You are on page 1of 8

GAGASAN REVITALISASI PERHUTANI MENUJU

Ada sebuah fenomena menarik Boss. Di jogja ada perusahaan yang concern pada pembibitan bamboo dengan menggunakan teknologi TISSUE CULTURE (KULTUR JARINGAN). Mereka meng-claim sebagai penghasil bibit BAMBU terbesar duina. Anehnya, produksi terbesarnya dikirm ke luar negeri. Hanya sebagian kecil saja warga negeri ini yang membeli bibit disana. Itu pun masyarakat umum yang ingin meningkatkan produksi lahannya. Kenapa PERHUTANI TIDAK TERGERAK? Padahal.. So, saya beranikan diri menyampaikan gagasan ini. Siapa tahu ada gunanya. Kami sertakan juga hasil kunjunganku ke tempat-tempat yang lagi concern ngurus bamboo, di bagian akhir. Mohon maaf bila mengganggu. ANAKMU: DARUL FAROKHI.

PRODUSEN BAMBU TERBESAR DUNIA ---------------------

--------------1. PROBLEMS a. Lemahnya produktifitas perhutani b. Keterbatasan sumber potensi perhutani bila berbasis pada tanaman kayu. c. Potensi terjadinya bencana alam: BANJIR & TANAH LONGSOR. d. Hilangnya beberapa titik mata air. e. Minimnya kesejahteraan masyarakat sekitar hutan (LMDH). 2. POTENSI a. Ketersediaan lahan b. Ketersediaan struktur manajemen PUSAT sampai dengan DAERAH c. Potensi lahan untuk produksi/Budidaya BAMBU 3. SOLUSI: MEMBANGUN PERKEBUNAN BAMBU DI LAHAN GUNDUL 4. KEISTIMEWAAN BAMBU a. Bisa tumbuh di semua lahan PERHUTANI b. SUSTAINABLE: TIDAK PERLU ADA PENANAMAN BARU SETELAH PANEN c. PRODUKTIVITAS TINGGI: Benefit minimal Rp 50 juta per hectare per tahun d. Umur panen relative lebih pendek disbanding tanaman kayu. e. BISA DIGUNAKAN SEBAGAI PENYANGGA PASOKAN BAHAN PRODUKSI PABRIK KERTAS. f. BISA DIGUNAKAN SEBAGAI PENGGANTI KAYU: INDUSTRI BAMBU LAMINATING
Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 1

g. MENGIKAT TANAH LEBIH KUAT DENGAN AKAR SERABUT YANG LEBIH BANYAK h. MENGATASI BAHAYA KEKERINGAN: MAMPU MENARIK AIR HINGGA 70 PERSEN 5. SARAN a. PERLU DIBUAT PILOT PROJECT SKALA MINIMAL 1000 HEKTARE b. PILOT PROJECT SEKALIGUS DISET SEBAGAI SARANA PENELITAN DAN PENGEMBANGAN c. PILOT PROJECT HARUS DISET SEKALIAN UNTUK FUNGSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA HUTAN. 6. MOGA-MOGA ADA MANFAATNYA. AMIN

BERIKUT SEKILAS INFO HASIL STUDI LAPANGAN TENTANG POTENSI BAMBU - FUNGSI KONSERVASI LAHAN - FUNGSI REVITALISASI: PENINGKATAN PRODUKTIFITAS - DLL FIELD TRIP REPORT (YOGYAKARTA) BAMBOO AND RELEVANT BUSINESS Nama Survai Lapang Pengembangan Kegiatan/Survei Usaha Bambu dan usaha lain yang berhubungan Tanggal 3 5 Pebruari 2012 Tempat/Lokasi 1. Propinsi Yogyakarta Peserta 1. Darul Farokhi 2. Samsul Hadi (Cirebon) 3. Ustads Faisol (Jamblang, Cirebon) 4. Jauharul Fuad (Bandung) 5. Ustads Jawawi (Ponorogo) 1. PT. Bambu Nusa Verde 1. Tanggal 2. Tempat/Lokasi 3. Pihak yang ditemui 4 Pebruari 2012 Kantor PT. Bambu Nusa Verde Jl. Mangunan, Yogyakarta 1. Bpk. Rimbawanto 2. Mr. Marc Peeters (Warga BELGIA)
Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 2

