You are on page 1of 17

PENENTUAN JUMLAH ALKOHOL PADA EKSTRAKSI NIKOTIN DARI SAMPEL TEMBAKAU DI LABORATORIUM KIMIA ANALISA PTKI - MEDAN

KARYA ILMIAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Seminar dan Penulisan karya Ilmiah Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh: SISKA RAHAYU NINGSIH NIM: 8106142034

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2012

ANALISIS MATERI AJAR KIMIA DAN PEMBELAJARANNYA KELAS XI DI SMK FARMASI APIPSU MEDAN SISKA RAHAYU NINGSIH Nim : 8106142034 Program studi Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Unimed

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memaparkan materi ajar dan pembelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan yang diajarkan guru kepada siswa dengan melihat kurikulum, silabus, dan penerapannya dalam perangkat pembelajaran guru Kimia dan proses belajar mengajar / pembelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan yang meliputi peninjauan pada strategi dan metode mengajar guru, kompetensi guru, media pembelajaran yang dipergunakan, dan sarana prasarana sekolah terutama yang memiliki korelasi langsung untuk peningkatan hasil belajar Kimia seperti buku-buku atau literatur Kimia di perpustakaan, alat-alat dan zat-zat Kimia di laboratorium Kimia di SMK Farmasi APIPSU Jln Jambi Medan. Kesesuaian antara kurikulum dan silabus dengan perangkat pembelajaran guru dan penerapannya sangat berpengaruh terhadap kualitas dari hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Farmasi APIPSU Medan pada tanggal 14 Februari dan 21 Februari 2011. Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi jurusan Farmasi di SMK Farmasi APIPSU Medan tahun ajaran 2010/2011, dan sampel penelitian ini diambil secara random sampling/acak dan diperoleh kelas X. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian langsung bersumber dari siswa, guru mata pelajaran Kimia, Kepala sekolah. Adapun siswa yang terlibat secara langsung adalah siswa kelas X. Penulis juga membagikan angket kepada siswa, mengumpulkan perangkat pembelajaran para guru, silabus dan kurikulum Kimia SMK yang diperlukan, dan melakukan wawancara pada guru Kimia, Kepala Sekolah. Dari pengolahan data diperoleh adanya kesesuaian antara kurikulum dan silabus dengan perangkat pembelajaran guru dan penerapannya dalam pembelajaran di kelas. Hal ini dapat terlihat dari kesesuaian antara indikator pencapaian dengan evaluasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan, untuk meningkatkan hasil belajar Kimia siswa di SMK Farmasi APIPSU Medan. Keyword : Kurikulum, silabus, masalah pembelajaran, analsis materi ajar.

Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan dunia kesehatan semakin kompleks di masyarakat dewasa ini menyebabkan kecenderungan akan kebutuhan semakin kompleks, salah satu kebutuhan yang dianggap sangat penting saat ini adalah

kebutuhan akan obat-obatan yang terjangkau dalam masyarakat, maka untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang tangguh dan mempunyai sikap wiraswasta yang tinggi, dan masih banyak lagi hal-hal yang berkenaan dengan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah. Untuk mencapai visi pengembangan upaya pemenuhan akan kebutuhan tersebut terutama peningkatan mutu keterampilan dan pengetahuan para apoteker di Indonesia, maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional menggalakkan pengembangan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) melalui pembentukan dan pembangunan unit-unit SMK baru, penambahan kuota untuk siswa SMK dan mengadakan sosialisasi dunia SMK kepada masyarakat luas, mulai dari iklan layanan masyarakat di media cetak maupun media elektronik, dengan slogan SMK bisa. Hal ini juga untuk menepiskan asumsi yang berkembang di masyarakat, bahwa SMK adalah orang-orang yang dinomor duakan, sehingga kebanyakan orang enggan mendaftarkan anaknya ke SMK. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah salah satu penghasil tenaga kerja yang terampil untuk kategori tingkatan menengah, dimana unsur penyelenggara pendidikan pada tingkatan ini, dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas penyelenggaranya sebagai upaya memaksimalkan kualitas pendidikan yang berada di bawah pengelolaan langsung dan tanggungjawabnya secara langsung ataupun tidak langsung, untuk membekali para lulusan dengan kualifikasi keahlian yang berstandar dan diakui secara luas, serta memiliki wawasan yang baik, bersikap dan berprilaku sesuai dengan tuntutan dan tantangan kebutuhan pasar kerja/dunia kerja. Untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja tersebut, maka para alumni SMK diharapkan telah professional akan jurusan yang ditekuninya. Salah satu upaya untuk memenuhi hal tersebut maka pihak SMK, terutama para guru harus menyusun perangkat pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan Pemerintah dan silabus, tentu saja agar lebih fleksibel dan sesuai dengan kriteria KTSP yang disusun berdasarkan keadaan sekolah dan daerah tersebut. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Muslich,2003). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan /sekolah. KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun.2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun.2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004/KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi). KTSP bertujuan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi daerah dan sekolah tersebut. Sedangkan Silabus didefenisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi dari materi pelajaran (Salim,1987). Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Pengembangan kesesuaian bahan ajar Kimia terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, yang terdiri atas: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta pengelolaan pembiayaan dan penilaian hasil pendidikan. Dalam mini riset ini, penulis ingin mengidentifikasi dan memaparkan materi ajar Kimia dan pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi APIPSU Medan dengan berpatokan kepada kurikulum dan silabus lalu peninjauan langsung ke lapangan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta permasalahanpermasalahan pembelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan, dimana kesesuaian bahan ajar ini sangat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Adapun masalah pembelajaran Kimia meliputi : strategi dan metode belajar mengajar Kimia, media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru Kimia, kompetensi guru Kimia, dan sarana prasarana atau fasilitas SMK Farmasi APIPSU Medan.

