MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MAARIF 01 SINGOSARI
SKRIPSI
Oleh Yusnia Sasmita 06130059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010
PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MAARIF 01 SINGOSARI
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UINMMI) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Yusnia Sasmita 06130059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010
PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MAARIF 01 SINGOSARI
SKRIPSI Oleh
Yusnia Sasmita 06130059
Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing
Nimatuz Zuhroh M.Si 197301212 200604 2 001
Disahkan Pada Tanggal, 19 Juli 2010
Mengetahui,
Ketua Jurusan IPS
Drs. Moh. Yunus, Msi. NIP.19690324 199603 1 002
HALAMAN PENGESAHAN PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DIKELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERAPADU DI MTs AL- MAARIF 01 SINGOSARI-MALANG
SKRIPSI Dipersembahkan dan disusun oleh: Yusnia Sasmita (06130059) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010. Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada tanggal: 28 Juli 2010 Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang Drs. H. Hadi Masruri, Lc, M.Ag NIP. 19670816 2003121002
: _____________ Penguji Utama Dr. H. Asmaun Sahlan, M,Ag NIP. 195211101983031004
: _____________
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001 Motto Motto Motto Motto 9 99 9 ) )) ) > >> > _ __ _ - -- - . .. . . .. . . Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang . Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang . Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang . Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang." bersatu yang pasti menang." bersatu yang pasti menang." bersatu yang pasti menang."
(QS Al Qomar 44) (QS Al Qomar 44) (QS Al Qomar 44) (QS Al Qomar 44)
PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN
Rasa puja dan puji sy Rasa puja dan puji sy Rasa puja dan puji sy Rasa puja dan puji syukur ku panjatkan kepada ukur ku panjatkan kepada ukur ku panjatkan kepada ukur ku panjatkan kepada- -- -Mu ya Allah,,,atas segala Mu ya Allah,,,atas segala Mu ya Allah,,,atas segala Mu ya Allah,,,atas segala rahmat dan kenimatan di dunia yang engkau berikan padaku,,,,serta atas karunia dan rahmat dan kenimatan di dunia yang engkau berikan padaku,,,,serta atas karunia dan rahmat dan kenimatan di dunia yang engkau berikan padaku,,,,serta atas karunia dan rahmat dan kenimatan di dunia yang engkau berikan padaku,,,,serta atas karunia dan petunjuk petunjuk petunjuk petunjuk- -- -Mu yang engkau beri disegala kesempatan hidup. Kupersembahkan karya Mu yang engkau beri disegala kesempatan hidup. Kupersembahkan karya Mu yang engkau beri disegala kesempatan hidup. Kupersembahkan karya Mu yang engkau beri disegala kesempatan hidup. Kupersembahkan karya kecil ini sebagai rasa terima kasihku kepad kecil ini sebagai rasa terima kasihku kepad kecil ini sebagai rasa terima kasihku kepad kecil ini sebagai rasa terima kasihku kepada: a: a: a: Ayahanda dan Ibundaku tercinta,,, Ayahanda dan Ibundaku tercinta,,, Ayahanda dan Ibundaku tercinta,,, Ayahanda dan Ibundaku tercinta,,, Ketulusanmu dan keikhlasanmu selama ini merawatku, memberikan aku kasih sayang Ketulusanmu dan keikhlasanmu selama ini merawatku, memberikan aku kasih sayang Ketulusanmu dan keikhlasanmu selama ini merawatku, memberikan aku kasih sayang Ketulusanmu dan keikhlasanmu selama ini merawatku, memberikan aku kasih sayang yang tak seorangpun bisa menggantikannya. Doa yang engkau panjatkan untuk selalu yang tak seorangpun bisa menggantikannya. Doa yang engkau panjatkan untuk selalu yang tak seorangpun bisa menggantikannya. Doa yang engkau panjatkan untuk selalu yang tak seorangpun bisa menggantikannya. Doa yang engkau panjatkan untuk selalu membaluriku, pengorbanan dan perjuanganmu untuk masa depan membaluriku, pengorbanan dan perjuanganmu untuk masa depan membaluriku, pengorbanan dan perjuanganmu untuk masa depan membaluriku, pengorbanan dan perjuanganmu untuk masa depanku,,, ku,,, ku,,, ku,,, Pahlawanku,,,Guru Pahlawanku,,,Guru Pahlawanku,,,Guru Pahlawanku,,,Guru- -- -guru dan Dosen guru dan Dosen guru dan Dosen guru dan Dosen- -- -dosenku,,,di mana tempatku menimba dosenku,,,di mana tempatku menimba dosenku,,,di mana tempatku menimba dosenku,,,di mana tempatku menimba ilmu dan engkaulah yang tlah mengukir jiwaku dengan ilmu ilmu dan engkaulah yang tlah mengukir jiwaku dengan ilmu ilmu dan engkaulah yang tlah mengukir jiwaku dengan ilmu ilmu dan engkaulah yang tlah mengukir jiwaku dengan ilmu Adikku tersayang,,, Adikku tersayang,,, Adikku tersayang,,, Adikku tersayang,,, Adikku Lely Nova Pratiwi, Aji Ahmad Syaifullah, serta keluarga besarku yang Adikku Lely Nova Pratiwi, Aji Ahmad Syaifullah, serta keluarga besarku yang Adikku Lely Nova Pratiwi, Aji Ahmad Syaifullah, serta keluarga besarku yang Adikku Lely Nova Pratiwi, Aji Ahmad Syaifullah, serta keluarga besarku yang selalu memberi semangat yang selalu memberi semangat yang selalu memberi semangat yang selalu memberi semangat yang amat berarti hingga aku lulus Perguruan Tinggi Negeri amat berarti hingga aku lulus Perguruan Tinggi Negeri amat berarti hingga aku lulus Perguruan Tinggi Negeri amat berarti hingga aku lulus Perguruan Tinggi Negeri Spesial something Muhammad Fariz Ibnu Hata,,, terima kasih atas segala Spesial something Muhammad Fariz Ibnu Hata,,, terima kasih atas segala Spesial something Muhammad Fariz Ibnu Hata,,, terima kasih atas segala Spesial something Muhammad Fariz Ibnu Hata,,, terima kasih atas segala nasehat, motivasi, dan kesabarannya dalam mendukung penyelesaian karyaku ini. nasehat, motivasi, dan kesabarannya dalam mendukung penyelesaian karyaku ini. nasehat, motivasi, dan kesabarannya dalam mendukung penyelesaian karyaku ini. nasehat, motivasi, dan kesabarannya dalam mendukung penyelesaian karyaku ini. Denganmu hidupku terisi berbagai macam makna kehidup Denganmu hidupku terisi berbagai macam makna kehidup Denganmu hidupku terisi berbagai macam makna kehidup Denganmu hidupku terisi berbagai macam makna kehidupan,,, an,,, an,,, an,,, Dulur Dulur Dulur Dulur- -- -dulurku di UKM teater komedi kontemporer (TK2), bagong, mas dulurku di UKM teater komedi kontemporer (TK2), bagong, mas dulurku di UKM teater komedi kontemporer (TK2), bagong, mas dulurku di UKM teater komedi kontemporer (TK2), bagong, mas tile, mas boncu, dan dulur tile, mas boncu, dan dulur tile, mas boncu, dan dulur tile, mas boncu, dan dulur- -- -dulur yang lainnya matursuwun atas segala bantuannya,,, dulur yang lainnya matursuwun atas segala bantuannya,,, dulur yang lainnya matursuwun atas segala bantuannya,,, dulur yang lainnya matursuwun atas segala bantuannya,,, Thanks for all my friends,,, sahabat Thanks for all my friends,,, sahabat Thanks for all my friends,,, sahabat Thanks for all my friends,,, sahabat- -- -sahabatku angkatan 2006 khususnya mbak sahabatku angkatan 2006 khususnya mbak sahabatku angkatan 2006 khususnya mbak sahabatku angkatan 2006 khususnya mbak galuh,,, galuh,,, galuh,,, galuh,,,- -- - Semua bentuk Semua bentuk Semua bentuk Semua bentuk masukan, nasehat, saran serta motivasi akan selalu ku ingat masukan, nasehat, saran serta motivasi akan selalu ku ingat masukan, nasehat, saran serta motivasi akan selalu ku ingat masukan, nasehat, saran serta motivasi akan selalu ku ingat dan tak lupa aku ucapkan thank you very much,,,semoga ALLAH SWT membalas dan tak lupa aku ucapkan thank you very much,,,semoga ALLAH SWT membalas dan tak lupa aku ucapkan thank you very much,,,semoga ALLAH SWT membalas dan tak lupa aku ucapkan thank you very much,,,semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian, Amiin,,, kebaikan kalian, Amiin,,, kebaikan kalian, Amiin,,, kebaikan kalian, Amiin,,,
Nimatuz Zuhroh, M.Si Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Yusnia Sasmita Malang, 22 Juli 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada Yth. Dekan Fakultas tarbiyah UIN MMI Malang di Malang
Assalamualaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini: Nama : Yusnia Sasmita NIM : 06130059 Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial Judul Skripsi : Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTs Al- Maarif 01 Singosari Malang
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing,
Nimatuz Zuhroh, M.Si 19731212 200604 2 001
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 18 Juli 2010
Yusnia Sasmita NIM: 06130059
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya. Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis. Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Ayahanda Yunus Afriyanto dan Ibunda Tamami, dengan segenap kasih sayangnya telah merawat dan membesarkan serta membimbingku sampai
saat ini dan selalu membaluri doa untukku, serta tak henti-hentinya memberikan dukungan berupa moril, materiil maupun spirituilnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga ALLAH SWT selalu melindungi beliau, dan membalas segala pengorbanan yang telah diberikan. 2. Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Drs. Muh. Yunus, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 5. Nimatuz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, atas segala bimbingan dan bantuan. 7. Bapak Drs. H Imam Syafii, MA.P selaku Kepala Sekolah MTs Al-maarif 01 singosari, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 8. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd selaku guru IPS. Terima kasih atas waktu dan kesediaan serta informasi yang telah diberikan kepada penulis. 9. Bapak, Ibu Guru dan Staf Karyawan MTs Al-maarif 01 singosari yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. 10. Teman-temanku tiyang PIPS mulai aku masuk kuliah hingga aku lulus perguruan tinggi dan semua pihak yang telah membantu dan turut serta penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan bermanfaat, Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis mencurahkan segala kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan rendah hati penulis mohon bimbingan untuk kemajuan di masa mendatang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho ALLAH SWT atas penyusunan dan penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, Amin Ya Robbal Alamin. Malang, 18 mei 2010
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 :Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini Dengan Penelitian Terdahulu10 Table 4.1 :Skor penilaian prestasi belajar pada pos test pada siklus satu.61 Tabel 4.2 : skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu.63 Table 4.3 : Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Post Test Siklus Dua70 Tabel 4.4 :Skor Penilaian Presentasi Siswa Pada Siklus Dua...71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Lampiran 2 : Perangkat Pembelajaran Guru IPS Lampiran 3 : Foto Dukumentasi Penelitian Lampiran 4 : Bukti Konsultasi Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ............................................................................ I DAFTAR ISI .................................................................................... ...IV DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... VI DAFTAR TABEL..............................................................................VII ABSTRAK ........................................................................................ VIII
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... I A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 E. Sistematika Pembahasan ............................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 8 Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................ 8 Kajian Teoritis ............................................................................... 10 A. pengertian Team Teaching ........................................ 10 B. Tahapan Pembelajaran Team teaching ...................... 12 C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching ............. 15 D. Manfaat Team Teaching ............................................ 18 E. Pengertian Prestasi Belajar.........................................19 F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Siswa....21 G. Pengertian IPS Terpadu,.27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 30 A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................... 30 B. Kehadiran Peneliti ................................................................ 31 C. Lokasi Penelitian .................................................................. 32 D. Sumber Data ......................................................................... 32 E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................... 34 F. Teknik Analisis Data ............................................................ 36 G. Pengecekan keabsahan Data ................................................ 36 H. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... 42 A. ................................................................................... Sejara h Berdirinya MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang ......................................................................... 42 B. Visi dan Misi MTs Al-Maarif 01 Singosari.................44 C. Paparan Data Sebelum Tindakan ...45 D. Paparan Data Setelah Tindakan..46
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 68 A. Proses Perencanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ................... 69 B. Proses Pelaksanaan Pada Siklus Satu Dan Dua ................... 69 C. Proses Peneliaian Pada Siklus Satu Dan Dua70
BAB VI PENUTUP ............................................................................. 72 Kesimpulan ..................................................................................... 72 Saran ............................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
ABSTRAK Sasmita, Yusnia.2010 Penerapan Straregi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Maarif 01 Singosari . Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Pendidikan ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen Pembimbing : Nimatuz Zuhroh, M.Si
Kata Kunci : Penerapan Team Teaching, Prestasi Belajar IPS TERPADU
Pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar menghadapi problematika yang ada di alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia, upaya melestarikan kehidupan manusia dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pemecahan masalah guna peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui penelitian pendidikan. Sayangnya sampai saat ini hasil temuan penelitian jarang dapat dimanfaatkan oleh guru. Tidak termanfaatkannya temuan penelitian tersebut dapat disebabkan oleh temuan tersebut kurang praktis dan guru sendiri kurang mampu mengoperasionalkan serta mewujudkannya. 0leh karena itu guru harus senantiasa belajar dan teliti dalam menghadapi persoalan yang ada. Guru dituntut untuk senantiasa meneliti persoalan yang dialami oleh peserta didiknya. Dalam hal ini salah satunya melalui penelitian tindakan kelas. Pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan praktis dilakukan dengan pendekatan . Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Mts Al- Maarif 01 Singosari Malang
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan PTK dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya didasarkan pada gejala-gejala yang tampak. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Maarif 01 Singosari sudah berjalan baik, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti berdasarkan materi yang akan disampaikan, sehingga mempermudah proses belajar mengajar di kelas. Adapun hasil yang dapat dicapai dalam penelitian ini (1) pertemuan pertama peneliti melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemehaman siswa, (2) peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (7) penerapan strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan keaktifan, kreativatas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pada pertemua ketiga pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa sudah mulai terlahat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai post test tanpa mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan adanya strategi pembelajaran yang bervariasi yang dilakukan oleh peneliti, maka proses belajar mengajar akan kondusif dan siswa akan lebih mempunyai gairah untuk aktif belajar IPS Terpadu. Peran, tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh peneliti sebagai sebuah penelitian sudah terlaksana dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui persepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru, perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk menciptakan situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan aktor utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai metode/teknik pembelajaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Penentuan metode/teknik mengajar yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi real (nyata) di dalam kelas. Bila situasi dan suasana di dalam kelas berubah maka metode/tekhnik mengajar pun juga harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai pengendali kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa macam metode pengajaran dengan baik, sehingga guru 1
mampu memilih dan menerapkan metode pengajaran yang dinilai paling efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perubahan situasi dan tujuan pembelajaran di dalam kelas memerlukan kepekaan guru, artinya seorang guru harus mampu mendiagnosis masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga dituntut mampu menganalisis dan mendeskripsikan penyebab dari masalah tersebut serta mampu memilih metode yang paling tepat untuk digunakan memecahkan masalah tersebut. 1
Pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan kualitas SDM yang meliputi segala aspek perkembangan manusia. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah pengembangan sekolah-sekolah unggulan yang dalam perspektif global akan menyumbangkan nilai strategis. Sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi. Seorang guru yang profesional (al-mu'alim al- mihni) sangat mengenal "latar belakang" siswa serta keharusan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan dan ditambah dengan bahan tambahan yang terkini. Perubahan dan pengetahuan baru (yang berkembang) harus disiapkan ke dalam pengetahuan yang telah diprogramkan. Para guru adalah manager di pusat-pusat pembelajaran dan siswa adalah klien.2
1 Eni titikusuma, Penelitian Tindakan Kelas (http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)
2 Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010) Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervise manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetesi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat,sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif. Oleh karna itu dengan melihat realitas di atas maka peneliti mengambil judul penelitian PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs Al MAARIF 01 SINGOSARI MALANG Prinsip Team Teaching adalah, ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung di sebuah kelas, di situ ada lebih dari satu guru. Sebenarnya ada beberapa model team teaching, dan kemungkinan lebih dari satu model dapat di lakukan dalam satu jam pelajaran. Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab metode adalah merupakan suatu cara pelaksanaan strategi. Dengan demikian strategi pendidikan Islam adalah seperti yang ditunjukkan Allah dalam firman-Nya, antara lain: _., ! 9. < $! > ( [. 7,. !9 ( .> !2 .> < 9| ( _,. !.9 _{ ( | < > .9 Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Al-Qashas: 77). 3
Team teaching adalah sebuah metode dimana dua orang guru mengajar dalam satu kelas dan mereka berbagi tanggung jawab yang sama dalam mengajar pada siswa-siwanya dan secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran selama jam pelajaran berlangsung. Misalnya, salah satu guru melaksanakan pembelajaran, sedangkan guru yang satunya lagi menulis atau membuat catatan di papan tulis. Model-model yang lebih menantang dan signifikan dapat meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: (1) Supported Instruction adalah sebuah bentuk team teaching dimana salah seorang guru menyampaikan materi ajar dan satu guru lainnya melakukan kegiatan tindak lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tadi, (2) Parallel Instruction adalah sebuah bentuk team teaching yang pelaksanaannya siswa dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing guru dalam kelas tersebut bertanggungjawab untuk mengajar masing-masing kelompok, (3) Differencaiated Split Class adalah team teaching yang pelaksanaannya dengan cara membagi siswa ke dalam dua kelompok
3 Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Intermasa, 1974), hlm. 623. berdasarkan tingkat ketercapaiannya. Salah satu guru melakukan pengajaran remedial kepada siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang / tidak mencapai KKM (ketuntasan kriteria minimal) sedang guru yang lain melakukan pengayaan kapada mereka yang telah mencapai dan/atau yang telah melampaui tingkat ketercapaian kompetensinya (mencapai atau melebihi KKM), (4) Monitoring Teacher adalah model lain dari team teaching. Model ini dilaksanakan dengan cara salah satu guru dipastikan melakukan peran sebagai pengajar yang memberikan pembelajaran di kelas, sedangkan yang lainnya berkeliling kelas memonitor perilaku dan kemajuan siswa. 4
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan srategi team teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penerapan strategi team teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ke berbagai pihak, antara lain:
4 Ibid.. 1. Bagi guru Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan tambahan wawasan, serta profesionalisme guru IPS di tengah-tengah masyarakat modern. 2. Bagi peneliti Dalam penelitian ini sangat penting bagi peneliti guna meningkatkan wawasan, sebagai pedoman bagi peneliti, sebagai calon sarjana yang professional. 3. Bagi siswa 1. Dapat meningkatkan makna bekerjasama 2. Dapat meningkatkan makna pembelajaran bagi siswa.
E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pada sistematikaa pembahasan ini, peruntutannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian da BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini memaparkan tentang penelitian n sistematika pembahasan. terdahulu dan kajian teoritis. BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini merupakan pendekatan dan jenis penelitian kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV, pada bab ini merupakan hasil panelitian BAB V, pada bab ini terdapat pembahasan BAB VI, pada bab ini terdapat hasil kesimpulan, kritik dan saran pada metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti
BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bengkulu pada siswa kelas XI IPA II SMAN 4 bengkulu dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dan terdiri dari tiga orang pengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan hasil belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching, 2) meningkatkan keaktifan siswa dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tiga siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksaan, 3) observasi, 4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dimana dari analisis data hasil belajar untuk siswa berkemampuan tinggi untuk ketuntasan hasil belajar pada siklus satu sebesar 73,33%, dua sebesar 76,92%, dan siklus tiga sebesar 86,61%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 13 memenuhi kriteria cukup, siklus dua sebesar 16 memenuhi (kriteria baik), dan siklus tiga 17,5 memenuhi (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan sedang ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 84,61%, siklus dua sebesar 86,66%, siklus tiga sebesar 92,30%.keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 17 (kriteria cukup), siklus dua sebesar 22 (kriteria baik), siklus tiga sebesar 23 (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan rendah ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 75,61%, siklus dua sebesar 85,36%, dan siklus ke tiga sebesar 87,80%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 27,5 (kriteria baik), siklus dua sebesar 31 (kriteria baik), dan siklus tiga sebesar (kriteria baik). Berdasarkan analisis deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dengan pengajaran team teaching efektif diterapkan dalam proses pembelajaran. 5
Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan no peneliti judul penelitian Hasil penelitian Persaman perbedaan 1 Amrus Dian dkk Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Dengan Penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan Strategi pembelajaran team teaching Pencapaian peneliti untuk meningkatkan prestasi siswa Sedangkan pada penelitian
5 Amrus Dian, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswakelas XI IPA II SMA Negeri 4 Bengkulu Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan Pengajaran Team Teaching. (http:www.yahoo.com, diakses 11 juli 2010) Pengajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu pengajaran Team Teaching meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan keaktifan siswa Pada Peneliti ini pencapaiannya tingkat prestasi pada balajar siswa dengan strategi team teaching sebelumnya meningkatkan hasil belajar meningkatkan keaktifan siswa
Dengan adanya penelitian tersebut peneliti dapat mengetahui tentang pembelajaran pada strategi team teaching dapat meningkatkan berbagai aspek dalam pembelajaran. Hasil penelitian dari Amrus Dian dkk (Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Dengan Pengajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu) dengan adanya Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa.terdapat perbedaan dalam subyek penelitian peneliti yang melakukan penelitian di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Hasil pada penelitian ini maka dapat diketahui bahwa penelitian tentang strategi Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan kemampuan lain yang diterapkan dalam model belajar oleh penelit dalam kerjasama kelompok, kecakapan dalam presentasi. II. Kajian Teoritis A. Pengertian Team Teaching Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dilakukan dalam satu kelas dalam satu materi dan waktu yang bersamaan.Rumus : Satu rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru (pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan melakukan evaluasi. Keuntungan dari team teaching adalah dapat menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap materi, menjadikan siswa dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring kemampuan siswa dan pengondisian siswa.Selain itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang maksimal. Yang biasanya dipakai 4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa dilakukan dua jam dalam satu kelas, bisa menekan biaya sekolah, yang biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam pelajaran, sekolah hanya bayar dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih mudah dalam melakukan evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team teaching. Strategi ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang signifikan, dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa bagi sekolah yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik kekurangan sarana maupun finansial 6
Penyajian secara team teaching ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara
6 Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).(Diakses 4 februari 2010). kuantitatif maupun kualitatif, juga meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang diberikan, dapat saling membantu antar guru, meningkatkan kerja sama, , saling mengisi, dan saling memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya. Teknik penyajian ini banyak menguntungkan karena jalan interaksi belajar mengajar akan lebih lancar. Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru. Akibatnya guru juga lebih ringan dalam melaksanakan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan. Mata pelajaran yang disajikan sistem beregu (team), pelajaran akan lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru. 7
!-. ?s h9 ).9 ( !-. ?s .} -9 4 ). < ( | < : ,!)-9 Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.( QS. Al- Maidah : 2)