4. Hasil Kunjungan : PT Bambu Nusa Verde adalah perusahaan asing yang didirikan pada tahun 2006 oleh Mr. Jan Oprins yang merupakan milik dari Oprins Group Belgia (www.oprins.com). Perusahaan ini bergerak dalam penyediaan bibit/benih, khususnya bamboo di kawasan Asia Pasifik melalui pengembangan kultur jaringan (tissue culture). Pada saat ini, terdapat 16 jenis bambu yang telah disemaikan dan sebagian besar merupakan jenis tropis. Perbanyakan/pembibitan bambu jenis tropis lebih umum dilakukan melalui cara vegetatif, dikarenakan bambu tropis tidak menghasilkan biji, berbeda dengan bambu pada daerah sub-tropis. Pembibitan bambu melalui teknik kultur jaringan memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah : 1). Sifat bibit/anakan sama persis dengan induk; 2). Perkembangan akar (risoma) lebih baik, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat, lebih seragam, dan memiliki produktifitas lebih tinggi. Bibit siap tanam adalah bibit yang berumur 3-4 bulan, dengan tinggi tanaman berkisar 40 100 cm. Pembeli bibit bambu dari PT. Bambu Nusa Verde sebagian besar (95 %) adalah pihak luar negeri atau diekspor. Pembeli dari dalam negeri, diantaranya PT. Great Giant Pineapples dari Lampung pada tahun 2006 (500.000 bibit untuk ditanam pada lahan seluas 2.000 ha), Green School dari Bali, bantuan dari USAID untuk penanaman di pulau Nusa Kambangan dan daerah Gunung Kidul. Pembeli dari luar negeri, diantaranya adalah Philipina sebanyak 100.000 bibit, Afrika Selatan sebanyak 500.000 bibit. Pemilihan jenis bambu dan teknik budidaya bambu yang disarankan adalah sebagai berikut : (1). Berdasarkan pada kondisi areal lahan penaman, misalnya tanah kurang subur dan berpasir lebih sesuai ditanami bambu apus/tali, atau bambu hitam, sedangkan pada lahan daerah dataran tinggi ditanami bambu petung (bambu petung sangat optimal pada daerah ketinggian 400-500 m dpl), dst (2). Berdasarkan manfaat/kegunaan yang diinginkan, misalnya untuk diambil rebung (bamboo shoots) yang hanya memungkinkan pada beberapa jenis bambu seperti bambu petung (Dendrocalamus asper), bambu taiwan/sayur (Dendrocalamus latiflorus), untuk kerajinan atau dekorasi dapat mengunakan bambu hitam/wulung (Gigantochloa atroviolacea), dst. (3). Jarak tanam 6 m x 6 m atau 5 m x 6 m, sehinga dalam 1 ha akan terdapat 270 330 tanaman (rumpun bambu). Pemeliharaan tanaman cukup sederhana, hanya perlu dijaga kebuthan air pada tahun pertama atau awal penanaman, mengunakan pupuk kandang atau pupuk NPK pada tahap awal penanaman (pada tanah yang kurang subur). (4). Pada umur 2 tahun setelah penanaman, diameter rumpun bambu sudah dapat mencapai 1,5 2 meter, tergantung pada jenis bambu, dengan jumlah anakan mencapai 8 12 batang pada jenis bambu petung atau bambu latiflorus, dan lebih dari 16 batang pada jenis bambu kecilmenengah (bambu wulung, bambu apus/tali, dll).
Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 3