Untuk memenuhinya maka guru merupakan komponen paling penting dalam menentukan sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral yamg paling pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan Proses Belajar Mengajar (PBM). Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal pada guru dan berujung pada guru pula ( Sihombing.B,2009 ).

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Farmasi APIPSU Medan yang beralamat di jalan Jambi no.59 Desa Pandau Hilir kecamatan Medan Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Februari dan 21 Februari 2011 di kelas X jurusan Farmasi semester ganjil Tahun Ajaran 2010/2011. Dimana penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMK Farmasi APIPSU Medan, yang terdiri atas 3 kelas yakni: Kelas X, berjumlah : 164 orang, yaitu 18 orang laki-laki dan 146 orang perempuan Kelas XI, berjumlah : 113 orang, yaitu 6 orang laki-laki dan 107 perempuan Kelas XII, berjumlah : 105 orang, yaitu 15 orang laki-laki dan 90 orang perempuan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak (Simple Random Sampling). Salah satu cara pengambilan sampel dari populasi dengan cara simple random sampling adalah dengan undian (Husaini,2000). Sampel penelitian diambil dari populasi secara acak yakni kelas X, sebanyak 32 siswa. Adapun prosedur penelitian dilakukan langsung oleh penulis sendiri, yang langsung bersumber dari wawancara penulis dengan guru Kimia, Kepala Sekolah di SMK Farmasi APIPSU Medan, lalu mengumpulkan perangkat pembelajaran, kurikulum dan silabus mata pelajaran Kimia dari guru Kimia SMK Farmasi APIPSU Medan. Penulis juga membagikan angket kepada siswa-siswi kelas X Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 orang.

Hasil dan Pembahasan


Adapun hasil-hasil dari mini riset yang telah dilakukan penulis mengenai materi ajar dan pembelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan adalah: 1. Lingkupan Materi Ajar Kimia SMK Farmasi APIPSU Medan Kelas X Jurusan Farmasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah dirumuskan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan, kenudian disusun dalam silabus menjadi arah dan landasan untuk memgembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Adapun Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Kelas X Jurusan Farmasi adalah sebagai berikut: SEMESTER
GANJIL

STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami konsep materi dan perubahannya

KOMPETENSI DASAR
Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan materi Mengklasifikasi materi Memahami lambang unsur Memahami rumus kimia Menyetarakan persamaan reaksi Mendeskripsikan perkembangan teori atom Menginterpretasikan data dalam tabel sistem periodic Menjelaskan konsep mol Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion Mendeskripsikan terjadinya ikatan kovalen Menjelaskan ikatan logam Menuliskan nama senyawa kimia

2. Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi 3. Mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat periodik pada tabel periodik unsur

