kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah : persiapan menjadi orang tua, adaptasi dan perubahan anggota keluarga : peran, intekarsi, hubungan seksual, dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. Tahap keluarga dengan anak usia pra-sekolah, dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada

13 tahap ini antara lain : memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tepat tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak untuk bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga terpenuhi, mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga (kaluarga lain dan lingkungan sekitar), pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak (tahap paling tepat), pembagian tanggung jawab anggota keluarga, kegiatan dan waktu untuk stimulasi untuk tumbuh dan kembang anak. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai pada saat anak masuk sekolah usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain : membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas, yang kurang atau tidak diperoleh dari sekolah atau masyarakat, mempertahankan keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. Tahap keluarga dengan anak remaja, dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun kemudian. Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain : memberikan kesehatan yang seimbang dengan tanggung jawab, menginggat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya, mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan, perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga, tahapan ini paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab, Tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangan pada saat ini antara lain memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu orang tua, suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua, mcmbantu anak untuk mandiri dimasyarakat, penataan kembali peran kegiatan rumah

14 tangga. Tahap keluarga usia pertengahan, dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan ada yang meninggal. Tugas perkembangan keluarga antara lain : mempertahankan kesehatan, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak, meningkatkan keakraban pasangan. Tahap keluarga usia lanjut, merupakan tahapan terakhir perkembangan keluarga, yang dimulai salah satu pasangan pensiun berlanjut, salah satu pasangan meninggal atau kedua-duanya meninggal. Tugas perkembangan saat ini antara lain : mempertahankan hubungan yang menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapat, mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat, melakukan "life review" (Supradjitno, 2004) 2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga a. Pengkajian Keperawatan Pengkajian dengan merupakan suatu tahap seseorang saat perawat melakukan mengumpulkan data secara terus menerus tentang keluarga binaan, memberikan pertanyaan-pertanyaan pengkajian. Friedman memberikan batasan 6 katagori, yaitu datadata identifikasi terdiri dari nama keluarga, alamat, komposisi keluarga, tipe bentuk keluarga, latar belakang budaya, identifikasi religi, status kelas keluarga, aktivitas-aktivitas rekreasi atau aktifitas waktu luang. Tahap perkembangan dan riwayat keluarga terdiri dari tahap perkembangan keluarga saat ini, jangkauan pencapaian tahap perkembangan, riwayat keluarga inti. Data lingkungan terdiri dari rumah, karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar mobilitas geografi keluarga, asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dan komunitas, jaringan dukungan sosial keluarga. Struktur keluarga terdiri dari pola-pola komunikasi, struktur peran, nilai-nilai keluarga. Fungsi-fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi perawatan kesehatan, koping keluarga terdiri dari

15 stressor-stresor keluarga jangka panjang dan pendek, kemampuan keluarga untuk berespon, berdasarkan penilaian objektif terhadap situasi-situasi yang menimbulkan stress, penggunaan strategiStrategi koping bidang-bidang atau situasi-situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan, penggunaan strstegi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan. b. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang di rumuskan berdasarkan data yang terkumpul dan berupa perumusan tentang respon klinis terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab yang konstibusi terhadap timbulnya masalah yang perlu di atasi dengan tindakan atau intervensi keperawatan. Perumusan diagnosa keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi), dan tanda dan gejala (sign and symptom), perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah di sepakati, terdiri dari : Masalah adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, keluarga, dan individu. Penyebab adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada 5 tugas keluarga, mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Tanda adalah sekumpulan data subjektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau yang mendukung masalah dan penyebab.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang di alami oleh keluarga dan mcmerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Diagnosis resiko atau resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk

16 menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan dari perawat. Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan. (Supradjitno,2004) Menurut teori masalah keperawatan yang terdapat pada pasien dengan hipertensi adalah : Intoleransi aktivitas, gangguan rasa nyaman nyeri (akut) : sakit kepala, perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh, koping individu inefektif, kurang pengetahuan mengenal kondisi. Dari masalah ketidakmampuan keperawatan diatas dapat keluarga mengenal disebabkan oleh : masalah kesehatan,

ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, dan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. c. Perencanaan Keperawatan Perencanaan adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi yang di rencanakan dapat mengatasi diagnosis keperawatan sehingga kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi. Skoring dilakukan oleh perawat untuk membandingkan 2 atau 3 diagnosa yang diperoleh. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1987). Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan : tentukan skornya dengan kriteria yang dibuat perawat, selanjutnya skornya di bagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot, jumlahkan semua skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot yaitu 5). Skor diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1987). Dengan kriteria penilaian : Sifat masalah terdiri atas : aktual dengan nilai 3, resiko tinggi dengan nilai 2, potensial dengan niai 1. Kemungkinan masalah dapat di ubah terdiri atas : mudah di

17 ubah dengan nilai 2. sebagian dapat diubah dengan nilai 1. tidak dapat di ubah dengan nilai 0. Potensial masalah untuk di cegah terdiri atas : tinggi dengan nilai 3, cukup dengan nilai 2, rendah dengan nilai 1. Menonjolnya masalah terdiri atas : segera di atasi dengan nilai 2, tidak segera di atasi dengan nilai 1, tidak dirasakan dengan nilai 0, Pembenaran adalah alasan penentuan sub criteria, dampak terhadap kesehatan keluarga, ditunjang dari data hasil pengkajian. Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan. Rencana keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang berdasarkan masalah yang di lengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar. Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan : menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga yang mengenai masalah dan kebutuhan untuk dan kesehatan, atau memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga sakit, membantu keluarga memelihara memodifikasi lingkugan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, motifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan : tujuan hendaknya logis sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien, kriteria hasil hendaknya dapat di ukur dengan alat ukur dan di observasi dengan panca indra perawat yang objektif, rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki keluarga dan mengarah kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat di minimalisasi. (Supradjitno, 2004). d. Pelaksanaan Keperawatan Pelaksanaan keperawatan adalah bagian aktif dalam asuhan

18 keperawatan, yaitu perawat melakukan tindakan sesuai rcncana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis, dan interpersonal berupa berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar pasien. Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua potensi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat adalah sebagai koordinator, namun perawat yang dapat mengambil peran sebagai pelaksanaan asuhan keperawatan. Langkah pada kegiatan implementasi, perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya untuk pelaksanaan meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi / topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanak, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi langsung (tepat pada sasaran implementasi) dan mungkin peralatan yang perlu disiapkan keluarga. Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis pada saat implementasi. Selanjutnya adalah implementasi sesuai dengan rencana dan didahului perawat menghubungi keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak. (Supradjitno. 2004) e. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain bila hasil evaluasi berhasil, sebagian, atau tidak berhasil. Perlu di susun rencana keperawatan baru, dan perlu diperhatikan pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga. Evaluasi di susun dengan menggunakan SOAP yang di operasionl dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga dan pasien setelah dilakukan implementasi keperawatan. O adalah objektif, yang dapat di identifikasi oleh perawan menggunakan pengamatan yang objektif setelah mengetahui implementasi keperawatan. A adalah analisis perawat setelah

19 mcngetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang

dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan, dan evaluasi sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan. (Supradjitno, 2004).

20

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan 1. Data dasar keluarga Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 02-04 November 2011 didapatkan data sebagai berikut nama kepala keluarga Tn. H. Jenis kelamin lakilaki, umur 59 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMEA, pekerjaan Karyawan swasta, beralamat di Warakas RT 05 RW 01 kelurahan Warakas kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara. Komposisi keluarga Tn. H terdiri dari 3 orang yaitu : Ny N, jenis kelamin Perempuan, hubungan keluarga sebagai istri, umur 49 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga. Tn. J, jenis kelamin laki-laki, hubungan dengan keluarga sebagai anak, umur 26 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan karyawan. An. M, jenis kelamin laki-laki, hubungan dengan keluarga sebagai cucu, umur 3 bulan, pendidikan belum sekolah, pekerjaan belum bekerja.

