You are on page 1of 19

GINJAL

Pendahuluan Pemeriksaan ultrasonografi (USG) ginjal merupakan pemeriksaan yang non-invasif, tidak bergantung pada faal ginjal, tidak dijumpai efek samping, tanpa kontras, tidak sakit, relatif lebih cepat dan mudah dikerjakan. USG dapat memberikan keterangan tentang ukuran, bentuk, letak dan struktur anatomi dalam ginjal. Ginjal terletak retroperitenoal terhadap dinding belakang abdomen. Kutub bawah dan bagian tengah ginjal lebih mudah dilihat karena letaknya jauh dibawah iga. Namun demikian, posisi ginjal sangat variabel. Sonic window yang digunakan adalah otot perut belakang dan postero-lateral serta celah iga. Pada ginjal kanan, hepar digunakan juga sebagai sonic window, sedang ginjal kiri, lambung yang berisi air sebagai sonic window. Sonogram ginjal normal Ukuran ginjal normal dewasa : Ginjal kanan : 8 14 cm (rata-rata 10,74 cm) Ginjal kiri : 7 12 cm (rata-rata 11.10 cm)

Diameter antero-posterior 4 cm dan diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi.

Gambaran Ginjal Normal Pada Ultrasonografi

Normal Right Kidney

Normal Left Kidney

VASKULER
Aorta Abdominalis Pemeriksaan ultrasonografi untuk aorta abdominalis dan cabang-cabangnya menjadi lebih mudah dan cepat walaupun tidak terperinci seperti pada aortografi kontras. Dengan ultrasonografi sekaligus dapat diikuti mulai dari kranial sampai kaudal bahkan juga arteri iliaka. Dengan real-time, selain cabang-cabang, dan isi aorta tersebut. Secara berurutan dari krania ke kaudal dapat dideteksi cabang besar aorta antara lain : trunkus suliakus dengan cabangnya arteri hepatika dan arteri lienalis, arteri mesenterika inferior serta kedua areteri iliaka komunis. Aorta abdominalis mudah dikenali, selain merupakan tabung yang berdinding hiperekoik, rata dan berjalan paravertebral kiri juga berpulsasi dengan isi yang anekoik (eko cairan). Pendorongan aorta dapat disebabkan oleh klenjar-kelenjar getah bening paraaorta yang membesar dan oleh tumor atau hepatoma retroperitoneal. Adapun ukuran normal Normal ukuran aorta untuk laki-laki dewasa infrarenal 2,3 cm, Wanita dewasa infrarenal 1,9 cm, usia diatas 70 tahun ukuran normal yaitu 2,8 cm dan dikatakan Aneurysma apabila aorta lebih dari 3cm. Proximal long axis

Proximal Aorta (Short Axis)

UTERUS
Ukuran dan bentuk yang terkait adalah pra atau pasca-apakah pasienadalah pra atau pasca pubertas, nulipara, multipara, dan /atau pra-, peri-, postmenopausal. Adapun ukuran normal (dewasa): 6 8 cm , 3 5 cm (melintang), dari dan 3-

5 cm anteroposterior (sumbu pendek).

Pra-pubertal

Pre-pubertas: terdiri

sebagian

besar: terdiri dari sebagian besar serviks, korpus kecil / fundus.

A & B Gambar uterus normal pada USG.

TIROID
Peranan USG pada pemeriksaan tonjolan tiroid : - Dapat menentukan apakah tonjolan tersebut didalam atau diluar tiroid. - Dapat membedakan lesi kistik (samapai ukuran 0,2 cm) dan lesi solid. - Dapat mengenali apakah tonjolan tersebut tunggal atau lebih dari satu (kecendrungan u/ keganasan tiroid lebih banyak). - Dapat membantu penilaian respon pengobatan pada terapi supresif. - Dapat membantu mencari keganasan tiroid yang tidak diketahui tumor primernya. - Sebagai pemeriksaan penyaring terhadap golongan risiko tinggi untuk keganasan tiroid. - Sebagai pengarah pada biopsi aspirasi tiroid. Teknik Pemeriksaan USG Tiroid : - Tidak diperlukan persiapan khusus. - Pasien posisi supine serta bahu diganjal sehingga diperoleh ekstensi leher yang maksimal. - Pemeriksaan dilakukan dengan posisi transuder adalah tranversal mulai dari pole bawah digeser ke arah cephalad sampai pole atas, sehingga seluruh tiroi dapat dinilai. - Dilakukan pemotretan dengan foto Polaroid atau film multiformat, serta diambil ukuran tiroid dan lesi yang nampak.