GENAP

4. Memahami konsep mol

5. Memahami terjadinya ikatan kimia

Adapun indikator pencapaian kelas X jurusan Farmasi yang disusun oleh team teaching chemistry teacher SMK Farmasi APIPSU Medan adalah: 1.1.Siswa dapat mengelompokkan sifat materi 1.2.Siswa dapat mengelompokkan perubahan materi 1.3.Siswa dapat mengkasifikasi materi 2.1.Siswa dapat memahami lambang unsur 2.2.Siswa dapat memahami reaksi kimia 2.3.Siswa dapat menyetarakan persamaan reaksi 3.1.Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan teori atom 3.2.Siswa dapat menginterpretasikan data pada sistem periodik 4.1.Siswa dapat menjelaskan konsep mol 4.2.Siswa dapat menerapkan hukum Gay-Lussac dan hukum Avogadro 5.1.Siswa dapat mendeskripsikan terjadinya ikatan ion 5.2. Siswa dapat mendeskripsikan terjadinya ikatan kovalen 5.3. Siswa dapat menjelaskan ikatan logam 5.4.Siswa dapat menuliskan nama senyawa kimia

2. Identifikasi Materi Ajar Kimia SMK Farmasi APIPSU Medan Kelas X Jurusan Farmasi tahun ajaran 2010/2011 Mata pelajaran merupakan materi/bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan diajarkan kepada para peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada ciri khas dan karakteristik masing-masing mata pelajaran yang bergantung pada penyesuaian kondisi yang tersedia di sekolah tersebut. Di SMK Farmasi APIPSU Medan, mata pelajaran Kimia di kelas X jurusan Farmasi diberikan 2 jam pelajaran/minggu. Mata pelajaran Kimia

adalah merupakan salah satu bahan ajar yang dikelompokkan ke dalam golongan program adaptif, dimana dalam hal ini siswa mengikuti pelajaran Kimia, dituntut tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan

dilakukan tetapi juga memberikan pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut dilakukan, sehingga siswa menjadi lebih kreatif. Bahkan selain pelajaran Kimia, di kelas X SMK Farmasi APIPSU Medan juga mempelajari mata pelajaran Fisika (2 jam pelajaran/minggu) dan mata pelajaran Biologi tetap diajarkan ( 2 jam pelajaran/minggu). Program adaptif pembelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan telah disesuaikan dengan kurikulum dan silabus Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dan dapat tercapai sepenuhnya karena program ini telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sarana dan prasarana, juga daya dukung yang ada di SMK Farmasi APIPSU Medan. Siswa memakai buku pegangan tetap untuk mata pelajaran Kimia dari perpustakaan SMK Farmasi APIPSU Medan, yang dipinjamkan secara cumacuma selama 1 tahun yakni buku Kimia SMK Kelas X karangan Drs. Michael Purba, MSi penerbit Erlangga (berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006).

3. Identifikasi Pembelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan Hal ini meliputi : strategi dan metode belajar mengajar Kimia, media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru Kimia, kompetensi guru Kimia,dan sarana prasarana atau fasilitas SMK Farmasi APIPSU Medan.

3.1.Strategi dan metode belajar mengajar Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan Dari hasil wawancara penulis dengan guru Kimia, dan penelusuran penulis setelah mengumpulkan perangkat pembelajaran para guru diperoleh sebagai berikut: selain menggunakan metode ceramah, guru juga

menggunakan beberapa metode tanya jawab/responsi, metode kerja kelompok dan diskusi, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode latihan, metode pemberian tugas, bahkan di SMK Farmasi APIPSU Medan juga mengadakan metode karya wisata setiap tahunnya ke tempat-tempat tertentu seperti ke PT. Kimia Farma, Rumah Sakit Pringadi Medan.

3.2.Media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru Kimia Media pembelajaran yang sering dipergunakan oleh guru Kimia untuk pembelajaran adalah tabel periodik unsur, peta konsep pokok bahasan, tabel ion-ion, foto-foto unsur dan senyawa di alam, bahan-bahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti asam cuka, jeruk nipis, air baterai, sabun, sampo, obat magh, air abu, kunyit, bunga kembang sepatu, manggis, alat uji elektrolit yang dirakit sendiri, molymod, kartu pembelajaran, TTS Kimia, dan lain-lain. Hal ini disesuaikan pada kebutuhan pokok bahasan yang akan disampaikan oleh guru sesuai kurikulum yang ada.

