You are on page 1of 13

STUDI KASUS PASIEN HIPERTENSI PADA PASIEN WANITA DENGAN PENDEKATAN DIAGNOSIS HOLISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN PADEMANGAN

KELURAHAN PADEMANGAN BARAT


PERIODE 5 MARET 18 MARET 2012

Oleh Nafiesa Fajrin Siregar 110.2006.175

Pembimbing Dr. Citra Dewi, M. Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012
1

BERKAS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Warkini Jenis kelamin : Perempuan Usia : 53 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Penjual nasi uduk Alamat : Pademangan Barat gang 7 RT 011/RW 011 Tanggal berobat : 08 Maret 2012 dan 16 Maret 2012 No. CM : 6671 A. Anamnesa 1. Keluhan Utama : Sering nyeri kepala 2. Keluhan Tambahan : - Tengkuk pegal - Penglihatan berkurang 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Pademangan dengan keluhan sering mengalami nyeri kepala berdenyut. Keluhan ini sudah dirasakan sejak dua bulan yang lalu sebelum datang ke puskesmas. Letak nyeri kepala berpindah-pindah namun lebih sering dirasakan di daerah belakang kepala. Diakui pasien bahwa ia sering stress karena ada masalah dengan suaminya. Selama ini pasien hanya mengonsumsi obatobatan warung seperti paramex dan bodrex lalu keluhan kemudian menghilang, namun beberapa saat kemudian pasien mengaku nyeri kepala akan timbul lagi. Karena terlalu sering berulang akhirnya pasien memutuskan untuk berobat. Selain itu pasien juga merasakan keluhan lain yaitu tengkuk yang pegal-pegal yang diakui pasien datang bersamaan ketika nyeri kepala terjadi dan sering berlanjut meskipun nyeri kepalanya sudah hilang atau berkurang. Ditambah lagi pasien juga merasakan penglihatannya berkurang sudah seminggu belakangan. Pasien mengatakan mudah lelah saat membaca dan penglihatan buram jika membaca. Pasien mengaku ia memang mempunyai penyakit darah tinggi yang ia ketahui sejak memeriksakan diri seminggu yang lalu. Pada saat diperiksakan di Puskesmas Kecamatan Pademangan pertama kali, didapatkan hasil tekanan darah pasien 160/100 mmHg sehingga oleh dokter, pasien dianjurkan untuk berobat rutin dan harus kontrol tiap satu minggu sekali. Sebelumnya pasien tidak pernah berobat selama enam bulan belakangan ini sehingga beliau tidak mengetahui penyakitnya tersebut.
2

