You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah bertopik Hakikat Manusia Dalam Islam ini merupakan tugas pertama mata kuliah Agama Islam. Makalah ini berisikan tentang Hakikat Manusia dalam Islam yang menjelaskan siapa itu manusia menurut Islam, Ekstensi dan Martabat manusia, Tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai hamba dan Khalifah. Uraian dalam makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh khalayak umum. Mudah-mudahan makalah ini mampu memberikan informasi yang bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya. Namun demikian, kami menyadari keterbatasan kami dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih. Gresik, 28 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. QS. Al Mu'minuun (23): 12-14 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Begitulah Allah menjelaskan proses penciptaan manusia. Mulanya dikatakan hanya dengan kalimat kun fayakun - jadi, maka jadilah. Akan tetapi Allah mengikutinya dengan penjelasan di ayat lain, bahwa kun fayakun itu adalah sebuah proses: dari tanah, dibuat saripatinya, dijadikan sperma laki-laki dan ovum perempuan, dipertemukan dalam rahim seorang wanita, kemudian berkembang menjadi alaqah, mudghah, izhama, dan seterusnya sampai terlahir menjadi bayi. Katakanlah, Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. Al-Anam [6]: 162) Berdasarkan ayat di atas, kehidupan, ibadah bahkan kematian seorang manusia adalah berasal dari Tuhan, oleh karena itu, dalam seluruh keadaan kehidupannya manusia harus melakukan penghambaan kepada Tuhan.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Qs. Al-Dzariyyat [56]: 56) Ayat di atas menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk ibadah dan penghambaan Tuhan, yaitu manusia harus menyerahkan dirinya untuk melakukan penghambaan kepada Tuhan dan tidak menundukkan kepalanya kecuali di hadapan-Nya. Pada umumnya, sering kali kita sebagai manusia lupa akan hakikat kita sebagai manusia, mengapa kita diciptakan, dan apa tujuan kita diciptakan oleh Allah. Untuk itu disini penyusun membahas kembali hal tersebut yang mungkin dapat berguna bagi khalayak pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya.

1. 2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Siapakah Manusia? 2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan makhluk lain? 3. Apa ekstensi dan Bagaimana martabat manusia? 4. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?

1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan yang kami lakukan antara lain: 1. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Agama Islam. 2. Untuk memperdalam ilmu tentang Hakikat manusia. 3. Untuk mengetahui siapakah manusia, persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain, dan mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.

1.4Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah yang kami lakukan antara lain: 1. Mempertebal keimanan kita sebagai muslim dengan memahami dengan baik arti diciptakan nya manusia karena kita adalah manusia. 2. Memberikan informasi lebih lanjut kepada mahasiswa lain tentang Hakikat Manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.

BAB II ISI
1.1 Konsep Manusia
Siapakah Manusia? Hakekat manusia adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati f.Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Hakikat manusia menurut islam : Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asalusul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan

mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum. Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( alAnbiya : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya :91 dan lainlain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, alAnfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Araf 179, Shaffat 84 dan lain-lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( anNisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Maarif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin

dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.

Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain

Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihankelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra ayat 70. Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaikbaiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-Anam : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal anaam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).

Ekstensi dan Martabat Manusia


Tujuan Penciptaan Manusia.

Tugas, misi, bahkan tujuan dari penciptaan manusia adalah ibadah kepada Allah swt. Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS.Adz-Dzaariyaat, 51: 56). Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan memurnikan pengabdian kepada-Nya. (Qs. Al Bayyinah, 98: 5) Ibadah dengan segala maknanya yang utuh dan luas. Manusia tidak akan mampu mewujudkan kemanusiaan, kebahagiaan, kemerdekaan, dan kemuliaannya, melainkan dengan memurnikan pengabdian kepada Allah swt. Kemuliaan manusia terletak pada kerendahannya kepada Tuhannya. Seorang Muslim adalah seorang hamba yang merdeka saat ia melantunkan, Hanya kepada Engkau kami mengabdi dan banya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Ibadah memenuhi seluruh relung kehidupannya siang dan malam. Dengan ibadah, manusia akan mencapai kepeloporan dan kepemimpinan. Imam Hasan Al Banna saat mengatakan, Jadilah kalian para hamba Allah sebelum menjadi pemimpin. Ibadah akan mengantarkan kalian pada sebaik-baik kepemimpinan. Dengan demikian manusia tidak akan melepaskan pengabdian kepada Allah selamanya. Walaupun mereka meletakkan matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri, manusia tidak akan menanggalkan kemerdekaannya. Sebab siapa yang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benar pengabdian maka segala sesuatu akan takut olehnya dan akan menjadi kuat dengan kekuatan Allah. Ia tidak akan congkak tapi juga tidak rela dihinakan makhluk seraya ia melantunkan, Hanya kepada Engkau kami mengabdi dan banya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Dan ingatlah, (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Makkah), kamu takut orang-orang (Makkah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur." (Qs. Al Anfaal, 8: 26)