Gambaran Normal Tiroid Tiroid adalah organ endokrin yang terletak berpasangan dangkal di bagian bawah leher. Biasanya, terdiri dari dua lobus, kanan dan kiri, dihubungkan dengan istmus. Kelenjar tiroid dipisahkan dari kulit yang hiperekogenik hanya oleh lapisan otot tipis yang hipoekoik (sternohyoid, sternotiroid), yang menyusun dinding anterior tiroid. Pembuluh darah besar di leher, yaitu common carotid artery dan vena jugular, terletak pada dinding lateral kelenjar tiroid. Pada dinding posterolateral, terdapat otot sternokleidomastoideus yang sangat mudah dilihat pada laki-laki dan pasien yang kurus. Kedua lobus tiroid terletak lateral disamping trakea. Dimana a = lebar, yaitu jarak antara dinding lateral dan medial lobus dalam sentimeter (cm), b = kedalaman, yaitu jarak antara dinding anterior dan posterior lobus dalam sentimeter (cm), dan c = panjang, yaitu jarak antara ujung teratas dan terbawah lobus pada potongan transversal (cm).2

Gambar 1. Ukuran tiroid normal

Interpretasi : Lesi Jinak Adenoma - Lesi yang hipoekoik atau isoekoik bahkan hiperekoik, mempunyai batas tegas dan licin serta mempunyai halo yang komplit mengelilingi lesi.
6

- Umumnya : lesi hiperekoik dengan posterior acoustic shadow yang terletak di perifer mengelilingi suatu lesi. Lesi Ganas Karsinoma Papiler atau Folikuler - Umumnya : hipoekoik, batas tak teratur dan tak tegas, sering dijumpai pembesaran KGB.

Tanda-tanda lesi ganas dan jinak secara USG No. 1. Batas Lesi Ganas Tak teratur Tak tegas Lesi Jinak Teratur Tegas

2.

Internal

Inhomogen Tunggal

Homogen Multiple

3.

Penampak lesi

Solid

Kistik campur

4.

Halo (pita sonolusen tipis yang Negatif mengelilingi lesi intratiroid)

Komplit

Halo

Normal Thyroid

Adenoma Thyroid

PANKREAS
Anatomi Pankreas Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak melintang mulai dari pars duodenum sampai ke hilus limpa dan secara anatomi terbagi atas caput, corpus, dan cauda. Sebagian besar dari panjang pankreas terletak di depan vena lienalis. Kaput pankreas terletak sebelah dorsal hati, sebelah anterior vena cava inferior. Arteri mesenterika suoerior terletak letaknya persis dibelakang kaput pankreas. Susunan vaskular pada derah abdomen atas tersebut dapat digunakan sebagai titik-titik pengenal (landmark) pemeriksaan USG pankreas. Indikasi pemeriksaan USG pada Pankreas : Evaluasi pasien dengan : 1. 2. 3. 4. Nyeri epigastrik Massa tumor didaerah epigastrik Pasien dengan diagnosis klinis pankretitis Untuk mencari komplikasi bedah pada pankreatitis, misalnya abses atau pseudokista

Serial ultrasonogram yang dibuat untuk mengevaluasi keadaan proses penyembuhan pankreatitis.

Teknik Pemeriksaan : Tidak perlu dilakukan persiapan secara khusus Tranduser : 3,5 MHz, untuk pasien yang gemuk dapat digunakan 2,5 MHz. Pasien diperiksa dalam keadaan telentang (supine).

Gambaran normal USG pankreas : Pankreas tampak rata dan tipis. Tebal antero-posterior : max. 3 cm, pada beberapa kasus : tidak lebih dari 1 cm. Pada bagian kaput yang gemuk dengan kauda yang kurus menyerupai kecebong atau kauda yang agak bulat.

Pada potongan tranversal : Tebal korpus : 11-30 mm, Tebal ismus : 4-21 mm, Tebal kauda : 24-32 mm. Pada orang muda Strukutur eko dan densitas memperlihatkan eko yang teratur dengan densitas sedang, sedikit lebih tinggi dari parenkim hati. Pada orang lebih tua Densitas eko yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan hati, kadang memberikan gambaran yang sedikit heterogen.