Sekarang adalah kedatangan pasien kedua kalinya untuk mengobati tekanan darahnya karena mengaku obatnya sudah habis. Didapatkan hasil tekanan darah sekarang adalah 160/100 mmHg. 4. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit serupa disangkal sebelumnya Riwayat penyakit asma, alergi dan kencing manis disangkal 5. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat tekanan darah tinggi pada bapak (sudah meninggal) diakui, dan anak perempuannya juga mengalami tekanan darah tinggi saat kehamilan anak keduanya. 6. Riwayat Sosial Ekonomi : Saat ini Ny. Warkini sedang tidak bekerja karena baru pindah rumah dari kampungnya sejak suaminya meninggal satu bulan yang lalu. Ia mengaku akan membuka warung nasi uduk (seperti dulu saat di kampung) di depan rumahnya yang sekarang. Untuk kebutuhan sehari-hari saat ini Ny. Warkini bergantung pada pendapatan anaknya ketiganya sebagai tukang ojeg dan anak keempatnya sebagai tukang percetakan. Pendapatan perbulan dari kedua anaknya tersebut tidak menentu, namun jumlah keduanya berkisar Rp. 1.500.000,- sampai Rp. 2.000.000. Ny. Warkini mengatakan dengan pendapatan anak-anaknya tersebut kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi, namun agak kesulitan untuk membayar kontrakan rumahnya. Dahulu suami Ny. Warkini tidak bekerja sehingga untuk kebutuhannya Ny. warkini membuka warung nasi uduk. Karena hal ini, dulu ia sering bertengkar dengan suaminya. Setelah suaminya meninggal Ny. Warkini bergantung pada anak-anaknya untuk kebutuhannya sehari-hari dan untuk berobat. 7. Riwayat Kebiasaan : Ny. Warkini dan keluarga memiliki kebiasaan makan yang disesuaikan dengan pendapatan yaitu nasi, sayur asem, dan tahu-tempe, terkadang ditambah dengan lauk sisa nasi uduk seperti telur. Tahu dan tempe lebih sering digoreng daripada ditumis ataupun cara lainnya. Ny. Warkini sendiri mengaku jarang mengonsumsi ikan asin namun ia memang lebih menyukai masakan yang asin dan gurih dibandingkan dengan yang manis. Buah-buahan jarang dikonsumsi karena merasa harganya mahal. Biasanya Ny. Warkini makan dua sampai tiga kali sehari dengan anak kedua dan ketiganya. Anak pertama dan ke-empatnya jarang makan bersama karena lokasi tempat bekerja jauh dari rumah. Ny. Warkini mengatakan ia makan tepat waktu. Ny. Warkini tidak minum kopi ataupun merokok. Namun anaknya yang tinggal serumah dengan beliau memiliki kebiasaan merokok, bahkan anaknya yang perempuan juga merokok. Kebiasaan merokok ini dulu juga dimiliki almarhum suaminya dan sudah dilakukan sejak remaja. Untuk olahraga kadang-kadang Ny. Warkini jogging sehabis subuh namun tidak rutin dilakukan.

B. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum : Baik 2. Vital Sign : Kesadaran : kompos mentis GCS : 15 Tekanan darah : 160/100 mmHg Frekuensi nadi : 91 x/menit Frekuensi napas : 20 x/menit Suhu : 37,10 C 3. Status Generalis : BB : 62 kg TB : 160 cm Kepala : normocephale, rambut tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflex cahaya (+/+), pupil bulat isokor THT : dalam batas normal Leher : pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) Pembesaran Thyroid : (-) Thorax : Cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat Palpasi : Iktus cordis teraba pulsasi Perkusi : Batas jantung kanan : ICS VI Linea Parasternalis dextra Batas jantung kiri : ICS V Linea Midklavikula sinistra Batas jantung atas : ICS III Linea Parasternalis sinistra Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) Pulmo : Inspeksi : Pergerakan hemitorak kanan dan kiri simetris Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri simetris Perkusi : Sonor di kedua lapang paru Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-) Abdomen : bising usus (+) normal Inspeksi : Permukaan datar Palpasi : Datar NT/NL/NK : -/-/Perkusi : Timpani di ke 4 kuadran Auskultasi : BU ( + ) normal
4

Hepar Lien

: Tidak teraba membesar : Tidak teraba membesar

Ekstremitas : akral hangat, edema - - 4. Status Lokalis : -C. Pemeriksaan Penunjang : --

BERKAS KELUARGA A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga : Ny. Warkini (53 tahun) b. Identitas Pasangan : Tn. Samsul (55 tahun, almarhum) c. Struktur Komposisi Keluarga Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama Kedudukan dalam Keluarga Kepala keluarga Anak Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tambahan Pasien Jarang pulang ke rumah, tidak membiayai ibunya Sudah menikah, pernah mengalami hipertensi dalam kehamilan Anak ketiga Anak keempat Penghasilan

1. 2.

Ny. Warkini Alimi

P L

53 tahun 32 tahun

SD SD

Warung nasi uduk Pedagang asongan

Tidak ada Rp. 1.000.000/ bulan

3.

Saanah

Anak

29 tahun

SD

Ibu rumah tangga

Tidak ada

4. 5.