B. Tahapan pembelajaran Team Teaching 1. Tahap Awal a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching.
7 Roestiyah. Srtategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta 1991), hlm. 96 Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.
b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran. c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan guru. d. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidak jelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini. 2. Tahap Inti 1) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team. 2) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada. 3. Tahap Evaluasi a. Evaluasi Guru Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing- masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas, ini dilakukan untuk menjaga image masing- masing guru dihadapan siswa. b. Evaluasi Siswa Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduanya. 8
C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching a. Kelebihan Team Teaching Dalam sebuah praktek, team teaching mempunyai format yang berbeda-beda tetapi pada umumnya team teaching merupakan strategi dalam mengorganisasikan guru, sehingga dapat memacu percepatan dan peningkatan mutu pembelajaran. Kelompok atau team terdiri atas guru-guru yang mempunyai kompetensi dan keahlian yang mungkin saja berbeda, tapi mereka harus bergabung dalam satu team work untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada jam pelajaran dan kelas atau rombongan belajar yang
8 Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)
sama. Untuk memfasilitasi proses ini ruang kelas yang biasa diergunakan dapat ditata sedemikian rupa sehingga menyenangkan. a. Beberapa kelebihan dari team teaching: 1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik. 2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Team teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi aktual di kelas. 4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya. 5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.
b. Kelemahan team teaching Dalam melaksanakan team teaching para guru dituntut untuk mempunyai waktu ekstra dalam sinkronisasi pemikiran, pendapat dan ide-ide cemerlang agar dalam menghadapi kelas mereka adalah satu kesatuan yang kompak dan solid, dan ini perlu pembiasaan serta kedisiplinan yang tinggi. Sebab apabila salah satu anggota team tidak disiplin dan tidak mau berbagi pengalaman maka akan rusaklah team teaching yang dibentuk tersebut. Beberapa kelemahan team teaching: 1) Sebagian guru resisten terhadap satu macam metode pengajaran saja yaitu pengajaran single teacher teaching sehingga team teaching dirasakan suatu hal yang mengungkungnya. 2) Sebagian guru tidak suka dengan anggota teamnya sehingga hal ini akan menghambat kerjasama diantara anggota team. 3) Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan lebih keras, namun gajinya sama dengan anggota teamnya yang nota bene bekerjanya lebih malas. 4) Ada pula yang tidak mau berbagi ilmu dengan anggota teamnya, karena mereka merasa susah untuk mendaptkan ilmu tersebut sehingga mereka menikmatinya sendiri. 5) Team Teaching memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak dibanding dengan mengajar secara individu. 9
D. Manfaat Team teaching Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team teaching memiliki manfaat yaitu. 1. Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila dikerjakan oleh team yang kompak dan penuh tanggung jawab. 2. Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak perlu ada pembebasan kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn menurut rencana yang telah ditetapkan bersama. 3. Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota) ada yang kurang memahami salah satu mata pelajaran. 4. Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari beberapa orang yang berbeda kecakapannya. 5. Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat dan kecakapan belajar masing-masing.
9 Agus santosas, Antara Team Teaching Dan Mengajar Disekolah Lain (http:www.yahoo.com,di akses 12 januari 2010) 6. Team teaching memberi kesempatan kepada orang-orang yang mempunyai kecakapan khusus yang tidak mempunyai profesi guru, tetapi mau membantu guru mengajar. 10
E. Pengertian Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar hal ini sesuai dengan ungkapan Tuu, prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang di capai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta kegiatan pembelajaran di sekolah. 11
Sedangkan menurut Bloom dalam arikunto merumuskan prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku, meliputi tiga ranah yaitu, ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik. Ranah kognitif adalah perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, inoformasi, dan masalah kecakapan intelektual. 12 ranah afektif adalah perilaku yang berupa sikap, nilai-nilai, dan prestasi, sedangkan psikomotorik adalah yang terutama berkaitan dengan keterampilan / kelincahan dan kondisinya. 13
Bloom mengatakan bahwa, ranah kognitif terbagi menjadi enam katagori, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
10 Engkoswara, (1984 : 70) 11 Tulus Tuu, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: Gramedia Widia Sarana), Hal. 75 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 117 13 Ibid.. evaluasi. Pengetahuan menyangkut kesiapan individu yang penekanannya pada mengingat atau mengenal gagasan metode / materi yang pernah dielajari. Pemahaman meliputi kemampuan siswa untuk menyerap makna dari apa yang telah dipelajari. Perapan merupakan kemampuan individu untuk menggunakan apa yang telah dipelajari kedalam situasi konkrit yang baru. Analisis menurut pemahaman dan penerapan yang penekanannya pada kemampuan untuk menorganisasikan atau mengiraikan suatu materi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sintesis menyangkut kemampuan untuk mengembangkan bagian-bagian kecil menjadi bentuk yang bermakna. Sedangkan evaluasi menyangkut kemampuan untuk menilai suatu pengertian yang dipelajari dan kemampuan untuk memulai suatu masalah berdasarkan kriteria yang di definisikan dengan jelas. 14
2) Pembelajaran Dalam Prespektif Islam Belajar dalam islam merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap insan. Agar manusia memiliki ilmu pengetahuan yang cukup serta memiliki kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim 15
Menurut Imam Gozali, manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnyadapat
14 Ibid.. 15 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998) Hal.59 membawanya untuk dekat kepada Allah SWT dan akhirnya membahagiakannya hidup didunia dan di akherat. 16
Masud Said Abdul Qohar: Prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan hasil pekerjaan. 17 Dari beberapa uraian tersebut sangat jelas bahwa islam menghendakiagar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Hal ini diketahui dari ayat 56 surat al-dzariyat: ! )=> >: _} | ,-9 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(QS. Al-Dzariyat:56) 18
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar pada pendidikan islam yang total dan meliputi segala aspek kemampuan manusia tentang prestasi yang akan dicapai memerlukan landasan yang mengarahkan pada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam. Mengarahkan berbagai metode tersebut dapat didayagunakan agar efektif untuk mencapai suatu prestasi yang baik. F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Di depan telah dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya sutu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu tercapai atau dengan
16 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998) Hal.72 17 Syaiful Bahri, Djamarah. Perstasi Belajar Dan Kompetensi Guru. (Surabaya: Usaha Nasional: 1994), hal. 15 18 Al-quran dan terjemahnya. kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. faktor yang kemampuan yang dimiliki siswa besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi yang dicapai. Disamping faktor yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Faktor internal siswa Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, baik dari segi fisik maupun psikis, yang meliputi: a. Kematangan seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat kematangan telah tiba, sebaliknya belajar akan sukar apabila kematangan belum tiba. b. Kondisi fisik, kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak membekas. Sedangkan yang termasuk aspek psikologis adalah: intelegensi, peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dengan lebih mudah mengingatnya. Peserta didik yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.19 c. Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapsitas masing-masing. d. Motivasi siswa, motivasi belajar meripakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah sehingga akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya prestasi belajar akan menjadi menjadi rendah. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka hendaknya diciptakan suasana belajar yang menarik dan menggembirakan. e. Rasa percaya diri, rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya penakuan dan dukungan dari lingkungannya. Dalm proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang di akui oleh guru dan rekan sejawatnya. Makin sering menyelesaikan tugas, maka ia akan sering memperoleh pengakuan umum dan dapat menimbilkan rasa percaya diri yang semakin kuat. Sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, dan bahkan dapat menurunkan prestasi belajar siswa. f. Cita-cita siswa,. Pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita- cita dalam kehidupannya. Cita-cita sebagai motivasi perlu di didikkan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan dan dimulai sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi diri siswa. Didikan pekilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan
19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.( Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2000), hlm. 132-134 berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana sampai hal yang paling sulit. 20
2. Faktor eksternal siswa Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, baik dari lingkungan sosial maupun non sosian, yang meliputi: a. Keadaan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan letak rumah semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa b. Masyarakat. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetannga, teman-teman sepermainan disekitar rumahnya. Kondisi masyarakat dilingkungan yang kumuh yang serba kekurangan dan dan banyak anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Karena banyak anak-anak yang tidak sekolah ia akan merasa kesulitan untuk bertukar pendapat mengenai pelajaran yang belum dipahaminya atau bahkan dirinya ikut-ikutan tidak bersekolah karena teman-temannya banyak yang tidak bersekolah. c. Keadaan iklim, iklim yang panas pada umumnya tidak menguntungkan proses belajar sebab selain suhunya yang panas juga dapat menyebabkan proses belajar cepat melelahkan. Sebalikmya udara yang dingin dapat membantu proses belajar. 21
d. Sarana dan prasarana pembelajaran. sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lainnya, sedangkan prasarana pembelajan dapat meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki
20 Dimyati Dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta 1999), hlm 239-245 21 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (bandung: pt remaja rosda karya 2000), hlm. 138-139 sarana dan prasarana yang di perlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menngunsksn slst-slst itu akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa. e. Menurut Siti Rahayu Haditono di Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti: a). kurangnya fasilitas sekolah, b). siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, c). kurangnya dorongan memtal dari orang tua, karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari anaknya diseklah dan d). keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar lebih giat. 22
f. Kesempatan belajar. Pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat belajar dengan baik dengan hasil yang baik dan tidak dapat meningkatkan hasil belajarny, akibatnya tidak adanya kesekpatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari. 23
3. Faktor pendekatan belajar Disamping faktor-faktor internal dan eksternal pada siswa sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf keberhasilan proses penbelajaran siswa tersebut. Di antara pendekatan belajar itu adalah: Pendekatan bigss dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yakni: 1. Pendekatan survace (bersifat lahiriyah) misalnya mau belajar karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkam dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