GENOGRAM

H T

20

21 Keterangan: = Laki-laki

= perempuan = meninggal

----------------

= Tinggal satu rumah = Klien

H HT T

Tipe keluarga Tn H termasuk keluarga besar dimana dalam keluarga inti ditambah cucu. Suku Bangsa Tn H berasal dari Betawi, sedangkan Ny. N berasal dari Sunda bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia.Agama keluarga Tn H semuanya beragama Islam dan keluarga Tn H menjalankan ibadah seperti sholat dan ngaji. Status sosial ekonomi. Keluarga Tn H bekerja sebagai karyawan swasta. Ny. N mengatakan penghasilan Tn H tidak mengcukupi untuk kebutuhan seharihari sehingga kadang-kadang dibantu oleh anaknya, keluarga Tn H tidak mempunyai tabungan, keuangan keluarga dikelola oleh Ny N. Aktifitas rekreasi keluarga, keluarga Tn H tidak tentu dalam melakukan aktifitas rekreasi, bila ada waktu senggang biasanya diisi dengan nonton TV. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) tugas keluarga pada saaat ini mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dan menantu. Riwayat keluarga inti pada keluarga Tn H mengatakan menikah dengan istrinya adalah pilihan sendiri ketemu dengan istrinya dirumahnya karena istrinya pernah kos dirumah orang tuanya dan dikaruniai 3 orang anak. Riwayat keluarga sebelumya Tn H mengatakan kedua orang dari pihak istri

22 dan suami tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk dan berjudi. 2. Lingkungan Perumahan Tn H jenis semi permanen, luas bangunan 2,5 x 5 m status rumah milik pribadi, beratap genteng dan asbes, memiliki ventilasi rumah, pada siang hari matahari masuk kedalam rumah, penerangan menggunakan listrik, lantai rumah menggunaan keramik, kondisi rumah kurang bersih dan agak berantakan. Denah Rumah 5m

II I

III

IV

Keterangan : I. Tempat tidur II. Ruang tamu/keluarga III. Kamar mandi IV. Gang Pengolahan sampah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah dengan tempat tertutup dan diambil oleh petugas kebersihan seteiap minggu.Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah PAM. Jamban keluarga, keluarga menggunakan jamban bersama dengan kaka Tn H, jenis jamban leher angsa dan pembuangan limbahnya ke sungai. Pembuangan air limbah dibuang kesungai kondisi sungai kotor dan banyak sampah.

23 Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan terdapat perkumpulan sosial pengajian tetapi Tn H tidak bias mengikuti karena sibuk kerja dan Ny N sibuk merawat cucu terdapat puskesmas, dokter praktek tidak jauh dari tempat tinggal keluarga Tn H dan dapat dijangkau menggunakan angkot, ojek, becak. Karanteristik tetangga dan komunitas keluarga Tn H tinggal di pemungkinan padat penduduk di sekitar rumah tinggal saudara-saudaranya rata-rata penduduk yang tingal di Rt 05/01 asli orang Jakarta adapun beberapa suku yang berbeda seperti Jawa, Sunda, Batak, fasilitas yang ada yaitu Masjid, transportasi umum, Puskesmas, Mobilitas Geografis keluarga Tn H sudah lama tinggal di wilayah Warakas khususnya Rt 05/01 dan tidak pernah berpindah tempat sampai saat ini Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Keluarga Tn H terutama Ny N mengetahui adanya pengajian dan pernah mengikuti pengajian terebut sebelum merawat cuunya. Sistem pendukung keluarga. Keluarga Tn H tinggal bersebelahan dengan saudara-saudaranya dan saling membantu apabila Ny N sakit suami atau anaknya akan mengantarkan ke Puskesmas/RS. 3. Struktur Keluarga Pola komunikasi keluarga, dalam keluarga Tn H saling terbuka dan apabila anak-anaknya ada masalah akan minta nasehat keorang tuanya, dalam penyampaian pendapat keluarga Tn H bebas menyatakan pendapatnya dan keluarganya tidak memakai emosi dalam penyampaian pendapat. Struktur kekuatan keluarga. Pada keluarga Tn H saling menghargai satu sama lain dan saling membantu dalam pengambilan keprotesan diambil oleh Tn H dan juga dalam hal kedisiplinan di rumah. Struktur peran.Tn H adalah kepala keluarga bekerja sebagai karyawan di daerah Pulogadung.Apabila dirumah membantu mengasuh cucunya Ny N adalah seorang ibu rumah tangga dan merawat cucunya yang masih bayi.Dalam melaksanakan peran masing-masing tidak ada masalah.Nilai dan norma budaya. N H menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam kegiatan sehari-hari tidak ada yang menyimpang dari norma agama dan budaya. 4. Fungsi Keluarga Fungsi afektif, semua anggota keluarga Tn H saling menyayangi satu sama

24 lain, tempat tinggal saudara-saudara Tn H berdekatan jika anggota keluarga Tn H ada yang sakit. Keluarga saling membantu dan memperhatikan. Fungsisosial. Keluarga Tn H menekankan pentingnya bersosialisasi pada anakanaknya untuk saling mengasihi dan berperilaku baik kepada orang lain dan selalu menekankan pentingnya berhati-hati dalam bergaul terutama dengan narkoba dan sex bebas. Fungsi reproduksi.Jumlah anak dalam keluarga Tn H yaitu 3 orang, Tn H tidak merencanakan untukl mempunyai anak lagi karena istrinya sudah meroupose. 5. Stress dan koping keluarga. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Stressor jangka pendek keluarga Tn H mengatakan Ny.N sering nyeri sendi dan berharap cepat sembuh. Sedangkan Streesor jangka panjang keluarga memikirkan anak bungsunya yang sudah menikah tetapi belum bisa merawat anaknya (cucu Tn H). Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah. Keluarga Tn H selalu berfikir positif setiap menghadapi masalah kemudian disesuaikan dengan musyawarah dengan anak-anaknya Strategi Koping yang digunakan. Tn H mengatakan jika ada masalah selalu didiskusikan dalam keluarga, sehingga masukan dari anggota keluarga dapat disesuaikan. Strategi adaptasi disfungsional. Dari hasil pengkajian tidak ada yang dihadapi oleh keluarga (Pemecahan masalah / adaptif). Pemeriksaan Fisik. Tn H berumur 59 thn TD : 130/70 mmHg N ; 80 x /menit RR : 22x/menit 36,5 C. Kulit kepala bersih, sclera anikterik, telinga bersih tidak terdapat serumen, hidung tidak terdapat secret, mukosa bibir lembab, dada simetris, abdomen tidak ada keluhan, ekstremitas bawah nyeri persendian, kesemutan pada pagi hari setiap bangun tidur. Kesimpulan : reumatik. Ny N berumur 49 thn, TD : 160/110 mm Hg, N : 80 x/mt RR : 22 x/mt, S : 36 c, Kulit kepala bersih, sclera anikterik, telinga bersih tidak terdapat serumen, hidung tidak terdapat secret, dada simetris, mukosa bibir lembab, leher kadangkadang kaku tidak ada pembesaran kelenjer limfe, abdomen tidak ada keluhan, tangan tidak ada keluhan, kaki kesemutan dan kaku ketika bangun pagi dan