3.3. Kompetensi guru Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan Menurut Sri Esti Djiwandono (2002), ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni : Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus Menguasai mata pelajaran yang diajarkan Mengontrol keterampilan teknik mengajar sehingga memudahkan siswa belajar Guru mata pelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan berjumlah 3 (tiga) orang, dan semuanya wanita. Ada 2 orang guru yang telah PNS (Pegawai Negeri Sipil), satu diantaranya telah menyelesaikan program pasca sarjana pendidikan kimia, sedangkan 2 orang berpendidikan terakhir S-1 (Strata 1). Menurut penulis, para guru mata pelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan telah memenuhi keempat kriteria kompetensi guru tersebut.

3.4 Fasilitas SMK Farmasi APIPSU Medan adalah Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi di bawah naungan yayasan APIPSU Medan. Sejak berdiri tahun 1956, yayasan tersebut didirikan dengan Akte Notaris Marah Sutan Nasution No. 32. 10 Oktober 1956. Waktu itu APIPSU merupakan singkatan dari Akademi Perniagaan dan Ilmu Politik Sumatera Utara, untuk selanjutnya diubah menjadi Abdi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sumatera Utara, sesuai Akte Notaris Sutan Nasution No. 3 tanggal 2 Pebruari 1965. Perubahan itu disebabkan oleh karena di bawah naungan Yayasan APIPSU tidak lagi hanya Akademi Perniagaan saja, melainkan telah berkembang menjadi beberapa lembaga pendidikan lainnya, seperti Sekolah Asisten Apoteker (SAA) dengan izin Menteri Kesehatan RI, SK No. 266/Pend/61 tanggal 9 Desember 1961, dan sekolah ini kini berubah nama menjadi SMK Farmasi. Kemudian ditambah SMP, SMA, SMEA dan STM. Sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia dalam menyikapi era globalisasi, SMK Farmasi APIPSU Medan yang pada tahun 2009 telah terakkreditasi dengan nilai A, mulai menjalani peningkatan program peningkatan pembelajaran seperti penerapan pembelajaran berbasis ICT, interaksi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) menggunakan bahasa Inggris, soal Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester wajib menggunakan bahasa Inggris, mengadakan kegiatan Outdoor Project yakni pembelajaran dengan observasi lapangan dan study banding, juga mengadakan program pembinaan mental dan kegiatan alam seperti outbond, dan lain-lain.

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMK Farmasi APIPSU Medan adalah sebagai berikut:

Bangunan sekolah berupa ruang belajar permanen terdiri atas 10 ruang belajar yang masing-masing telah dilengkapi dengan peralatan multimedia, akses jaringan internet dan full AC, terdiri atas: Laboratorium Komputer Laboratorium Kimia Laboratorium praktek farmasi Perpustakaan Koperasi Ruang UKS atau Poliklinik Siswa Ruang Bimbingan Konseling (BK) Ruang Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ruang Presentasi dan Kreativitas Ruang kepala sekolah Ruang 4 wakil kepala sekolah,yakni bidang : kurikulum,kesiswaan,sarana prasarana dan hubungan masyarakat Ruang Tata Usaha (TU) Ruang guru Ruang OSIS Ruang KOMDIS / Komite Disiplin Aula / Gedung Serba Guna Kantin Taman sekolah yang asri Musholla Lapangan bola kaki Lapangan bola volley Lapangan bola basket Tenis meja Akses Internet Broadband dengan jaringan LAN dan Wi-Fi (Hotspot) Toilet

Untuk

menganalisis

setiap

masalah

yang

ada

di

sekolah,

dan

menyesuaikannya dengan hasil wawancara, maka dari angket dilakukan perhitungan. Dengan mengadakan penjumlahan antara jumlah pemilih dengan jumlah seluruh siswa, maka persentase dari setiap faktor dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: setiap faktor dalam angket, adalah jumlah pemilih untuk tiap choice dibagi jumlah siswa dikalikan dengan 100 . Maka diperoleh hasil dibawah ini:

Tabel 1.
No 1 Pertanyaan Apakah anda berminat terhadap mata pelajaran Kimia? Apakah sebelum mengajar materi pelajaran, guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran tersebut dengan baik? Apakah penjelasan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru sebelumnya? Apakah penjelasan guru saat proses belajar mengajar dapat difahami dengan baik? Seberapa sering guru bertanya kepada siswa saat pelajaran berlangsung? Seberapa sering siswa bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung? Jenis tugas apa saja yang sering diberikan oleh guru? Apakah tugas-tugas tersebut membantu penguasaan terhadap Sangat berminat 25% Sangat baik Berminat Cukup berminat 12,5% Cukup baik 6,25% Cukup sesuai 15,63% Cukup Kurang berminat 6,25% Kurang baik 2,98% Kurang sesuai 2,12% Kurang faham 7,29% Jarang Tidak berminat 1,05% Tidak di jelaskan 0,98% Tidak sesuai 1,11% Tidak faham 0,68% Sangat jarang 1,24% Sangat jarang 2,78% Survey lapangan 3,13% Tidak membantu 0,19%