22 Dimyati dan Mudjiono. Belajar Dan Pembelajaran.( Jakarta: PT. Rineka cipta 1999), hlm 246 23 Ngalim, Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2002), hlm. 105 2. Pendekatan deep (mendalam) siswa yang menngunakan deep biasanya mempelajari materi karena dia tertarik dan merasa membutuhkan. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. 3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinngi) yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi setinggi-tingginya. Menurut Wasty Soemanto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu: 1) Faktor stimulus belajar Yang di maksud dengan stimulus belajar adalah segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk melakukan reaksi atau perbuatan belajar. 2) Faktor metode belajar Metode belajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode balajar yang dipakai oleh siswa. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. 3) Faktor-faktor individual Faktor individual sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa seperti, kematangan yang dicapai oleh undividu dari proses pertumbuhan fisiologisnya 4) Faktor usia Pertambahan dalam hal usia selalu diberengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin meningkat pula berbagai fungsi fisiologisnya. Faktor-faktor diatas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi. 24
Berikut yang juga termasuk faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu: 1. Cepat dalam belajar 2. Lambat dalam belajar 3. Anak kreatif 4. Anak dropout 5. Anak berprestasi kurang. 25
G. Pengertian IPS Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, bahkan sampai pada jenjang SMK. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
24 Wasty Soemanto. Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Rineka Cipta 1998), hlm. 113-120 25 Tabrani Rusyan. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remadja Karya 1989), hlm 82 Pembelajaran IPS dalam kurikulum 2006 merupakan IPS Terpadu yang merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang terdiri atas beberapa bagian disiplin ilmu terseleksi seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Seyogianya (idealnya) guru dalam pembelajaran IPS dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran, yakni Guru Mata Pelajaran IPS. Hal demikian juga ditunjukan oleh temuan penelitian Wahidmurni (2006: 60) yang menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dari kurikulum 1994 ke kurikulum 2004 dan bahkan telah diterbitkan kurikulum 2006 yang pada saat ini sedang disosialisasikan pada lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. 26
Untuk mengatasi kondisi di atas, sesungguhnya dapat dipecahkan dengan model pembelajaran team teaching, yakni suatu model pembelajaran yang terdiri dari beberapa orang guru (guru-guru mata pelajaran Sejarah, guru mata pelajaran Ekonomi, guru mata pelajaran Geografi, dan guru mata pelajaran Sosiologi dalam kurikulum 1994) bergabung menjadi satu tim yakni tim guru mata pelajaran IPS. Selanjutnya tim inilah yang bekerja memetakan berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum mata pelajaran IPS dan meramunya menjadi berbagai sajian pembelajaran berdasarkan tema yang disepakati bersama. Adapun dalam pelaksanaan
26 Wahid Murni , Pembelajaran IPS Terpadu (http www @yahoo.co.id) di akses 30 juli 2010 pembelajaran guru yang tergabung dalam tim harus masuk ke kelas-kelas pembelajaran secara bersama-sama. Dalam pelaksanaan pembelajaran pembagian tugas di antara anggota tim dapat dilakukan, misalnya ketika sesi pembelajaran saat itu adalah pencapaian kompetensi dasar dari disiplin ilmu Ekonomi, maka guru intinya adalah guru Ekonomi sedang anggota tim yang lain bertugas membantu menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih kondusif. Model pembelajaran seperti ini dapat dilaksanakan dengan baik jika dalam setiap sesi pembelajaran benar-benar menerapkan strategi pembelajaran aktif, di samping itu dengan menerapkan model pembelajaran team teaching ini beban mengajar guru sebanyak 24 jam perminggu dapat diatasi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis (PTK) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini karena data yang dikumpulkan adalah memiliki makna/informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode team teaching, yakni dimana peneliti bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelaran ekonomi kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Maarif 01 Singosari Malang. Data tersebut telah terkumpul kemudian di analisis secara induktif pada waktu penelitian dan seyelah penelitian berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan konsep dasar analisis data yang dikemukakan oleh Moleong. 27
Untuk mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dilakukan tindakan penelitian tindakan. Sesuai dengan PTK, masalah penelitian yang dikaji berkaitan dengan usaha memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran secara professional. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakanyaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan pembelajaran dikelas. Menurut Suyanto pengertian PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara professional. 28
Hal ini karena proses siklus dari rangkaian pengembangan planning (perencanaan), melakukan tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Langkah-
27 Moleong, Metodologo Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT remaja rosda karya. 2002), hlm. 104 28 Suyanto, Pedoman Peleksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Ikip Yogyakarta 1997), hlm. 4 30 langkah dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian yang digambarkan oleh kemmis yaitu (1) penelitian, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini instrument utama adalah peneliti sendiri (human instrument ) karena sifat data harus dikumpulkan, diseleksi dan ditafsirkan. Semua itu hanya dapat dilakukan dengan ketekunan, pengetahuan, pengalaman relevan, ketajaman pikiran dan imajenasi peneliti itu sendiri dan tidak mungkin dilakukan dengan instrument lain.. Moleong menegaskan bahwa pemakaian instrument manusia berdasarkan pertimbangan bahwa, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersipkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Berkaitan dengan itu, data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi, dan, (5) tes. 29
C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Maarif 01 Singosari Malang: yang terletak diwilayah Singosari yaitu jalan masjid desa pagentan kode post 65153. Penelitian ini dilakukan pada semester VIII (delapan) tahun ajaran tahun 2009/2010, pemilihan Madrasah Tsanawiyah Al-Maarif 01 Singosari
29 Ibid. hlm 4-5. Malang, sebagai tempat penelitian berdasarkan pertimbangan ( 1) pembelajaran metode team teaching belum pernah dilakukan, (2) materi pelajaran yang diberikan ada dikelas VIII B. D. Sumber Data Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kajian), untuk itu jenis data harus diungkap dalam bagian ini. Sedangkan sumber data merujuk pada asal data penelitian itu diperoleh, baik berasal dari orang maupun bukan orang. Untuk itu perlu disebutkan identitas informan, identitas situs sosial untuk data yang diperoleh melalui pengamatan, dan identitas dokumen untuk data yang diperoleh melalui pedoman dokumentasi. 30
Dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Maarif 01 Singisari Malang. Pada tahun ajaran 2009/2010. Data tersebut dari proses pembelajaran ketenagakerjaan denga menerapkan metode team teaching. Data penelitian ini berupa pengamatan , wawancara, catatan lapangan, evaluasi, dokumen dan tes dari setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran. Data perencanaan tercakup dalam persiapan mengajar guru secara tertulis seperti merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan media serta perencanaan evaluasi.
30 Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan, (Malang: UM Press, 2008), hlm. 41-42.
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Maarif 01 Singosari Malang sebagai sumber data dengan alasan (1) diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan siswa dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan ketenagakerjaan, memahami konsep dan teori serta serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi khususnya dalam bidang ketenagakerjaan yang terjadi pada masyarakat Indonesia, (2) materi yang digunakan sebagai bahan penelitian terdapat dikelas VIII B. Dalam penelitian ini peneliti mendasarkan pada beberapa pertimbangan-pertimbangan yaitu (1) memiliki pengalaman mengajar yang cukup, (2) memiliki kemampuan dan profesionalisme seorang guru, (3) bersikap terbuka terhadap inovasi-inovasi dalam pembelajaran, (4) bersedia berkolaborasi dengan baik dengan rekan atau timnya terhadap pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas. E. Prosedur pengumpulan data Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati tindakan penerapan metode team teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah Al-Maarif 01 Singisari Malang. Hal ini dilakukan secara intensif, objektif, dan sistematis. Dalam penelitian ini yang dikumpulkan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi dan, (5) tes. Observasi dilakukan ketika peneliti mengamati sekaligus berpartisipasi dalam latar dan suasana berlangsungnya pembelajaran. dengan berpedoman pada lembar-lembar observasi, peneliti mengamati apa yang yang terjadi dalam proses pembelajaran, yakni (1) pada tahap mengidentifikasi masalah peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan dikaji, (2) pada tahap pengumpulan informasi peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah tentang ketenagakerjaan, dan (3) pada tahap observasi peneliti mengamati jalannya proses presentasi kelompok didepan kelas dan keaktifan siswa dalam memperlancar berjalannya proses pembelajaran. Untuk melakuakn observasi secara efektif dan terarah, peneliti menggunakan format observasi, dengan tujuan agar dapat melihat, mengamati, dan mencatatat perilaku seta segala kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran ketenagakerjaan yang berlangsung dengan menerapkan metode team teaching. Dengan demikian seluruh informasi yang diperlukan dapat diperoleh. Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dikelas (lapangan). Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui secara mendalam hambatan-hambatan yang duhadapi siswa dalam pembelajaran ketenagakerjaan dengan meneraokan metode team teaching. Cacatan lapangan dilakukan untuk membantu kegiatan siswa yang berkaitan dengan penerapan metode team teaching untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Infomasi yang dicatat adalah segala perilaku yang dilakukan ileh siswa pada setiap pembelajaran IPS Terpadu pada tahap mengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, dan penyajian metode team teaching. Dokumen dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa tentang proses pembelajaran penerapan strategi team teaching dan pokok pembahasan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh siswa. Bentuk-bentuk kegiatan yang derencanakan untuk dilaksanakan, pendekatan dan strategi yang digunakan, serta bentuk hasil tugas yang dikerjakan yaitu dengan mengambil dokumen nilai siswa dan hasil ujian maupun lembar kerja siswa, serta dokumen- dokumen lainnya yang dibutuhkan. Instrumen Pengumpulan Data, data dalam pengembangan team teaching ini menggunakan instrument analisis tugas berupa study kasus mata pelajaran IPS dalam hal ketenagakerjaan, dan memberikan kesempatan berpikir secara cermat dan teliti untuk mempelajari isi yang terdapat dalam study kasus tersebut. Tes, akan diberikan pada awal dan akhir tindakan dan pada waktu terakhir, tes bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa tentang materi permasalahan ekonomi dan ketenagakerjaan. F. Tehnik Analisis data Tehnik analis data dalam proses penerapan metode team teaching pembelajaran tergolong dalam jenis data penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam pengolahan data ini kerupakan kegiatan pengembangan trerutama bila di inginkan kesimpulan tentang masalah yang diteliti. G. Pengecekan keabsahan temuan Keabsahan dalam penelitian ini menggunakan tehnik sebagaimana dikemukakan oleh Moleong, yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi, (3) kecukupan refrensi. 31
Pertama, pengujian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara menganati dan membaca secara cermat sumber data penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasi, dipilih, dan diklasifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan. Kedua, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembnading terhadap data itu. 32
Dalam hal ini peneliti menggunakam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu unutk keperluan pengecekan atau pembanding data. Dalam kaitan ini, ada dua macam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan data , yaitu (1) Triangulasi metode dan tehnik pengumpulan data. Dalam kaitan ini, metode dan teknik pengumpulan data tidak hanya digunakan untuk sekedar mendapat data atau menilai keberadaan data, tetapi juga untuk menentukan keabsahan data, dan (2) Triangulasi data dengan pengecekan yang akan dibantu oleh dosen pembimbing, teman sejawat, serta pihak-pihak yang telah memahami hakekat penelitian ini.