25 duduk terlalu lama Kesimpulan : reumatik dan hipertensi An S berumur 3 bln, N : 100 x/mt, RR : 40 x/mt S : 37c LK : 36 cm kepala tidak ada benjolan dan bersih, rambut jarang tipis anemis secret tidak ada, hidung secret tidak ada, mulut mukosa lembab, leher tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran, dada bunyi jantung dan paru normal, abdomen kembung tidak ada, tangan tidak ada pembengkakan turgor baik LLA : 14,5 cm kaki tidak ada pembengkakn Kesimpulan : tidak ada masalah kesehatan. 6. Harapan keluarga Keluarga Tn H berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga ini bisa menjadi bahan acuan bagi keluarga Tn H agar bisa mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala rematik dari keluarga dapat melakukan perawatan. 7. Fungsi perawatan kesehatan (Penjajagan tahap II ) Masalah kesehatan hipertensi Ny N Dalam mengenai masalah kesehatan yaitu Ny N mengatakan hipertensi adalah darah tinggi, kurang lebih 2 thn yang lalu, tekanan darah pernah mencapai 170/100 mmHg, pusing dan tengkuk pegal tetapi tidak tahu penyebabnya. Dalam mengambil keputusan yaitu Ny N sudah mengetahui penyakit hipertensi yang dideritanya apabila keluhan seperti pusing, rasa berat di tengkuk biasanya dikerik, Ny N tidak tahu akibat lanjut bila hipertensinya tidak diobati. Dalam merawat anggota keluarga yaitu Ny N bila nyeri kepala dan tengkuk pegal, biasanya hanya dikerik.Ny. N mengatakan belum tahu cara perawatan hipertensi dirumah dan berharap hipertensi dapat segera sembuh. Dalam memodifikasi lingkungan yaitu Ny N tidak mempunyai tempat pembuangan sampah hanya dimasukan kantong plastik dan diambil petugas seminggu sekali, rumah dipel setiap hari.Pintu dan jendela dibuka agar udara dan cahaya masuk ke dalam rumah, Ny N terkadang masih makan yang asinasin.

Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan Ny N mengatakan pernah berobat

26 kurang lebih 2 (dua) tahun yang lalu ke Puskesmas tekanan darahnya 170/100 mmHg, selain murah juga ada perubahan yang dirasakan. Masalah kesehatan reumatik Ny N Dalam mengenal masalah kesehatan yaitu Ny N mengatakan reumatik adalah nyeri sendi tanda dan gejalanya nyeri sendi, kaku-kaku ketika bangun tidur tetapi tidak tahu penyebab reumatik, Ny N mengatakan bila berjalan jauh kakinya nyeri dan bila duduk terlalu lama ketika berdiri kakinya terasa nyeri dan kesemutan, Ny N mengatakan pernah bekerja di pabrik pengolahan udang dan harus berdiri selama bekerja dengan kondisi ruangan yang dingin, Ny N sudah menaopose kira 16 thn yang lalu setelah anak terakhir lahir sekarang Ny N berumur 49 thn. Dalam mengambil keputusan yaitu Ny N mengatakan jika reumatiknya kambuh minum jamu seduh minum obat warung dan berobat ke Puskesmas.Ny N mengatakan tidak tahu akibat lanjut bila reumatiknya tidak diobati. Dalam merawat anggota keluarga yaitu Ny N mengatakan belum tahu cara perawatan reumatik di rumah Ny N berharap reumatiknya dapat segera sembuh dan tidak kambuh-kambuh lagi. Dalam memodifikasi lingkungan rumah keluarga Ny N mengatakan rumah dipel setiap hari, setiap pagi pintu danjendela dibuka agar cahaya dapat masuk, Ny N mengatakan tidak boleh makan kangkung dan bayam. Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, Ny N mengatakan beberapa kali berobat ke puskesmas karena biayanya lebih terjangkau dan merasakan ada perubahan, bila ke puskesmas berjalan kaki. Masalah kesehatan reumatik Tn H Dalam mengenal masalah kesehatan yaitu Tn H mengatakan reumatik adalah nyeri sendi, Tn H mengatakan tanda dan gejalanya adalah nyeri pada sendi di pagi hari ketika bangun tidur bila berjalan jauh kakinya sakit.Tn H tidak tahu penyebab reumatik, terkadang Tn H masih makan makanan pantangan seperti jeroan, kangkung. Dalam mengambil keputusan yaitu Tn H mengatakan jika reumatiknya kambuh terkadang minum jamu seduh, dan beli obat di warung atau berobat di Puskesmas Tn H tidak tahu akibat lanjut bila reumatiknya tidak diobati. Dalam merawat anggota keluarga Tn H yaitu mengatakan belum tahu cara

27 perawatan reumatik, bila reumatiknya kambuh hanya dibawa istirahat. Tn H berharap reumatik tidak kambuh-kambuh lagi. Dalam memodifikasi lingkungan rumah. Keluarga Tn H mengatakan rumah di pel setiap hari, Tn H mengatakan yang membersihkan rumah yaitu Ny N setiap pagi, jendela dan pintu dibuka setiap hari agar cahaya dapat masuk, sampah dimasukan kantong plastik dan diambil petugas kebersihan seminggu sekali, Tn H mengatakan terkadang masih makan seperti jeroan dan kangkung. Dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan.Yang ada di wilayahnya Tn H pernah memeriksakan diri ke puskesmas dan mengatakan ada perubahan selain itu biayanya juga terjangkau, juga merasakan ada perubahan. 8. Analisa data NO 1 DATA DS - Ny N mengatakan hipertensi Gangguan rasa nyeri kepala di Keluarga adalah darah tinggi. penyebab hipertensi. dan kaku di tengkuk. - Ny N mengatakan tidak tahu akibat lanjut dari hipertensi. - Ny N mengatakan tidak tahu cara perawatan hipertensi di rumah. - Ny N mengatakan 2 tahun yang lalu tekanan darahnya pernah mencapai 170/100 mmHg. Tn.H khususnya Ny.N berhubungan ketidakmampuan anggota keluarga keluarga dengan merawat - Ny N mengatakan tidak tahu dengan - Ny N mengatakan sering pusing hipertensi. DIAGNOSA KEPERAWATAN

DO - Kesadaran composmetis - Pada saat pengkajian tgl. 23November2011 didapatkan

28 data TD : 160/110mmHg - Keadaan umum baik - TTV : T 160/110 mmHg N : 80x/mt RR : 22x/mt S 36,5 - Skala nyeri : 5 2 DS - Ny kaki N dan Tn. H Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada H berhubung dengan KMK merawat keluarga dengan penyakit mengatakan nyeri pada daerah keluarga Tn H khususnya Ny N dan Tn - Ny N mengatakan pernah anggota bekerja di pabrik pengolahan reumatik. udang dalam kondisi ruangan yang dingin - Ny N sudah menopause kira-kira 16 tahun yang lalu - Ny N dan Tn. H mengatakan pada pagi hari kaki terasa kaku - Ny N dan Tn. H mengeluh sering kesemutan - Ny N mengeluh bila duduk terlalu lama kakinya nyeri - Keluarga Tn. H belum mengetahui cara perawatan penyakit reumatik - Ny kadang masih N dan Tn. jamu berobat H bila ke mengatakan bila nyeri datang minum nyeri

puskesmas - Ny N mengatakan tidak boleh kangkung, makan karena bayam, takut

29 reumatiknya kambuh - Tn. terkadang mengkonsumsi jeroan - Tn. H mengatakan bila berjalan jauh kakinya terasa nyeri DO - Kesadaran Compomentis - TTV Ny. N : TD : 160/110 mmHg N : 20x/mt R : 22x/mt S : 36,5 C - TTV Tn. H : TD : 130/70 mmHg N : 80x/mt R : 22x/mt S : 36 C - Pada keluarga saat Tn. H pengajian banyak H mengatakan masih

bertanya tentang perawatan dan pencegahan pada penyakit reumatik - Bila duduk lama saat berdiri tidak langsung jalan skala nyeri : 5

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Penapisan masalah

30 a. Diagnosa keperawatan : gangguan rasa nyaman : nyeri kepala di keluarga Tn H khususnya Ny N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga dengan penyakit hipertensi.