55,20% Baik

12,5% Sangat sesuai 21,15% Sangat faham 27,97% Sangat sering 29,21% Sangat Sering 14,18% Tugas latihan soal 81,25% Sangat Membantu 67,40%

77,29% Sesuai

59,99% Faham

45,08% Sering

18,98% Cukup

45,11% Sering

21,46% Cukup

2,98% Jarang

38,76% Diskusi kelompok 6,25% Membantu 28,22%

25% Tugas makalah 6,25% Cukup 3,96%

19,28% Kemahiran TIK 3,13% Kurang membantu 0,23%

tujuan pembelajaran? 9 Apakah ada umpan balik terhadap tugastugas yang diberikan oleh guru? Dikoreksi Dikemba likan dan dibahas / ada masukan 56,3% Sangat sesuai 26,41% Dikoreksi Dikemba likan tapi tidak dibahas / tidak ada masukan 25,34% Sesuai 49,50% Dikoreksi tetapi tidak dikemba likan Dikemba likan tetapi tidak dikoreksi Tidak dikoreksi dan tidak dikembalik an

10

Apakah penilaian yang diberikan oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran?

14,91% Cukup 19,88%

2,79% Kurang Sesuai 3,12%

0,66% Tidak Sesuai 1,09%

Dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa dan beberapa pertanyaan yang penulis ajukan langsung pada beberapa siswa yang diambil secara acak oleh penulis maka didapat data sebagai berikut : Siswa SMK Farmasi APIPSU Medan Kelas X Jurusan Farmasi tahun ajaran 2010/2011, menyukai/berminat terhadap mata pelajaran Kimia dapat pula mengikuti dan memahami Kimia dengan baik. Siswa bukan hanya menyukai mata pelajaran Kimia tetapi juga menyukai guru mata pelajarannya secara personal karena guru mata pelajaran tersebut penyampaian materinya mudah difahami, suara dan vokalnya jelas saat menjelaskan materi pelajaran, humoris, bergaul dan dekat dengan siswa, bahkan siswa tidak sungkan sms atau sekedar menghubungi guru mata pelajaran Kimia tersebut dalam batas yang wajar dan sopan, bahkan guru tersebut juga tidak sungkan untuk bergabung dalam akun jejaring sosial siswanya, sekedar untuk mengetahui tentang sejauh mana aktifitas dan perkembangan siswa di luar sekolah, sehingga siswa beranggapan bukan hanya sekedar guru tapi juga sahabat baik. Guru juga aktif dalam mengelola kelas dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti : peta konsep, tabel, skema, permainan dalam pembelajaran seperti Teka-Teki Silang (TTS) Kimia, Kartu Unsur dan lambangnya, bahkan menyanyikan irama lagu-lagu baru yang sedang terkenal dan akrab di kalangan remaja saat ini, tentu saja dengan mengganti liriknya dengan materi Kimia yang sedang dipelajari.

Guru mata pelajaran Kimia menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas di setiap awal pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Guru mata pelajaran Kimia menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan lugas dan jelas. Guru mata pelajaran Kimia menjalaskan pembelajaran Kimia dengan baik, sesuai dengan kurikulum, silabus, dan indikator pencapaian yang disusun sendiri oleh guru bidang studi yang bersangkutan tertera dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Dan hubungan antara indikator dengan evaluasi/soal jelas terlihat.

Guru dapat merancang suatu sistem pembelajaran yang tepat untuk diberlakukan pada siswa. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki pemahaman yang tuntas dan bermakna dalam pembelajaran Kimia, yang mana hasil pembelajaran tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap siswa dan ilmu Kimia yang akan dipelajari siswa selanjutnya.

Dengan kemajuan pesat teknologi saat ini, ternyata dapat diikuti oleh para guru khususnya guru mata pelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan, sehingga terjadi keseimbangan penguasaan teknologi yang dimiliki oleh guru dengan tuntutan teknologi yang dibutuhkan oleh dunia kerja, dan sangat besar pengaruhnya terhadap siswa-siswi SMK Farmasi APIPSU Medan dalam penerimaan dan penguasaan teknologi yang diberikan para guru.