31
32 Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 330.
Ketiga, pengujian keabsahan data dengan kecukupan referensi dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang relefan dengan masalah penelitian secara berulang- ulang agar diperoleh pemahaman yang memadai. 33
H. Tahap-tahap penelitian Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan Peneliti menentukan objek penelitian dengan pertimbangan bahwa letak MTs Al-Ma.arif 01 Singosari sangat mudah dijangkau. Selain itu, MTs Al-Ma.arif 01 Singosari merupakan salah satu sekolah lembaga umum yang telah akreditasi A. Untuk memperlancar pada tahap berikutnya, yakni tahap pelaksanaan penelitian, maka peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Setelah persiapan administrasi selesai, maka peneliti membuat rancangan penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman wawancara dan observasi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Peneliti memulai penelitian di MTs Al-Ma.arif 01 Singosari pada tanggal 14 mei 2010. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan inti dari suatu penelitian karena peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini dapat
33 Moleong, Metodologi Penelitian Kualialitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2002). hlm 175-178 dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pertama, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa kelas VIII B untuk memperkuat data hasil wawancara tentang strategi guru dalam meningkatkan prestasi pembelajaran IPS Terpadu oleh guru IPS. Kedua, peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap hasil penelitian agar dapat diketahui hal-hal yang masih belum terungkap. Ketiga, peneliti melakukan perpanjangan penelitian guna melengkapi data yang kurang, sehingga memperoleh data yang lebih valid. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah, yaitu berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pelaksaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan mengikuti alur tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dari Deakin University Australia, dalam suyantu yang meliputi kegiatan (1) perencanaan, (2) pelaksaan, (3) observasi dan, (4) refleksi. 34
1. Rencana penelitian Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a) Menyusun rencana. b) Menyiapkan lembar tugas analisis, observasi dan wawancara. c) Menyiapkan perangkat test akhir tergadap hasil belajar.
34 Suyanto, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. (Ikip Yogyakarta,1997) 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan tindakan yang dilakuakn pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajaran siswa terhadap konsep ketenagakerjaan melalui penerapan strategi team teaching. Siklus 1 Pembelajaran ketenagakerjaan, dan mengerjakan soal-soal awal pre test tentang ketenagakerjaan serta menganalisis study kasus pada tugas yang dibagikan oleh guru Siklus II Penyajian data hasil akhir dan pos test tentang ketenagakerjaan yang telah dilaksanakan. 3. Observasi Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian tindakan. Observasi dilakukan kedua peneliti sebagai team yang telah melakukan penelitian sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan yaitu metode team teaching denga menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk menindaklanjuti hasil observasi akan dilakukan wawancara terhadap subjek penelitian. Pengamatan terhadap peneliti (pelaksanaan pembelajaran) meliputi penerimaan pertanyaan, pemberiam tugas, mengarahkan tugas berdiskusi, mengajarkan presentasi siswa dari penyajian hasil akhir didepan kelas, membimbing dalam membuat analisis dan menjelaskan bagaimana proses dari analisis. Pada bagian saran-saran yang diperlukan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Pengamat terhadap subyek penelitian meliputi pemberian jawaban atas pertanyaan- pertanyaan mengerjakan tugas / pelaksanaan investigasi / observasi, berdiskusi, menganalisis data sebelum pelaksanaan kegiatan ini, penelitian memberikan penjelasan kepada pengamat tentang kegiatan yang akan dilakukan. 4. Refleksi Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahao ini adalah: a) Menganalisis hasil pekerjaan siswa b) Menganalisis hasil wawncara c) Menganalisis lembar observasi siswa Berdasarkan hasil analisis tersebut, peneliti menggunakan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulas siklus seterusnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah dilakukan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya MTs Al-Maarif 01 Singosari Yayasan Pendidikan Almaarif 01 Singosari Malang sebagai salah satu mitra pemerintah, sebenarnya sudah lahir sebelum Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Lahir atas dasar kesadaran akan pentingnya pendidikan putra-putri Indonesia Indonesia di tengah-tengah upaya perjuangan kemerdekaan Negara Indonesia, kesadaran inilah yang menumbuhkan tekad oleh BAPAK K.H.MASYKUR (Mantan Menteri Agama Republik Indonesia dan Wakil Ketua DPR RI, beliau lahir 1902 dan wafat 1992). Pada tahun 1923 mendirikan MADRASAH MISBACHUL WATHON yang menjadi cikal bakal Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang. Sejalan dengan meningkatnya tuntutan pendidikan maka Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang pada tanggal 1 Juli 1959 mendirikan Madrasah Tsanawiyah Almaarif Singosari. Dalam perkembangannya Madrasah Al-maarif telah mendapat status disamakan N.W.M.06.03/P.P.3.2/115 SKP/1999 dan pada bulan Mei tahun 2005 statusnya berubah menjadi Terakreditasi A. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Almaarif 01 Singosari menyelenggarakan kegiatan intrakurikuler dengan mengintegrasikan kurikulum Diknas dan Depag serta kegiatan ekstrakurikuler melalui kegiatan yang terdiri atas: 42 1. Karya Ilmiah Remaja (KIR) 2. Al-Banjari 3. Qosidah Modern 4. Bahasa Arab 5. Bahasa Inggris 6. Basket 7. Sepak Bola 8. Seni Baca Qur'an 9. PMR/ Pramuka 10. Jurnalistik 11. Paduan Suara Kegiatan Di Luar Jam Pelajaran Selain Ekstrakurikuler Antara Lain: 1. Siswa diwajibkan shalat ashar berjamaah di masjid besar Hisbullah 2. Praktek shalat fardlu dan sunnah 3. Kegiatan ubudiyah yang relevan 4. Peringatan hari besar Islam dan Nasional 5. Upacara 6. Karya wisata
B. Visi dan misi a. Visi: Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, terampil, berakhlakul karimah dan cinta tanah air Indikator : 1. Mamiliki aqidah ahli sunnah wal jamaah An Nahdliyah 2. Istiqomah dalam beribadah 3. Berakhlak al Karimah 4. Mampu menggali dan mengembangkan potesi diri 5. Mampu mengintegrasikan pengetahuan agama dan sains 6. Terbentuknya nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan wawasan kebangsaan b. Misi: 1. Menyelenggarakan pendidikan dengan memadukan sistem pesantren dan umum 2. Membekali anak didik dengan aqidah ahli sunnah wal jamaah An Nahdliyah 3. Membentuk anak didik taat dan istiqomah dalam beribadah 4. Membentuka anak didik berkepribadian luhur 5. Mengembangkan kemampuan anak didik dalam mengintegrasikan Agama dan Sains 6. Menanamkan nilai-nilai sosial dan kemasyarakatan dan wawasan kebangsaan C. Paparan Data Sebelum Tindakan a. Permohonan Izin Penelitian Sebelum peneliti melaksanakan penelitian dan melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu bertemu kepala sekolah yaitu H. Imam Syafii untuk meminta izin mengadakan penelitian di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang, maksud dan tujuan peneliti mendapat respon positif dari kepala sekolah dan waka kurikulum. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kelas VIII B sebagai subyek penelitian dengan jumlah 43 siswa. Penunjukan kelas VIII B sebagai tempat penelitian berdasarkan atas diskusi dengan guru pamong (guru mata pelajaran) Bpk. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd dan kepala sekolah Bpk. H. Imam Syafii b. Pre test Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu kedua peneliti mengadakan pre test. Pre test diadakan pada hari jumat 14 mei 2010 untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan kesiapan dalam belajar serta keaktifan siswa dalam mencatat c. Hasil pre test Pada pelaksanaa pre test, siswa kurang antusias karena kuramg adanya persiapan dalam mempelajari pada pertemuan ini. Kebanyakan siswa belum mengetahui materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan ini dan pemahaman terhadap materi IPS Terpadu masih kurang. Keaktifan dan kekreatifan sebagian siswa dalam mencatat materi penting tentang IPS Terpadu juga masih belum nampak, kebanyakan siswa masih terlihat malas. Sehingga keaktifan dan kekreatifan mencatat membuat prestasi belajar kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada pre test, terdapat rata-rata kelas pada tes tulis sebesar 36,25% dan rata-rata pada keaktifan mencatat sebesar 27,22%. D. Paparan Data Setelah Tindakan Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus satu meliputi perencanaan, pelaksanaan, hasil siklus satu, observasi dan refleksi. a. Paparan data siklus satu 1) Perencanaan tindakan Pada siklus satu yang menjadi pokok bahasan adalah ketenagakerjaan, dengan indikator siswa dapat menjelaskan pengertian tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja, menganalisis hubungan antara jumlah penduduk, angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengangguran, dan mengidentifikasi permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja di Indonesia (jumlah, mutu, persebarandan angka pengangguran) Rencana tindakan satu diawali dengan melakukan diskusi guru mata pelajaran mengenai metode apa yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar (PBM), setelah itu membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) yang bertujuan agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Selain itu peneliti juga membuat Lembar Kerja Siswa yang disesuaikan dengan materi pelajaran. a. Kegiatan pendahuluan Siklus I berlangsung selama 6 x 45 menit yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Tindakan pada siklus satu ini dilakukan pada hari jumat tanggal 14 mei 2010 , kegiatan ini dimulai pada jam 13.00 WIB. Pertemuan kedua pada hari sabtu tanggal 15 mei 2010 pada jam 16.00 WIB. Dan pertemuan ketiga pada hari jumat tanggal 21 mei 2010 WIB. Pada pertemuan pertama kedua team peneliti menyiapkan materi sesuai dengan RPP yang disusun barsama-sama. RPP dikembangkan berdasarkan silabus oleh kedua peneliti dan Guru IPS Terpadu Kelas VIII B. b. Sesuai dengan penerapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu strategi team teaching, kedua team peneliti bekerja sama membuat soal pre test dan post test. c. Kedua team peneliti megatur jarak antara duduk siswa, peneliti satu meuliskan soal dipapan tulis, sedangkan satu peneliti lagi membagikan lembar jawaban. d. Membuat pedoman observasi untuk mengetahui keaktifan siswa dalam suasana diskusi selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan tindakan Setelah mempersiapkan setelah dipersiapkan rencana pembelajaran maka proses pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Observasi : Obsrvasi dilakukan untuk membandingkan perolehan nilai sebelum dan sesudah dilakukan pre test dengan melihat hasil nilai-nilai KKM sebelumnya yang dilakukan oleh guru bidang studi IPS Terpadu pada tabel berikut: KOMPETENSI DASAR KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KRITERIA PENETAPAN KETUNTASAN KKM kompleksitas Daya dukung Intake