NO 1

KRITERIA Sifat masalah - aktual

BOBOT 1

PERHITUNGAN 3/3 x 1 = 1

PEMBENARAN Aktual karena tanda dan gejala seperti TD : 160/110 mmHg tengkuk kaku, pusing dan keluarga Tn H khususnya Ny N masih mengkonsumsi makanan yang asin-asin.

Kemungkinan masalah diubah - mudah untuk

2/2 x 2 = 2

Masalah dapat diubah mudah bila dilihat dari jarak Puskesmas yang tidak terlalu jauh dan harganya masih terjangkau dan mempunyai sembuh. kemauan untuk

Potensial masalah dicegah - cukup untuk

2/3 x 1 = 2/3

Masalah kaku dileher dan pusing sudah dirasakan Ny N lama, tetapi Ny N terkadang masih makan makanan yang asin-asin. Ny N pernah berobat, karena

Menonjolnya masalah - Tidak segera diatasi TOTAL

1/2 x 1 = 1/2

merasa pusing dan kaku di leher hanya masuk angin dan akan segera sembuh dengan dikerik.

42/3

b. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada keluarga Tn H khususnya Ny N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit reumatik.

31

NO 1

KRITERIA Sifat masalah - Aktual

BOBOT 1

PERHITUNGAN 3/3 x 1 = 1

PEMBENARAN Aktual kerena sudah terjadi tanda gejala reumatik seperti nyeri, kesemutan, kaku-kaku di kaki setiap bangun pagi, bila duduk terlalu lama jika berdiri kakinya ditangani nyeri, lebih jika lanjut tidak akan

mengakibatkan kecatatan dan kelaianan bentuk tulang. 2 Kemungkinan masalah diubah - Mudah untuk 2 2/2 x 2 = 2 Masalah dapat diubah mudah dilihat dari jarak Puskesmas yang tidak terlalu jauh dapat dijangkau dengan angkot, becak, ojek dan kemauan Ny N untuk berobat ke Puskesmas, keluarga belum mengetahui akibat lanjut dari penyakit reumatik bila tidak segera ditangani. Dengan pemberian penyuluhan 3 Potensial masalah dicegah - Tinggi untuk 1 3/3 x 1 = 1 kesehatan reumatik, tentang cara penyakit penanganan

dengan cara perawatan dirumah dan pengobatan tradisional serta adanya kemauan dari keluarga dalam menerapkan kehidupan sehari-hari serta sikap keluarga Tn H khususnya Ny N yang kooperatif serta kemauan untu berobat.

32 Keluarga Tn H khususnya Ny N 4 Menonjolnya masalah Tidak segera diatasi 1 1/2 x 1 = 1/2 merasakan reumatik pagi, tidak dan adanya seperti Ny N keluhan kaku/mau yang untuk reumatik

kesemutan sewaktu bangun tidur menghindari penderita makanan

diperbolehkan penyakit

seperti bayam dan kangkung TOTAL 4 1/6

c. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri sendi pada keluarga Tn H khususnya Tn H berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit reumatik. NO 1 KRITERIA Sifat masalah - Aktual BOBOT 1 PERHITUNGAN 3/3 x 1 = 1 PEMBENARAN Aktual karena gejala dan tanda seperti nyeri pada daerah sendi, kaku dikaki pada pagi hari, terkadang Tn H masih makan jeroan, penyakit reumatik ini sudah berlangsung lama, jika tidak ditangani lebih lanjut akan mengakibatkan kecacatan dan kelaian bentuk tulang. 2 Kemungkinan masalah diubah - Sebagian untuk 2 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari jarak Puskesmas yang tidak terlalu jauh akan tetapi karena keterbatasan waktu sehingga Tn H tidak dapat berobat keluarga ke Puskesmas dan akibat mengetahui

lanjut dari penyakit reumatik bila tidak segera ditangani.

33

Potensial masalah dicegah - Tinggi untuk

3/3 x 1 = 1

Dengan pemberian penyuluhan kesehatan reumatik, tentang cara penyakit penanganan

dengan cara perawatan dirumah dan pengobatan tradisional serta adanya kemauan dari keluarga dalam menerapkan kehidupan sehari-hari serta sikap keluarga Tn H khususnya Tn H yang kooperatif serta kemauan untu berobat.

Menonjolnya masalah - Tidak segera diatasi

1/2 x 1 = 1/2

Tn.H merasakan adanya keluhan reumatik kesemutan jauh, seperti sewaktu Tn kaku/bangun Hmasih tidak penyakit

tidur, mudah cape bila berjalan mengkomsumsi makanmakananyang diperbolehan reumatik untuk

TOTAL

3 1/2

Prioritas diagnosa keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi (skor 4 2/3). 2. Gangguan rasa nyaman pada keluarga Tn H khususnya Ny N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan penyakit reumatik (skor 4 1/6).

34 3. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga Tn H khususnya Tn H berhubungan dengan ketidak mampuan keluarganya merawat anggota keluarga dengan penyakit reumatik (skor 3 1/2).

C. Perencanaan Keperawatan Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri kepala pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi. Tujuan Umum : Setelah 3 kali kunjungan ke rumah gangguan rasa nyaman teratasi. Tujuan Khusus I : selama 1 x 30 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah hipertensi pada anggota keluarga Kriteria : Respon verbal Standar : Keluarga dapat mengenal dan menyebutkan kembali pengertian darihipertensi yaitu suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang lebihdari normal atau tinggi. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi yaitu sakitkepala, tekanan darah meningkat, dan rasa berat di tengkuk.

Perencanaan Keperawatan: Diskusikan bersama keluarga dan Ny. N pengertian hipertensi dengan menggunakan lembar balik. Standar : Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah lebih dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Diskusikan dengan keluarga dan Ny.N tentang penyebab hipertensi dengan menggunakan lembar balik. Standar ; Penyebab hipertensi adalah keturunan,

35 merokok dan minuman beralkohol, kegemukan, stress, kurang berolahraga, konsumsi garam berlebih. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab hipertensi. Standar : Keluarga dan Ny.N dapat menyebutkan 3 dari 6 penyebab hipertensi Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan Ny.N dan keluarga. Standar : keluarga dan Ny.N tampak senang. Diskusikan dengan keluarga dan Ny.N tentang tanda da gejala Hipertensi. Standar : Tanda dan Gejala Hipertensi adalah tekanan darah meningkat, emosi meningkat, sakit kepala, rasa berat ditengkuk, susah tidur. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala Hipertensi. Standar : keluarga dan Ny.N dapat menyebutkan 2 dari 5 tanda dangejala hipertensi. Beri reinfoecement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Standar: : keluarga dan Ny.N tampak senang. Diskusikan bersama keluarga tentang cara pencegahan Hipertensi. Standar : Cara Mencegah Hipertensi adalah diet rendak lemak dan garam, hindari merokok dan konsumsi alkohol, berolahraga, sitirahat yang cukup, menghindari stress. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara mencegah Hipertensi. Standar : keluarga dan Ny.N dapat menyebutkan 2 dari 5 cara mencegahHipertensi sesuai dengan yang sudah dijelaskan. Beri reinforcemen positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Standar : keluarga dan Ny. N tampak senang. Tujuan Khusus II : Selama 1 x 30 menit kunjungan, keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi. Kriteria : Respon vebal. Standar:Keluarga Tn.H dapat memutuskan untuk merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi.

