You are on page 1of 2

Keutamaan Sedekah pada Bulan Ramadhan

Rasulullah saw. adalah manusia yang paling dermawan, juga paling mulia, paling berani, dan amat sempurna dalam segala sifat yang terpuji. Kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, sebagaimana kemurahan Tuhannya berlipat ganda pada bulan ini. Berbagai Pelajaran dari Berlipatgandanya Kedermawanan Rasulullah saw. pada Bulan Ramadhan 1. Kesempatan ini amat berharga dan melipatgandakan amal kebaikan. 2. Membantu orang-orang yang berpuasa serta berzikir untuk senantiasa taat agar memperoleh pahala seperti pahala mereka; sebagaimana orang yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berperang; siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula pahala seperti pahala orang yang berperang.

3. Bulan Ramadhan adalah saat Allah berderma kepada para hamba-Nya dengan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka, terutama pada saat Lailatul Qadar. Allah Ta'ala melimpahkan kasih-Nya kepada para hamba-Nya yang bersifat kasih. Karenanya, barangsiapa beramal baik kepada para hamba Allah niscaya Allah Maha Pemurah kepadanya dengan anugerah dan kebaikan. 4. Bila puasa dan sedekah dikerjakan bersama-sama, hal itu termasuk penyebab masuk surga. Dinyatakan dalam hadits Ali ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luamya dapat dilihat dari dalam dan bahagian dalamnya dapat dilihat dari luar." Berdirilah seorang Arab badui seraya berkata, Untuk siapakah ruanganruangan itu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, "Untuk siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa, dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur." (HR atTirmidzi. Abu Isa berkata bahwa hadits ini gharib.) 5. Bila puasa dan sedekah dikerjakan bersama-sama, hal itu lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari api neraka Jahanam, terutama jika ditambah lagi shalat malam. Dinyatakan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang dari api neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan." (HR Ahmad, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Ustman bin Abil-'Ash; juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya serta dinyatakan sahih oleh Hakim dan disetujui adz-Dzahabi. HR Ahmad dengan isnad hasan, juga al-Baihaqi.) 6. Di dalam puasa tentu terdapat kekeliruan serta kekurangan. Puasa dapat menghapuskan dosa-

dosa dengan syarat orang yang melaksanakannya itu menjaga diri dari apa yang mesti dijaga, padahal banyak orang yang berpuasa itu tidak memenuhi aspek penjagaan yang semestinya. Dengan sedekah, kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dapat terlengkapi. Karena itu, pada akhir Ramadhan, kita diwajibkan membayar zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuatan keji. 7. Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya. Jika ia dapat membantu orang lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum, kedudukannya sama dengan orang yang meninggalkan syahwatnya karena Allah, memberikan dan membantu orang lain.

You might also like