5.1 Menjelaskan Proses persiapan kemerde-kaan Indonesia.
70
65
65
66,33 5.2 .Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia
75
65
65
68,33 6.1 Mendeskripsikan bentuk- bentuk hubungan sosial
75
65
65
68,33 6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat
70
65
65
66,33 6. 3 Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial
80
65
65
70 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penainggulangannya
75
65
65
68,33 7.2 Mendeskripsikan pelaku - pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia
80
65
65 70 7.3 Mendes-kripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
75
65
65 68,33 7.4 Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terben-tuknya harga pasar
70
65
65
66,33
Dengan mengetahui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebelumnya pada tabel dia atas, maka paniliti melakukan penelitian ini dengan menerapkan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan awal Pada pertemuan pertama tanggal 14 mei 2010, kedua peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan. Pada siklus satu dilakukan dua kali pertemuan yang dilaksanakan dalam waktu 4 x 45 menit. Pada pertemuan ini materi yang disampaikan adalah tentang pengertian tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja. Proses belajar mengajar ini meliputi beberapa tahap sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran (RPP di lampiran). Selama kegiatan pembelajaran berlangsung kedua peneliti bertindak sebagai guru dan bertindak sebagai observer. Satu orang peneliti sebagai guru dan satu orang peneliti sebagai pengamat pada pedoman observasi. Pada awal siklus pertama siswa masuk kelas, hanya beberapa siswa yang terlambat. Setelah semua siswa hadir kedua peneliti memulai kegiatannya, dengan mengabsen siswa dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Sebelum peneliti menjabarkan secara global tentang materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui lebih dalam pemahaman siswa pada materi yang akan disampaikan selama 10 menit. Namun siswa masih bingung dan belum ada yang bertanya. Setelah dirasa cukup maka peneliti langsung melakukan pre test kepada siswa dengan beberapa pertanyaan tentang pengertian tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja, sementara guru pertama melakukan pre test terhadap siswa dengan menuliskan soal pre test dipapan tulis, guru yang lain membagikan lembar jawaban yang telah dipersiapkan oleh peneliti. baik anak-anak ada lima soal yang telah kami persiapkan, dan waktunya hanya 15 menit, tolong kalian mengerjakan soal ini secara individu, lembar soalnya sudah kami sediakan juga Catatan peneliti (14 mei 2010, jam 13.10 WIB) Soal pre test 1. Sebutkan pengertian tenaga kerja? 2. Apa definisi dengan angkatan kerja? 3. Sebutkabn macam-macam angkatan kerja jelaskan? 4. Apa pengertian bukan angkatan kerja? 5. Setengah menganggur di bedakan menjadi dua sebutkan?
Kunci jawaban 1. Tenaga kerja adalah orang yang melakukan aktivitas untuk mendapatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari yang usianya berkisar 15 tahun keatas. 2. Angkatan kerja adalah golongan penduduk usia kerja yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan. 3. Angkatan kerja dibedakan menjadi dua yaitu: pekerja dan penganagguran, Pekerja adalah orang yang bekerja untuk dapat penghasilan, Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, orang yang tidak bekerja (masih atau sedang) mencari pekerjaan. 4. Bukan angkatan kerja adalah orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga serta pendapatan, tetapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya. 5. Pengangguran dibedakan menjadi tiga yaitu:pengangguran friksional, struktural, dan musiman.
Setelah waktu pre test yang ditentukan habis siswa dimita untuk mengumpulkan lembar jawaban. Setelah semua lembar jawaban terkumpul, siswa disuruh mencatat materi tentang ketenagakerjaan yang di sampaikan oleh ibu Yusnia yang ditentukan dalam waktu 10 menit. Kegiatan inti Setelah kegitan mencatat selesai peneliti pertama menjelaskan materi masalah angkatan kerja dan tenaga kerja di indonesia selama 15 menit sedangkan peneliti kedua mengawasi siswa dari belakang agar menyimak materi dengan baik. Namun bukan suasana ramai yang pada waktu itu terjadi malah sebaliknya ada beberapa siswa yang mengantuk, diantaranya: Viky ngantuk ya, salah satu peneliti menghampiri! Sedikit bujawabnya, biar gak ngantuk ayo maju dulu, ibu yusnia menanyakan pada viky: tenaga kerja itu seperti apa vik? Sambil tertawa viky menjawab kayak ibu, kan kerja jadi guru bu, semua siswa tertawa mendengar ucapan viky. Vikypun dipersilahkan kembali.
Peneliti kembali menjelaskan materi untuk lebih meningkatkan kembali pengetahuan siswa. Peneliti pertama memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun belum ada siswa yang bertanya karena beberapa siswa terlihat mengantuk, ngobrol sendiri dan melamun. Kegatan akhir, pada kegiatan akhir ini peneliti memberikan tugas kepada siswa pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dimilki oleh siswa, agar siswa dapat belajar kembali dan sering membaca. Pada pertemuan ini peneliti bermaksud untuk mengetahui terlebh dahulu kemampuan yang dimiliki siswa. Memberikan pre test kepada siswa untuk mengasah kemampuan berpikir pada siswa. Peneliti memberi gambaran pada pertemuan selanjutnya akan dibentuk kelompok, sehingga siswa mempunyai persiapan pada pertemuan berikutnya. Tabel 4.1 Skor penilaian prestasi belajar pada pre test siklus satu No Interval skor frekuensi status 1 95-100 - Lulus 2 90-94 5 Lulus 3 85-89 7 Lulus 4 80-84 8 Lulus 5 75-79 9 Lulus 6 70-69 3 Lulus 7 00-64 14 Tidak lulus 43
Berdasarkan hasil skor tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui strategi team teaching dengan model belajar pre test sebagai tingkat pemahaman siswa belum maksimal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B terhadap materi IPS Terpadu yang telah dipelajari. Dikatakan demikian karena terlihat masih banyak siswa yang belum berhasil / lulus pada soal pre test sebesar 21,25% . Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 43 siswa, yang dinyatakan lulus sebanyak 29 siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 14 orang siswa dikarenakan pencapaian skor tesnya kurang dari 65, sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang telah ditentukan oleh kurikulum disekolah MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang.. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua ini berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan pertama siswa belum berpengalaman dalam berkelompok, berdiskusi dan presentasi, siswa masih terlihat bingung dan malu. Kali ini kedua peneliti akan menerapkan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi. Kegiatan awal, pada pertemuan kedua siswa mulai masuk kelas dengan tepat waktu, hal ini dikarenakan pelaksanaan dilakukan pada jam terakhir pada pukul 16.00 WIB. Pada kegiatan awal kedua peneliti meminta kepada siswa untuk membuka tugas rumah yang diberikan oleh peneliti pada pertemuan sebelumnya pada materi ketenagakerjaan. Dan membahas pada LKS selama 10 menit. Kegiatan inti. Setelah waktu yag dibatasi dalam membahas LKS habis, kedua peneliti menanyakan kembali kepada siswa bagaimana dampak pengangguran yang terjadi di Indonesia saat ini selam 10 menit. Setelah dirasa cukup, guru pertama menjelaskan materi yang ingin dicapai selama 10 menit, dan menyiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan diterapkan adalah belajar kelompok, diskusi, dan presentasi . setelah selesai menyampaikan materi siswa diminta untuk membentuk kelompok dari 43 siswa menjadi 4 kelompok dengan menyiapkan lembar kertas. Ibu Yusnia menyuruh siswa untuk memperhatikan dan menganalisa tentang gambar dokter, pengangguran, arsitek, guru, pekerja pabrik dan pilot, sementara ibu Asmaul Husnah mengarahkan siswa bagaimana cara menganalisa dan memberi tanggapan pada gambar tersebut dan akhirnya akan dipresentasikan oleh masing-masing kelompok Hasil pengamatan, dalam tahap ini menunjukkan masih ada beberapa siswa yang masih terlihat canggung kondisi demikian dapat dipaparkan sebagai berikut:. Ibu Yusnia akhirnya langsung menunjuk salah satu dari kelompok Ketua kelompok dua siapa? Linda mayasari bu!, ya silahkan mempresentasikan hasil diskusinya. Aduh bu kok saya bu, malu bu, ndak bisa Ibu Asmaul Husnah akhirnya memberi arahan kepada linda bagaimana caranya untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Catatan peneliti (tanggal 15 mei 2010 jam 16 .25 WIB)
Dengan sedikit malu siswapun mau melaksanakan intruksi yang diberikan oleh peneliti. Namun setelah siswa membacakan hasil diskusinya, tidak ada satupun dari kelompok lain untuk bertanya, kebanyakan mereka belum faham apa yang harus ditanyakan. Oleh karena itu peneliti menjelaskan materi, sekaligus memberi contoh bagaimana cara presentasi tentunya dengan penuh kesabaran, dengan tenaga dari dua orang guru sebagai team, maka secara maksimal kedua peneliti memberikan pengarahan. Dan pada sesi kedua salah satu peneliti menunjuk salah satu kelompok lagi: Saat ibu Asmaul mempersilahkan setiap kelompok untuk presentasi tidak ada satupun dari kelompko yang berani untuk memulai terlebih dahulu, sampai pada akhinya ibu Yusnia yang menunkuk salah satu dari kelompok yaitu kelompok Ibadur Rahman (salah satu siswa terpandai dikelas VIII B) yang memulai presentasi, ibad mempresentasikan hasil diskusinya dengan cukup baik. Kelompok ibad pada waktu itu mempresentasikan tentang gambar seorang guru.