Perencanaan Keperawatan: Mengkaji keluarga komplikasi dari penyakit Hipertensi. Standar : keluarga dapat menyebutkan komplikasi Hipertensi yang diketahui selama ini. Jelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila Hipertensi tidak diobati, dengan menggunakan lembar balik. Standar : Akibat lanjut atau komplikasi dari Hipertensi adalah stroke ringan/berat, gagal jantung, gagal ginjal, dan perdarahan retina. Motivasi keluarga untuk

36 menyebutkan kembali akibat lanjut/komplikasi dari Hipertensi jika tidak diatasi Standar : Keluarga dan Ny. N dapat menyebutkan 2 dari 4 akibat lanjut/komplikasi dari penyakit Hipertensi. Diskusikan dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. Standar : Keluarga bersedia untuk merawat anggota keluarga yang menderita Hipertensi. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga yang tepat. Standar : Keluarga tampak senang. Tujuan Khusus III Setelah dilakukan 1 x 30 menit kunjungan, keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. Kriteria : Respon verbal. Standar: Keluarga Tn.H dapat menyebutkan cara pencegahan penyakit Hipertensi yaitu mengurangi konsumsi makanan yang mengandung tinggi garam, dan hindari stress. Keluarga dapat menyebutkan cara pembuatan obat tradisional untuk Hipertensi yaitu daun cincau yang diremas-remas menggunakan air matang, kemudian disaring dan didiamkan sampai menjadi seperti agar-agar. Perencanaan Keperawatan: Diskusikan dengan keluarga tentang pencegahan Hipertensi Standar : Keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan danmau menanyakan yang belum dimengerti. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali pencegahan Hipertensi. Standar : Keluarga dapat menyebutkan2 dari 5 pencegahan Hipertensi. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Standar: Keluarga tampak senang. Demonstrasikan pada keluarga cara pembuatan obat tradisional. Standar :Daun cincau yang diremas-remas menggunakan air matang, lalu disaring dan didiamkan sampai berbentuk seperti agar-agar. Beri kesempatan keluarga untuk membuat obat tradisional. Standar : Keluarga dapat mencoba membuat obat tradisional yangsudah di ajarkan. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga. Standar: Keluarga tampak senang. Tujuan Khusus IV Setelah 1 x 30 menit kunjungan, keluarga mampu memodifikasi lingkungan. Kriteria : Respon verbal

37 Standar: - Diharapkan keluarga dapat memodifikasi lingkungan. Perencanan Keperawatan: Diskusikan dengan keluarga tentang memodifikasi lingkungan. Standar : Lingkungan sekitar nyaman, tertata rapi, sehingga tidakmenyebabkan munculnya masalah kesehatan. Jelaskan lingkungan yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan. Standar : Lingkungan yang bersih, adanya sinar matahari yang masuk, sampah dan limbah dibuang pada tempatnya dan mangatur menu (makanan yang boleh dan tidak boleh). Evaluasi keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan. Standar : Keluarga dapat mengulang penjelasan yang sudahdisampaikan. Beri reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Standar: Keluarga tampak senang. Tujuan Khusus V Setelah 1 x 30 menit kunjungan, keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Kriteria: Respon verbal Standar: Keluarga dapat menyebutkan pentingnya manfaat fasilitas kesehatan bagi keluarga dengan masalah Hipertensi. Perencanaan Keperawatan : Kaji keluarga tentang pemahaman mengenai pentingnya pelayanankesehatan Standar : Keluarga dapat menyebutkan manfaat dan pentingnyapelayanan kesehatan. Diskusikan bersama keluarga tentang pentinya pelayanan kesehatan. Standar : Pelayanan kesehatan seperti Puskesmas sangat penting bagi setiap orang yang mempunyai masalah kesehatan. Motivasi keluarga untuk membawa anggota keluarga ke pelayanankesehatan apabila terdapat masalah kesehatan pada anggota keluarga. Standar : Keluarga dapat mengerti pentingnya pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Keperawatan tanggal 04 Novenber 2011 pukul 10.00 WIB. Mengucapkan salam memperkenalkan diri, Dosen, menjelaskan tujuan dan membina hubungan saling percaya. Respon : keluarga dan Ny. N menjawab salam. Mendiskusikan bersama keluarga dan Ny.N pengertian Hipertensi dengan menggunakan lembar balik. Respon: keluarga dan Ny.N memperhatikan penjelasan yang diberikan. Menanyakan kembali kepada keluarga tentang pengertian Hipertensi.

38 Respon : keluarga khususnya Ny.N mengatakan bahwa Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang penyebab Hipertensi. Respon : keluarga khususnya Ny.N mengatakan penyebab hipertensi karena banyak mengkonsumsi garam. Mendiskusikan Ny.N memperhatikan penjelasan dengan keluarga dan Ny.N tentang dan penyebab Hipertensi dengan menggunakan lembar balik. Respon : keluarga

yang disampaikan. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali penyebab Hipertensi. Standar : keluarga dan Ny. N dapat menyebutkankan 3 dari 6 penyebab hipertensi. Memberi reinforcement positif atas usaha yang dilakukan Ny.N dan keluarga. Respon : keluarga dan Ny. N tampak senang. Mendiskusikan dengan keluarga dan Ny.N tentang tanda gejala Hipertensi. Respon : keluarga dan Ny.N memperhatikan penjelasan yang disampakan. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali 2 dari 5 tanda dan gejala Hipertensi. Respon : Keluarga dan Ny.N mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah pusing, tengkuk terasa pegal. Memberi reinfoecement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Respon : keluarga dan Ny. N tampak senang. Mendiskusikan bersama keluarga tentang cara pencegahan Hipertensi. Respon : Keluuarga dan Ny.N memperhatikan penjelasan yang diberikan. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara mencegah Hipertensi. Respon : Keluarga dan Ny.N mengatakan cara mencegah hipertensi adalah diet rendah garam, berhenti merokok. Memberi reinforcement positif atas usahayang dilakukan keluarga. Respon : keluarga dan Ny. N tampak senang. Evaluasi Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.30 WIB Subyektif : Keluarga Tn.H mengatakan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebik dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg, penyebabnya banyak mengkonsumsi garam, stress, tanda dan gejala adalah tekanan darah meningkat, pusing, rasa berat ditengkuk, susah tidur, dan emosi meningkat. Obyektif Analisa : Keluarga Tn.H khususnya Ny.N mendengarkan penjelasan yang disampaikan dengan penuh perhatian dan keluarga tampak kooperetif. : Keluarga Tn H mengatakan Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebik dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg, penyebabnya banyak mengkonsumsi garam, stress, tanda dan gejala adalah, pusing, rasa berat ditengkuk. Perencanaan : Lanjutkan ke TUK II.

39 Pelaksanaan Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.00 WIB.

Mengkaji pada keluarga akibat lanjut/ komplikasi apabila Hipertensi tidak diobati, dengan menggunakan lembar balik. komplikasi Hipertensi adalah Respon : Keluarga dan Ny. N mengatakan Menjelaskan pada keluarga akibat Stroke.

lanjut/komplikasi apabila Hipertensi tidak diobati, dengan menggunakan lembar balik. Standar : Keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan. Memootivasi keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut/komplikasi dari Hipertensi jika tidak diatasi. Respon : Keluarga dan Ny.N mengatakan komplikasi Hipertensi adalah Gagal Jantung, dan Stroke. Mendiskusikan dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. Respon : Keluarga mengatakan bersedia untuk merawat anggota keluarga dengan Hipertensi. Memberi reinforcement positif atas jawaban keluarga yang tepat. Respon : Keluarga tampak senang. Evaluai Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.30 WIB Subyektif : Keluarga Tn.H mengatakan bersedia merawat Ny.N yang menderita Hipertensi, Obyektif Analisa keluarga juga dapat menyebutkan komplikasi dari Hipertensi yaitu Gagal Jantung, dan Stroke. : Keluarga mendengarkan penjelasan dengan penuh perhatian dan keluarga sangat kooperatif. : Keluarga Tn.H mengatakan bersedia merawat Ny.N yang menderita Hipertensi, keluarga juga dapat menyebutkan komplikasi Stroke. Perencanaan: Lanjutkan ke TUK III.