Samsudin Andri

Anak Anak

L L

26 tahun 19 tahun

SD SMA (hanya sampai kelas 2 SMA)

Tukang ojeg Karyawan percetakan

Jumlah penghasilan berdua Rp. 2.000.000/ bulan

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : kontrak Daerah perumahan : padat bersih Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 3,5 x 6 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orang Luas halaman rumah : tidak ada Tidak bertingkat Lantai rumah dari : keramik Dinding rumah dari : tembok Jamban keluarga : ada Tempat bermain : tidak ada Penerangan listrik : 18 watt Ketersediaan air bersih : ada Tempat pembuangan sampah : ada

Kesimpulan Pasien tinggal di rumah kontrakan yang sangat kecil dan kurang dari standar rumah sehat dengan jumlah penghuni lima orang yang terdiri dari keluarga inti. Penerangan rumah minim yaitu hanya satu lampu 18 watt.

Kamar mandi

Ruang keluarga yang merangkap kamar tidur

b. Kepemilikan barang-barang berharga : Satu buah kipas angin Satu buah televisi Satu buah radio Satu buah kompor gas dan satu buah kompor minyak Tiga tempat tidur lipat Satu gerobak tempat dagangan di depan rumah 3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas b. Balita : KMS (-), cucu pasien tinggal dengan menantu laki-laki pasien c. Asuransi/Jaminan kesehatan : (-) 4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 3. Pelayanan kesehatan Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan Keterangan Jalan kaki Sangat murah Cukup memuaskan Kesimpulan Pasien berobat ke puskesmas karena biayanya yang diakui sangat murah dan jarak Puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas sehingga pasien mengatakan akan rutin berobat ke puskesmas untuk penyakit darah tingginya.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasaan makan : Keluarga Ny. Warkini biasa makan dua sampai tiga kali sehari dengan porsi sedang dan menu makanan sehari-hari adalah nasi, sayur asem dan tahu tempe, terkadang ditambah telur. Masakan lebih sering digoreng daripada dengan cara memasak yang lainnya. Ny. Warkini mengatakan dialah yang memasak untuk keluarga dan jarang membeli jajanan di luar rumah. Ia mengaku makan tepat waktu dengan anak kedua dan ketiganya. Ny. Warkini menyukai makanan yang asin dan gurih dibandingkan dengan makanan yang manis-manis. b. Menerapkan pola gizi seimbang : Ny. Warkini mengaku kurang mengerti dengan pola makan gizi seimbang sehingga tidak menerapkannya sehari-hari. Keluarga Ny. Warkini sangat suka

dengan sayur asem sehingga tidak mencoba menu sayuran yang lainnya, sedangkan buah-buahan sangat jarang dikonsumsi karena alasan mahal. 6. Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga : Pasien mengaku sadar akan penyakit yang dideritanya sehingga pasien mengatakan akan rajin kontrol tekanan darahnya setiap satu minggu sekali dan akan rutin minum obat. Keluarga mendukung keputusan pasien tersebut dan anakanaknya tidak keberatan untuk membantu biaya pengobatan di Puskesmas yang diakui sangat murah. Pasien mengatakan ia lebih senang berjalan kaki untuk datang ke Puskesmas sehingga tidak bergantung pada anaknya untuk mengantar beliau ke Puskesmas.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga : Tempat tinggal Ny. Warkini saat ini adalah rumah kontrakan yang sangat kecil dengan penghuni yang padat dan tanpa ventilasi. Hal ini menjadi salah satu beban pikiran bagi Ny. Warkini dan karena harus membayar kontrakan rumah setiap bulan sedangkan pendapatan sehari-hari bergantung dari pendapatan anakanak lelakinya yang tidak menentu. Selain dari penyakit darah tingginya, penerangan yang sangat minimal yaitu hanya satu buah lampu 18 watt mengakibatkan penglihatan Ny. Warkini menjadi berkurang dan anak-anaknya kurang sadar akan hal ini. Peran keluarga dalam mengingatkan untuk minum obat diakui pasien sangat jarang dilakukan sehingga kadang-kadang pasien lupa minum obat sesuai jadwalnya. Kebiasaan merokok anggota keluarga ini juga merupakan salah satu hal yang menghambat terselesaikannya masalah penyakit tekanan darah tinggi pasien karena pasien mengaku sering kesal dengan asap rokok yang ditimbulkan. Suami dari anak perempuannya tidak diketahui keberadaannya sehingga juga menjadi beban pikiran bagi pasien. B. Genogram 1. Bentuk keluarga : Keluarga ini terdiri dari dua generasi dengan kepala keluarga yaitu Ny. Warkini yang menderita hipertensi. Ny. Warkini memiliki empat orang anak yang tinggal satu rumah, sedangkan cucunya tinggal dengan menantu lelakinya. Bentuk keluarga ini adalah extended family. 2. Tahapan siklus keluarga : Tahapan siklus keluarga Ny. Warkini termasuk dalam tahap keluarga usia lanjut (Family in After Life). Dimana masalah pada tahapan siklus keluarga ini adalah : - Medis : penyakit degeneratif, urologis, dan menopausal. - Emosional dan sosial : depresi, kesepian dan psikosomatis.
9