(5). Pemanenan bambu (baik batang bambu, maupun rebung bambu), sebaiknya dilakukan setelah bambu berumur 3 tahun. Pada saat itu rumpun bambu telah memiliki jumlah batang sebanyak lebih dari 12 batang (jenis petung, latiflorus), atau lebih dari 20 batang pada jenis bambu wulung, bambu apus/tali, dll. Batang bambu yang boleh dipanen untuk jenis petung atau latiflorus adalah sebanyak 4 6 batang untuk 1 tahun (30 % dari batang bambu dalam satu rumpun), yang artinya dalam 1 tahun dapat dipanen bambu dari lahan 1 ha sejumlah 1.200 1.800 batang, atau senilai Rp. 24.000.000 Rp. 36.000.000 (asumsi harga 1 batang bambu petung Rp. 20.000/batang). (6). Umur produksi optimum diharapkan dapat dilakukan mulai tahun 5 6 tahun setelah tanam. Pada umur ini tanaman bambu dapat dipanen sebanyak 8 12 batang per rumpun (jenis petung) per tahun, sehinga untuk 1 ha lahan bambu dapat dipanen 2.400 3.600 batang, senilai Rp. 48.000.000 Rp. 72.000.000 (asumsi harga bambu petung Rp. 20.000/batang). (7). Pengambilan rebung pada dasarnya sudah dapat dilakukan pada tanaman berumur 2 tahun, namun untuk menjaga jumlah anakan per rumpun, disarankan mulai diambil pada umur 3 tahun. Rebung dipanen pada 7 10 hari setelah rebung keluar dari tanah, dimana pada saat rebung keluar dari tanah langsung ditutup plastik polybag (hitam) agar tidak terkena sinar matahari langsung (lihat Gambar dibawah)

2. Sahabat Bambu 1. Tanggal/Waktu 2. 4 Pebruari 2012 Kantor Sahabat Bambu


Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 4

Tempat/Lokasi Sleman, Yogyakarta 3. Pihak yang Bpk. Jajang ditemui 4. Hasil Kunjungan : Rendahnya tingkat pengembangan budidaya tanaman bambu di masyarakat, umumnya disebabkan oleh permasalahan sebagai berikut : (1). Tanaman bambu masih dipandang sebagai tanaman liar dan sampingan, yang belum diperhitungkan dalam pendapatan keluarga. (2). Pengelolaan tanaman bambu masih tradisional, dimana tanaman tidak pernah dirawat, serta pengambilan rebung, dan atau batang bambu dilakukan dengan seenaknya (tergantung kebutuhan atau tanpa perencanaan), sehinga produksi bambu menjadi rendah, yang berakibat pandangan masyarakat terhadap bambu sebagai alternatif usaha pertanian masih belum dapat diandalkan. Pengelolaan dalam budidaya bambu yang sering diremehkan oleh masyarakat namun sangat memberikan dampak signifikan adalah tatacara panen (pengambilan bambu). Pengambilan (panen) bambu yang sembarangan akan menyebabkan rumpun bambu menjadi rusak (menurun produktifitas). Umumnya pada rumpun bambu (umur optimum atau diatas 6 tahun), terdiri dari 3 generasi umur bambu (kakek, anak, dan cucu), dengan komposisi kakek 30 %, anak 40 %, dan cucu 30 %, yang artinya dalam 1 rumpun bambu yang terdiri dari 24 batang hanya boleh ditebang 8 batang (kakek atau 30 %). Bambu tua (kakek) ditandai oleh batang yang bersih dari kelopak daun (kelopak daun telah lepas semua). Harga bambu cenderung naik, dimana pada saat ini harga bambu petung dengan diameter > 18 cm panjang 8 m dapat mencapai Rp. 80.000/batang. Bambu petung dengan diameter 10 12 cm, panjang 6 m dihargai paling murah Rp. 35.000/batang. Pasokan bambu petung ke Yogyakarta, saat ini didapatkan dari daerah Purworejo, Pacitan, dan tempat-tempat lain yang jauh, akibat minimnya ketersedian bambu ini didaerah Yogyakarta. Pengawetan bambu dilakukan dengan teknik pemberian bahan kimia (dilarutkan dengan air), dengan langkah sebagai berikut : (1). Bambu dilubangi pada buku/ruas, dan disisakan (tidak dilubangi) pada 2 ruas paling ujung bawah batang. (2). Bambu yang telah dilubangi diletakan berdiri, dan diisi dengan cairan Borax dan Borit (karbonat), yang disisi selama 3 hari (pengisian pada hari pertama akan berkurang karena meresap, sehinga dilakukan pengisian tambahan, pada hari ketiga yang biasanya ketinggian cairan akan stabil), dan dibiarkan selama 14 hari. (3). Cairan dibuang dengan pembuatan lubang pada 2 ruas paling ujung, dan selanjutnya bambu dikeringkan (dijemur) dengan posisi berdiri (kadar air ideal dibawah 12 %). Pada dasarnyan, pembuatan bibit dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan secara mudah, melalui langkah-langkah sebagai berikut : (1). Pilih batang indukan dari bambu yang tidak terlalu tua (masih terdapat
Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 5