Pelaksanaan Keperawatan tanggal 04 november 2011 pukul 10.00 WIB. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pencegahan Hipertensi. Respon : Keluarga dan Ny.N memperhatikan untuk menyebutkan penjelasan yang disampaikan Memotivasi keluarga kembali pencegahan Hipertensi Respon : Keluarga

mengatakan cara mencegahan Hipertensi yaitu mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, hindari stress. Memberi reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Respon : Keluarga tampak senang Mendemonstrasikan pada

40 keluarga cara pembuatan obat tradisional. Respon : Keluarga memperhatikan saat demonstrasi pembuatan obat tradisional. Memberi kesempatan keluarga untuk membuat/ mempraktekan obat tradisional. Respon : Keluarga dapat membuat obat tradisional seperti yang sudah di ajarkan. Memberi reinforcement positif atas usaha keluarga. Respon : Keluarga tampak senang. Evaluasi Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.30 WIB. Subyektif : Keluarga Tn.H mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah lebih dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg, tanda dan gejalanya tekanan darah meningkat, dan rasa berat di tengkuk, penyebabnya adalah stress, kegemukan, dan konsumsi garam yang berlebihan, komplikasi stroke dan gagal jantung dan pencegahannya adalah hindari stress dan kurangi konsumsi garam. Obyektif : Keluarga Tn.H mendengarkan penjelasan dengan penuh perhatian dan dapat mempraktekan cara pembuatan obat tradisional dengan benar. Analisa : Keluarga Tn.H mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah lebih dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg, tanda dan gejalanya dan rasa berat di tengkuk, penyebabnya adalah stress, kegemukan, dan konsumsi garam yang berlebihan, komplikasi stroke dan pencegahannya adalah hindari stress dan kurangi konsumsi garam, dan obat tradisionalnya adalah Cincau. Perencanaan : Lanjut ke TUK IV

Pelaksanaan Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.00 WIB Mendiskusikan dengan keluarga tentang memodifikasi lingkungan. Respon : Keluarga memperhatikan penjelasan yang disampaikan Jelaskan lingkungan yang dapat mencegah timbulnya masalah kesehatan. Respon : Keluarga sangat kooperatif dan menanyakan yang belum diketahui. Mengevaluasi keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan. Respon : keluarga mengatakan akan lebih memperhatikan keadaan lingkungan baik dirumah maupun sekitarnya. Memberi reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga. Respon : Keluarga tampak senang. Evaluasi Keperawatan tanggal 04 November 2011 pukul 10.30 WIB Subyektif : Keluarga Tn.H mengatakan mengerti cara memodifikasi lingkungan

41 dengan Obyektif Analisa membersihkan lingkungan yang kotor dan merapikan yang

berantakan. : Keluarga Tn.H mendengarkan penjelasan penuh perhatian dan terlihat kooperatif. : Keluarga Tn.H mengatakan mengerti cara memodifikasi lingkungan dengan membersihkan lingkungan yang kotor dan merapikan yang berantakan. Perencanaan: Lanjut ke TUK V Pelaksanaan Keperawatan Tanggal 04 November 2011 Pukul 10.00 WIB Mengkaji keluarga tentang pemahaman mengenai pentingnya pelayanan kesehatan. Respon : Keluarga mengatakan Ny.N mau berobat ke Puskesmas. pelayanan kesehatan. Respon :

Mendiskusikan bersama keluarga tentang pentinya

Keluarga mendengarkan penjelasan tentang pentingnya pelayanan kesehatan dengan penuh perhatian. Memotivasi keluarga untuk berobat ke pelayanan kesehatan apabila terdapat masalah kesehatan pada anggota keluarga. Respon : Keluarga Tn.H mengatakan akan membawa Ny.N ke pelayanan kesehatan apabila masalah tentang Hipertensi dikeluhkan. Evaluasi Keperawatan Tanggal 04 November Pukul 10.30 WIB Subyektif : Keluarga Tn.H mengatakan sudah mengetahui pentingnya manfaat pelayanan kesehatan dan akan membawa Ny.N ke Puskesmas apabila masalah tentang Hipertensi dikeluhkan. Obyektif : Keluarga Tn.H memperhatikan penjelasan yang disampaikan dengan penuh perhatian dan sangat kooperatif. Analisa : Keluarga Tn.H mengatakan sudah mengetahui pentingnya manfaat pelayanan kesehatan dan akan membawa Ny.N ke Puskesmas apabila masalah tentang Hipertensi dikeluhkan Perencanaan: Intervensi dihentikan.

42

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Dari pengkajian yang dilakukan pada tanggal 02-04 November 2011 didapat data yaitu tipe keluarga Tn.H adalah keluarga besar (ekstended Family) karena dalam keluarga Tn.H terdiri dari ayah, Ibu dan Cucu. Setiap anggota keluarga Tn.H menjalankan fungsinya yaitu fungsi Sosial; Keluarga Tn.H selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Fungsi efektif keluarga Tn.H saling menyayangi satu sama lain, fungsi reproduksi jumlah anak Tn.H ada 3 (tiga) orang dimana terdiri dari 1 (satu) laki-laki dan 2 (dua) perempuan, tetapi saat ini keluarga Tn.H tinggal bersama cucunya yang masih bayi, saat dilakukan pengkajian didapatkan tekanan darah Ny.N 160/100 mmHg dan mengeluh pusing sering merasa sakit di tengkuk. Menurut teori (litereatur) data yang menunjang penyakit hipertensi yaitu sakit kepala/pusing, tengkuk terasa sakit dan pegal, mata berkunang-kunang, mudah lelah, emosi meningkat dan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Selain dilakukan pengkajian dan menganalisa data-data yang ada tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus, karena sebagian besar data yang dikeluhkan oleh Ny.N terdapat dalam teori, tetapi pada saat pengkajian, penulis mendapat hambatan, yaitu dimana penulis mendapat kesulitan untuk bertemu dengan Tn.H dikarenakan Tn.H bekerja diluar rumah dari pagi hari sampai malam. tetapi karena pendekatan kepada keluarga sehingga penulis dapat mengatasi hambatan tersebut. B. Diagnosa Perawatan Dari hasil perumusan diagnosa keperawatan diperoleh data dan analisa sesuai dengan permasalah yang ada pada kasus. Diagnosa yang terdapat pada teori adalah: penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan after lood. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. Ketidakseimbangan

