You are on page 1of 3

PEMBUATAN BRIKET ARANG Mata Kuliah Instruktur : Praktek Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah Padat -B : Winson Virinandus

S, A.Md. Kesling

Tujuan Praktikum : 1. Mahasiswa dapat membuat briket arang dari sumber biomassa/sampah 2. Mahasiswa dapat memanfaatkan briket arang untuk kebutuhan sehari-hari.

Arang merupakan residu dari proses pirolisis (penguraian oleh panas) atau proses karbonisasi biomassa (FAO, 1983). Selain itu menurut Hendra (1999) arang juga diketahui sebagai bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasil dari pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon, ter, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri atas abu, air, nitrogen dan sulfur. Briket merupakan padatan limbah pertanian yang umumnya berasal dari bahan yang sifat fisiknya tidak kompak, tidak keras dan tidak padat seperti serbuk gergaji dan sekam tanpa melewati proses pengarangan (Armando, 2005).

Pertanyaan Prapraktek : 1. Apakah yang disebut dengan arang ? 2. Apakah yang dimaksud dengan reaksi pirolisis ? 3. Apakah komposisi kimia arang kayu ? 4. Perekat jenis apakah yang digunakan untuk membuat briket arang ? Alat dan bahan Bahan baku yang digunakan adalah bahanbahan yang berlignoselulosa (kayu, daun, ranting dan lain-lain) dan tepung kanji. Alat-alat yang digunakan berupa tungku (kiln) drum, timbangan, parang, mesin kempa briket, nampan plastik, kompor/tungku briket, panci, pengaduk dan oven.

Prosedur : 1. Persiapan bahan baku Bahan baku yang diperoleh dikeringkan secara alami sampai mencapai kadar air kesetimbangan, kemudian masukan ke dalam tungku drum. 2. Proses Pengarangan Pembuatan arang sekam dengan cara dibakar dalam tong
-

Caranya, masukkan sekam ke dalam tong sampai tinggi sekitar 20 cm. Tuang oli ke dalam tong dan bakar. Jika asap dari pembakaran berkurang maka sekam ditambah sedikit demi sedikit hingga tong penuh. Kemudian tong ditutup karung basah dan di atasnya diberi tutup hingga rapat. Biarkan sekam menjadi dingin. Setelah itu pisahkan arang sekam dengan abunya melalui penyaringan. Jumlah arang sekam yang diperoleh juga sekitar 40-50 kg dari 100 kg sekam segar. Cara ini kurang efisien karena memerluan waktu yang lebih lama dibandingkan cara disangrai.

Drum statis diisi penuh dengan sekam kering, kemudian ditutup dan dipasang ce-robong asap. Proses selanjutnya adalah menyemprotkan minyak ta-nah pada lapisan sekam paling atas kemudian dibakar. Pembakaran se-kam dimulai dari lapisan paling atas dan sekam yang telah menjadi bara api akan merembetkan api ke lapis-an bawah. Cara ini membutuhkan waktu 2-3 jam dengan hasil sekam yang tidak terbakar kurang dari 1% dan kadar abu 5%

3. Persiapan Perekat Tebung tapioka ditimbang sebanyak 7.5 gram, lalu dicampurkan dengan air sebanyak 90 ml sedikit demi sedikit hingga perekatnya merata sempurna. Untuk memudahkan pencampuran bisa dilakukan di atas api. Cairan perekat tersebut disiapkan untuk dicampur dengan serbuk arang hasil proses pengarangan.

4. Pencetakan briket Serbuk arang dicampur dengan perekat yang telah disiapkan dan dibuat adonan. Adonan tersebut kemudian dimasukan ke dalam cetakan, tutup rapat dan lakukan pengempaan dengan pengempaan sistem

hidrolik/manual. Briket yang telah dihasilkan dikeringkan dalam oven pada suhu 60C selama 24 jam atau dijemur dibawah terik matahari hingga kering. Selanjutnya briket arang tersebut dikemas dalam kantong plastik dan diberi label.

5. Teknik menggunakan briket Briket digunakan seperti menggunakan arang biasa, yaitu bakar tepi salah satu briket sampai menyala lalu letakan di dalam tungku. Kemudian tutup dengan beberapa briket lain secukupnya.

You might also like