Duktus Pankreatikus : berupa garis ekodens yang berjalan dibagian tengah pankreas atau berupa struktur tubuler, sonolusen (echofree) yang lebarnya 1-1,5 mm (pada potongan tranversal)

Gambaran Pada Keadaan Patologis : Pankreatitis Akut Intensitas eko pankreas lebih rendah daripada intensitas eko hati (akibat terjadi peradangan edema pankreas membesar). Batas pankreas kabur dan ireguler. Pada potongan tranversal : tampak pembesaran yang merata dari semua bagian pankreas Pankreatitis Kronik Peninggian intensitas eko jaringan yang menyeluruh atau dapat hanya sebagian kecil. Pankreas biasanya membesar. Kontur menjadi ireguler dan gambaran eko struktur menjadi agak heterogen. Sering ditemukan pelebaran saluran pankreas yang ireguler. Terdapat kalsifikasi pada pankreas.

Pseudokista Pankreas Gambarannya adalah karakteristik, berada disebelah kiri garis tengah, unilokuler, merupakan massa berbatas tegas dengan keadaan bebas eko didalamnya. Bila berasal dari bagian kauda pankreas : bisa letaknya anterior dari kutub atas ginjal kiri. Suatu kisata bisa dilihat yang besarnya mulai dari 1,5 cm.

Karsinoma Pankreas Tampak sebagai massa yang terlokalisasi, relatif homogen dengan sedikit internal eko, kadang menunjukkan eko yang tinggi. Besarnya suatu karsinoma yang dapat terdeteksi : minimal 2 cm. Menurut Weill (1978) : Pembesaran parsial pankreas Konturnya ireguler, bisa lobulated Struktur eko yang rendah atau semisolid Bisa disertai pendesakan vena kava ataupun vena mesenterika superior Mungkin disertai pelebaran saluran bilier atau metastasis di hati.

Pankreatitis Kronik

Kalsifikasi

10

TRAKTUS BILIARIS
Teknik Pemeriksaan : Diperlukan puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan, supaya kandung empedu mengalami distensi maksimal. Pasien dalam posisi berbaring. Dapat dilakukan dengan tranduser linier maupun sektor, sekitar 3,5-5 MHz dengan irisan tranversal maupun longitudinal. Anatomi Kandung Empedu : Terletak pada fossa vesika felea di posteromedial hati, kira-kira dekat perbatasan hati lobus kanan dan kiri. Berbentuk ovoid dengan diameter korpus terlebar sekitar 2-3 cm dan tidak melebihi 4 cm. Variasi anatomik : double folded atau double twisted.

Patologi Kandung Empedu : Kolelitiasis Gambaran batu akan terlihat sebgai gambaran hiperekoik yang bebas serta khas membentuk bayangan akustik (acustic shadow) dibawahnya. Pada keadaan yang meragukam perubahan posisi penderita, misalnya duduk, sangat membantu Kolesistitis Akut Tanda utama : sering ditemukan batu, penebalan dinding kandung empedu, hidrops dan kadang-kadang terlihat eko cairan disekelilingnya yang menandakan adanya perikolesistitis atau perforasi. Sering diikuti rasa nyeri pada penekanan dengan tranduser Morgan sign (+) atau Tranduser sign (+). Kolesistitis Kronik Kandung empedu sering tidak/sukar terlihat, dimana kandung empedu sudah mengisut (contracted gallbladder).
11

Dinding menjadi sangat tebal dan eko cairan lebih terlihat hiperekoik. Kadang-kadang hanya eko batunya saja yang terlihat padafossa vesika felea.

Polip Terlihat gambaran hiperekoik, bentuknya bulat atau oval, terletak dekat dinding, berbatas tegas dan tidak memberikan bayangan akustik serta tidak berubah letaknya pada perubahan posisi penderita.

Keganasan Keganasan pada kandung empedu sangat jarang. Terlihat sebagai massa dengan batas ireguler dan melebar sampai ke parenkim hati. Tidak menimbulkan bayangan akustik. Kandung empedu membesar, sehingga betasnya dengan parenkim hepar tidak tegas

Saluran Empedu : USG merupakan pemeriksaan pertama dari serangkaian prosedur pencitraan. Saluran empedu intrahepatik akan mudah dilihat bila terjadi pelebaran. Kadang bisa dilihat sebelum adanya peningkatan bilirubin. Bila ragu, pemeriksaan dilakukan setelah diberi makan lemak terlebih dahulu (fatty meal) akan terlihat lebih lebar. Lebar saluran empedu bergantung pada berat atau tidaknya obstruksi yang terjadi. Perbedaan gambaran USG vena hepatika dan vena porta : Vena Portae Vena Hepatika

Kaliber makin besar mendekati porta hepatis

Kaliber makin besar mendekati diafragma

Dinding tebal, hiperekoik

Dinding tipis, hiperekoik

Pelebaran Saluran Empedu : Merupakan tabung (tubulus) yang anekoik (cairan) dengan dinding hiperekoik yang berkelok-kelok dan sering berlobulasi. Kadang membentuk gambaran stellata yang tidak terdapat pada vena portae.
12

Pada dinding bawah bagian posterior mengalami penguatan akustik (acoustik enhancement).