43 antara supply dan kebutuhan oksigen. Gangguan rasa nyaman nyeri (akut) berhubuangan dengan peningkatan vaskular serebral. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebih sebuhubungan dengan kebutuhan metabolik. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan misnterprestasi informasi. Dalam perumusan masalah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, karena dalam perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan etiologi yang diangkat dari 5 (lima) tugas keluarga yaitu: ketidak mampuan keluarga mengenal masalah, ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, dan ketidakmampuan keluarga memafaatkan fasilitas kesehatan. Dimana masalah yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala di keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi. C. Perencanaan Pada tahap perencanaan yang penulis buat pada tinjauan kasus dan teori yaitu: Kaji pemahaman keluarga tentang pengetian hipertensi, beri penjelasan tentang penyakit hipertensi sesuai dengan teori, kaji dan identifikasi tanda dan gejala serta penyebab hipertensi. Pada kasus tidak terdapat kesenjangan karena penulis membuat perencanaan pada tinjauan kasus sama dengan tinjauan teori dan disesuaikan dengan kebutuhan keluarga. Dalam perencanaan pada tinjauan kasus, penulis membuat rencana keperawatan meliputi: analisa data, penapisan masalah, prioritas masalah, merumuskan tujuan, kriteria evaluasi, standar evaluasi, dan intervensi. Disesuaikan dengan kebutuhan keluarga binaan khususnya Ny.N yang mempunyai masalah kesehatan hipertensi. Dalam pendokumentasikan perencanaan, penulis menyusun secara narasi yang diawali dengan penulisan masalah kesehatan keluarga, masalah keperawatan keluarga, tujuan jangka panjang dan jangka pendek, Kriteria evaluasi, standar evaluasi, dan intervensi keperawatan. Pada proses perencanaan ini, penulis tidak mendapatkan hambatan keluarga Tn.H khususnya Ny.N setuju dengan

44 pengobatan tradisional menggunakan cincau. D. Implementasi Pada implementasi kasus mengacu sesuai pada tinjauan teoritis dan sesuai dengan apa yang penulis tetapkan dalam perencanaan, selain itu pada implementasi, penulis selalu memberikan evaluasi dan motivasi pada keluarga agar mampu menyelesaikan masalah kesehatan dengan baik. Dalam pelaksanaan implementasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati oleh penulis dan keluarga yaitu pukul 10.00 WIB. Penulis menggunakan media seperti lembar balik, leaflet dan alat-alat demonstrasi seperti baskom, gelas, saringan, daun cincau, air, dan sendok. Dalam pelaksanaan implementasi, keluarga sangat kooperatif dan rasa ingin tahuan yang tinggi ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan, walaupun ada sedikit hambatan karena cucunya Ny. N menangis. Dalam implementasi terhadap keluarga khususnya Ny.N penulis melakukan Tuk 1 sampai Tuk 5: ketidakmampuan mengenal masalah, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan, dan ketidakmampuan keluarga mamanfaatkan fasilitas kesehatan. E. Evaluasi Pada saat dilakukan evaluasi mengacu kepada jangka panjang dan pendek seperti dapat menjelaskan pengertian dari penyakit hipertensi, tanda dan gejala, serta pencegahannya. Sesuai dengan standar yang telah penulis buat seperti pada diagnosa I TUK setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengetian hipertensi, yaitu suatu penyakit dimana tekanan darahnya lebih dari normal yaitu 140/90 mmHg, keluarga dapat menyebutkan 3 dari 6 penyebab hipertensi yaitu keturunan, merokok/mengkonsumsi alkohol, kegemukan, stress, kurang berolah raga, dan konsumsi garam berlebih. Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 5 dari gejalan hipertensi yaitu sakit kepala, emosi meningkat, tengkuk terasa pegal, susah tidur, tekanan darah meningkat. Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 5 pencegahan

45 hipertensi yaitu istirahat yang cukup, berolah raga, hindari merokok/konsumsi alkohol, diet rendah garam, menghindari stress. Pada diagnosa I TUK II, setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dank lien mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara menyebutkan 2 dari 4 komplikasi hipertensi yaitu perdarahan retina, gagal jantung, stroke, gagal ginjal dan keluarga memutuskan untuk merewat anggota keluarga yang sakit hipertensi. Pada diagnosa I TUK III, setelah dilakukan pedidikan kesehatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemontrasikan obat tradisional yaitu daun cincau diremas-remas menggunakan air matang kemudian disaring dan didiamkan sampai berbentuk jelly diminum setiap pagi. Diagnosa I TUK IV, keluarga mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dan tidak mempengaruhi bagi klien dengan hipertensi yaitu dengan cara keluarga mengatakan sudah membuat lingkungan sekitar senyaman mungkin. Pada diagnosa TUK V, keluarga mampu memanfaatkan faslita kesehatan yang ada dan keluarga mengatakan bila merasa sakit ke Puskesmas yang ada di wilayahnya. Meskipun dalam pelaksanaan evasluasi, dalam pemberian asuhan keperawatan pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N ada beberapa hambatan, namun berkat kerja sama dan sikap keluarga yang dapat menerima kehadiran perawat semua penghambat dapat diatasi dan memberikan asuhan keperawatan satu demi satu dapat dilaksanakan dengan baik.

46

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah membahas tentang asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. H khususnya Ny. N denganhipertensi di JalanWarakas RT.05 RW.01 Kelurahan Warakas Kecamatan Tanjung Priuk Jakarta Utara yang dilakukan tanggal 02 04 November 2011, maka dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Pengkajian Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 02-04 November 2011 pada keluarga Tn. H agama Islam, tinggal di JalanWarakas RT.05 RW.01 Kelurahan Warakas KecamatanTanjung Priuk Jakarta Utara Ny. N umur 49 tahun jenis kelamin perempuan hubungan dengan keluarga adalah sebagai istri, pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga, tanda-tanda vital Ny. N TD:160/110 mmHg N:80x/menit RR : 22x/menit S:36,50C, kepala bersih, mata sclera anikterik, telinga bersih tidak ada serumen, hidung tidak terdapat secret, mukosa mulut lembab, dada simetris, abdomen tidak ada keluhan, ekstremitas bawah kesemutan dan kaku ketika bangun pagi kesempulan ada masalah kesehatan hipertensi. 2. Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian tersebut perawat terhadap keluarga binaan khususnya Ny. N tanggal 02-04 November 2011 didapat diagnosa yang didukung data-data yang akurat, adapun diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas utama pada keluarga Tn. H khususnya Ny. N adalah : gangguan nyeri kepala pada keluarga Tn. H khususnya Ny. N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi 3. Perencanaan Didalam melakukan perencanaan di sesuaikan dengan kebutuhan keluarga binaan khususnya Ny. N yang memiliki penyakit hipertensi dan kemampuan perawat dalam melakukan rencana tindakan keperawatan sangat dibutuhkan, sehingga tidak ada kesulitan dalam melakukan perencanaan terhadap keluarga binaan khususnya Ny.N. Penulis membuat perencanaan keperawatan 47

47 meliputi analisa data, penapisan masalah, prioritas masalah, merumuskan tujuan, criteria evaluasi, standar evaluasi dan intervensi. 4. Implementasi Dalam implementasi terhadap keluarga Tn.H khususnya Ny.N, penulis melakukan TUK 1 sampai 5 : ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, keluarga dapat mengikuti jalannya implementasi sampai berakhirnya implementasi yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan rencana tindakan yang sudah dibuat terlebih dahulu agar tidak menyimpang dari apa yang harus disampaikan. 5. Evaluasi Dari hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan keluarga Tn. H mengatakan mengerti tentang penyakit hipertensi adalah peningkatan darah lebih dari normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Tanda dan gejalanya pusing, rasa berat di tengkuk, penyebabnya stress dan mengkonsumsi garam yang berlebihan komplikasinya stroke, gagal jantung dan pencegahannya adalah hindari stress dan hindari konsumsi garam terlalu banyak, masalah keluarga Tn. H teratasi. B. SARAN 1. Mahasiswa a. Dalam memberikan asuhankeperawatan di keluarga harus dapat memperhatikan setiap tindakan yang akan dilakukan. b. Asuhan keperawatan yang diberikan harus dapat melibatkan seluruh anggota keluarga. 2. Petugas Kesehatan Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga harus memperhatikan semua keluarga yang membutuhkan perawatan dengan tidak membedakan status sosial ekonomi keluarga, dapat menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan oleh penulis apabila dibutuhkan keluarga.