Ny. Warkini terlahir dari pasangan Tn. Qosim (almarhum) dan Ny. Casman (almarhumah). Tn. Qosim (almarhum) pada masa hidupnya juga merupakan penderita hipertensi selama sembilan tahun dan berobat tidak rutin sehingga meninggal akibat stroke. Ny. warkini merupakan anak pertama dari empat bersaudara Ny. Warkini memiliki seorang suami bernama Tn. Samsul (almarhum) dan memiliki empat orang anak yaitu tiga orang anak laki-laki bernama Alimi, Samsudin, dan Andri yang saat ini masing-masing sudah bekerja dan satu orang anak perempuan bernama Saanah yang saat ini tidak bekerja. Sanaah memilki kebiasaan merokok di rumah sehingga kadang membuat kesal pasien. Selain itu Saanah pernah mengalami tekanan darah tinggi ketika hamil anak keduanya namun tidak mau menghentikan kebiasaan merokoknya. Ny. Warkini mengakui bahwa dulu ia sering bertengkar dengan suaminya karena semasa hidupnya suami tidak mau bekerja dan membebankan tanggung jawab kepada Ny. Warkini sehingga ia sering merasa tidak dihargai dan tidak disayang 3. Family map (gambar)

10

Keterangan : : laki-laki : laki-laki (meninggal) : perempuan (mengidap penyakit) : garis pernikahan -------- : anggota keluarga serumah : garis keturunan : perempuan : perempuan (meninggal)

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga Ny. Warkini sering mengalami stress karena memikirkan pembayaran rumah kontrakannya. Rumah tersebut juga memiliki penerangan yang sangat minimal sehingga penglihatannya pun menjadi berkurang. Peran keluarga dalam mengingatkan pasien dalam ketaatan minum obat juga jarang dilakukan sehingga ia sering telat minum obat. Di samping itu kesukaan Ny. Warkini terhadap makanan yang asin dan gurih juga mempengaruhi kestabilan penyakit darah tingginya. Kebiasaan anggota keluarga yang merokok menjadikan Ny. Warkini sebagai perokok pasif dan mempengaruhi kesehatan pasien. Pasien juga sering merasa kesal karena asap rokok mengumpul di dalam rumah yang tidak memiliki ventilasi. Selain itu pasien juga mempunyai keturunan penyakit darah tinggi dari ayahnya dan ayahnya tersebut meninggal akibat stroke akibat tidak rutin minum obat.