3.5.Masalah pembelajaran di SMK Farmasi APIPSU Medan Adapun permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terdapat di SMK Farmasi APIPSU Medan iadalah: Ada hal yang tersirat meski tidak pernah tersurat, bahwa di dunia SMK, Kimia termasuk mata pelajaran adaptif. Kelompok mata pelajaran adaptif adalah kelompok mata pelajaran kelompok sekunder setelah kelompok mata pelajaran produktif, sehingga siswa lebih mengutamakan kelompok pelajaran produktifnya tersebut, yang relatif lebih signifikan korelasinya dengan jurusan yang ditekuninya.

Alat dan zat yang ada di laboratorium Kimia SMK Farmasi APIPSU Medan sangat minim jenisnya dan relatif sedikit kuantitasnya.Tenaga laboran juga tidak ada, mengakibatkan bila praktikum dilaksanakan, guru terlalu sibuk untuk mempersiapkan alat dan bahan, sehingga praktikum jarang terlaksana.

Pada umumnya budaya di Indonesia, SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah sekolah lanjutan tingkat atas yang seperti dinomor duakan setelah SMA (Sekolah Menengah Tingkat Atas). Sehingga anak-anak yang berasal dari kalangan ekonomi menengah apalagi atas, apalagi memiliki daya intelegensi atas mayoritas cenderung akan memilih SMA dibandingkan akan memilih SMK. Kimia sebagai mata pelajaran yang memerlukan daya penalaran relatif tinggi, akan sulit difahami oleh anak yang memiliki tingkat penalaran relatif rendah. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru mata pelajaran Kimia di SMK untuk lebih kreatif dan mampu mengemas pembelajaran Kimia menjadi asyik dan menarik sehingga menyenangkan dan tidak membosankan.

D. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan serta pengolahan data, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil identifikasi materi ajar/bahan ajar yakni analisis terhadap kurikulum, silabus, dan perangkat pembelajaran guru mata pelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan adalah model yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan potensi sekolah dan kebutuhan daerah, sehingga dalam pelaksanaannya sedikit ditemukan kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran Kimia di SMK Farmasi APIPSU Medan. 2. Dari hasil identifikasi pembelajaran terhadap strategi, metode mengajar dan kompetensi guru- guru mata pelajaran Kimia juga media yang sering digunakan guru dalam pembelajaran Kimia hampir tidak ada masalah, karena guru dapat merancang suatu sistem yang tepat untuk diberlakukan terhadap siswa. Hal ini juga karena kualifikasi para guru Kimia yang telah memenuhi standar yakni dengan pendidikan terakhir Sarjana Pendidikan Kimia,dan masing-masing juga

pernah mandapat pemantapan berupa seminar atau pelatihan berbagai aspek di bidang kependidikan dan tenaga kependidikan yang diadakan berbagai pihak baik pemerintah maupun swata. Dengan demikian diharapkan siswa memiliki pemahaman yang tuntas dan bermakna dalam pembelajaran Kimia, yang mana hasil pembelajaran tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap siswa dan ilmu Kimia yang akan dipelajari selanjutnya.

Daftar Pustaka
Arikunto.S, 2003, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2006,Silabus Mata pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah dan Kejuruan, Jakarta Djiwandono.S, 2002, Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta Muslich,Masnur, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Bumi Aksara, Jakarta Sagala. Syaiful, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung. Sihombing.B, 2009, Persepsi Guru Sains Kimia pada Program Sertifikasi Guru terhadap Kesiapan Di Sertifikasi dan Motif Berprestasi di Pemerintah Kota Pematang Siantar,Rangkuman Tesis Program Pascasarjana UNIMED, Medan Slameto, 1988, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya, Bina Aksara, Jakarta ________, http://www.warta unair.ac.id (diakses 22 Pebruari 2011) ________, http://www.suara merdeka.com, (diakses 22 Pebruari 2011) Azhar, Arsyad, (1997), Media Pengajaran, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hamalik, O., (1985), Media Pendidikan, Penerbit Alumni, Bandung. Tim pengajar, 2006, Perkembangan Peserta Didik. Universitas Negeri Medan, Medan

You might also like