3. Klien dan Keluarga

48 a. Diharapkan keluarga mampu memperhatikan hidup sehat yang disarankan oleh petugas kesehatan khususnya masalah kesehatan hipertensi yang diderita Ny. N. b. Diharapkan keluarga Tn. H khususnya Ny. N mampu mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.

49

DAFTAR PUSTAKA Brunner dan Suddarth (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi Kedelapan Vol : 2 Jakarta Citra, Agus (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Bandung: Rizki Doeng, Marlyn E (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III, Jakarta: EGC. Ekasari, Miafatma dkk (2007). Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat. Jakarta: TIM Ekasari, Miafatma dkk (2008). Keperawatan Komunitas. Cetakan I, Jakarta: Trans Info Media Maryam, Siti R (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika Sudarmoko, Arief (2010). Melawan Hipertensi. Gramedia Sudewa, Bambang (2004). Tanaman Obat Populer. Jakarta: KDT Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Aplikasi Dalam Praktek, Jakarta: EGC Wijoyo, Padmiarso M (2011). Rahasia Penyembuhan Hipertensis Secara Alami. Cetakan I, Jakarta: Bee Media Agro

50

SATUAN ACARA PENYULUHAN TOPIK WAKTU HARI / TANGGAL SASARAN TEMPAT I. : Pencegahan dan Perawatan Hipertensi : 1 x 30 menit : JUMAT,04 November 2011 : Keluarga Tn. H : Rumah keluarga Tn. H

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Keluarga Tn. H bersuku betawi yang bertempat tinggal di RT 05 RW 01 kelurahan Warakas kecamatan Tanjung Priok, khususnya Ny. N yang mengalami masalah hipertensi dengan latar belakang pendidikan SD.

II.

TUJUAN a. Tujuan instruksional umum (TUM) Setelah dilakukan tindakan perawatan berupa penyuluhan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami tentang hipertensi. b. Tujuan instruksional khusus ( TUK ) Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. H mampu : Menjelaskan pengertian hipertensi Menyebutkan penyebab hipertensi Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi Menyebutkan komplikasi penyakit hipertensi Menyebutkan cara pencegahanhipertensi Menyebutkan cara mengatur lingkungan Mendemonstrasikan pengobatan tradisional penyakit hipertensi

51

III.

ANALISA TUGAS a. Aspek Kognitif Pengertian hipertensi Tanda dan gejala hipertensi Penyebabhipertensi

52 Komplikasi hipertensi Yang tidak boleh dilakukan penderita hipertensi Cara mengatur lingkungan bagi penderita hipertensi Pengobatan tradisional hipertensi

b. Aspek Afektif Keluarga Tn. H dapat mendengarkan dengan sungguhsungguh dan penuh perhatian serta mampu menguraikan kembali tentang penyuluhan yang telah dijelaskan. c. Aspek Psikomotor Keluarga Tn. H mengerti tentang penyakit hipertensi serta keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional penyakit hipertensi. IV. SUB POKOK BAHASAN a. Pengertian Hipertensi b. Penyebab Hipertensi c. Tanda dan Gejala Hipertensi d. Komplikasi Hipertensi e. Cara Mengatur Lingkungan f. Cara Pencegahan Hipertensi g. Pengobatan Tradisional Hipertensi

53 PROSES BELAJAR MENGAJAR ( PBM ) NO 1 TAHAP Seting Tempat KEGIATAN PENYULUHAN PROSES 1. Media 2. Pengajar 3. Penguji 4. Audence 2 3 WAKTU

1 Pembukaan 41. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri, memperkenalkan penguji 3. Menjelaskan maksud dan tujuan 4. Apersepsi

Menjawab Memperhatikan Menyimak Menjawab

5 menit

Kegiatan

1. Menjelaskan a. Pengertian hipertensi Menanyakan kembali pengertian hipertensi b Penyebab hipertensi Menanyakan kembali penyebab hipertensi c Tanda dan gejala hipertensi Menanyakan kembali tanda dan gejala hipertensi d komplikasi Menanyakan kembali komplikasi hipertensi

Memperhatikan Menjawab

20 menit

Memperhatikan Menjawab Memperhatikan Menjawab Memperhatikan Menjawab

54 e cara pencegahan hipertansi Menanyakan kembali f. Mengatur lingkungan Menanyakan kembali Memperhatikan Menjawab Memperhatikan Menjawab

g. Mendemostrasikan Memperhatikan membuat obat tradisional Meminta Mendemostrasikan keluarga mendemostrasikan pengobatan tradisional 4 Penutup 1. Melakukan evaluasi 2. Menyimpulkan evaluasi 3. Menutup dengan salam Bertanya Menyimak Menjawab 5 menit

VI METODE A. Ceramah B. Diskusi C. Tanya jawab D. Demostrasi VII MEDIA A. Lembar balik B. Leaflet C. Meja kecil D. Alat peraga : daun cincau 4-5 lembar, saringan, baskom, air matang, gelas dan sendok. VII EVALUASI A. Jelaskan apayang dimaksud hipertensi. B. Sebutkan penyebab hipertensi 3 dari 6. C. Sebutkan 2 dari 5 gejala hipertensi. D. Sebutkan 2 dari 4 komplikasi hipertensi. E. Sebutkan 2 dari 4 cara pencegahan hipertensi F. Sebutkan cara mengatur lingkungan.

55 G. Demonstrasikan cara pengobatan tradisional penyakit hipertensi. IX KUNCI JAWABAN A. Hipertensi adalah tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. B. Penyebab hipertensi : merokok dan minum alkohol, kegemukan, stress, kurang berolahraga dan konsumsi garam berlebih. C. Tanda dan gejala : tekanan darah meningkat, sakit kepala, emosi meningkat, tengkuk terasa pegal dan susah tidur. D. Komplikasi : perdarahan retina, gagal jantung kongestif, stroke dan gagal ginjal. E. Cara pencegahan hipertensi : hindari minuman beralkohol, merokok, hindari makanan yang mengandung banyak garam, kurangi berat badan yang kegemukan. F. Cara mengatur lingkungan : buat lingkungan senyaman mungkin dan rapi, diet (makanan yang boleh dan tidak boleh). G. Pengobatan tradisional 1. Bahan daun cincau, baskom, gelas, sendok, saringan, air matang. 2. Daun cincau di remas-remas dengan air matang lalu disaring dan dibiarkan sampai berbentuk agar-agar. 3. Minum setiap pagi.

URAIAN MATERI Hipertensi adalah tekanan darah melebihi 140/90 mmHg, tanda dan gejalanya adalah tekanan darah meningkat, sakit kepala, emosi meningkat, tengkuk terasa pegal, susah tidur. Penyebab hipertensi adalah keturunan, merokok dan minuman beralkohol, kegemukan, stres, kurang berolahraga, konsumsi garam berlebih. Cara pencegahan hipertensi adalah, istirahat yang cukup, berolahraga hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol. Komplikasi hipertensi adalah perdarahan retina, gagal jantung, struk, gagal ginjal. Cara mengatur lingkungan bagi penderita hipertensi mengatur diet ( makanan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan ) bikin lingkungan senyaman

56 mungkin dan tertata rapi, cara pengobatan tradisional yaitu :

- Bahan daun cincau 4-5 lembar, air matang, baskom, gelas, sendok, saringan. - Cara pembuatan daun cincau diremas-remas menggunakan air matang lalu disaring dan didiamkan sampai berbentuk seperti agar-agar. - Minum setiap pagi.

You might also like