Pada sesi berikutnya setelah ibad selesai membacakan hasil diskusinya, ada salah satu dari kelompok lain yang menanyakan kepada Ibad yaitu Efti Mailuf (salah satu siswi yang juga pandai dikelas) dengan yang muncul seperti: ibad kalau kamu jadi guru, pas ketemu sama anak yang gak sekolah karena gak punya uang, apa kamu mau membantu? Ibadpun langsung tersenyum dan menjawab ya semoga saja nanti kalau jadi guru gajinya banyak, insyaAllah aku bantu
Suasana presentasipun langsung pecah dan terhibur dengan jawaban dari Ibad, dan kegiatan presentasipun berjalan lancar, sampai denga batas waktu pembelajaran berakhir pada tahap ini, hanya ada dua kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusi, sementara masih ada dua kelompok lagi yang belum melakukan presentasi dikrenakan waktu juga akan segera habis. Akhirnya peneliti meminta dua kelompok lainnya untuk presentasi minggu depan dan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin. Berdasarkan hasil dari pengamatan, pos test berjalan dengan lancar. Setelah dilakukan koreksi setiap setiap skor hasil siswa adalah: sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu No Interval skor frekuensi kriteria 1 90-100 - - 2 80-89 - - 3 70-79 - - 4 60-69 36 Cukup baik 5 50-59 - - 6 40-49 7 kurang 7 00-39 - - 43
Berdasarkan tabel diatas model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi yang dilaksanakan oleh siswa. Karena terlihat adanya peningkatan skor dari pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% mengalami peningkatan menjadi 54,13%. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan siklus pertama , menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam penyusunan perencanaan tindakan pada RPP. Jadual jam mata pelajaran telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar, sdangkan pada proses pelaksanaan tindakan menujukkan bahwa (1) peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab kepada siswa (2) di adakan pre test untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (5) penerapan strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan keaktifan, kreativatas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. b. Temuan penelitian siklus satu 1) Proses perencanaan pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan disusun secara berkolaborasi bersama dengan team peneliti / team guru (team teaching) dan siswa yang termuat dalam RPP dan dibuat berdasarkan pada siklus yang telah dibuat. 2) Proses pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar, sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama team peneliti diantaranya: (1) dengan penerapan kolaborasi guru (team teaching) dapat meningkatkan pengetahuan siswa dengan bervariasi karena dibimbing oleh dua orang guru, (2) pembelajaran model belajar kelpompok, diskusi, dan presentasi dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapatnya didepan banyak orang/ muka umum, (3) team teaching merupakan strategi baru bagi guru dan siswa, (4) team teaching telah memberi manfaat pada siswa dan guru untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 3) Proses penilaian, team teaching terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan presentasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, pada data kuantitatif yang diperoleh oleh peneliti. Keaktifan siswa dalam presentasi pada siklus satu meningkat dari hasil keaktifan pada saat yang mulanya nilai rata-rata kelas dari hasil pre test sebesar 21,25% pada hasil pre test diantara 43 siswa terdapat 13 siswa yang dinyatakan tidak lulus, karena nilainya kurang dari 65 / karang memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sedangkan hasil pada belajar siswa meningkat dari hasil presentasi yang mulanya nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi 54,13% pada hasil presentasi. Siswa yang tidak lulus sebanyak 7 orang siswa dan siswa yang lulus sebanyak 36 siswa, dan nilai yang diperoleh dapat dikatakan telah memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) sesuai dari ketentuan sekolah sebesar 65.
c. Paparan Data Siklus Dua 1) Perencanaan tindakan Pada rencana tindakan siklus dua peneliti tetap menerapkan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi pada mata pelajaran IPS Terpadu. Untuk menindak lanjuti hasil dari analisis dan refleksi pada siklus satu, maka kedua peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran strategi team teaching, yaitu dengan membiasakan siswa dengan sering berdiskusi dan sering presentasi supaya terbiasa untuk mengemukakan pendapat agar mempunyai keberanian. Siklus ini terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja (1x45 menit dengan satu kali pertemuan). Sebelum proses balajar mengajar dilaksanakan peneliti memulai penelitian ini dari beberapa tahap persiapan, yaitu: a) Penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi disusun dan di wujudkan dalam bentuk RPP (di lampiran). RPP disusun secara kolaboratif oleh kedua team peneliti / team guru (team teaching) IPS Tepadu dikelas VIII B, RPP yang telah dibuat memuat diantaranya: standar kompetensi, kompetensi dasar (SK,KD), indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan team teaching dengan menggunakan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi serta rubrik penilaian yang digunakan dalam menentukan indikator keberhasilan pada pembelajaran. aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan siswa dalam menjelaskan hasil presentasi dan ketepatan siswa dalam menanggapi. RPP dikembangkan berdasarkan silabus oleh peneliti dan guru IPS Terpadu di kelas VIII B. b) Kedua team peneliti bekerja sama dengan guru IPS Terpadu dalam membuat soal post test c) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui, untuk mengetahui keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan siklus dua diadakan satu kali pertemuan, pelasanaan ini dilaksanakan pada tanggal 21 mei 2010 pada pukul 13 00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 1x40 menit. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini siswa masuk kelas pada jam 14.08 WIB. Ada keterlambatan 7 menit. Setelah semua siswa masuk kelas peneliti pertama mulai mengabsen siswa, setelah selesai mengabsen peneliti kedua meminta pada dua kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan hasil analisis gambar pada pertemuan sebelumnya. Ibu Yusnia terlihat memperhatikan dan menyimak setiap presetasi yang dilakukan oleh siswa, sementara ibu Asmaul melakukan penilaian terhadap kekreatifan dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Seperti pertemuan minggu lalu kegiatan presentasi berjalan lancar. Kegiatan kedua kelompok berakhir pada pukul 14.30 WIB, selanjutnya guru menjelaskan materi yang telah dipresentasikan oleh siswa secara global agar siswa lebih memahami materi secara mendalam selama 10 menit. Pada sesion selanjutnnya adalah pengadaan pre test secara individu dan dibatasi selama 15 menit. Ibu Asmaul mengintruksikan kepada siswa agar memberi jarak pada tempat duduk mereka, ibu Yusnia memberikan lembar jawaban kepada siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis maka siswa diminta mengumpulkan lembar jawaban. Sebelum pertemuan diakhiri, peneliti memberi tugas rumah kepada siswa yakni dengan tema permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penainggulangannya dan minggu depan akan kita laksanakan pos test. Pada pertemuan kali ini tema yang akan dibahas adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya, dikarenakan presentasi pada pertemuan sebelumnya belum selesai. Proses pembelajaran dengan beberapa tahap skenario telah ditetapkan dalam RPP. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kedua team peneliti bertindak sebagai guru dan siswa yang mencatat lembar kerja pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan guru dan siswa pada pertemuan keempat. Kegiatan awal, pada pertemuan keempat yang merupakan awal siklus kedua ini, tepat pada pukul 16.00 WIB, keuda peneliti dan siswa memasuki kelas tepat pada waktunya. Pada kegiatan awal kedua team peneliti bersama siswa membahas tugas yang diberikan sebelumnya. ibu Yusnia menyuruh siswa untuk membacakan hasil tugasnya sedangkan ibu Asmaul memberi penilaian terhadap hasil tugas siswa . Setelah pembahasan selesai, siswa diminta oleh ibu Asmaul untuk mengulas kembali materi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kegiatan inti, pada pukul 16.30 WIB, ibu asmaul menjelaskan secara global materi dengan menngunaan contoh gambar. Setelah selesai menjelaskan materi ibu asmaul memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah disajikan. Ada I orang siswa yang bertanya kepada ibu Yusnia yang memantau dari belakang karena malu bertanya ibu Asmaul yang ada didepan kelas. Ibu Asmaul pun menjawab pertanyaan dari siswa. Setelah itu ibu Yusnia bertanya kepada siswa. sudah faham anak-anak? Sudah bu, kalau begitu kita mulai melakukan post test yang kedua, ibu Asmaul mulai mengatur jarak duduk antara siswa, sambil berkatagak boleh nyontek loh ya,sementara ibu Yusnia mulai membagikan lembar jawaban seperti biasa. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan post test 15 menit. Setelah waktu post test habis ibu Asmaul kepada siswa untuk mengumpulkannya, dan ibu Yusnia mulai berkeliling untuk mengambil lembar jawaban
3) Penilaian Berdasarkan pengamatan, post test berjalan cukup lancar. Setelah dilakukan pengoreksian skor tiap-tiap siswa adalah sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3 Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Presentasi Siklus Dua No Interval skor frekuensi status 1 95-100 - Lulus 2 90-94 8 Lulus 3 85-89 9 Lulus 4 80-84 9 Lulus 5 75-79 8 Lulus 6 60-64 9 Lulus 7 00-59 - Tidak lulus 43
Berdasarkan hasil dari skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hasil peningkatan skor yang semula nilai rata-rata kelas dari hasil presentasi sebesar 54,13% meningkat menjadi 87,96. Bedasarkan hasil tabel diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 43 siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 43 siswa , sedangkan yang gagal tidak ada karena skor tes yang ditentukan sudah memenuhi standar KKM. Pertemuan keempat ada pertemuan kali ini 22 mei 2010 pada pukul 16.00 WIB, siswa masuk kelas dengan tepat waktu. Pertemuan kali ini materi yang akan disampaikan adalah peningkatan mutu tenaga kerja. Kegiatan awal, pada pertemuan keempat merupakan akhir dari siklus kedua. Pada pertemuan ini team guru mengabsen siswa, sebelum team guru melanjutkan pada materi selanjutnya terlebih dahulu team guru menjelaskan materi sebelumnya agar siswa lebih termotivasi dan lebih banyak mengingat. Kegiatan inti Setelah itu ibu Asmaul dan ibu Yusnia menerangkan materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja secara bergantian beserta contoh-contoh tentang ketenagakerjaan. Setelah itu team guru memberi kesempatan pada siswa untuk tanya jawab. Guru bertanya pada siswa: sudah faham anak-anak?, siswa menjawabsudah bu, kalau begitu kita mulai melakukan post test, ayo tempat duduknya dikasi jarak, ibu yusnia mengatur duduk siswa dan ibu asmaul membagikan soal post test yang telah dipersiapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan tes keaktifan didalam kelas berjalan lancar. setelah dilakukan koreksi skor dari siswa adalah sebagai berikut dalam tabel: Tabel 4.4 Skor Penilaian pos test Siswa Pada Siklus Dua No Interval skor frekuensi status 1 90-100 - - 2 80-89 - - 3 70-79 - - 4 60-69 37 Cukup sekali 5 50-59 6 cukup 6 00-49 43
Hasil Rekapan Pengamatan: dalam tahap ini menunjukkan suasana kelas lebih hidup dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh siswa, diantaranya: Hilal Fahmi, Bu kenapa orang Indonesia itu banyak yang miskin bu? Ibu asmaul menjawab: ya karena di Indonesia itu banyak pengangguran, selain itu lapangan kerjanya juga terbatas, ibu Yusnia menambahkan penjelasan dari ibu Asmaul, penyebab orang Indonesia itu jadi pengangguran juga karena mereka tidak memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang bisa mereka andalkan. Ahmad Sofi, kemampuannya kayan apa bu? Contohnya kalau punya keahlian memasak kan bisa jualan/buka warung, kalau mengerti tentang mesin kan bisa buka bengkel.