D. Diagnosis Holistik 1. Aspek Personal : Pasien datang ke.Puskesmas dengan alasan sering mengalami nyeri kepala berdenyut di kepala bagian belakang, tengkuk terasa pegal-pegal dan penglihatan berkurang. Harapan setelah berobat adalah nyeri kepalanya hilang dan tidak timbul lagi serta tekanan darahnya tidak tinggi karena pasien khawatir akan mengalami stroke jika tekanan darahnya terus-menerus tinggi seperti yang dialami ayahnya. 2. Aspek Klinik : - Diagnosis kerja : dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis menderita hipertensi grade II. - Diagnosis banding : -

11

3. Aspek Risiko Internal : - Pasien memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi yaitu ayahnya yang meninggal akibat stroke. - Pola makan yang sering mengonsumsi makanan asin dan gurih mempengaruhi tekanan darah pasien. Pasien juga jarang berolahraga. - Pasien sering merasakan tekanan batin karena harus bergantung pada anakanaknya yang bekerja untuk membiayai hidup sehari-hari dan membayar kontrakan rumah. 4. Aspek Psikososial Keluarga : - Pencahayaan yang sangat kurang dapat memperburuk penglihatan pasien. - Kepadatan dalam rumah dan tidak adanya ventilasi juga mempengaruhi kesehatan pasien karena asap rokok terkumpul di dalam ruangan dan hal ini membuat pasien kesal. - Suami dari anak perempuan Ny. Warkini tidak diketahui keberadaannya sehingga membuat beban pikiran bagi beliau karena khawatir akan masa depan anak perempuannya tersebut. - Peran keluarga dalam mendukung pasien seperti mengingatkan minum obat, mengingatkan agar rutin berobat ke Puskesmas, mengingatkan untuk mengurangi makan makanan yang asin-asin diakui pasien sangat jarang dilakukan. 5. Aspek Fungsional : - Ny. Warkini mengaku masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan merawat diri sendiri. Terkadang nyeri kepala membuatnya sulit melakukan aktivitas terutama jika ingin memulai usaha warung nasi uduknya, sehingga pendapatan keluarga menjadi berkurang.

12

E. Rencana Pelaksanaan
Aspek Aspek personal Kegiatan Menginformasikan kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya. Menganjurkan untuk rajin kontrol tekanan darahnya di Puskesmas dan minum obat antihipertensi secara teratur serta segera berobat ke Puskesmas jika terasa keluhan. Memberikan obat antihipertensi (captopril 2x25mg) dan menganjurkan agar pasien meminum obat secara teratur dan rajin kontrol ke Puskesmas. Memeriksakan penglihatannya ke dokter mata. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang faktor risiko dari kebiasaan yang dimiliki, mengatur pola makan, mengurangi konsumsi garam, rajin berolahraga dan menganjurkan pendekatan spiritual sehingga tidak gampang stress. Menganjurkan agar jangan merokok di dalam rumah kepada anggota keluarga sehingga tidak membuat kesal pasien. Menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk memperbaiki masalah penerangan Menganjurkan pasien untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan santai atau senam secara rutin sehingga memperbaiki sirkulasi darah pasien Sasaran Ny. Warkini dan keluarga Waktu Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan rumah. Hasil yang diharapkan Pasien benarbenar paham akan penyakit hipertensinya. Tekanan darah pasien dapat turun dan stabil sehingga keluhan nyeri kepala dapat hilang, serta agar pasien taat minum obat. Tekana darah pasien dapat stabil dan mencegah komplikasi penyakit lainnya. Penglihatan pasien dapat membaik. Menjaga tekanan darah stabil dan keluarga dapat melakukan perannya untuk mendukung pengobatan pasien.

Biaya

Keterangan Pasien menerima saran dan bersedia melakukan saran yang dianjurkan

Aspek klinik

Ny. Warkini

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan rumah.

Rp. 2000,untuk berobat ke Puskes mas

Aspek risiko internal

Ny. Warkini dan keluarga

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan rumah.

Aspek psiko-sosial keluarga

Ny. Warkini dan keluarga

Saat kunjungan rumah.

Menjaga kestabilan emosi pasien dan penglihatan pasien dapat membaik.

Aspek fungsional

Ny. Warkini

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan rumah.

Kondisi tubuh pasien prima untuk melakukan aktivitas seharihari

F. Prognosis 1. Ad vitam : ad bonam 2. Ad sanasionam : ad bonam 3. Ad fungsionam : ad bonam

13

You might also like