You are on page 1of 5

HASIL OBSERVASI SLB-B (Tuna rungu wicara) Nama: Kelas: Umur: Alamat: No. ASPEK YANG DINILAI 1.

Hak asasi atas standar kesehatan fisik dan mental tertinggi yang dapat dicapai, meliputi kesehatan reproduksi dan seksual. 2. Hak asasi atas pelayanan kesehatan dan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan, yang memadai, dapat diakses, dapat diterima, terjangkau, sesuai dan adil, tanpa memandang jenis kelamin, ras dan status lainnya. 3. 4. 5. 6. 7. Hak asasi atas distribusi makanan yang adil Hak asasi atas akses air minum yang aman dan sanitasi. Hak asasi atas standar penghidupan dan perumahan yang memadai. Hak asasi atas lingkungan yang aman dan sehat. Hak asasi atas tempat kerja yang aman dan sehat, dan perlindungan yang memadai bagi wanita hamil jika ia melakukan pekerjaan yang terbukti dapat berakibat buruk baginya. 8. Hak asasi atas kebebasan dari diskriminasi dan praktek sosial yang diskriminatif, meliputi mutilasi genital wanita, seleksi gender prenatal, dan pembunuhan bayi wanita. 9. Hak asasi atas pendidikan dan akses informasi yang berkaitan dengan kesehatan, meliputi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sehingga pasangan dan individu dapat memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab tentang segala hal yang berkaitan dengan reproduksi dan seksualitas. 10. Hak asasi anak untuk mendapatkan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan fisik dan mental. 11. Hak asasi atas kebebasan dari kekerasan. Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada/tidak Ada

SLB-C (tuna grahita) Nama: Ihsan Kelas: 5 Umur: 12 tahun Jenis kelamin: laki-laki No. ASPEK YANG DINILAI 1. Hak asasi atas standar kesehatan fisik dan mental tertinggi yang dapat dicapai, meliputi kesehatan reproduksi dan seksual. 2. Hak asasi atas pelayanan kesehatan dan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan, yang memadai, dapat diakses, dapat diterima, terjangkau, sesuai dan adil, tanpa memandang jenis kelamin, ras dan status lainnya. 3. 4. 5. 6. 7. Hak asasi atas distribusi makanan yang adil Hak asasi atas akses air minum yang aman dan sanitasi. Hak asasi atas standar penghidupan dan perumahan yang memadai. Hak asasi atas lingkungan yang aman dan sehat. Hak asasi atas tempat kerja yang aman dan sehat, dan perlindungan yang memadai bagi wanita hamil jika ia melakukan pekerjaan yang terbukti dapat berakibat buruk baginya. 8. Hak asasi atas kebebasan dari diskriminasi dan praktek sosial yang diskriminatif, meliputi mutilasi genital wanita, seleksi gender prenatal, dan pembunuhan bayi wanita. 9. Hak asasi atas pendidikan dan akses informasi yang berkaitan dengan kesehatan, meliputi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sehingga pasangan dan individu dapat memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab tentang segala hal yang berkaitan dengan reproduksi dan seksualitas. 10. Hak asasi anak untuk mendapatkan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan fisik dan mental. 11. Hak asasi atas kebebasan dari kekerasan. Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada/tidak Ada

PEMBAHASAN Kami telah melakukan kunjungan ke SLB-B (tuna rungu wicara) dan SLB-C (tuna grahita). Anak yang sekolah di SLB-B memiliki kekurangan dalam aspek indra pendengaran dan kemampuan berbicara sedangkan anak yang sekolah di SLB-C memiliki kekurangan berupa retardasi mental. Kekurangan mereka membuat mereka memerlukan perlakuan khusus dalam pendidikannya. Dasar hukum penyelengaraan pendidikan SLB tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional: Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (Pasal 32 UU Sisdiknas, ayat 1). Secara umum SLB yang kami kunjungi tampak bersih, ruangan kelas tidak terlalu besar, dalam 1 kelas hanya menampung sekitar 5 sampai 10 siswa. Terdapat fasilitas wc umum bagi siswa. Untuk kesehatan disediakan obat-obatan P3K. Guru-gurunya menyambut kami dengan ramah dan bersahabat. Selama observasi kami mewawancarai 1 anak dari SLBB dan 1 anak dari SLB-C. Pada SLB-B wawancara dilakukan dengan bertanya secara langsung kepada anak. Seringkali pertanyaan harus diulang karena anak tidak menyimak pertanyaan atau kurang memahami maksud pertanyaan yang kami ajukan. Pada SLB-C wawancara juga dilakukan secara langsung pada anak. Kami mencoba menggunakan bahasa isyarat dengan gerakan tangan. Ketika kami mengalami kesulitan memahami jawaban anak kami meminta anak menulis jawaban pada kertas. Secara umum anak bersikap bersahabat dan menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan. Kegiatan belajar mengajar di SLB tampak berbeda dengan kegiatan di sekolah normal. Pada SLB-B guru mengajar menggunakan bahasa isyarat dengan gerakan tangan. Sedangkan pada SLB-C guru harus memberi perhatian ekstra pada masing-masing anak yang secara umum rendah kemampuannya dalam menyerap pelajaran. Menurut pendapat guruguru yang mengajar, anak-anak SLB memiliki kecenderungan untuk mudah tersinggung dan rendah diri, sehingga kita perlu berhati-hati dalam memperlakukan mereka.