Namun demikian, yang ingin kami tegaskan di sini adalah bahwa manusia tidak boleh mengandalkan modal dengkul melainkan harus bertumpu pada tiga faktor: akal, tubuh, dan hati. Panji kepeloporan ditegakkan di atas ketangguhan jiwa dan kelurusan hati. Tercapainya ketiga hal itu, baik buruknya akan terefleksikan pada sifat-sifat jiwa manusia. Kebaikan tidak akan terwujud kecuali jika yang menjadi ghayah (tujuan) adalah Allah semata. Fungsi dan Peranan Yang Diberikan Allah Kepada Manusia Fungsi Manusia ada dua, yaitu manusia sebagai khalifah Allah dan Manusia sebagai hamba Allah. Manusia sebagai Khalifah adalah manusia yang dapat menjadi pemimpin di bumi ini serta dapat menjaga dan melestarikan seluruh isi bumi dan yang ada di permukaannya. Sedangkan manusia sebagai hamba Allah adalah manusia yang melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Allah dengan selalu bersyukur kepada Allah.

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah


Maksud manusia diciptakan ialah antara lain untuk mengabdi kepada ALLAH SWT.manusia diwajibkan untuk beribadah kepada penciptanya,dalam arti selalu tunduk dan taat kepada perintahNYA. Tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah ialah patuh, taat dan tunduk kepadaNya. Kedudukan manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dengan fungsinya untuk taat, patuh dan mengimarahkan bumi Allah ini ialah satu amanah yang mesti dilaksanakan sepenuhnya. Segala tuntutan agama dan kewajipan yang ditetapkan hendaklah dipikul dan dilaksanakan seperti yang dikehendaki tanpa lalai, ragu dan sambil lewa. Jika ini dilaksanakan, maka seseorang itu telah menunaikan amanahnya kepada Allah SWT sepertimana firmanNya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Sebagai hamba Allah manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuanNya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah. Amanah ini bermula daripada kedudukan manusia sebagai hamba Allah Subhanahu wa Taala dan berfungsi sebagai khalifah-Nya. Tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah Subhanahu wa Taala ialah patuh, taat dan tunduk kepada-Nya. Tangungjawab manusia sebagai khalifah pula ialah membangun, memakmur dan melaksanakan islah di bumi Allah ini. Kedudukan manusia sebagai hamba dan khalifah dengan fungsinya untuk patuh, taat dan mengimarahkan bumi Allah ini ialah suatu amanah yang wajib dilaksanakan secara menyeluruh. Segala tuntutan agama dan kewajipan yang ditetapkan hendaklah dipikul dan dilaksanakan seperti yang dikehendaki tanpa lalai, ragu dan sambil lewa. Maka puncak amanah dan tanggungjawab insan ialah amanah dan tanggungjawabnya kepada Allah. Amanah kepada Allah Subhanahu wa Taala

ialah berusaha memenuhi matlamat manusia itu diciptakan iaitu beribadat kepadaNya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Tafsirnya: Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepada Ku

BAB III PENUTUP


1.2

Kesimpulan
Sebagai umat Islam, kita tidak perlu ragu lagi jika seseorang menanyakan

apa hakikat manusia itu. Apa tujuan penciptaan manusia, Allah yang menciptakan seluruh alam semesta dan isinya, terutama manusia, makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah, yaitu beribadah, kemudian menjadi khalifah, dan yang paling penting adalah bersyukur. Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS.Adz-Dzaariyaat, 51: 56).

1.3

Kritik dan Saran


Kita sebagai manusia ciptaan-Nya wajib beriman kepada Allah dan jangan

sekalipun ragu akan kebesaran-Nya terlebih lagi sampai menyekutukan-Nya. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan. Sesuai dengan semboyan Universitas Airlangga, yaitu Excellent with Morality, kita mahasiswa Unair harus memiliki dasar atau fondasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat. Segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia ini pasti akan mendapat balasan di akhirat nanti. Untuk itu, kita harus mulai bisa mengelola diri kita sendiri agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun berharap kepada pembaca agar dihari kemudian dapat mengembangkan atau bahkan memperbaiki beberapa kekurangan yang ada dalam makalah ini, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun.

You might also like