Jika tak tampak : Kolangiografi transhepatik (PTC) atau Retrograd Endoskopik Kolangiopankreatikografi (ERCP).

PROSTAT
Adalah kelenjar pada alat kelamin pria yang terletak di bawah kandung kemih(uretra). Yang berfungsi untuk memproduksi cairan semen yang menjaga sperma tetap hidup. Pada seorang lelaki muda, kelenjar prostat yang normal adalah sebesar biji kenari atau beratnya kurang lebih 20 gram. Umumnya kelenjar prostat membesar bersamaan dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, maka kelenjar tersebut semakin membesar yang disebut hipertropik prosta yang ramah(benigh prostatic hypertrophy/BPH). Terjadinya pembesaran kelenjar prostat akan menekan kantong kemih (uretra) sehingga mempengaruhi aliran air kencing. Seorang lelaki yang mengalami kesulitan buang air kecil (kencing terputus-putus atau tidak tuntas), sering kencing di malam hari lebih dari dua kali dan merasa tidak tuntas (tersisa) perlu waspada adanya pembesaran prostat. USG pada prostat dilakukan untuk mendukung atau menunjang gejala adanya pembesaran prostat, baik itu pembesaran yang jinak seperti BPH atau yang ganas berupa kanker prostat. Penegakan diagnosis beningn prostatic hyperplasia didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG abdomen, pada pemeriksaan USG
13

abdomen didapatkan gambaran khas berupa three prone sign (angka tiga terbalik). Gambaran USG abdomen lainnya yang mengindikasikan gambaran BPH ialah gambaran hiperekoik berbentuk oval di sebelah anterior vesika urinaria. USG juga dapat mengukur ukuran prostat, dan berat prostat. Penegakan diagnosis BPH juga didasarkan berat prostat melalui USG. Ukuran prostat yang normal pada gambaran USG yaitu diameter 4cm, dengan berat 2535 gr.

Gambaran prostat normal

Pada kasus BPH dapat didapatkan berat prostat lebih dari 100 gram. Apabila pembesaran prostat tidak dapat secara jelas digambarkan pada USG, maka dapat diusulkan pemeriksaan penunjang lain berupa CT scan. Pada CT scan akan tampak gambaran hipodens pada prostat yang ukurannya membesar terletak di bagian anterior vesika urinaria.

14

Prostat Membesar pada BPH

TESTIS
USG testis atau sonogram merupakan prosedur yang sangat aman dan efektif yang menggunakan pantulan getaran suara untuk membentuk gambar testis, bersama-sama dengan skrotum. Gambar tersebut akan menunjukkan pembuluh melingkar yang berada di balik setiap testis untuk mengumpulkan sperma, yang juga dikenal sebagai epididimis dan vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan kelenjar prostat dan testis. prosedur USG ini benar-benar aman karena tidak menggunakan radiasi. USG testis harus dilakukan agar para dokter dapat mengevaluasi massa yang mereka raba selama pemeriksaan fisik. Jika pasien merasa sakit di testis, mesin USG adalah sebuah cara untuk mengetahui lebih lanjut apabila pasien mempunyai masalah tersembunyi. Tes ini juga akan menentukan apakah ada torsi (puntiran) pada testis, dimana tali sperma melilit dan memotong suplai darah ke testis. Tes ini juga dapat menemukan testis yang tidak turun. Adanya cairan dalam epididimis atau skrotum, yang juga dikenal sebagai spermatosel dan hidrosel juga bisa diketahui. Tes ini juga dapat mencari nanah di skrotum atau pyosel dan hematosel atau darah di dalam skrotum. Kasus lain yang memerlukan USG yaitu untuk mendeteksi cedera di area alat kelamin dan tuntunan untuk melakukan operasi biopsi.

15

Testis normal mempunyai gambaran densitas echo midgray atau medium-level dan homogen. Ukuran normal testis pada orang dewasa 2 - 3 cm lebar dan panjang 3 - 5 cm.