kelopak daun pada ruas terbawah), potong setiap 2 ruas penuh (3 mata tunas). (2). Buat lubang pada setiap ruas dengan ukuran 5 cm, patahan bambu jangan dibuang (akan digunakan untuk menutup kembali setelah diisi air). (3). Potongan bambu ditanam pada petak persemaian sedalam 3 5 cm dari permukaan tanah, isi air pada lubang dan tutup kembali dengan patahan bambu, dan biarkan selama 2 bulan. (4). Pindahkan ke polybag, umumnya dari setiap ruas akan didapatkan 2 4 bibit, sehingga untuk 1 potong bambu (2 ruas dengan 3 mata tunas) akan didapatkan bibit 6 12 buah.

3. Bamboo Morisco 1. Tanggal/Waktu 2. Tempat/Lokasi 4 Pebruari 2012 Kantor Bambu Morisco Jl. Pandegamarta - Yogyakarta

3. Pihak yang Bpk. Aji ditemui 4. Hasil Kunjungan : Beberapa produk laminasi dari bambu sudah dibuat oleh Bambu Morisco, bahkan beberapa produk bambu laminasi sudah dipatenkan. Pembuatan bambu laminasi dibuat melalui beberapa tahapan proses produksi,
Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 6

yaitu : 1). Bambu dibelah; 2). Bambu diratakan/dipipihkan mengunakan mesin perata/pemipih (planer); 3). Bilah bambu diawetkan mengunakan borit/karbonat (idealnya mengunakan tangki hembus-tekan atau pressure tank); 4). Bambu direkatkan satu sama lain atau dilem; 5). Pengepresan mengunakan mesin tekan (press). Bambu laminasi buatan Bamboo Morisco mengunakan bambu jenis petung, diamana untuk 1 m bambu laminasi membutuhkan bambu petung diameter > 12 cm panjang 12 m sebanyak 80 batang. Pada saat ini, harga bambu laminasi buatan Bamboo Morisco belum mampu bersaing dengan produk dari kayu, karena biaya produksi untuk 1 m masih berkisar Rp. 15.000.000,-. Guna menekan biaya produksi dibutuhkan modifikasi dan tambahan mesin yang lebih efisien, khususnya pada mesin perata/pemipih, mesin perekat (lem), dan mesin tekan.

4. Bina Karya Utama 1. Tanggal/Waktu 2. Tempat/Lokasi 5 Pebruari 2012 Kantor/Workshop Mertosanan Bantul, Yogyakarta

3. Pihak yang Bpk. H.M. Agus Nurudin, SH ditemui 4. Hasil Kunjungan : PT. Bina Karya Utama telah membuat produk kerajian dan mebel dari bambu, baik dalam bentuk polos, ukiran, maupun laminasi, mulai dari asbak rokok hingga meja dan kursi, termasuk juga flooring, dengan pasar luar negeri (melalui penjualan ke Bali). Pada proses produksi laminasi, perusahaan ini telah mempunyai mesin perata/pemipih (planer) buatan cina, namun untuk proses perekat (lem) masih manual, demikian juga untuk mesin tekan (press) yang masih mengunakan mesin sederhana yang menyebabkan kegiatan pengepresan tidak efisien (harus dilakukan oleh paling sedikit 2 orang, dan dilakukan berulang-ulang). Biaya produksi pada pembuatan bambu laminasi yang tinggi, menyebabkan kesulitan untuk bersaing dengan produk kayu.

Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 7

Solo, 20 Pebruari 2012 DARUL FAROKHI

Yogyakarta Bamboo Business Trip Report - 8

You might also like