Pada SLB kami melakukan observasi aspek hak asasi dalam bidang kesehatan. Terdapat 11 aspek dalam hak asasi kesehatan yang kami nilai, terdiri dari: 1. Hak asasi atas standar kesehatan fisik dan mental tertinggi yang dapat dicapai, meliputi kesehatan reproduksi dan seksual. 2. Hak asasi atas pelayanan kesehatan dan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan, yang memadai, dapat diakses, dapat diterima, terjangkau, sesuai dan adil, tanpa memandang jenis kelamin, ras dan status lainnya. 3. Hak asasi atas distribusi makanan yang adil. 4. Hak asasi atas akses air minum yang aman dan sanitasi. 5. Hak asasi atas standar penghidupan dan perumahan yang memadai. 6. Hak asasi atas lingkungan yang aman dan sehat. 7. Hak asasi atas tempat kerja yang aman dan sehat, dan perlindungan yang memadai bagi wanita hamil jika ia melakukan pekerjaan yang terbukti dapat berakibat buruk baginya. 8. Hak asasi atas kebebasan dari diskriminasi dan praktek sosial yang diskriminatif, meliputi mutilasi genital wanita, seleksi gender prenatal, dan pembunuhan bayi wanita. 9. Hak asasi atas pendidikan dan akses informasi yang berkaitan dengan kesehatan, meliputi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana sehingga pasangan dan individu dapat memutuskan secara bebas dan bertanggung-jawab tentang segala hal yang berkaitan dengan reproduksi dan seksualitas. 10. Hak asasi anak untuk mendapatkan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan fisik dan mental. 11. Hak asasi atas kebebasan dari kekerasan. Walaupun anak-anak yang kami observasi memiliki kekurangan dibanding anak-anak lain yang normal, semua aspek diatas merupakan aspek yang sangat penting dan harus dipenuhi. Hasil observasi kami menunjukkan ke-11 aspek tersebut telah dipenuhi di SLB-B dan SLB-C.

KESIMPULAN Aspek-aspek hak asasi dalam bidang kesehatan bagi anak tuna rungu wicara dan anak tuna grahita telah terpenuhi di SLB yang kami kunjungi.

DAFTAR PUSTAKA

1. UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Departemen Kesehatan RI. Sistim kesehatan nasional (SKN), 2004. 3. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2001; Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta 2002. 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1202/MENKES/SK/VII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan Pedoman Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. 5. Universal Declaration of Human Right, 1948. www.unhchr.ch/udhr/index.htm 6. International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), 1966.

www.ohchr.org/english/law/ccpr.htm 7. International Covenant on Economic, Social and Cultural Right (ICESCR), 1966. www.ohchr.org/english/law/ccpr.htm 8. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD), 1965. www.ohchr.org/english/law/cerd.htm 9. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (Womens Convention), 1979. www.ohchr.org/english/law/cedaw.htm 10. Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment (Torture Convention, or CAT), 1984. www.ohchr.org/english/law/cat.htm 11. Convention on the Rights of the Child (Childrens Convention, or CRC), 1989. www.ohchr.org/english/law/crc.htm 12. Asher J. The right to health : A resource manual for NGOs. Amersfoort, The Netherlands: Printing B.V ;2004. 13. WHO. Human rights, health and poverty reduction strategies. Health and human rights publication series;Issue No 5, April 2005. 14. WHO. 25 Question and answer on health and human rights. Health and human rights publication series;issue N0 1, July 2002. 15. United Nations Economic and Social Council, Committee on Economic, Social and Cultural Rights. Substantive issues arising in the implementation of the International Covenant on economic, Social and Cultural Rights, General Comment No. 14 (2000). The rights tothe highest attainable standart of health (article 12 of the International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights). Geneva, United Nations, 2000.

You might also like