Testis normal

Hydrocele

LIMPA (LIEN)
Limpa terletak di puncak rongga abdomen kuadran kiri atas dengan sumbu longitudinal berjalan sejajar dengan bidang yang dilalui costae 11. Sebelah anterior berbatasan dengan ginjal kiri, adrenal kiri, gaster dan flexura lienalis colon, sedangkan ke posterior berbatasan dengan hemidiafragma kiri.

16

Karena limpa sebagian terlindung di balik costae sehingga menyulitkan dalam penampakan secara ultrasonografi. Bentuk normal limpa umumnya oval dengan ukuran panjang kira-kira 10-11 cm, lebar 6-7 cm, serta tebal 3-4 cm. Struktur ekoparenkim limpa adalah homogen, kadang tampak ekho yang tidak homogen disebabkan oleh cabang-cabang arteri dan vena lienalis. Intensitas ekho. Limpa kurang lebih sama dengan intensitas hati. Pada umumnya lesi fokal pada limpa lebih jarang dibandingkan dengan lesi fokal pada hepar. Kelainan patologis yang palin sering terjadi umumnya adalah splenomegali, dimana struktur ekho parenkim limpa juga masih homogen. Pada splenomegali nonspesifik yang terjadi pada sirosis hati disamping adanya gambaran ekhostruktur limpa karena adanya jaringan fibrosis juga dapat dikenali adanya pelebaran diameter vena lienalis serta tampak lesi hipoekhoik multipel pada daerah hilus lienalis yang ditimbulkan oleh adanya kolateral-kolateral. Pada riwayat trauma tumpul didaerah limpa didaerah limpa, jika terjadi hematom pada limpa maka akan ditemukan gambaran splenomegali dengan gambaran lesi hipoekhoik didalamnya. Pada tumor primer limpa biasanya ditemukan gambaran bulgin atau penggembungan tepi limpa dengan struktur ekho parenkim yang tidak homogen. Dengan diterapkannya teknik pemeriksaan USG Doppler berwarna akan lebih mudah membedakan suatu struktur hipoekhoik atau anekhoik itu suatu struktur vaskuler atau bukan. Sehingga deteksi suatu varises di daerah hilus lienalis yang merupakan salah satu tanda adanya hipertensi portal dapat ditegakkan.

17

HEPAR (LIVER)
Hati (hepar) adalah kelenjar besar berwarna merah gelap terletak di bagian atas abdomen sisi kanan. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati, yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa milimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 mm. Hati manusia berisi 50.000 sampai 100.000 lobulus. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hepar. Masing-masing lempeng hepar tebalnya satu sampai dua sel, dan diantara sel yang berdekatan terdapat kanakuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan lobulus hati yang berdekatan. Tiga irisan penting yang sangat berguna bagi penilaian hati adalah longitudinal, transversal dan subcostal. Ketiga irisan tersebut dapat dihasilkan dengan menggunakan tranduser linier, sektor, maupun yang campuran. Pada irisan longitudinal ukuran yang terpanjang cranio-caudal lobus kanan kira-kira 13-15cm. Sedang lobus kiri kira-kira 9-10cm. Permukaan rata, sedangkan batas belakang lobus kanan yaitu diafragma merupakan garis tebal yang mempunyai densitas echo tinggi ujung hepar lobus kanan dan kiri biasanya lancip.

18

DAFTAR PUSTAKA

Daniel Makes, Azwar Boer: Peranan USG pada tonjolan tiroid. Kongres Nasional I PERKENI, 22-25 November 1986, Jakarta. Dennis L. Kasper, Eugene Braunwald, Anthony Fauci. Harrison's Principlesof Internal Medicine 16th Edition. USA : McGraw-Hill, 2004 Gosink BB, Leysmaster CE : Ultrasonic determination of hepatomegaly. J. Clin. Ultrasound 9 : 37-41, 1981. K.Bommanna Raja, M.Madheswaran and K. Thyagarajah, Analysis of Ultrasound Kidney Images using Content Descriptive Multiple Features for Disorder Identification and ANN based Classification, IEEE Proc. of Intl. Conf. on Computing: Theory and Applications, Indian Statistical Institute, Kolkatta, Vol. 1, pp. 382388, 2007. Lainf FC, Jeffery RB : Choledocholelithiasis ND Cystic duct obstruction : difficult ultrasobographic diagnosis. Radiology 146 : 475-479, 1983. http://usu-med.blogspot.com/2011/08/peranan-usg-tiroid.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18861/3/Chapter%20II.pdf

19

You might also like