Hasil Wawancara dilakukan kepada guru pamong Drs. Hasbullah Huda untuk memperjelas perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mencatat hasil wawancara sebagai berikut: bagaimana hasil team teaching dari penelitian kami pak? Bpk Huda mengungkapkan oh Alhamdulillah, pas kalian selesai penelitian disini lebih mendingan, biasanya anak-anak tak tanyain materi itu diem aja gak njawab, lumayan ada keberanian mereka sekarang, memang kalau gak di telateni ya gak nyambung-nyambung anak-anak itu mungkin kalo sama sampeyan anak-anak itu berani tanya, kalo sama saya ndak pernah memang. Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII B MTs Al-Maarif, dimana menurut kalian kalo model belajarnya seperti ini, enak sih bu, tapi tugasnya kok banyak ya bu?ya justru dari tugas-tugas itu kita dapat mengetahui ukuran dari kemampuan kalian
Refleksi Tindakan Pada kegiatan siklus kedua, telah menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perencanaan tindakan (RPP). Jadual jam pertama telah sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa sudah mulai terlihat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai post test tanpa mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Temuan Peneliti Siklus Dua 1) Proses perencanaan pada pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh kedua team guru seperti yang termuat dalam silabus dan RPP. 2) Proses pelaksanaan berjalan dengan lancar, sesuai dengan RPP, pelaksanaan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching menjadikan suasana pembelajaran lebih bervariatif. 3) Proses penilaian, strategi team teaching terbukti dapat membuat siswa lebih aktif. Prestasi belajar siswa meningkat dari hasil pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari sebesar yang mulanya nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi 54,13% pada hasil presentasi 36,25 meningkat menjadi 91,89. Hasil pos test siklus dua dari 43 siswa yang dinyatakan lulus semua karena nilai yang diperoleh telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 65.
BAB V PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti yaitu penerapan strategi team teaching sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. pelaksanaan penelitian dilakukan pada setiap hari jumat dan sabtu yaitu hari jumat pada pukul 13.00 WIB, dan hari sabtu pada pukul 16.00 WIB selam empat kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 14 mei 2010 sampai tanggal 22 mei 2010. Dalam hal ini ada beberapa obyek penelitian adalah siswa kelas VIII B MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Pada proses pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti selama empat kali pertemuan dengan menerapkan strategi team teaching. Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII B MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Berdasarkan hasil penelitian, wawancara baik dengan guru mata pelajaran IPS maupun dengan siswa, pemberian berbagai macam pertanyaan pada siswa, dan hasil dari beberapa tes pada penerapan team teaching terhadap mata pelajaran IPS Terpadu, sebagaiman dipaparkan di atas telah menunjukkan beberapa bukti bahwa yang dirumuskan di bab pendahuluan jika penerapan strategi team teaching diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu, maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII B MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang, dengan tenaga dua orang guru atau tang biasa disebut dengan team teaching telah terbukti. 68 A. Proses PerencanaanPada Siklus Satu dan Dua Penerapan strategi team teaching telah disusn dan diwujudkan dalam bentuk RPP yang disusun secara kolaboratif oleh kedua orang peneliti yang bertindak sebagai guru dan pengawas di dalam kelas, yang memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK,KD), indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam strategi team teaching serta rubrik penilaian yang digunakan dalam menentukan indikator keberhasilan pembelajaran. RPP yang dikemnbangkan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pada RPP perencanaan ini berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Tujuan pembuatan RPP ini agar peneliti dapat mengetahui materi yang harus dikuasai dan menentukan topik yang akan dibahas pada penerapan strategi team teaching yang akan dilaksanakan. B. Proses Pelaksanaan Pada Siklus Satu dan Dua Pelaksanaan strategi team teaching dapat berjalan lancar. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan strategi team teaching memberikan pengalaman baru baik terhadap guru maupun siswa karena memang belum pernah diterapkan sebelumnya. Pada awalnya siswa masih belum terbiasa pada pembelajaran berkolaborasi dan model-model yang di terapkan oleh peneliti, namun lama kelamaan siswa mulai terbiasa dan menjadi lebih semangat dalam proses pembelajaran, siswa lebih mudah belajar IPS Terpadu, tidak banyak mengeluh, dan lebih berani mengemukakan pendapat didepan banyak orang. C. Proses Penilaian Pada Siklus Satu dan Dua Pada penilaian telah diperoleh bukti secara kuntitatif berdasarkan hasil post test untuk mengetahui peningkatan hsil belajar siswa diperoleh hasil yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil dari tabel 4.1 dan 4.3 pada siklus satu dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalh 43 siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 35 siswa sedangkan yang gagal sebanyak 8 siswa karena nalai yang diperoleh kurang memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang telah ditentukan oleh kurikulum sekolah MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Sedangkan pada siklus dua semua siswa dinyatakan lulus karena nilai yang dicapai mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yakni 65. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus dua terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang mulanya nilai rata-rata dari pre test sebesar 36,25 meningkat menjadi 70,43 atau sekitar 68,06% sedangkan pada siklus dua meningkat dari 36,25 meningkat menjadi 91,89. Berdasarkan hasil dari observasi pada tabel 4.2 dan tabel 4.4 yang telah dilaksanakan pada siklus satu terdapat cukup banyak peningkatan keaktifan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus dua terdapat peningkatan prestasi belajar siswa yang mulanya nilai rata-rata dari pre test sebeasar 21,25 meningkat menjadi 54,13.sedangkan pada siklus dua 36,25 meningkat menjadi 91,89. .
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian, analisis dan penyajian data tentang strategi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Terpadu dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi pembelajaran yang digunakan peneliti dalam meningkatkan prestasi belajaran pada mata pelajaran IPS Terpadu bervariasi, yakni berdasarkan pada materi yang dipelajari sesuai kurikulum yang ditetapkan. Adapun strategi yang digunakan guru antara lain: Tanya jawab, diskusi, dan pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. 2. Pada langkah pengembangan silabus dan penyusunan RPP dengan acuan sebagai berikut, untuk penyusunan silabus dibuat secara bersama-sama oleh anggota tim sedangkan untuk penyusunan RPP disusun oleh masing-masing guru pengampu mata pelajaran IPS sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki. Rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP ini adalah sebagai berikut: (1) Silabus yang telah disepakati menjadi acuan utama, dan (2) format RPP hendaknya diseragamkan antar guru. 3. Perubahan yang terjadi harus diikuti dan disiasati dengan baik oleh para guru, siasat tersebut adalah dengan cara melaksanakan pembelajaran model team teaching mengingat bahwa tuntutan kurikulum untuk mata pelajaran IPS juga mengarah pada model pembelajaran terpadu.
72 4. Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran IPS terpadu dengan baik, menuntut kerja keras para guru yang tergabung dalam tim guru mata pelajaran IPS dalam penguasaan konsep dan ketrampilan dalam menerapkan model-model pembelajaran terpadu yang di dalamnya mencakup: (1) perencanaan pembelajaran IPS terpadu, (2) model/pendekatan/strategi pembelajaran IPS terpadu, dan (3) model- model penilaian pembelajaran IPS terpadu. 5. Faktor yang menunjang dalam meningkatkan prestasi belajar kelas VIII B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al- Maarif 01 Singosari adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat). Sedangkan faktor yang menghambat guru dalam meningkatkan prestasi belajar kelas VIII B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al- Maarif 01 singosari juga berasal dari guru itu sendiri, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan. B. Saran Setelah mengadakan penelitian di MTs Al- Maarif 01 Singosari, perlu dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan strategi guru dalam meningkatkan prestasi belajar. Adapun saran yang peneliti kemukakan sebagai berikut: 1. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar di MTs Al- Maarif 01 Singosari khususnya pada mata pelajaan IPS Trepadu, perlu dilakukan pengawasan baik dari segi guru maupun siswa dan memberi nasehat serta motivasi kepada guru untuk selalu belajar meningkatkan kualitas dan profesionalisme. Selain itu, juga melakukan evaluasi atas peran dan tanggung jawab guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran IPS Terpdu. 2. Peneliti dalam hal ini sebagai pelaku peran utama dalam proses penelitian pembelajaran sangat perlu meningkatkan kemampuannya demi terciptanya suasana belajar yang kondusif. Adapun untuk memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa, peneliti harus meningkatkan relasi (guru dan siswa) yang baik. peneliti juga harus lebih memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa guna menumbuhkan minat belajar. Adapun setelah mengetahui faktor-faktor yang menunjang dan menghambat kualitas pembelajaran IPS Terpadu hendaknya dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar kelas VIII B pada mata prlajaran IPS Terpadu di MTs Al- Maarif 01 Singosari.
DAFTAR PUSTAKA
Titikusuma Eni,Tanpa Tahun. Penelitian Tindakan Kelas (http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)
Ahmadi dan sudrajat, 2005. Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)
Alquran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Intermasa, 1974)
Amrus Dian, dkk, 2009. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswakelas XI IPA II SMA Negeri 4 Bengkulu Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan Pengajaran Team Teaching. (http:www.yahoo.com, diakses 11 juli 2010)
Artiningsih,Yeni, 2008 Konsep Dasar Team Teaching, FKIP-Universitas Kuningan. (http:www.yahoo.com,di akses 9 juli 2010)
Soewalni, 2007. Team Teaching Program Pelatihan Applied Approach Lembaga Pengembangan Pendidikan UNAS
Murni,Wahid, Dan Ali, Nur, 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Malang: UM press
Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru Jakarta: Rajawali Pers Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).(Diakses 4 februari 2010).
Roestiyah. 1991. Srtategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta
Ahmadi dan sudrajat, 2005. Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)
Santosas Agus,Tanpa Tahun Antara Team Teaching Dan Mengajar Disekolah Lain (http:www.yahoo.com,di akses 12 januari 2010) Engkoswara, (1984 : 70)
Tuu,Tulus, Tanpa Tahun. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa Jakarta: Gramedia Widia Sarana Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta Fathurrohman, Pupuh, dan Sutikno,Sobri, 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami Bandung: PT Refika Aditama
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algensindo Bahri, Syaiful, dan Zaim,Azwan, 2002. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta
Sukmadinata,Syaodih,Nana, 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibbin , 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Dimyati, Dan Mujiono, 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Syah, Muhibbin, 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. bandung: PT remaja rosda karya Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta