You are on page 1of 75

2). Hibah tidak terikat adalah hibah yang peruntukannya tidak ditentukan oleh pemberi hibah. 3.

hasil kerjasamanya dengan pihak lain a. merupakan yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan pihak lain b. dapat berupa : 1). Perolehan dari kerjasama internasional, 2). Sewa menyewa. 3). Usaha lainnya yang mendudukung tugas dan fungsi BLUD 4. pendapatan dari APBD Merupakan pendapatan yang berasal APBD, yang berasal dari otorisasi kredit anggaran pemerintah Provinsi Jawa Timur dan bukan dari kegiatan pembiayaan APBD. 5. APBN Merupakan pendapatan yang bersal dari pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan / atau tugas pembabntuan. 6. lain lain pendapatan BLUD yang sah. a. merupakan pendapatan yang timbul diluar kegiatan normal BLUD. b. lain lain pendapatan BLUD yang sah dapat berupa : 1) hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan. 2) hasil pemanfaatan kekayaan 3) jasa giro 4) pendapatan bunga 5) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 6) komisi, potongan ataupun bentuk lain, sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan barang / atau jasa oleh BLUD. 7) hasil Investasi 8) Pendapatan lain lain. 3.3 PENGAKUAN PENDAPATAN 3.3.1. Pengakuan Pendapatan pada LRA 1. pendapatan LRA diakui pada saat kas diterima dan disetorkan ke rekening BLUD atau hak kepemilikan berpindah. 2. Pendapatan Jasa Layanan : a. Pendapatan JAsa Layanan diakui pada saat kas diterima. Tidak termasuk dalam kategori pendapatan ini adalah penerimaan kas atau uang muka, yaitu penerimaan kas BLUD yang belum terdapat kontrasrestasi atas peneriamaan tersebut (BLUD belum memberikan jasa pelayanannya).

b. Pendapatan Jasa LAyanan diakui berdasarkan Slip Setoran atau Surat TAnda Setoran yang disetorkan ke rekening BLUD sesuai dengan Laporan Realisasi Pendapatan yang baik yang bersumber dari pelunasan piutang. Pendapatan Jasa Layanan ini diakui setiap hari. c. Pendapatan Jasa Layanan yang didanai dari pihak ketiga seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ), Asuransi Kesehatan (Askes) dan lain lain. Diakui berdasarkan nota kredit atas transfer dana dari penjamin pelayanan kesehatan atau berdasarkan SP2D LS atas pencairan jasa layanan dari Jamkes Daerah (Jamkesda). 3. Pendapatan Hibah a. Pendapatan Hibah diakui pada saat kas diterima atau saat hak atas kepemilikan berpindah. b. pendapatan hibah dakui berdasarkan : 1) dokumen penerimaan kas seperti kuitansi atau nota kredit yang berisi jumlah uang hibah yang diterima jika hibah berupa uang. 2) berita acara serah terima barang sebesar nilai barang pada saat transaksi jika hibah yang diterima berupa barang. c. jika hibah yang diterima berupa barang pakai habis maka selain diakui sebagai pendapatan hibah, jumlah yang sama juga diakui sebagai balanja barang dan jasa dalam LRA. d. jika hibah yang diterima berupa barang modal / asset maka selain diakui sebagai pendapatan hibah, jumlah yang sama juga diakui sebagai pendapatan hibah, jumlah yang sama juga diakui sebagai belanja modal dalam LRA. 4. pendapatan dari hasil kerjasama dengan pihak lain a. pendpatan dari hasil kerjasama dengan pihak lain diakui pada saat kas diterima dan disetorkan ke rekening BLUD. b. Diakui berdasarkan dokumen penerimaan kas seperti nota kredit atau slip setoran sebesar kas yang diterima. 5. pendapatan dari APBD dan APBN tidak termasuk dalam kategori Pendapatan LRA 6. lain lain pendapatn BLUD yang sah, antara lain terdiri dari : a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, diakui pada saat kas diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas.

b. hasil pemanfaatan kekayaan, diakui pada saat kas diterima berdasarkan dokumen peneriamaan kas kas. c. jasa giro, diakui pada saat kas diterima berdasarkan rekening Koran. d. pendapatan bunga, diakui pada saat diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. e. keuntungan selisih nilai tukas rupiah terhadap mata uang asing, diakui pada saat realisasi. f. komisi potongan ataupun bentuk lain , sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan barang dan / atau jasa oleh BLUD diakui pada saat komisi atau potongan tersebut diterima. g. hasil investasi diakui pada saat kas diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. h. pendapatan lain lain. 7. penerimaan pembayaran yang belum disertai dengan penyerahan barang / jasa, atau penerimaan pembayaran yang belum bisa diidentifikasikan ke dalam jenis pendapatan tidak diakui sebagai pendapatan LRA 3.3.2 Pengakuan Pendapatan pada Laporan Operasional 1. pendapatan LO diakui pada saat hak untuk menagih timbul atau pada saat pendapatan direalisasi yaitu saat adanya aliran masuk sumber daya ekonomi sehubungan dengan adanya penyerahan barang / jasa. 2. Hak menagih yang timbul sehubungan dengan barang / jasa yang sudah diberikan oleh BLUD tetapi belum ada pembayaran, selain diakui sebagai pendapatan LO sekaligus diakui sebagi piutangg. 3. kebijakan pengakuan pendapatan jasa layanan adalah sebagai berikut : a. pendapatn jasa layanan LO diakui pada saat kas diterima atau pada saat hak untuk menagih timbul. b. pendapatn jasalayanan LO diakui berdasarkan Rekapitulasi Pendapatan BLUD sejumlah pendapatan yang sudah dibayar tunai maupun pendapatan yang belum terbayar (piutang) 4. pendapatn Hibah : a. pendapatan hibah diakui pada saat kas diterima atau saat hak kepemilikan berpindah.

b. pendapatan hibah diakui berdasarkan : 1) Dokumen penerimaan kas sepereti kuitansi atau nota kredit dari sejumlah uang hibah yang diterima jika hibah berupa uang. 2) berita acara serah terima barang sebesar nilai barang pada saat transaksi jika hibah yang diterima berupa barang. c. jika hibah yang diterima barupa barang pakai habis maka selain diakui sebagai pendapatan hibah, jumlah yang sama juga diakui sebagai biaya bahan atau persediaan bahan pakai habis ( tergantung dari metode pencatatan persediaan yang digunakan ). d. jika hibah yang diterima berupa barang modal maka selain diakui sebagai pendapatan hibah, jumlah yang sama juga diakui sebagai Aset tetap. 5. Pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lain diakui pada saat kas diterima atau hak untuk menagih timbul, berdasarkan dokumen penerimaan kas atau dokumen piutang. 6. Pendapaatn dari APBD diakui pada saat SP2D diterima. 7. Pendapatan dari APBN diakui pada saat SP2D diterima, berdasarkan dokumen penerimaan kas seperti Sp2D atau rekening Koran atau dokumen lain yang dipersamakan. 8. lain lain pendapatan BLUD yang sah a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, diakui pada saat kas diterima atau saat hak untuk menagih timbul berdasarkan dokumen penerimaan kas atau dokumen piutang BLUD. b. hasil pemanfaatan kekayaan, diakui pada saat kas doterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. c. jasa giro, diakui pada saat kas diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. d. pendapatan bunga, diakui pada saat diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, diakui pada saat realisasi. f. komisi, potongan ataupun bnetuk lain, sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan barang dan / atau jasa oleh BLUD diakui pada saat komisi atau potongan tersebut diterima. g. hasil investasi diakui pada saat kas diterima atau hak untuk menagih timbul berdasarkan dokumen penerimaan kas atau atau dokumen piutang BLUD. Penjelasan lebih lanjut terkait dengan hasil investasi akan dibahas di sub bab investasi.

9. penerimaan pembayaran yang belum disertai dengan penyerahan barang / jasa, atau penerimaan pembayaran yang belum bisa diidentifikasikan ke dalam jenis pendapatan diakui sebagai pendapatn Diterima Dimuka. Contoh dari transaksi ini adalah pembayaran uang muka oleh pasien atau penerima adalah pembayaran uang muka oleh pasien atau penerima jasa sebelum mendapatkan tindakan pelayanan. 10. sisa dana pendapatn Diterima Dimuka yang sampai dengan masa 1 tahun (12 Bulan) tdak diambbil oleh penerima jasa dapat direklasifikasi menjadi pendapatan lain lain, dan bisa langsung digunakan oleh BLUD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 11. pendapatan Diterima Dimuka termasuk dalam jenis Utang / kewajiban jangka pendek. 3.4 PENCATATAN PENDAPATAN Pada BAB II telah dijelaskan bahwa terdapat 2 (dua ) kelompok laporan yaitu laporan Pelaksanaan Anggaran dan laporan Finansial. Akun dlam laporan Pelaksanaan Anggaran digunakan untuk mencatat transaksi yang uang (kas)nya sudah diterima dan / atau dibatyarkan sedangkan skun laporan Finansial digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadi tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Dengan kata lain bahwa akun yang digunakn untuk menghasilakn laporan pelaksanaan anggaran berbeda dengan akun yang digunakan untuk membuat laporan Finansial Berikut adalah Contoh pencatatn pendapatan : 1. Pendapatan pendapatan dan piutang jasa layanan. Contoh : Pada tanggal 1 juli 2010 diterima oleh fungsi akuntansi laporan realisasi pendapatn, rekapitulasi pendapatan jasa layanan, dan rekapitulasi Piutang BLUD. Dari laporan rekapitulasi pendapatan BLUD tampak bahwa jumlah pendapatn berdasarkan jasa layanan yang sudah diberikan oleh BLUD adalah Rp. 5.550.000,00 dengan rician Rp. 1.500.000,00 sudah terbayar lunas dan yang belum terbayar adalah Rp 4.050.000,00 berdasarkan laporan realisasi pendapatn, diketahui bahwa terdapat pendapatan jasa layanan senilai Rp 3.500.000,00 dengan rincian sebesar Rp 1.500.000,00 merupakan pendapatan yang yang dterima secara tuanai dan Rp 2.000.000,00 adalah penerimaan kas dari pelunasan piutang dari pasien umum.

REKAPITULASI PENDAPATAN JASA LAYANAN


Periode : 1 juli 2010 Sebelumny a 500.000 1.500.000 1.500.000 2.000.000 5.500.000 300.000 1.100.000 1.700.000 2.450.000 5.550.000 Pendapatan Saat ini Sampai dengan ini 1 2 3 4 Instalasi Rawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Inap Instalasi Penunjang Total 800.000 2.600.000 3.200.000 4.450.000 11.050.000 saat

No

Kode Rekening

Uraian

Keterangan : Rekapitulasi pendapatan jasa layanan merupakan laporan yang menunjukan jumlah realisasi pendapatn jasa layanan yang menjadi hak BLUD berdsarkan jasa layanan yang telah diberikan, baik yang sudah terbayar maupun yang belum terbayar. Rekapitulasi pendapatan jasa layanan mencatat semua jasa pelayanan yang telah diberikan BLUD berdasarkan faktur / tagihan, baik kepada pasien umum maupun kepada pasien yang pembayarannya dilakukan oleh pihak ketiga (Jamkesmas, Jamkesda, Askes PNS dan Askes Swasta).

REKAPITULASI PENDAPATAN

Tanggal : 1 juli 2010


No 1 2 3 4 5 KODE REKENING URAIAN Piutang Umum Piutang Jamkesmas Piutang Jamkesda Piutang Askes PNS Piutang Swasta TOTAl 2.500.000 4.050.000 2.000.000 4.550.00 0 Askes PIUTANG SEBELUMNYA 2.500.000 MUTASI TAMBAH KURANG 1.300.000 850.000 800.000 600.000 500.000 2.000.000 PIUTANG SAAT INI 1.800.00 0 850.000 800.000 600.000 500.000

Keterangan : Rekapitulasi piutang merupakan laporan yang menunjukkan jumlah dan mutasi piutang pada tanggal tertentu.

LAPORAN REALISASI PENDAPATAN


TANGGAL : 1 JULI 2010
KODE NO 1 1 REKENIN G 2 Jasa Layanan BLUD URAIAN 3 TARGET PENDAPATAN 4 25.000.000,00 SEBELUMNY A 5 5.000.000,0 0 6 3.500.000,00 7 8.500.000,0 0 Realisasi (Rp ) SAAT INI % S/D SAAT INI PENCAPAIAN TARGET 8=7:4 34%

, Bendahara penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu

() NIP.

Keterangan : Laporan realisasi pendapatan adalah laporan yang dibuat untuk mengidentifikasi seluruh pendapatan yang sudah terbayar. Berdasarkan laporan tersebut, fungsi akuntasi BLUD akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran dan akun laporan Finansial. 1) Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan

anggaran adalah atas pendapatan yang sudah diterima kasnya berdasarkan laporan realisasi pendapatan meliputi pendapatan pada saat ini yang sudah terbayar ( Rp 1.500.000 )dan pelunasan piutang ( Rp 2.000.000 ).

Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran dalam jurnal adalah sebagai berikut :

Tanggal 1 Jul 10 SiLPA

Uraian

Debet 3.500.000

Kredit

Pendapatan Jasa Layanan

3.500.000

Pelunasan piutang dalam laporan pelaksanaan anggaran diakui menambah pendapatan jasa layanan. 2) Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial Pencatatan pendapatan dengan akun laporan financial adalah saat hak untuk menagih timbul dan saat pendapatan direalisasi berdasarkan Rekapitulasi pendapatan Jasa Layanan baik untuk Pendapatan yang sudah terbayar ( Rp 1.500.000 ) maupun pendapatan yang belum terbayar ( Rp 4.050.000 ) pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial dalam jurnal adalah sebagai berikut :
Tanggal 1-jul-10 Uraian Kas Bendahara Penerimaan Piutang Umum Piutang Jamkesmas Piutang Jamkesda Piutang Askes PNS Piutang Askes Swasta Pendapatan instalasi rawat darurat Pendapatan Instalasi Rawat jalan Pendapatan Instalasi Inap Pendapatan Instalasi Penunjang Debet 3.500.000 1.300.000 850.000 800.000 600.000 500.000 Kredit

2.000.000

300.000 1.100.000 1.700.000 2.450.000

Pelunasan piutang ( Rp 2.000.000 ) dalam laporan Finansial diakui sebagai pengurang Piutang (dicatat di sisi kredit ) dan penambah kas bendahara penerimaan dan tidak diakui sebagai penambah pendapatn LO ( karena sudah diakui sebagai pendapatan saat timbulnya hak untuk menagih ). Jika dibandingkan, pencatatan dengan akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :

Laporan Pelaksanaan Anggaran Uraian Debet Kredit 3.500.000 3.500.00 SILPA


0

Laporan finansial Uraian Debet Kas Bendahara Penerimaan 3.500.00 Piutang Umum 0 1.300.00

Kredit

2.000.000

Piutang Jamkesmas Piutang Jamkesda Piutang Askes PNS Piutang Askes Swasta Pend inst rawat darurat Pend Inst Rawat jalan Pend Inst Inap Pend Inst Penunjang

0 850.000 800.000 600.000 500.000 300.000 1.100.000 1.700.000 2.450.000

b. pencatatan Pendapatan Diterima Dimuka pendapatan Diterima Dimuka merupakan penerimaan pembayaran yang belum disertai dengan penyerahan barang / jasa, atau penerimaan pembayaran yang belum bisa diidentifikasikan ke dalam jenis pendapatan. Pendapatan diterima dimuka termasuk dalam jenis pendapatan. Pendapatan diterima dimuka termasuk dalam jenis utang / kewajiban jangka pendek. Pendapatan diterima dimuka diakui dan dicatat saat kas diterima berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS) dan / atau bukti penerimaan kas. Sebagai contoh : Pada tanggal 3 juli 2010 fungsi kasir RSK Paru Jember menerima pembayaran atas vaoucher / uang muka senilai Rp 600.000 dari pasien rawat inap. Penerimaa uang muka tersebut diterima oleh kasir dan disetorkan kepada Bendahara Penerimaan dengan menggunakan Tanda Bukti Penerimaan (TBP). Bendahara penerimaan menyetorkan uang tersebut ke rekening kas BLUD dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS) dan fungsi akuntasi BLUD tidak melakukan pencatatan dengan akun laporan pelaksanaan anggaran tetapi hanya melakukan pencatatan dengan akun laporan Finansial sebagai berikut :
Tanggal 3 Juli 2010 Uraian Kas Bendahara Penerimaan Pendapatan Diterima dimuka Debet 600.000 Kredit 600.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun Laporan pelaksanaan Anggaran dan laporan Finansial akan tampak seprti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN Uraian Debit Kredit
Tidak ada jurnal

TRANSAKSI FINANSIAL Uraian Debit Kredit


Kas Bend Penerimaan Pend Diterima Dimuka

600.000 600.000

c. pencatatan pendapatan jasa layanan atas atas pendapatan diterima dimuka. Realisasi pendapatan atas pendapatan diterima dimuka diakui ketika BLUD telah melakukan jasa pelayanan. Atas jasa pelayanan tersebut diakui di akun laporan pelaksanaan anggaran berdasarkan laporan realisasi pendapatn dan di akun laporan financial berdasarkan Rekapitulasi pendapatan jasa layanan. Sebagai contoh, tanggal 4 juli 2010, atas pendapatan diterima dimuka sudah dapat diidentifikasikan ke dalam jenis pendapatan berdasarkan jasa yang diberikan oleh BLUD, yaitu pelayanan oleh instalasi Rawat Inap sebesar ( Rp 150.000 ) dan pelayanan oleh instalasi penunjang sebesar ( Rp 200.000) Berdasarkan laporan realisai pendapatan fungsi akuntasni melakukan pencatatan dengana menggunakn akun : laporan pelaksanaan anggaran dan berdasarkan rekapitulasi pendapatan jasa layanan fungsi akuntansi akan melakukan pencatatn ke dalam akun laporan financial.

1) Pencatatan dalam Akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah berdasarkan Laporan Realisasi Pendapatan sebagai berikut: Tanggal
4 Juli 2010 SiLPA Pendapatan Jasa Layanan

Uraian

Debet
350,000

Kredit

350,000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam akun Laporan Finansial adalah berdasarkan Rekapitulasi Pendapatan Jasa Layanan sebagai berikut: Tanggal
4 Juli 2010 Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Ins Rawat Inap Pendapatan Ins Penunjang

Uraian

Debet
350,000

Kredit

150,000 200,000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN Uraian Debit Kredit
SiLPA 350,000

TRANSAKSI FINANSIAL Uraian Debit


Pend Diterima Dimuka

Kredit

350,000

Pend Jasa Layanan

350,000

Pend Rawat Jalan

Pend Inst Penunjang

150,000 200,000

d. Pencatatan Pengembalian Pendapatan Diterima Dimuka. Pengembalian Pendapatan Diterima Dimuka terjadi jika jumlah pendapatan diterima dimuka lebih besar dari jumlah faktur/tagihan. Atas pengembalian Pendapatan Diterima Dimuka kepada wajib bayar, kasir membuat bukti pengeluaran yang diotoriassi oleh pejabat yang berwenang. Berdasarkan bukti pengeluaran tersebut fungsi akuntansi melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial sebagai berikut: Tanggal
4 Juli 2010

Uraian
Pendapatan Diterima Dimuka Kas Bendahara Penerimaan

Debet
250,000

Kredit

250,000

e. Penghapusan Pendapatan Diterima Dimuka Jika Pendapatan Diterima Dimuka sudah tidak memungkinkan untuk direalisasikan karena berbagai macam hal, maka dalam jangka waktu 1 tahun (12 bulan) Pendapatan Diterima Dimuka dihapus dan diakui sebagai Pendapatan Lain-Lain. Sebagai contoh, pasien rawat inap sebagaimana contoh diatas pulang dengan tidak mengambil sisa vouchernya. Pencatatan yang dilakukan oleh fungsi akuntansi atas penghapusan Pendapatan Diterima Dimuka adalah sebagai berikut: Tanggal
4-Jul-11

Uraian
Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Lain-Lain

Debet
250,000

Kredit

250,000

f. Pencatatan Jasa Layanan yang Bersumber dari Pihak Ketiga (Jamkesmas / Jamkesda / Askes PNS / Askes Swasta) 1) Saat BLUD memberikan jasanya kepada pasien Jamkesmas / Jamkesda / Askes PNS / Askes Swasta Saat BLUD memberikan jasanya kepada pasien Jamkesmas / Jamkesda / Askes PNS / Askes Swasta akan dicatat dalam Rekapitulasi Pendapatan BLUD berdasarkan faktur / taguhan.

Pencatatan pendapatan dalam jurnal sama seperti telah dijelaskan dalam ilustrasi sebelumnya. 2) Saat BLUD melakukan klaim berdasarkan verifikasi tim independen Saat BLUD melakukan klaim, fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan, baik dengan akun laporan pelaksanaan anggaran maupun akun laporan financial. Misalnya, berdasarkan jasa pelayanan yang telah diberikan BLUD kepada pasien Jamkesda sebesar Rp 800.000 (sesuai tariff BLUD) tanggal 10 Juli 2010 BLUD melakukan klaim. Dari hasil verifikasi tim independen jumlah klaim disetujui sebesar Rp 700.000 (tariff jamkesda), maka fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan atas transaksi tersebut. 3) Saat dana Jamkesmas / Jamkesda / Askes PNS / Askes Swasta cair Saat Jamkesmas / Jamkesda / Askes PNS / Askes Swasta cair (diterima dalam rekening BLUD), bendahara penerimaan akan mengakui sebagai Pendapatan Jasa Layanan pada Laporan Realisasi Pendapatan sebesar kas yang diterima. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan, rekapitulasi piutang dan Nota Kredit fungsi akuntansi melakukan pencatatan kedalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. Sebagai contoh, tanggal 1 Agustus 2010 telah terbit SP2D atas klaim dana Jamkesda sebesr Rp 700.000. Dalam Rekapitulasi Piutang tampak bahwa piutang jamkesda berkurang sebesar Rp 800.000 bukan sebesar Rp. 700.000
LAPORAN REALISASI PENDAPATAN
TANGGAL : 1 JULI 2010
KODE NO 1 1 REKENIN G 2 URAIAN 3 Pendapata n Jasa 25.000.000 10.000.000 700.000 10.700.000 Layanan TARGET PENDAPATAN 4 5 6 7 SEBELUMNYA Realisasi (Rp ) SAAT INI % S/D SAAT INI PENCAPAIAN TARGET 8=7:4 43%

, Bendahara penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu

() NIP.

REKAPITULASI PIUTANG

Periode : 1 juli 2010


No 1 2 3 4 5 KODE REKENING A B C D E PIUTANG URAIAN Piutang Umum Piutang Jamkesmas Piutang Jamkesda Piutang Askes PNS Piutang Askes Swasta TOTAl SEBELUMNY A 1.800.000 850.000 800.000 600.000 500.000 4.550.000 MUTASI TAMBAH KURANG 800.000 800.000 PIUTANG SAAT INI 1.800.000 850.000 600.000 500.000 3.750.000

Fungsi

akuntansi

berdasarkan

Laporan

Realisasi

Pendapatan,

Rekapitulasi Piutang dan Nota Kredit melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial:

a) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Tangga l


1 Agt 2010 SiLPA Pendapatan Jasa Layanan

Uraian

Debet
700.000

Kredit

700,000

Pencatatan pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah sebesar kas yang diterima yaitu Rp 700.000. b) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial Tanggal Uraian Debet Kredit

4 Juli 2010

Kas Bendahara Penerimaan Biaya Kerugian Piutang Piutang Jamkesmas

700.000 100.000 350,000 800.000

Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial sudah tidak mencatat pendapatan lagi, karena pendapatan sudah diakui dan dicatat saat untuk menagih timbul berdasarkan Rekapitulasi Pendapatan Jasa Layanan. Pencairan akan diakui sebagai pengurang piutang Jamkesda. Dengan adanya pencairan dana Jamkesda sebesar Rp 700.000, piutang Jamkesda sebesar Rp 800.000 telah dianggap tertagih semua dan selisihnya sebesar Rp 100.000 akan dibebankan sebagai Biaya kerugian piutang. Biaya kerugian piutang adalah selisih antara piutan dengan piutang yang tertagih, dalam kasus ini piutang sebesara Rp 800.000 hanya tertagih Rp 700.000, sehingga kerugian piutangnya adalah Rp 100.000. Jika pencairan dana jamkesda lebih besar dari piutang Jamkesda, maka selisihnya akan diakui dan dicatat sebagai Pendapatan LainLain. Alokasi biaya kerugian piutang dan Pendapatan Lain-Lain menjadi wewenang Pimpinan BLUD. Perbandingan pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan

Anggaran dan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut:


LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN Uraian Debit Kredit
SiLPA Pend Jasa Layanan 700.000 700.000

LAPORAN FINANSIAL Uraian Debit


Kas Bendahara Penerimaan Biaya Kerugian Piutang

Kredit

700.000 100.000 800.000

Piutang Jamkesda

g. Pencatatan Pendapatan Diterima Dimuka dari Pihak Penjamin Pelayanan Kesehatan. Beberapa penjamin pembiayaan pelayanan kesehatan memberikan uang muka terlebih dahulu kepada rumah sakit. Praktik ini lazim digunakan untuk mekanisme penjamin dari Jamkesmas yang memberikan dropping dana terlebih kepada masing-masing rumah sakit. Pada saat dana Jamkesmas diterima oleh BLUD, maka berdasarkan Rekening Koran, fungsi akuntansi akan mencatatnya dengan menggunakan akun Laporan Finansial. Sebagai contoh, pada tanggal 3

Januari 2010 diterima dana Jamkesmas oleh RSK Paru Batu sebesar Rp 100.000.000, maka jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut: Tanggal
3-Jan-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pendapatan Diterima Dimuka

Debet
100.000.000

Kredit

1000.000,00 0

Atas penerimaan dana Jamkesmas diakui sebagai Pendapatan diterima Dimuka, karena BLUD belum memberikan jasanya atas penerimaan dana Jamkesmas tersebut. Pencatatan hanya dilakukan dengan menggunakan akun Laporan Finansial, tanpa akun Laporan Pelaksanaan Anggaran. Perbandingan pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial adalah sebagain berikut:
LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN Uraian Debit Kredit
Tidak ada Jurnal

Uraian
Pend Diterima Dimuka

LAPORAN FINANSIAL Debit


100.000.000

Kredit

Kas Bend Penerimaan

1000.000.000

Saat dana Jamkesmas cair fungsi akuntansi tidak mencatat sebagai penambah kas bendahara penerimaan tapi sebagai pengurang pendapatan diterima dimuka. Pencatatan oleh fungsi akuntansi dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut: Tanggal
1 Agt 2010

Uraian
Pendapatan Diterima Dimuka Biaya Kerugian Piutang Piutang Jamkesmas

Debet
700.000 100.000

Kredit

800.000

2. Pendapatan Hibah. a. Pencatatan Hibah Berupa Kas Tanggal 1 Agustus RSK Paru Batu meneriman hibah dari Yayasan Paru Indonesia berupa uang tunai senilai Rp 5.000.000.

Berdsarkan bukti penerimaan kas (kuitansi) maka fungsi akuntansi RSK Paru Batu akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Jurnal yang dibuat dengan menggunakan akun laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut: Tanggal
1 Agt 2010 SiLPA Pendapatan Hibah-LRA

Uraian

Debet
5.000.000

Kredit

5.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Jurnal yang dibuat dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut: Tanggal
1 Agt 2010

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pendapatan Hibah-LO

Debet
5.000.000

Kredit

5.000.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran, dan laporan financial akan tanpak seperti di bawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN Uraian Debit Kredit
SiLPA Pend Hibah 5.000.000 5.000.000

TRANSAKSI FINANSIAL Uraian Debit Kredit


Kas Bend Penerimaan Pendapatan Hibah

5.000.000 5.000.000

b. Pencatatan Hibah Berupa Barang Pakai Habis Tanggal 10 Agustus RSK Paru Batu menerima hibah dari Yayasan Paru Indonesia berupa alat kesehatan habis pakai. Harga pasar dari alat kesehatan habis pakai tersebut adalah Rp 3.000.000. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang maka fungsi akuntansi RSK Paru Batu akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan Akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan pendapatan hibah dalam bentuk barang pakai habis, selain dicatat sebagai pendapatan jumlah yang sama juga dicatat

sebagai belanja barang dan jasa dengan obyek belanja bahan pakai habis. Jurnal yang dibuat dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut: Tanggal
10 Agt 2010

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pendapatan Hibah-LO Belanja Bahan Pakai Habis SiLPA

Debet
3.000.000

Kredit

3.000.000 3.000.000 3.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan hibah dalam bentuk barang pakai habis tergantung dari metode pencatatan persediaan yang digunakan oleh BLUD. Jika BLUD menggunakan metode fisik dalam mencatat persediaannya maka atas jumlah yang sama dengan pendapatan hibah akan dicatat sebagai biaya bahan. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tanggal
10 Agt 2010

Uraian
Biaya bahan Pendapatan Hibah-LO

Debet
3.000.000

Kredit
3.000.000

Sebaliknya, jika BLUD menggunakan metode perpetual dalam mencatat persediaannya maka atas jumlah yang sama dengan pencapatan hibah akan dicatat sebagai persediaan bahan pakai habis. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Tanggal
10 Agt 2010

Uraian
Persediaan Bahan Pakai Habis Pendapatan Hibah-LO

Debet
3.000.000

Kredit
3.000.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian SiLPA Pend Hibah-LRA Belanja bahan SiLPA Debit 3.000.000 3000.000 3.000.000 Kredi 3.000.000

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Biaya bahan Pendapatan Hibah-LO ATAU Persediaan Bahan Pendapatan Hibah-LO Debit 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Kredit 3.000.000

c. Pencatatan Hibah Berupa Barang Modal Jika pada tanggal 10 Agustus 2010 RSK Paru Batu menerima hibah dari Yayasan Paru Indonesia berupa alat kedokteran. Harga pasar dari alat kedokteran tersebut adalah Rp 7.000.000. berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang maka fungsi akuntansi RSK Paru Batu melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan pendapatan hibah dalam bentuk barang modal, selain dicatat sebagai pendapatan jumlah yang sama juga dicatat sebagai belanja modal. Jurnal yang dibuat dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut: Tanggal
10 Agt 2010

Uraian
Belanja Modal Pendapatan Hibah-LRA

Debet
7.000.000

Kredit
7.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Atas perolehan hibah dalam bentuk barang modal selain dicatat sebagai pendapatan hibah juga dicatat sebagai asset tetap. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tanggal
10 Agt 2010

Uraian
Peralatan dan Mesin Pendapatan Hibah-LO

Debet
7.000.000

Kredit
7.000.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian Belanja Modal Pend Hibah-LRA Debit 7.000.000 Kredi 7.000.000

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Peralatan dan Mesin Pendapatan Hibah-LO Debit 7.000.000 Kredit 7.000.000

3. Pendapatan dari Hasil Kerjasama dengan Pihak lain. a. Pencatatan pendapatan dan piutang hasil kerjasama RSK Kusta Kediri mengadakan kerjasama dalam bentuk sewa tempat untuk usaha fotocopy. Dalam nota perjanjian disebutkan bahwa untuk pembayaran sewa dilakukan sertiap ajhir bulan sebesar Rp 1.000.000.

Pada 31 Agustus 2010 belum ada pembayaran untuk sewa tempat, atas tunggakan tersebut telah dicatat di dalam Rekapitulasi Piutang. Berdasarkan Rekapitulasi Piutang fungsi akuntansi hanya melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Tanggal
31 Agt 2010

Uraian
Piutang Hasil Kerjasama Pendapatan Hasil Kerjasama

Debet
1.000.000

Kredit

1.000.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian Tidak Ada Jurnal Debit Kredit Piutang Kerjasama Pend Hasil Kerjasama

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Hasil Debit 1.000.000 Kredit

1.000.000

b. Pencatatan pelunasan piutang hasil kerjasama Tanggal 10 September 2010 terdapat pembayaran atas piutang hasil kerjasama. Atas pembayaran tersebut telah dicatat di rekapitulasi piutang sebagai mutasi kurang.

REKAPITULASI PIUTANG
KODE PIUTANG SEBELUMNYA
1.000.000

TaTanggal : 10 September 2010 NO URAIAN


REKENING
1 Piutang Hasil Kerjasama

MUTASI TAMBAH KURANG


1.000.000

PIUTANG SAAT INI


-

TOTAL

1.000.000

1.000.000

Berdasarkan Rekapitulasi pencatatan dengan

Piutang,

fungsi akun

akuntansi melakukan Laporan Pelaksanaan

menggunakan

Anggaran dan Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut:

Tanggal
10-Sep-10

Uraian
SiLPA Pendapatan Hasil Kerjasama

Debet
1.000.000

Kredit
1.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut: Tanggal
10-Sep-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pendapatan Hasil Kerjasama

Debet
1.000.000

Kredit
1.000.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini:
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian Debit SiLPA 1.000.000 Pend Hasil Kerjasama Kredit 1.000.000

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Kas Bend Penerimaan Piutang Hasil Kerjasama Debit 1.000.000 Kredit 1.000.000

4. Pendapatan dari APBD Pendapatan dari APBD diakui dan dicatat berdasarkan SP2D dan Pengesahan SPJ GU yang bersumber dari dana Kas Umum Daerah. Berikut adalah beberapa cara pencatatan SP2D dan Pengesahan SPJ ke dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. a. Diterima oleh fungsi akuntansi SP2D LS tanggal 20 Sept 2010 dengan rincian sebagai berikut: Pembebanan (Afektasi) : Belanja Modal Gedung Tempat Kerja 80.000.000 Potongan 1 PPN Potongan 2 Pendapatan Denda Keterlambatan Jumlah Potongan Jumlah Dibayarkan 12.000.000 20.000.000 60.000.000 8.000.000

Berdasarkan SP2D tersebut fungsi akuntansi mencatat kedalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut : Tanggal Uraian
Blj Modal Gedung Tempat Kerja Pend. Denda Keterlambatan SiLPA

20-Sept-10

Debet
80.000.000

Kredit

12.000.000 68.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut : Tanggal
20-Sep-10

Uraian
Gedung (asset tetap) Ekuitas Utang PPN Pendapatan denda keterlambatan Pendapatan APBD

Debit
80.000.00 0 12.000.00 0 8.000.000

Kredit

8.000.000 12.000.00 0 80.000.00 0

Atas pendapatan denda keterlambatan kasnya tidak diterima oleh BLUD, tetapi langsung masuk ke Kas Umum Daerah. Pendapatan denda keterlambatan diperlakukan seakan-akan ada kas yang masuk dari pendapatan kemudian disetor ke Kas Umum Daerah, sehingga atas penyetoran tersebut akan mengurangi ekuitas. Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan

anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :


TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian Belanja Modal Gedung Debit 80.000.000 12.000.000 68.000.000 Kredit

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Gedung (asset tetap) Ekuitas Utang PPN Debit 80.000.00 0 12.000.00 0 8.000.000 8.000.000 Kredit

P. Denda Keterlambatan SiLPA

Pendapatan Denda Pendapatan APBD

12.000.000 80.000.000

b. Diterima oleh fungsi akuntansi SP2D Gaji tanggal 1 Oktober 2010 dengan rincian sebagai berikut : Pembebanan (Afektasi) : Gaji Pokok Tunjangan Jabatan Pembulatan Gaji Potongan 1 PPh 21 Potongan 2 pembulatan Gaji Jumlah Potongan Jumlah Dibayarkan 450 500.450 11.503.000 500.000 10.000.000 2.000.000 3.450

Berdasarkan SP2D tersebut fungsi akuntansi mencatat ke dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut :
Tanggal
1-Oct-10

Uraian
Gaji Pokok Tunjangan Jabatan Pembulatan Gaji SiLPA

Debet
10.00.000 2.000.000 3.000

Kredit

12.003.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :

Tanggal
1-Oct-10

Uraian
Biaya Pegawai Utang PPh 21 Pendapatan APBD

Debet
12.003.000 500.000

Kredit

500.000 12.003.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian Gaji Pokok Tunjangan Jabatan Pembulatan Gaji SiLPA Debit 10.000.000 2.000.000 3.000 12.003.00 0 Kredit

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian Biaya Pegawai Utang PPh 21 Pendapatan APBD Denit 12.003.000 500.000 Kredit 500.000 12.003.000

Dalam contoh diatas, tampak jumlah pendapatan APBD diakui sebesar Rp 12.003.000 (setelah dikurnangi dengan potongan 2 pembulatan ngaji), karena rekening potongan sama dengan mengurangi realisasi belanja, sehingga potongan pembulatan gaji akan mengurangi realisasi belanja pembulatan gaji, berbeda dengan conto sebelumnya dimana rekening potongan berbeda dengan rekening belanjanya, sehingga pendapatan APBD diakui bruto sebelum dikurangi dengan potongan. c. Diterima oleh fungsi akuntansi SP2D GU tanggal 1 Oktober 2010 dengan rincian sebagai berikut : Pembebanan (Afektasi) : Kas Bendahara Pengeluaran 200.000.000

Jumlah Dibayarkan

200.000.000

Berdasrkan SP2D tersebut fungsi akuntansi hanya mencatat kedalam jurnal dengan menggunakan akun laporan financial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :
Tanggal
1-Oct-10

Uraian
Kas Bendahara Pengeluaran Ekuitas

Debet
200.000.00 0

Kredit

200.000.00 0

SP2D GU tidak diakui sebagai pencapatan APBD tetapi sebagai penambah ekuitas. Pengakuan pendapatan APBD adalah saat SPJ UP/GU/TU disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendarahan. d. Pengesahan SPJ yang diterima oleh fungsi akuntansi di BLUD dicatat di aku Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut :
Tanggal Uraian
Honorarium Nara Sumber Belanja ATK SILPA

Debet
xxxx xxxx xxxx

Kredit

xxxx

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :
Tanggal Uraian
Honorarium Nara Sumber Belanja ATK Kas Bendahara Pengeluaran Ekuitas Pendapatan APBD

Debit
xxxx xxxx xxxx

Kredit

xxxx xxxx

5. Pendapatan dari APBN Pendapatan dari APBN diakui dan dicatat berdasarkan SP2D atau nota kredit. Ketika SP2D atau nota kredit diterima oleh Bendahara Penerimaan BLUD pada saat itu diakui penambahan Pendapatan dari APBN di Laporan Finansial. Tidak dilakukan pencatatan di akun Laporan Pelaksanaan Anggaran karena pendapatan dari APBN tidak dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Anggaran. 6. Lain lain Pendapatan BLUD yang sah a. Hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, diakui pada saat kas diterima atau saat hak untuk menagih timbul berdasarkan dokumen penerimaan kas atau dokumen piutan BLUD. Ilustrasi berikut sebagai contoh :

1) Pada tanggal 5 Oktober 2010 RSK Paru Batu melakukan penjualan atau sisa bangunan yang dirobohkan. Atas penjualan tersebut telah diterima kas sejumlah Rp 1.500.000. Berdasarkan dokumen penerimaan kas tersebut, fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Realisasi Anggaran dan akun Laporan Finansial. a) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut :
Tanggal
5-Oct-10 SiLPA Pend Kekayaan

Uraian
Hasil Penjualan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.000

a) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :
Tanggal
5-Oct-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pend Hasil Penjualan Kekayaan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
SiLPA Pend Hasil Penjualan Kekayaan

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Kas Bend Penerimaan Pend Hasil Penjualan Kekayaan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.00 0

Denit
1.500.000

Kredit
1.500.000

2) Jika transaksi pada tanggal 5 Oktober 2010 diatas belum dibayar, tetapi sudah ada penyerahan barang berdasarkan bukti serah terima barang, maka fungsi akuntansi akun janya Laporan melakukan Finansial pencatatan dengan menggunakan

sebagai berikut : a) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :

Tanggal
5-Oct-10

Uraian
Piutang Hasil Penjualan Kekayaan Pend Hasil Penjualan Kekayaan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.000

3) Atas pelunasan piutang bedasarkan transaksi diatas tanggal 20

Oktober 2010 maka fungsi akuntansi melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial sebagai berikut : a) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran adalah sebagai berikut :
Tanggal
20-Oct-10 SiLPA Pend Kekayaan

Uraian
Hasil Penjualan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.000

b) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :
Tanggal
20-Oct-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Piutang Hasil Penjualan Kekayaan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.00 0

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
SiLPA Pend Hasil Penjualan Kekayaan

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Kas Bend Penerimaan Pend Hasil Penjualan Kekayaan

Debit
1.500.000

Kredit
1.500.00 0

Denit
1.500.000

Kredit
1.500.000

b. Jasa giro, diakui pada saat kas diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas missal rekening Koran. Contoh berikut sebagai ilustrasi : Berdasarkan rekening Koran tertanggal 31 Oktober 2010 terdapat transaksi pendapatan jasa giro sebesar Rp 500.000. Berdasarkan rekening Koran tersebut fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial sebagai berikut :

1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan dalam jurnal pendapatan jasa giro dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran :
Tanggal
31-Oct-10

Uraian
SiLPA Pend Jasa Giro Bend Penerimaan

Debit
500.000

Kredit
500.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan transaksi pendapatan jasa giro dengan menggunakan akun Laporan Finansial :
Tanggal
31-Oct-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pend Jasa Giro Bend Penerimaan

Debit
500.000

Kredit
500.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
SiLPA Pend Jasa Giro Bend Penerimaan

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Kas Bend Penerimaan Pend Jasa Giro Bend Penerimaan

Debit 500.000

Kredit 500.000

Denit 500.000

Kredit 500.000

c. Pendapatan bunga, diakui pada saat diterima berdasarkan dokumen penerimaan kas. Contoh berikut sebagai ilustrasi : Berdasarkan rekening Koran tertanggal 31 Oktober 2010 terdapat transaksi pendapatan bunga atas deposito (kurang dari 3 bulan) sebesar Rp 1.000.000. Berdasarkan rekening Koran tersebut fungsi akuntansi melakukan pencatatan dalam jurnal dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial sebagai berikut : 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan transaksi pendapatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran :
Tanggal
31-Oct-10

Uraian
SiLPA Pend Bunga Deposito

Debit
1.000.000

Kredit
1.000.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial

Pencatatan transaksi pendapatan jasa giro dengan menggunakan akun Laporan Finansial :

Tanggal
31-Oct-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pend Bunga Deposito

Debit
500.000

Kredit
500.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
SiLPA Pend Bunga Deposito

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Kas Bend Penerimaan Pend Bunga Deposito

Debit 1.000.000

Kredit 1.000.000

Denit 1.000.000

Kredit 1.000.000

d. Pendapatan keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, timbul akibat adanya perubahan kurs mata uang asing. Pendapatan ini diakui jika sudah ada realisasi, artinya mata uang asing tersebut telah ditukarkan ke dalam mata uang rupiah. Contoh berikut sebagai ilustrasi : RSK Kusta Kediri pada bulan Januari 2010 menerima hibah berupa mata uang asing sebesar $ 500 USA. Pada saat itu kurs tengah Bank Indonesia Rp 9.000, sehingga atas pendapatan hibah tersebut diakui menambah kas sebesar Rp 4.500.000. Pada tanggal 1 Nopember 2010 mata uang asing tersebut ditukarkan ke dalam mata uang rupiah, dimana pada saat ini kurs tengah Bank Indonesia adalah Rp 10.000. Atas transaksi tanggal 1 Nopember 2010, fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial : 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan transaksi keuntungan selisih nilain tukar rupiah terhadap mata uang asing dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran :
Tanggal
01-Nop-10

Uraian
SiLPA Pend Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah

Debit
500.000

Kredit
500.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan transaksi keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dengan menggunakan akun Laporan Finansial :
Tanggal
01-Nop-10

Uraian
Kas Bendahara Penerimaan Pend Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah

Debit
500.000

Kredit
500.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
SiLPA Pend keuntungan selisih nilai tukar rupiah

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Kas Bend Penerimaan Pend keuntungan selisih nilai tukar rupiah

Debit 500.000

Kredit 500.000

Denit 500.000

Kredit 500.000

e. Komisi, potongan ataupun bentuk lain, sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD dikurangkan dari harga pembelian dan diakui sebagai pendapatan. Contoh berikut sebagai ilustrasi : Pada tanggal 5 Nopember 2010 BP4 Pamekasan melakukan pembelian 100 Rim kertas Rp 5.000.000. Atas pembelian tersebut terdapat potongan harga 10%. Jumlah yang dibayarkan adalah Rp 4.500.000. Potongan harga sebesar Rp 500.000 akan diakui sebagai pendapatan potongan. Berdasarkan kuitansi pembelian maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial : 1) Pencatatan dalam akun Laporan Pelaksanaan Anggaran Pencatatan transaksi potongan pembelian dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran :

Tanggal
05-Oct-10

Uraian
Belanja Alat Tulis Kantor SiLPA Pendapatan Potongan Pembelian

Debet
5.000.000

Kredit

4.500.000 503.000

2) Pencatatan dalam akun Laporan Finansial Pencatatan transaksi potongan pembelian dengan menggunakan akun Laporan Finansial :
Tanggal
05-Oct-10

Uraian
Belanja Alat Tulis Kantor Kas Bendahara Pengeluarnan Pendapatan Potongan Pembelian

Debet
5.000.000

Kredit

4.500.000 503.000

Jika dibandingkan, pencatatan dalam akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN
Uraian
Belanja ATK SiLPA Pend Potongan Pembelian

TRANSAKSI FINANSIAL
Uraian
Biaya ATK

Debit
5.000.000

Kredit
4.500.000 500.000

Debit
5.000.000

Kredit
4.500.00 0 500.000

Kas Bendahara Pengeluaran Pend Potongan Pembelian

3.5. PENGUKURAN Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima. Pendapatan yang diperoleh dalam mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BIAYA 4.1. DEFINISI 1. Biaya-LRA atau biasa disebut belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah dan/atau Rekening Kas BLUD yang mengurangi saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayaran kembali oleh BLUD.

2. Biaya-LO atau biasa disebut dengan biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar kas atau berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas bersih. 4.2. KLASIFIKASI BIAYA Biaya BLUD diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Biaya Operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi. Biaya Operasional terdiri dari :
a. Biaya Pelayanan, mencakup seluruh biaya operasional yang

berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi : 1. Biaya pegawai; 2. Biaya bahan; 3. Biaya jasa pelayanan; 4. Biaya pemeliharaan; dan 5. Biaya barang dan jasa
b. Biaya Umum dan Administrasi ; mencakup seluruh biaya

operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan, meliputi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Biaya pegawai; Biaya administrasi kantor; Biaya pemeliharaan; Biaya barang dan jasa; Biaya promosi; dan Biaya umum dan administrasi lain lain beban BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. Terdiri dari : a. Biaya bunga; b. Biaya Administrasi Bank; c. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap; d. Biaya Kerugian Penurunan Nilai; dan e. Biaya Non Operasional lain lain 4.3. PENGAKUAN BIAYA 4.3.1. Pengakuan Biaya pada LRA

2. Biaya Non Operasional; mencakup seluruh biaya yang menjadi

1. Pengakuan belanja atas pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah yaitu saat SP2D LS diterbitkan 2. Pengakuan belanja atas pengeluaran dari Rekening Kas Bendahara Pengeluaran BLUD, yaitu saat pertanggungjwaban penggunaan dana UP / GU / TU dan fungsional telah disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan 4.3.2. Pengakuan Biaya pada LO 1. Pengakuan biaya atas pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yaitu berdasarkan SP2D LS 2. Pengakuan biaya atas pengeluaran dari Rekening Kas Bendahara Pengeluaran BLUD yaitu berdasarkan Pengesahan SPJ
3. Kewajiban BLUD yang belum terbayar diakui sebagai biaya pada

akhir periode 4.4. PENCATATAN BIAYA 1. Pencatatan Belanja atas Pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah Pada laporan Finansial atas belanja dari Rekening Kas Umum Daerah dicatat sebagai biaya atau penambah asset berdasarkan SP2D LS, contoh berikut sebagai ilustrasi :

a. Saat Belanja Modal Tanggal 27 Maret 2010 bagian penerimaan Barang RSK Paru Dungus telah menerima 2 unit PC @ 6.500.000. atas penerimaan tersebut telah dibuatkan Berita Acara Serha Terima Barang tertanggal 27 Maret 2010. Berdasarkan Berita Acara Serah Treima Barang dan kelengkapan dokumen lainnya, PPK SKPD akan membuat SPM LS nomor 001. Tanggal 31 Maret BPKAD telah menerbitkan SP2D LS sebagai berikut :

Pembebanan (Afektasi) : Belanja Modal peralatan kantor & RT Potongan 1 PPN Jumlah potongan Jumlah dibayarkan 11,700,000 Fungsi akuntansi RSK Paru Dungus akan melakukan pencatatan dan pengakuan belanja dan penambahan asset langsung berdasarkan SP2D LS sebagai berikut : 1) Pencatatan dengan menggunakan akun laporan Pelaksanaan Anggaran. Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran dalam jurnal adalah sebagai berikut :
Tanggal 31-Mar-10 Uraian Blj Modal Peralatan Kantor & RT SiLPA Debit 13,000,000 Kredit 13,000,000

13,000,000

1,300,000 1,300,000

2) Pencatatan dengan menggunakan Akun Laporan Finansial Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan financial dalam jurnal adalah sebagai berikut :

Tanggal 31-Mar-10

Uraian Peralatan Kantor & RT Utang PPN

Debit 13.000.00 0 1.300.000

Kredit

1.300.000

Pendapatan APBD 13.000.000 Pencatatan dalam akun Laporan Finansial tidak diakui sebagai biaya tapi diakui sebagai penambah aset. Jika dibandingkan, pencatatan dengan akun laporan pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti di bawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN Uraian Debit Kredit Blj Modal 13.000.00 Peralatan Kantor & RT 0 TRANSAKSI FINANSIAL Uraian Debit Peralatan Kantor 13.000.000 & RT Kredit

SiLPA

13.000.000

Utang PPN Pendaoatn APBD

1.300.000

1.300.000 13.000.000

Belanja alat kesehatan habis pakai dalam Laporan Finansial dicatat dan diakui menambah biaya jika metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode fisik, tetapi jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode perpetual maka benaja alat kesehatan pakai habis akan diakui menambah persedian. Contoh pencatatan jurnal jika metode perpetual yang digunakan dalam mencatat persediaan adalah sebagai berikut :
Tanggal 31-Mar-10 Uraian Peralatan Alkes Pakai Habis Utang PPN Pendapatan APBD Debit 20.000.00 0 2.000.000 Kredit

2.000.000 20.000.000

b. Saat belanja Barang dan Jasa Tanggal 27 Maret 2010 bagian penerimaan Barang RSK Paru Dungus telah menerima alat kesehatan pakai habis senilai Rp. 20.000.000. atas penerimaan tersebut telah dibuatkan Berita Acara Serah Terima Barang tertanggal 27 Maret 2010. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang dan kelengkapan dokumen lainnya, PPK SKPD akan membuat SPM LS nomor 003. BPKAD telah menerbitkan SP2D LS sebagai berikut : Pembebanan (Afektasi) : Belanaj Alat Kesehatan Pakai Habis Potongan 1 PPN Jumlah Potongan 2,000,000 Jumlah dibayarkan 18,000,000 Fungsi akuntansi RSK Paru Dungus akan melakukan pencatatan dan pengakuan belanja atau penambahan asset berdasarkan SP2D LS. Fungsi akuntansi melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial. 1) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran

20,000,000

2,000,000

Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggran dalam jurnal adalah sebagai berikut :
Tanggal 31-Mar-10 Uraian Blj Alat Kesehatan Pakai Habis SiLPA Debit 50,000,000 Kredit 50,000,000

2) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial adalah sebagai berikut :
Tanggal 31-Mar-10 Uraian Peralatan Alkes Pakai Habis Utang PPN Pendapatan APBD Debit 20.000.00 0 2.000.000 Kredit

2.000.000 20.000.000

Belanja alat kesehatan habis pakai dalam Laporan Finansial dicatat dan diakui menambah biaya jika metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode fisik, tetapi jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode perpetual maka belanja alat kesehatan pakai habis akan dikaui menambah persediaan. Contoh
Tanggal 31-Mar-10

pencatatan

jurnal

jikan

metode

perpetual
Kredit

yang

digunakan dalam mencatat persediaan adalah sebagai berikut :


Uraian Peralatan Alkes Pakai Habis Utang PPN Pendapatan APBD Debit 20.000.00 0 2.000.000

2.000.000 20.000.000

Jika

dibandingkan,

pencatatan

dengan

akun

laporan

pelaksanaan anggaran dan laporan financial akan tampak seperti dibawah ini :
TRANSAKSI REALISASI ANGGARAN Uraian Debit Kredit Blj Alkes Pakai 20.000.000 habis SiLPA 20.000.000 Uraian Biaya Alkes TRANSAKSI FINANSIAL Debit Kredit 20.000.000

Pakai Habis Utang PPN 2.000.000 2.000.000 Pendapatan APBD (Pencatatan jika menggunakan metode fisik) Atau Pers Alkes Pakai 20.000.000 Habis Utang PPN Pendapatan APBD (Pencatatan perpetual) jika 2.000.000 2.000.000 20.000.000 metode

menggunakan

2. Pencatatan Belanja atas Pengeluaran dari rekening Kas Bendahara Pengeluaran (dana UP/GU/TU/Fungsional). Pencatatan belanja / biaya atas pengeluaran dari rekening Kas Bendahara Pengeluaran (dana UP/GU/TU/Fungsional) dengan akun laporan pelaksanaan anggaran dan akun laporan financial adalah berdasarkan Pengesahan SPJ yang sudah disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Missal pada tanggal 3 Januari 2010 diterima oleh fungsi akuntansi Pengesahan SPJ GU untuk periode bulan Desember 2010 dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagai berikut :

PENGESAHAN SPJ GU Sumber dana : Subsidi Tanggal : 31 Desember 2010


NO 1 2 3 4 5 6 7 KODE REKENING A B C D E F G URAIAN Belanja ATK Belanja Alkes Pakai Habis Belanja Dokumentasi Belanja cetak Belanja air Belanja Listrik Belanja Telepon TOTAL JUMLAH 1,500,000 15,000,000 10,000,000 2,000,000 1,000,000 2,000,000 1,500,000 33,000,000 KET

Atas pengesahan SPJ GU tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan akun Laporan Finansial sebagai berikut : a. Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran
Tanggal 31-Dec-10 Uraian Belanja ATK Belanja Alkes Pakai Habis Belanja Dokumentasi Belanja cetak Belanja air Belanja Listrik Belanja Telepon SiLPA Debit 1,500,000 15,000,000 10,000,000 2,000,000 1,000,000 2,000,000 1,500,000 Kredit

33,000,000

b. Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial


Tanggal 31-Dec-10 Uraian Biaya ATK Biaya Alkes Pakai Habis Biaya Dokumentasi Biaya cetak Debit 1,500,000 15,000,000 10,000,000 2,000,000 Kredit

Biaya air Biaya Listrik Biaya Telepon Kas

1,000,000 2,000,000 1,500,000 Bendahara 33,000,000 33,000,000 33,000,000

Pengeluaran Ekuitas Pendapatan APBD

Asumsi : metode pencatatan persediaan menggunakan metode fisik


Tanggal 31-Dec-10 Uraian Persediaan Alkes Pakai Habis Biaya ATK Biaya Dokumentasi Biaya Cetak Biaya Air Biaya Listrik Biaya Telepon Kas Bendahara Pengeluaran Ekuitas Pendapatan APBD Debit 15.000.000 1.500.000 10.000.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.500.000 Kredit

33.000.000 33.000.000 33.000.000

Asumsi : metode pencatatan persediaan menggunakan metode perpetual

Belanja air, listrik dan telepon yang tampak dalam Pengesahan SPJ di atas adalah pemaikan air, listrik dan telepon bulan Nopember yang dibayar pada bulan Desember. Kewajiban BLUD atas pemakaian air, listrik, dan telepoon bulan Desember diakui sebagai biaya akhir periode. Jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi untuk mengakui Kredit kewajiban BLUD yang belum terbayar adalah sebagai berikut : Tanggal 31-Dec-10 Uraian Biaya Air Biaya Listrik Biaya Telepon Utang belanja air Utang belanja listrik Utang belanja telepon Debit 1,200,000 2,300,00 1,000,000

1,200,000 2,300,000 1,000,000

Mencatat biaya air, listrik, telepon bulan desember yang belum terbayar

3. Pencatatan perlunasan belanja Belanja air, listrik dan telepon bulan Desember 2010 dibayar pada bulan Januari 2011. Missal tanggal 5 Pebruari 2011 diterima oleh fungsi akuntansi Pengesahan SPJ bulan Januari 2011 sebagai berikut : PENGESAHAN SPJ GU

Sumber dana : Subsidi Tanggal : 31 Januari 2011


NO 3 4 5 6 7 KODE REKENING C D F G H URAIAN Belanja Dokumentasi Belanja cetak Belanja air Belanja Listrik Belanja Telepon TOTAL JUMLAH 10,000,000 2,000,000 1,200,000 2,300,000 1,000,000 16,500,000 KET

Bedasarkan pengesahan SPJ tersebut fungsi akuntansi melakukan pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran dan Akun Laporam financial sebagai berikut : a. Pencatatan dengan menggunakan akun laporan Pelaksanaan Anggaran
Tanggal 31-Jan-11 Uraian Belanja Dokumentasi Belanja cetak Belanja air Belanja Listrik Belanja Telepon SiLPA Debit 10,000,000 2,000,000 1,200,000 2,300,000 1,000,000 Kredit

16,500,000

Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran sesuai dengan pengesahan SPJ.

b. Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial


Tanggal 31-Jan-11 Uraian Biaya Dokumentasi Biaya cetak Utang air Utang Listrik Utang Telepon Kas Bendahara Pengeluaran Ekuitas Pendapatan APBD Debit 10.000.000 2.000.000 1.200.000 2.300.000 1.000.000 16.500.000 16.500.000 Kredit

16.500.000

Belanja

air,

listrik,

Telepon

dalam

pencatatan

dengan

menggunakan akun Laporan Finansial tidak diakui sebagai biaya (biaya sudah diakui pada akhir periode) tetapi diakui sebagai pengurang utang air, listrik dan telepon. 4.5. PENGUKURAN

Biaya diukur menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. Biaya yang diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan biaya.

BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LANCAR Suatu asset diklasifikasikan sebagai asset lancer jika diharapkan segera dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 ( dua belas ) bulan sejak tanggal pelaporan. Asset lancer terdiri dari : a. Kas dan setara kas b. Investasi jangka pendek c. Piutang d. Piutang lain lain e. Persediaan Berikut ini diuraikan kebijakan akuntansi untuk masing masing jenis asset lancer. 5.1 KAS DAN SETARA KAS 5.1.1. Definisi 1. Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat bias digunakan untuk membiayai kegiatan BLUD/investasi jangka pendek sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta bebas resiko perubahan nilai yang signifikan. 2. Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan. Pengertian kas juga meliputi seluruh uang yang harus dipertanggung jawabkan ( UYHD )/ uang persedian ( UP ) yang belum dipertanggung jawabkan hingga tanggal penyusunan rencana. 3. Saldo simpanan di bank yang dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo simpanan atau rekening di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. 4. Termasuk dalam pengertian setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo pendek, yaitu 3 ( tiga ) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Pengertian setara kas ini juga meliputi deposito bulanan atau 3 bulanan yang dapat diperpanjang lagi. 5. Kas terdiri atas : a. Kas bendahara penerimaan; b. Kas dibendahara pengeluaran; c. Kas di bank 6. Kas dibendahara penerimaan adalah jumlah uang yang berada di brangkas atau direkening bank bendahara penerimaan yang merupakan sisa dana fungsional

7. Kas di bendahara pengeluaran adalah jumlah uang yang berada di brangkas atau direkening bank bendahara pengeluaran yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas belanja yang telah dianggarkan dalam APBD yang bersumber dari SP2D UP / GU / TU / LS 8. Sisa dana fungsional di bendahara pengeluaran pada akhir tahun disetorkan ke bendahara penerimaan. 9. Kas di bank merupakan jumlah uang yang berada di rekening bank bendahara, untuk baik bendahara laporan penerimaan pertanggung maupun jawaban bendahara pengeluaran. Penggunaan akun kas di bank ini di tujukan membuat bendahara penerimaan dan bendahara pengeluuaran. Dengan kata lain, penggunaan akun ini bukan untuk penjurnalan, melainkan untuk pencataan dalam Buku Kas Umum ( BKU ) Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan. 10.Setara kas terdiri atas : a. Simpanan di bank dalam bentuk deposito kurang dari 3 ( tiga ) bulan. b. Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 ( tiga ) bulan.

5.1.2.

pengakuan 1. Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang. Sebagai ilustrasi, berikut ini di berikan contoh : RSK Kusta Sumber Glagah menerima SP2D GU sebesar Rp. 200.000.000,00 pada tanggal 15 oktober 2010. Berdasarkan SP2D GU tersebut fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 200.000.000

Kredit 200.000.000

ekuitas 2. Kas di bendahara pengeluaran pada akhir

tahun

anggaran

merupakan sisa dana uang persediaan (UP/GU/TU)yang sampai akhir tahun masih berada di bendahara pengeluaran. 3. Jika pada akhir periode akuntansi terdapat sisa kas di bendahara pengeluaran bersumber dari SP2D LS, atas sisa kas tersebut tidak di akui sebagai pendapatan dilakukan melainkan jurnal sebagai balik utang belanja ( transaksi non anggaran ). Pada saat pembayaran atas utang belanja tersebut tanpa melibatkan penganggaran belanja. Berikut ini disajikan ilustrasi:

Pada

tanggal

31

Desember

2010

didapat

sejumlah

uang

Rp.

4.500.000,00 direkening bank bendahara pembayaran uang yang bersumber dari SP2D LS untuk pembayaran uang lembur pegawai bualan desember. Uang lembur tersebut baru dibayarkan pada tanggal 4 januari 2011. Jurnal yang dibuat oleh transaksi adalah : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 4.500.000

Kredit

Utang belanja lembur 4.500.000 Pembayaran uang lembur kepada pegawai pada tanggal 4 januari 2011 akan dicatat sebagai berikut : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 4.500.000

Kredit

ekuitas 4.500.000 Utang belanja pegawai merupakan utang jangka pendek yang harus dilunasi sbelum 12 bulan. Atas munculnya utang belanja pegawai pada akhir periode akuntansi,BLUD tidak perlu menganggarkan melalui rekening pembiayaan mengingat sifat utang tersebut adalah utang jangka pendek dan telah diselenggarakan pada tahun sebelumnya di pos belanja. 4. Kas dibendahara penerimaan menampung pendapatan fungsional yang diterima ileh BLUD. Jadi, mutasi tanbah kas yang ada di rekening bendahara bank bendahara penerimaan akhir merepresentasikan tahun anggaran peneriman pendapatan fungsional. Saldo rekening kas dan bank di penerimaan pada merepresentasikan Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran ( SILPA ) pada tahun yang bersangkutan. 5. Deposito berjangka kurang dari 3 ( tiga ) bulan diakui pada akhir periode pelaporan berdasarkan nilai nominal yang tercatat dalam deposito tersebut. kas Pengeluaran BLUD kas yang digunakan surat untuk mendepositokan dengan dilakukan BLUD. dengan perintah untuk

pemindahbukuan yang diterbitkan oleh bendahara penerimaan persetujuan Pimpinan Pengeluaran kas investasi jangka pendek yang kurang dari 3 ( tiga ) bulan ini tidak perlu di anggarkan di APBD karena pengeluaran kas ini merupakan bentuk dari menejemen kas. 6. Hasil investasi jangka pendek tidak di akui sebagai pendapatan melainkan di akui menambah kas dan setara kas. 5.1.3. Pengukuran 1. Kas dan setara kas di catat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiah tersebut. Apabila terdapat kas dalam valuta

asing, maka kas tersebut dikonfersikan menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan. 2. Pengukuran kas di bendahara pengeluaran /penerimaan adalah sebesar nilai tunai dari saldo kas yang menurut catatan fisik berada di bendahara pengeluaran/penerimaan. Deposito berjangka kurang dari 3 ( tiga )bulan dicatat sebesar nilai nominal dari deposit yang bersangkutan. 5.1.4. penyajian dan Pengungkapan 1. Kas disajikan dalam kelompok asset lancar pada neraca BLUD berdasakan nilai nominalnya. 2. Kas dibendahara penerimaan disajikan berdasarkan saldo kas yang masih tersimpan di bendahara penerimaan yang berasal dari penerimaan pendapatan fungsional setelah dikurangi dengan jumlah distribusi dana fungsional ke bendahara pengeluaran dan ditambah dengan setoran sisa dana fungsional di bendahara pengeluaran. 3. Kas dibendahara penerimaan disajikan berdasarkan saldo kas yang masih tersimpan di bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa dana uang persediaan ( UP/TU/TU ), sisa SP2D LS yang belum dibayarkan kepada yang berhak, dan sisa dana fungsional yang belum disetor ke bendahara penerimaan. 5.2. INVESTASI JANGKA PENDEK 5.2.1 Definisi Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Guna membedakan dengan deposito berjangka yang masuk dalam kategori kas dan setara kas, maka pengertian investasi jangka pendek disini meliputi investasi yang memiliki jangka waktu mulai dari 3 (tiga) bulan sampai 12 (dua belas) bulan. Suatu investasi dikategorikan investasi jangka pendek bila memenuhi criteria : 1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan 2. Investasi tersebut dilakukan dalam rangka manajemen kas, artinta BLUD dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas; dan 3. Berisiko rendah Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri dari : 1. Deposito berjangka waktu tia sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

2. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah; 3. Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan 4. Pembelian Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah satu criteria : 1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat social atau jasa suatu investasi tersebut dapat diperoleh BLUD; dan 2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable) 5.2.2. Pengakuan 1. Secara umum suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi jangka pendek apabila memenuhi salah satu criteria : a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan mafaat social atau jasa potensial di masa yang akan dating suatu investasi tersebut dapat diperoleh BLUD; dan b. Nilai perolehan dan nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable) 2. Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas BLUD dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam LRA dengan alas an bahwa pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek merupakan reklasifikasi asset lancer dan tidak dilaporkan dalam LRA. 3. Hasil invetasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan dividen tunai (cash dividend) dicatat sebagai pendapatan 4. Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai penerimaan kas BLUD dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan dalam LRA. Berikut ini disajikan contoh pengakuan akuntansi investasi jangka pendek mulai dari perolehan hingga penjualan : a. Pencatatan Penambahan Investasi Jangka Pendek Sebagai ilustrasi, RSK Paru Jember memutuskan untuk meletakkan sebagian dananya ke dalam deposito di Nak X untuk jangka waktu 4 bulan sebesar Rp. 500.000.000,00. Maka jurnal standar yang dibuat ketika melakukan transfer dana dari rekening Bank Bendahara Penerimaan ke Bank X adalah sebagai berikut : Uraian Investasi dalam Deposito Kas Bendahara Penerimaan Debit 500.000.000 Kredit 500.000.000

(Mencatat penempatan deposito di Bank X) b. Pencatatan Penerimaan Hasil Investasi Atas penempatan dana deposito di Bank X, RSK Paru Jember menerima pendapatan bunga sebesar 10% dari nilai nominal. Maka jurnal standar yang dibuat ketika menerima transfer pendapatan bunga dari Bank X adalah sebagai berikut : 1) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran : Uraian Debit Kredit SiLPA 50,000,000 Pendapatan bunga Deposito 50,000,000 (Mencatat penerimaan bunga deposito dari Bank X) 2) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial : Uraian Debit Kredit Kas Bendahara Penerimaan 50,000,000 Pendapatan bunga Deposito - LO 50,000,000 (Mencatat penerimaan bunga deposito dari Bank X) 3) Pencatatan Penerimaan Hasil Divestasi Pada akhir bulan keempat, dana deposito di Bank X di alihkan kembali ke rekening Kas Bendahara Penerimaan di Bank Jatim. Mak Jurnal Standar yang dibuat untuk mengakui penerimaan kas atas dana deposito tersebut adalah sebagai berikut : Uraian Debit Kredit Kas Bendahara Penerimaan 500,000,000 Investasi Jangka Pendek 500,000,000 (Mencatat penerimaan dana deposito dari Bank X) 5.2.3. Pengukuran 1. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nlai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar digunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat digunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya. 2. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. 3. Apabilia investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar

investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi jangka pendek dinilai sebesar biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar asset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. 4. Investasi jangka pendek dalam bentuk bukan surat berharga, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. 5.2.4. Penilaian Investasi Jangka Pendek Penilaian investasi BLUD dilakukan dengan metode biaya. Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hokum yang terkait. 5.2.5. Pelepasan dan pemindahan Investasi 1. Pelepasan investasi oleh BLUD dapat terjadi karena penjualan, dan pelepasan hak karena kebijakn Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur dan lain sebagainya. 2. Pelepasan sebagian dari investasi tertentu yang dimiliki BLUD dinilai dengan menggunakan nilai rata-rata nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi total nilai investasi terhadap jumlah saham yang dimiliki oleh BLUD 3. Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi permanen menjadi investasi jangka pendek, asset tetap, asset lainlain dan sebaliknya. 5.2.6. Penyajian dan Pengungkapan Investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi investasi. Investasi jangka pendek disajikan pada pos asset lancer di neraca. Investasi jangka pendek yang berasal dari manajemen kas mempunyai pasangan akun ekuitas. Investasi jangka pendek yang disajikan pada asset lancer disajikan pula dengan jumlah yang sama pada pos ekuitas. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan BLUD berkaitan dengan investasi jangka pendek, antara lain : 1. Kebijakan akuntansi untuk penetuan nilai investasi; 2. Jenis-jenis investasi; 3. Perubahan harga pasar investasi jangka pendek; 4. Penurunan nilai inevstasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; 5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alas an penerapannya; dan 6. Perubahan pos investasi.

5.3. PIUTANG 5.3.1. Definisi 1. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada BLUD dan/atau hak BLUD yang dapat dinilia dengan uang sebagai akibat pemberian yang sah. 2. Piutang merupakan hak atau klain kepada pihak ketiga diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntasni 3. Pos-pos piutang antara lain terdiri dari piutang Jasa Layanan, piutang Jamkesmas, piutang Jamkesda dan piutang Askes yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 5.3.2 Pengakuan 1. Piutang diakui saat pendapatn yang menjadi hak BLUD belum diterima realisasi kasnya berdasarkan Mutasi Tambah pada rekapitulasi Piutang. a. Piutang jasa pelayanan diakui saat BLUD telah menerbitkan faktur/tagiahn atas pelayanan yang diberikan kepada pasien umum, dan pasien belum melakukan pembayaran. Missal pemberian pelayanan kepada pasien rawat inap akan diakui sebagai piutang jasa pelayanan saat Rumah Sakit telah menerbitkan faktur/tagiha, akrena pembayaran baru diterima saat pasien pulang. b. Piutang Jamkesmas/Jamkesda /Askes diakui saat BLUD telah menerbitkan faktur/tagihan atas pelayanan yang diberikan kepada pasien Jamskesmas/Jamkesda/Askes 2. Piutang yang merupakan potensi penerimaan kas yang menjadi hak BLUD diaku saat potensi itu timbul. Missal selisih lebih klain Jamkesmas / Jamkesda/Askes. Contoh berikut sebagai ilustrasi: Berdasarkan tariff BLUD, jasa pelayanan yang diberikan BLUD kepada pasien Jamkesmas periode 1 31 Januari 2010 adalah sebesar Rp. 70.000.000. pada tanggal 5 Pebruari 2010 BLUD melakukan klaim untuk periode 1 31 Januari 2012 dengan menggunakan tariff Jamkesmas (tariff INA DRG) sebesar Rp. 80.000.000. atas selisih lebih tersebut akan dicatat oleh fungsi akuntansi sebagai berikut : Tanggal 5-Jan-10 Uraian Piutang Jamkesmas Pendapatan Lain lain Debit 10,000,000 Kredit 10,000,000 barang/jasa dan perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya

3. Piutang Jamkesmas / Jamkesda / Askes otomatis dihapus (dianggap telah tertagih) karena adanya perbedaan cara perhitungan dan selisihnya dibebankan sebagai biaya kerugian piutang. Missal berdasarkan tariff BLUD, jasa pelayanan yang diberikan BLUD kepada pasien Jamkesda periode 1-31 Januari 2010 adalah sebesar Rp. 70.000.000. pada tanggal 5 Pebruari 2010 BLUD melakukan klaim untuk periode 1 31 Janiari 2012 dengan menggunakan tariff Jamkesmasda sebesar Rp. 65.000.000. atas penerimaan kalim tersbut akan dicatat oleh fungsi akuntansi sebagai berikut :

Tanggal 5-Jan-10

Uraian Kas Bendahara Pengeluaran Biaya Kerugian Piutang Piutang Kamkesmasda

Debit 65,000,000 5,000,000

Kredit 70,000,000

4. Bendahara, pegawai negeri bukan bendajara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hokum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan Negara, wajib mengganti kerugian tersebut. Sejumlah kewajiban untuk mengganti kerugian tersebut dikenal dengan istilah Tuntutan Perbendaharaan /tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR). Dalam neraca, TP/TGR disajikan sebagai asset lainnya, sedangkan TP/TGR yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan akan direklasifikasi dan disajikan tersendiri dalam asset lancer sbagai Bagian Lancar TP/TGR. 5. Penghapusan piutang yang bersumber dari jaminan pembayaran pihak ketiga (misalnya Jamkesmas, Askes PNS dan Askes Swasta) diakui pada saat upaya-upaya penyelesaian piutang tidak dimungkinkan lagi pada saat hasil verifikasi klaim atas pembiayaan pelayanan tidak memenuhi persyaratan. Jurnal yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat pengahpusan piutang adalah sebagai berikut : Tanggal Uraian Biaya kerugian piutang Piutang Debit XXXX Kredit XXXX

5.3.3. Pengukuran Piutang dan bagian lancer pinjaman kepada BUMD maupun kepada pemerintah dicatat sebesar nilai nominalnya, yaitu sebesar

tagiahn atas pendapatan atauoun angsuran pinjaman yang jatuh tempo dalam periode satu tahun mendatang. Piutang yang berasal dari pasien umum dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) setekah dikurangi dengan penyisihan piutang. Metode penyisihan piutang ditetapkan oleh masing-masing tersebut. 5.3.4. Penyajian dan Pengungkapan 1. Piutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun disajikan dalam kelompok piutang dalam aktiva lancer. Piutang disajikan berdasarkan klasifikasi debitur yang masih memiliki saldo utang terhadap perusahaan. 2. Rincian piutang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 5.4. PERSEDIAAN 5.4.1. Definisi 1. Persediaan operasional merupakan BLUD, asset berwujud berupa barang atau yang perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan bahan atau perlengkapan (supplies) digunakan dalam proses produksi, barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan BLUD. 2. Persediaan juga mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. 3. Secara rinci, persediaan merupakan asset berwujud yang berupa : a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional BLUD b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan BLUD. 4. Dalam hal BLUD memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan protesa pimpinan BLUD berdasarkan karakteristik piutang

5. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya protesa setengah jadi 6. Dalam hal BLUD meyimpan barang untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaskud diakui sebagai persediaan 7. Hasil pengadaan atas belanja barang hibah yang belum didistribusikan / diserahkan kepada masyarakat pada akhir periode akuntansi merupakan persediaan, bukan asset tetap BLUD 8. Persediaab dengan kondisi rusak atau using tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan 9. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke suatu akun asset untuk oonstruksi dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan. 10. Persediaan antara lain terdiri dari : a. persediaan bahan b. persediaan barang 5.4.2. Penganggaran Barang yang masuk dalam kategori persediaan dianggarkan dalam benaja barang dan jasa, bukan belanja modal. 5.4.3 Pengakuan 1. persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah, ilustrasi : pada tanggal 15 Agustus 2010 dibeli persediaan obat obatan dengan harga perolehan Rp. 25.000.000. Obat obatan tersebut telah diterima oleh penerima barang dan dibuatkan berita acara serah terima barang. Atas pembelian tersebut fungsi akuntasni akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian 15 Agt Persediaan bahan obat obatan Kas bendahara Pengeluaran 2010 2. persediaan diakui pada akhir periode Debit 25.000.000 Kredit 25.000.000 akuntansi berdasarkan hasil jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode perpetual. Contoh berikut sebagai

inventasrisasi fisik (stock opname) sesuai dengan harga terakhir pembelian jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode fisik. Contoh berikut sebagai ilustrasi : pada tanggal 15 Agustus 2010 dibeli persediaan obat obatan dengan harga perolehan Rp. 25.000.000. Obat obatan tersebut telah diterima

oleh penerima barang dan dibuatkan berita acara serah terima barang. Atas pembelian tersebut fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian Debit Kredit 15 Agt Biaya Bahan Obat Obatan 25,000,000 Kas bendahara Pengeluaran 25,000,000 2010 Pada saat pembelian persediaan tidak diakui menambah persediian tetapi dibebankan sebagai biaya. Pada metode fisik atas pemakaian persediaan fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan. Jika pada tanggal 16 Agustus 2010, persediaan obat obatan tersebut telah terjjual Rp. 5.000.000, dengan keuntungan 10%, maka fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian Debit 16 Agt Kas bendahara Penerimaan 5,500,000 Pendapatan instalasi penunjang 2010 Untuk mencatat perolehan pendapatan Fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan Kredit 5,500,000

saat

pemakaian

persediaan. Pada 31 Desember 2010 dari hasil perhitungan fisik didapat saldo obat obatan sebesar Rp 100.000. Berdasarkan hasil penghitungan fisik dungsi akuntansi akan melakukan pencatatan sebagai berikut : Tanggal Uraian 31 Des Persediaan bahan obat obatan Biaya bahan obat obatan 2010 5.4.4. Pengukuran 1. persediaan dicatat sebesar : 2. baiayan perolehan atas persediaan sebagaimana dimaksud di atas meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Sedangkan potongan harga, rabat dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Dalam rangka penyajian nilai wajar, nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. 3. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti karcis, dinilai dengan biaya perolehan terakhir 4. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran. Debit 100,000 Kredit 100,000

5.4.5. Penyajian dan Pengungkapan Persediaan disajikan dalam kelompok asset lancer pada beraca BLUD berdasarkan harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebersar biaya standar yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain. Persediaan yang ditujuakna untuk hibah (dalam hal ini adalah belanja hibah barang pakai habis) pada akhir tahun diakui menambah persediaan dalam neraca dengan akun lawan adalah utang kepada piahk ketiga. Penyajian utang kepada pihak ketiga ini dilandasi oleh konsep bahwa persediaan tersebut sudah ditujuan untuk diberikan kepada pihak ketiga dan buka digunakan untuk operasional BLUD. Disamping penyajian diatas, hal hal lain yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi : 1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; 2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; 3. Kondisi persediaan. Persediaan dengan kondisi rusak atau using tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam cacatan atas laporan keuangan. Hal-hal tersebut diatas tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

BAB V KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LANCAR Suatu asset diklasifikasikan sebagai asset lancer jika diharapkan segera dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 ( dua belas ) bulan sejak tanggal pelaporan. Asset lancer terdiri dari : f. Kas dan setara kas g. Investasi jangka pendek h. Piutang i. j. Piutang lain lain Persediaan 5.1 KAS DAN SETARA KAS 5.1.1. Definisi 11.Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat bias digunakan untuk membiayai kegiatan BLUD/investasi jangka pendek sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta bebas resiko perubahan nilai yang signifikan. 12.Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan. Pengertian kas juga meliputi seluruh uang yang harus dipertanggung jawabkan ( UYHD )/ uang persedian ( UP ) yang belum dipertanggung jawabkan hingga tanggal penyusunan rencana. 13.Saldo simpanan di bank yang dapat dikategorikan sebagai kas adalah saldo simpanan atau rekening di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. 14.Termasuk dalam pengertian setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas yang mempunyai masa jatuh tempo pendek, yaitu 3 ( tiga ) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Pengertian setara kas ini juga meliputi deposito bulanan atau 3 bulanan yang dapat diperpanjang lagi. 15.Kas terdiri atas : a. Kas bendahara penerimaan; b. Kas dibendahara pengeluaran; c. Kas di bank 16.Kas dibendahara penerimaan adalah jumlah uang yang berada di brangkas atau direkening bank bendahara penerimaan yang merupakan sisa dana fungsional

Berikut ini diuraikan kebijakan akuntansi untuk masing masing jenis asset lancer.

17.Kas di bendahara pengeluaran adalah jumlah uang yang berada di brangkas atau direkening bank bendahara pengeluaran yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas belanja yang telah dianggarkan dalam APBD yang bersumber dari SP2D UP / GU / TU / LS 18.Sisa dana fungsional di bendahara pengeluaran pada akhir tahun disetorkan ke bendahara penerimaan. 19.Kas di bank merupakan jumlah uang yang berada di rekening bank bendahara, untuk baik bendahara laporan penerimaan pertanggung maupun jawaban bendahara pengeluaran. Penggunaan akun kas di bank ini di tujukan membuat bendahara penerimaan dan bendahara pengeluuaran. Dengan kata lain, penggunaan akun ini bukan untuk penjurnalan, melainkan untuk pencataan dalam Buku Kas Umum ( BKU ) Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan. 20.Setara kas terdiri atas : a. Simpanan di bank dalam bentuk deposito kurang dari 3 ( tiga ) bulan. b. Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 ( tiga ) bulan.

5.1.2.

pengakuan 7. Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang. Sebagai ilustrasi, berikut ini di berikan contoh : RSK Kusta Sumber Glagah menerima SP2D GU sebesar Rp. 200.000.000,00 pada tanggal 15 oktober 2010. Berdasarkan SP2D GU tersebut fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 200.000.000

Kredit 200.000.000

ekuitas 8. Kas di bendahara pengeluaran pada akhir

tahun

anggaran

merupakan sisa dana uang persediaan (UP/GU/TU)yang sampai akhir tahun masih berada di bendahara pengeluaran. 9. Jika pada akhir periode akuntansi terdapat sisa kas di bendahara pengeluaran bersumber dari SP2D LS, atas sisa kas tersebut tidak di akui sebagai pendapatan dilakukan melainkan jurnal sebagai balik utang belanja ( transaksi non anggaran ). Pada saat pembayaran atas utang belanja tersebut tanpa melibatkan penganggaran belanja. Berikut ini disajikan ilustrasi:

Pada

tanggal

31

Desember

2010

didapat

sejumlah

uang

Rp.

4.500.000,00 direkening bank bendahara pembayaran uang yang bersumber dari SP2D LS untuk pembayaran uang lembur pegawai bualan desember. Uang lembur tersebut baru dibayarkan pada tanggal 4 januari 2011. Jurnal yang dibuat oleh transaksi adalah : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 4.500.000

Kredit

Utang belanja lembur 4.500.000 Pembayaran uang lembur kepada pegawai pada tanggal 4 januari 2011 akan dicatat sebagai berikut : Tanggal
15-Okt-10

Uraian
Kas bendahara pengeluaran

Debit 4.500.000

Kredit

ekuitas 4.500.000 Utang belanja pegawai merupakan utang jangka pendek yang harus dilunasi sbelum 12 bulan. Atas munculnya utang belanja pegawai pada akhir periode akuntansi,BLUD tidak perlu menganggarkan melalui rekening pembiayaan mengingat sifat utang tersebut adalah utang jangka pendek dan telah diselenggarakan pada tahun sebelumnya di pos belanja. 10.Kas dibendahara penerimaan menampung pendapatan fungsional yang diterima ileh BLUD. Jadi, mutasi tanbah kas yang ada di rekening bendahara bank bendahara penerimaan akhir merepresentasikan tahun anggaran peneriman pendapatan fungsional. Saldo rekening kas dan bank di penerimaan pada merepresentasikan Sisa Lebih Pembiyaan Anggaran ( SILPA ) pada tahun yang bersangkutan. 11.Deposito berjangka kurang dari 3 ( tiga ) bulan diakui pada akhir periode pelaporan berdasarkan nilai nominal yang tercatat dalam deposito tersebut. kas Pengeluaran BLUD kas yang digunakan surat untuk mendepositokan dengan dilakukan BLUD. dengan perintah untuk

pemindahbukuan yang diterbitkan oleh bendahara penerimaan persetujuan Pimpinan Pengeluaran kas investasi jangka pendek yang kurang dari 3 ( tiga ) bulan ini tidak perlu di anggarkan di APBD karena pengeluaran kas ini merupakan bentuk dari menejemen kas. 12.Hasil investasi jangka pendek tidak di akui sebagai pendapatan melainkan di akui menambah kas dan setara kas. 5.1.3. Pengukuran 3. Kas dan setara kas di catat sebesar nilai nominal, artinya disajikan sebesar nilai rupiah tersebut. Apabila terdapat kas dalam valuta

asing, maka kas tersebut dikonfersikan menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan. 4. Pengukuran kas di bendahara pengeluaran /penerimaan adalah sebesar nilai tunai dari saldo kas yang menurut catatan fisik berada di bendahara pengeluaran/penerimaan. Deposito berjangka kurang dari 3 ( tiga )bulan dicatat sebesar nilai nominal dari deposit yang bersangkutan. 5.1.4. penyajian dan Pengungkapan 4. Kas disajikan dalam kelompok asset lancar pada neraca BLUD berdasakan nilai nominalnya. 5. Kas dibendahara penerimaan disajikan berdasarkan saldo kas yang masih tersimpan di bendahara penerimaan yang berasal dari penerimaan pendapatan fungsional setelah dikurangi dengan jumlah distribusi dana fungsional ke bendahara pengeluaran dan ditambah dengan setoran sisa dana fungsional di bendahara pengeluaran. 6. Kas dibendahara penerimaan disajikan berdasarkan saldo kas yang masih tersimpan di bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa dana uang persediaan ( UP/TU/TU ), sisa SP2D LS yang belum dibayarkan kepada yang berhak, dan sisa dana fungsional yang belum disetor ke bendahara penerimaan. 5.2. INVESTASI JANGKA PENDEK 5.2.1 Definisi Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Guna membedakan dengan deposito berjangka yang masuk dalam kategori kas dan setara kas, maka pengertian investasi jangka pendek disini meliputi investasi yang memiliki jangka waktu mulai dari 3 (tiga) bulan sampai 12 (dua belas) bulan. Suatu investasi dikategorikan investasi jangka pendek bila memenuhi criteria : 4. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan 5. Investasi tersebut dilakukan dalam rangka manajemen kas, artinta BLUD dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas; dan 6. Berisiko rendah Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri dari : 5. Deposito berjangka waktu tia sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);

6. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah; 7. Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI); dan 8. Pembelian Surat Perbendaharaan Negara (SPN) Suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah satu criteria : 3. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat social atau jasa suatu investasi tersebut dapat diperoleh BLUD; dan 4. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable) 5.2.2. Pengakuan 5. Secara umum suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi jangka pendek apabila memenuhi salah satu criteria : c. Kemungkinan manfaat ekonomik dan mafaat social atau jasa potensial di masa yang akan dating suatu investasi tersebut dapat diperoleh BLUD; dan d. Nilai perolehan dan nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable) 6. Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas BLUD dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam LRA dengan alas an bahwa pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek merupakan reklasifikasi asset lancer dan tidak dilaporkan dalam LRA. 7. Hasil invetasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan dividen tunai (cash dividend) dicatat sebagai pendapatan 8. Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai penerimaan kas BLUD dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan dalam LRA. Berikut ini disajikan contoh pengakuan akuntansi investasi jangka pendek mulai dari perolehan hingga penjualan : c. Pencatatan Penambahan Investasi Jangka Pendek Sebagai ilustrasi, RSK Paru Jember memutuskan untuk meletakkan sebagian dananya ke dalam deposito di Nak X untuk jangka waktu 4 bulan sebesar Rp. 500.000.000,00. Maka jurnal standar yang dibuat ketika melakukan transfer dana dari rekening Bank Bendahara Penerimaan ke Bank X adalah sebagai berikut : Uraian Investasi dalam Deposito Kas Bendahara Penerimaan Debit 500.000.000 Kredit 500.000.000

(Mencatat penempatan deposito di Bank X) d. Pencatatan Penerimaan Hasil Investasi Atas penempatan dana deposito di Bank X, RSK Paru Jember menerima pendapatan bunga sebesar 10% dari nilai nominal. Maka jurnal standar yang dibuat ketika menerima transfer pendapatan bunga dari Bank X adalah sebagai berikut : 4) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Pelaksanaan Anggaran : Uraian Debit Kredit SiLPA 50,000,000 Pendapatan bunga Deposito 50,000,000 (Mencatat penerimaan bunga deposito dari Bank X) 5) Pencatatan dengan menggunakan akun Laporan Finansial : Uraian Debit Kredit Kas Bendahara Penerimaan 50,000,000 Pendapatan bunga Deposito - LO 50,000,000 (Mencatat penerimaan bunga deposito dari Bank X) 6) Pencatatan Penerimaan Hasil Divestasi Pada akhir bulan keempat, dana deposito di Bank X di alihkan kembali ke rekening Kas Bendahara Penerimaan di Bank Jatim. Mak Jurnal Standar yang dibuat untuk mengakui penerimaan kas atas dana deposito tersebut adalah sebagai berikut : Uraian Debit Kredit Kas Bendahara Penerimaan 500,000,000 Investasi Jangka Pendek 500,000,000 (Mencatat penerimaan dana deposito dari Bank X) 5.2.3. Pengukuran 5. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nlai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar digunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat digunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya. 6. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut. 7. Apabilia investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar

investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi jangka pendek dinilai sebesar biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar asset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut. 8. Investasi jangka pendek dalam bentuk bukan surat berharga, misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. 5.2.4. Penilaian Investasi Jangka Pendek Penilaian investasi BLUD dilakukan dengan metode biaya. Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hokum yang terkait. 5.2.5. Pelepasan dan pemindahan Investasi 4. Pelepasan investasi oleh BLUD dapat terjadi karena penjualan, dan pelepasan hak karena kebijakn Pemerintah daerah Provinsi Jawa Timur dan lain sebagainya. 5. Pelepasan sebagian dari investasi tertentu yang dimiliki BLUD dinilai dengan menggunakan nilai rata-rata nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi total nilai investasi terhadap jumlah saham yang dimiliki oleh BLUD 6. Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi permanen menjadi investasi jangka pendek, asset tetap, asset lainlain dan sebaliknya. 5.2.6. Penyajian dan Pengungkapan Investasi disajikan sesuai dengan klasifikasi investasi. Investasi jangka pendek disajikan pada pos asset lancer di neraca. Investasi jangka pendek yang berasal dari manajemen kas mempunyai pasangan akun ekuitas. Investasi jangka pendek yang disajikan pada asset lancer disajikan pula dengan jumlah yang sama pada pos ekuitas. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan BLUD berkaitan dengan investasi jangka pendek, antara lain : 7. Kebijakan akuntansi untuk penetuan nilai investasi; 8. Jenis-jenis investasi; 9. Perubahan harga pasar investasi jangka pendek; 10.Penurunan nilai inevstasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; 11.Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alas an penerapannya; dan 12.Perubahan pos investasi.

5.3. PIUTANG 5.3.1. Definisi 4. Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada BLUD dan/atau hak BLUD yang dapat dinilia dengan uang sebagai akibat pemberian yang sah. 5. Piutang merupakan hak atau klain kepada pihak ketiga diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntasni 6. Pos-pos piutang antara lain terdiri dari piutang Jasa Layanan, piutang Jamkesmas, piutang Jamkesda dan piutang Askes yang diharapkan diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 5.3.2 Pengakuan 6. Piutang diakui saat pendapatn yang menjadi hak BLUD belum diterima realisasi kasnya berdasarkan Mutasi Tambah pada rekapitulasi Piutang. c. Piutang jasa pelayanan diakui saat BLUD telah menerbitkan faktur/tagiahn atas pelayanan yang diberikan kepada pasien umum, dan pasien belum melakukan pembayaran. Missal pemberian pelayanan kepada pasien rawat inap akan diakui sebagai piutang jasa pelayanan saat Rumah Sakit telah menerbitkan faktur/tagiha, akrena pembayaran baru diterima saat pasien pulang. d. Piutang Jamkesmas/Jamkesda /Askes diakui saat BLUD telah menerbitkan faktur/tagihan atas pelayanan yang diberikan kepada pasien Jamskesmas/Jamkesda/Askes 7. Piutang yang merupakan potensi penerimaan kas yang menjadi hak BLUD diaku saat potensi itu timbul. Missal selisih lebih klain Jamkesmas / Jamkesda/Askes. Contoh berikut sebagai ilustrasi: Berdasarkan tariff BLUD, jasa pelayanan yang diberikan BLUD kepada pasien Jamkesmas periode 1 31 Januari 2010 adalah sebesar Rp. 70.000.000. pada tanggal 5 Pebruari 2010 BLUD melakukan klaim untuk periode 1 31 Januari 2012 dengan menggunakan tariff Jamkesmas (tariff INA DRG) sebesar Rp. 80.000.000. atas selisih lebih tersebut akan dicatat oleh fungsi akuntansi sebagai berikut : Tanggal 5-Jan-10 Uraian Piutang Jamkesmas Pendapatan Lain lain Debit 10,000,000 Kredit 10,000,000 barang/jasa dan perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya

8. Piutang Jamkesmas / Jamkesda / Askes otomatis dihapus (dianggap telah tertagih) karena adanya perbedaan cara perhitungan dan selisihnya dibebankan sebagai biaya kerugian piutang. Missal berdasarkan tariff BLUD, jasa pelayanan yang diberikan BLUD kepada pasien Jamkesda periode 1-31 Januari 2010 adalah sebesar Rp. 70.000.000. pada tanggal 5 Pebruari 2010 BLUD melakukan klaim untuk periode 1 31 Janiari 2012 dengan menggunakan tariff Jamkesmasda sebesar Rp. 65.000.000. atas penerimaan kalim tersbut akan dicatat oleh fungsi akuntansi sebagai berikut :

Tanggal 5-Jan-10

Uraian Kas Bendahara Pengeluaran Biaya Kerugian Piutang Piutang Kamkesmasda

Debit 65,000,000 5,000,000

Kredit 70,000,000

9. Bendahara, pegawai negeri bukan bendajara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hokum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan Negara, wajib mengganti kerugian tersebut. Sejumlah kewajiban untuk mengganti kerugian tersebut dikenal dengan istilah Tuntutan Perbendaharaan /tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR). Dalam neraca, TP/TGR disajikan sebagai asset lainnya, sedangkan TP/TGR yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan akan direklasifikasi dan disajikan tersendiri dalam asset lancer sbagai Bagian Lancar TP/TGR. 10. Penghapusan piutang yang bersumber dari jaminan pembayaran pihak ketiga (misalnya Jamkesmas, Askes PNS dan Askes Swasta) diakui pada saat upaya-upaya penyelesaian piutang tidak dimungkinkan lagi pada saat hasil verifikasi klaim atas pembiayaan pelayanan tidak memenuhi persyaratan. Jurnal yang digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat pengahpusan piutang adalah sebagai berikut : Tanggal Uraian Biaya kerugian piutang Piutang Debit XXXX Kredit XXXX

10.3.3.

Pengukuran Piutang dan bagian lancer pinjaman kepada BUMD maupun yaitu sebesar

kepada pemerintah dicatat sebesar nilai nominalnya,

tagiahn atas pendapatan atauoun angsuran pinjaman yang jatuh tempo dalam periode satu tahun mendatang. Piutang yang berasal dari pasien umum dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) setekah dikurangi dengan penyisihan piutang. Metode penyisihan piutang ditetapkan oleh masing-masing tersebut. 10.3.4. Penyajian dan Pengungkapan 3. Piutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun disajikan dalam kelompok piutang dalam aktiva lancer. Piutang disajikan berdasarkan klasifikasi debitur yang masih memiliki saldo utang terhadap perusahaan. 4. Rincian piutang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 10.4.PERSEDIAAN 5.4.1. Definisi 11. Persediaan operasional merupakan BLUD, asset berwujud berupa barang atau yang perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan bahan atau perlengkapan (supplies) digunakan dalam proses produksi, barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan BLUD. 12. Persediaan juga mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas. 13. Secara rinci, persediaan merupakan asset berwujud yang berupa : e. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional BLUD f. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi g. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat h. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan BLUD. 14. Dalam hal BLUD memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan protesa pimpinan BLUD berdasarkan karakteristik piutang

15. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya protesa setengah jadi 16. Dalam hal BLUD meyimpan barang untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaskud diakui sebagai persediaan 17. Hasil pengadaan atas belanja barang hibah yang belum didistribusikan / diserahkan kepada masyarakat pada akhir periode akuntansi merupakan persediaan, bukan asset tetap BLUD 18. Persediaab dengan kondisi rusak atau using tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan 19. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke suatu akun asset untuk oonstruksi dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan. 20. Persediaan antara lain terdiri dari : c. persediaan bahan d. persediaan barang 5.4.2. Penganggaran Barang yang masuk dalam kategori persediaan dianggarkan dalam benaja barang dan jasa, bukan belanja modal. 5.4.3 Pengakuan 3. persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah, ilustrasi : pada tanggal 15 Agustus 2010 dibeli persediaan obat obatan dengan harga perolehan Rp. 25.000.000. Obat obatan tersebut telah diterima oleh penerima barang dan dibuatkan berita acara serah terima barang. Atas pembelian tersebut fungsi akuntasni akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian 15 Agt Persediaan bahan obat obatan Kas bendahara Pengeluaran 2010 4. persediaan diakui pada akhir periode Debit 25.000.000 Kredit 25.000.000 akuntansi berdasarkan hasil jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode perpetual. Contoh berikut sebagai

inventasrisasi fisik (stock opname) sesuai dengan harga terakhir pembelian jika metode pencatatan persediaan menggunakan metode fisik. Contoh berikut sebagai ilustrasi : pada tanggal 15 Agustus 2010 dibeli persediaan obat obatan dengan harga perolehan Rp. 25.000.000. Obat obatan tersebut telah diterima

oleh penerima barang dan dibuatkan berita acara serah terima barang. Atas pembelian tersebut fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian Debit Kredit 15 Agt Biaya Bahan Obat Obatan 25,000,000 Kas bendahara Pengeluaran 25,000,000 2010 Pada saat pembelian persediaan tidak diakui menambah persediian tetapi dibebankan sebagai biaya. Pada metode fisik atas pemakaian persediaan fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan. Jika pada tanggal 16 Agustus 2010, persediaan obat obatan tersebut telah terjjual Rp. 5.000.000, dengan keuntungan 10%, maka fungsi akuntansi akan mencatat ke dalam jurnal sebagai berikut : Tanggal Uraian Debit 16 Agt Kas bendahara Penerimaan 5,500,000 Pendapatan instalasi penunjang 2010 Untuk mencatat perolehan pendapatan Fungsi akuntansi tidak melakukan pencatatan Kredit 5,500,000

saat

pemakaian

persediaan. Pada 31 Desember 2010 dari hasil perhitungan fisik didapat saldo obat obatan sebesar Rp 100.000. Berdasarkan hasil penghitungan fisik dungsi akuntansi akan melakukan pencatatan sebagai berikut : Tanggal Uraian 31 Des Persediaan bahan obat obatan Biaya bahan obat obatan 2010 5.4.4. Pengukuran 5. persediaan dicatat sebesar : 6. baiayan perolehan atas persediaan sebagaimana dimaksud di atas meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Sedangkan potongan harga, rabat dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Dalam rangka penyajian nilai wajar, nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. 7. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti karcis, dinilai dengan biaya perolehan terakhir 8. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran. Debit 100,000 Kredit 100,000

5.4.5. Penyajian dan Pengungkapan Persediaan disajikan dalam kelompok asset lancer pada beraca BLUD berdasarkan harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebersar biaya standar yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain. Persediaan yang ditujuakna untuk hibah (dalam hal ini adalah belanja hibah barang pakai habis) pada akhir tahun diakui menambah persediaan dalam neraca dengan akun lawan adalah utang kepada piahk ketiga. Penyajian utang kepada pihak ketiga ini dilandasi oleh konsep bahwa persediaan tersebut sudah ditujuan untuk diberikan kepada pihak ketiga dan buka digunakan untuk operasional BLUD. Disamping penyajian diatas, hal hal lain yang dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sehubungan dengan persediaan meliputi : 4. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; 5. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; 6. Kondisi persediaan. Persediaan dengan kondisi rusak atau using tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam cacatan atas laporan keuangan. Hal-hal tersebut diatas tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Uraian Debit Kredit Belanja Jasa Pihak Ketiga XXX SiLPA XXX (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran) Uraian Debit Biaya Jasa . (LO) XXX Kas Bendahara Pengeluaran/Pendapatan Kredit XXX

APBD (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial ) 2) Jurnal untuk mencatat transaksi pemeliharaan yang

menambah nilai ekonomis aktiva. Sebgai contoh, misalnya

BLUD

bermaksud kantor 3

untuk yang

menambah semula

kapasitas berupa tersebut,

gedung gedung BLUD untuk

bangunan bertingkat

hanya

bertingkat 1 (satu), akan ditingkatkan menjadi gedung (tiga). dana Untuk sebesar keperluan Rp. mengeluarkan 300.000.000,00

memperkuat pondasi dan melakukan pengecoran. Realisasi pengeluaran kas tersebut merupakan realisasi belanja modal. Jurnal standar yang dibuat untuk realisasi belanja modal tersebut adalah sebagai berikut : Belanja Uraian Modal Bangunan Debit 300,000,000 Kredit

Gedung Kantor SiLPA 300,000,000 (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran) Uraian Debit Kredit Bangunan Gedung Kantor 300.000.000 Kas BP/Pendapatan APBD 300.000.000 (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial ) d. Penghentian Pemanfaatan Aset Tetap Jurnal pada akhir periode untuk mencatat reklasifikasi barang yang tidak produktif dan tidak layak pakai. Sebagai ilustrasi, misalkan BLUD memutuskan untuk memasukkan 10 unit kendaraan senilai Rp. 300.000.000,00 yang tidak layak pakai ke dalam gudang. Jurnal standar yang dibuat atas reklasifikasi aset tetap tersebut adalah sebagai berikut : Uraian Aset Lainnya-Kendaraan tidak Debit 300,000,000 Kredit

layak pakai Kendaraan 300,000,000 (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial ) e. Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 1) Jurnal untuk mencatat transaksi apabila penggantian kerugian dilakukan secara tunai dan mencatat angsuran atas ganti rugi yang telah ditetapkan. Uraian SiLPA Tuntutan Ganti Kerugian Debit XXX Kredit XXX

Daerah Kerugian Barang


(Pencatatan anggaran ) dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan

Uraian Kas Bendahara Penerimaan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

Debit XXX

Kredit XXX

Kerugian Barang - LO (Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial ) 2) Jurnal standar untuk mencatat berkurangnya aktiva tetap akibat adanya TP/TGR Uraian Ekuitas Aset Tetap ..... (mencatat penghapusan aset tetap akibat TP/TGR ) Debit XXX Kredit XXX

3) Jurnal untuk mengakui timbulnya piutang kepada pihak ketiga jika pada akhir periode pelaporan TP/TGR yang telah ditetapkan belum dilunasi. Uraian Tagihan Tuntutan Danti Kerugian Derah Tuntutan ganti kerugian daerahKerugian barang - LO (mencatat pengakuan piutang TP/TGR ) XXX Debit XXX Kredit

f.

Penghapusan Aset Tetap Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. 1) Perubahan Status Hukum Melalui Penjualan

Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik Negara/daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang. Jurnal untuk mencatat penerimaan hasil penghapusan melalui penjualan : Uraian SiLPA Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
(Pencatatan anggaran ) dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan

Debit XXX

Kredit XXX

Uraian Kas Bendahara Penerimaan Hasil Penjualan Kekayaan yang Tidak Dipisahkan (LO)

Debit XXX

Kredit XXX

(Pencatatan dengan menggunakan akun laporan financial )

Jurnal untuk mencatat penghapusan aset tetap melalui penjualan Uraian Debit XXX Kredit

Ekuitas Aset Tetap ..... XXX (mencatat penghapusan aset tetap akibat penjualan aset ) 5. Pengungkapan Selain disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus diungkapkan hal-hal dalam yang ini catatan atas laporan neraca. keungan. Tujuan keslahan Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang penting tercantum untuk dalam pengungkapan adalah meminimalisasi

persepsi bagi pembaca laporan keuangan. Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut : a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset tetap lainnya.

c. Informasi penyusutan meliputi : nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. Selain itu, dalam CaLK juga harus diungkapkan : a. b. c. d. eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang erkaitan dengan aset tetap jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran tentang daftar aset yang terdiri dari nomor kode aset tetap, nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai aset tetap. 6.2.2. Tanah 1. Definisi a. Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh BLUD untuk digunakan dalam kegiatan BLUD atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. b. Tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan tetap dicatat sebagai tanah yang terpisah dari aset tetap yang dibangun di atas tanah tersebut. 2. Pengakuan Tanah a. Tanah diakui ketika SP2D LS atas belanja-belanja modal tanah diterbitkan oleh kuasa BUD atau saat SPJ Fungsional disahkan oleh pihak yang memiliki fungsi perbendaharaan. Atas realisasi belanja modal, pada saat yang bersamaan diakui aset tetap tanah bertambah. Penjurnalan dengan menggunakan akun laporan pelaksanaan anggaran (untuk mengakui belanja modal tanah) dan akun laporan finansial (untuk mengakui bertambahnya aset tanah). b. Tanah diakui ketika hak kepemilikan (sertifikat) atas tanah tersebut telah dimiliki oleh BLUD. Bila proses pengurusan hak

kepemilikan membutuhkan waktu yang lama dan belum bisa diselesaikan hingga periode penyusunan laporan keuangan, maka bukti jual beli atau pengalihan hak atau berita acara serah terima hibah bisa digunakan sebagai dasar untuk mengakui aset lainnya. c. Tanah yang tidak didukung dengan bukti-bukti kepemilikan atau penguasaan yang kuat, tetapi karena berdasarkan peraturan dan historis kepemilikan tanah tersebut milik BLUD diakui sebagai Aset Tetap dan dijelaskan di Catatan atas Laporan Keuangan. 3. perolehan Pengukuran Tanah a. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya mencakup harga perolehan atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak (biaya pembuatan sertifikat), pembayaran honor tim pengadaan tanah, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan/pengurugan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah yang dibeli tersebut siap dipakai. Contoh kasus ini adalah penimbunan tanah rawa menjadi tanah padat dan tidak didirikan bangunan diatas tanah tersebut. b. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. c. Berapapun nilai tanah yang dibeli, diakui sebagai penambah aset tetap tanah dan masuk dalam kategori belanja modal tanah. d. Aset tetap tanah dinilai di neraca perolehan . apabila penilaian berdasarkan nilai tetap dengan aset

menggunakan biaya perolehan tidak dimungkinkan maka nilai aset tetap berdasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. e. Pengeluaran (seperti setelah perolehan tanah dalam rangka menjaga agar tanah agar tetap dalam kondisi semula penimbunan tau pematangan) diakui sebagai pengeluaran pemeliharaan dan tidak dikapitalisir menjadi aset tetap tanah. Tidak termasuk dalam pengertian ini

adalah penimbunan diatas tanah yang hendak didirikan bangunan karena penimbunan tanah tersebut masuk dalam satu kesatuan dengan pendirian gedung/bangunan. Bila penimbunan tanah tersebut tidak menjadi satu kesatuan dengan pendirian gedung/bangunan maka penimbunan tersebut masuk dalam kategori pemeliharaan atau dikapitalisasi (sesuai dengan kriteria aset tetap). 4. Pengungkapan Tanah Dalam Catatan atas Laporan Keuangan, diungkapkan dasar penilaian yang digunakan, informasi penting lainnya sehubungan tanah yang dicantumkan dalam neraca, penjelasan perbedaan antara belanja modal dengan aset retap tanah, status dan kondisi tanah serta jumlah komitmen untuk akuisisi tanah bila ada. 6.2.3. Peralatan dan Mesin 1. Definisi a. Peralatan dan Mesin yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah peralatan dan mesin yang dimiliki atau dikuasai oleh BLUD untuk digunakan dalam kegiatan BLUD atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Alat-alat angkutan; Alat bengkel dan alat ukur; Alat pertanian; Alat kantor dan rumah tangga; Alat studio, komunikasi, dan pemancar; Alat kedokteran dan kesehatan; Alat laboratorium, dan Alat persenjataan/keamanan; c. Bila terdapat ketidaksesuaian antara barang yang dibeli dengan realisasi belanja modal, maka dilakukan reklasifikasi komponen aset tetap sebagaimana barang yang tertuang dalam Surat Perintah Kerja (SPK) yang berisi spesifikasi jenis barang yang dibeli. Reklasifikasi dilakukan dengan menerbitkan Bukti Memorial oleh PPKD pada saat diketahui terdapat Aset tetap yang dapat diklasifikasikan dalam Peralatan dan Mesin ini mencakup antara lain : Alat-alat berat;

kesalahan. Bukti Memorial hanya mengoreksi aset tetap, bukan mengoreksi realisasi belanja modal. 2. Pengakuan Peralatan dan Mesin a. Peralatan dan Mesin diakui sebagai aset tetap milik BLUD ketika hak kepemilikan atas peralatan dan mesin tersebut telah berpindah ke BLUD yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang. b. Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi dicatat sebagai pendapatan hibah dan harus dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran. Dasar pengakuan pendapatan hibah adalah berita acara diterima memorial. c. Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi/hibah namun belum dilengkapi dengan surat serah teima barang atau naskah hibah, maka atas aset tetap tersebut tidak diakui sebagai Aset Tetap BLUD d. Peralatan dan Mesin yang dibeli dalam rangka dihibahkan tidak diakui sebagai aset tetap Peralatan dan Mesin. Jika pada akhir periode akuntansi terdapat peralatan dan mesin yang belum dihibahkan, diakui sebagai persediaan di neraca. e. Peralatan dan Mesin yang sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasional BLUD ataupun masyarakat, direklasifikasi menjadi aset lainnya. f. g. Peralatan dan Mesin yang digunakan dalam rangka Kerja Sama Operasi (KSO) tidak diakui sebagai aset tetap BLUD. Peralatan dan Mesin yang digunakan oleh BLUD tetapi dalam status sebagai pinjaman, tidak diakui sebagai aset tetap Peralatan dan Mesin. h. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat berat diakui menambah aset tetap jika memenuhi persyaratan sebagai aset tetap (termasuk didalamnya rehab berat) dan nilai nominalnya minimal Rp 300.000,00 per satuan barang. i. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat angkutan diakui menambah aset tetap jika memenuhi persyaratan sebagai aset merealisasikan serah terima barang atau naskah hibah yang atas belanja aset hibah/donasi PPKD tersebut. Untuk bukti modal, menerbitkan BLUD

tetap dan harga belinya minimal Rp 300.000,00 per satuan barang. j. k. Penggantian mesin alat angkutan tidak diakui menambah aset tetap alat angkutan. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat bengkel dan alat ukur diakui menambah aset tetap jika memenuhi persyaratan sebagai aset tetap dan harga belinya minimal Rp 300.000,00 per satuan barang. l. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat kantor dan rumah tangga diakui menambah aset tetap jika memenuhi persyaratan sebagai aset tetap dan harga belinya minimal Rp 300.000,00 per satuan barang. m. Pembelian suku cadang komputer dan perlengkapan komputer dalam rangka penggantian meskipun nilainya lebih dari Rp 300.000,00 per satuan barang dan umur ekonomisnya lebih dari 12 bulan, karena tidak menambah manfaat ekonomis komputer maka tidak diakui menambah aset tetap komputer. Pembelian perlengkapan komputer yang terpisah dari unit satuan komputer (seperti harddisk eksternal, dvdrom eksternal, modem eksternal dan lain-lain) diakui sebagai aset tetap alat kantor dan rumah tangga. n. Peralatan dan perlengkapan rumah tangga (seperti korden, mebelair, karpet, lampu hias) yang memenuhi kriteria aset tetap, dianggarkan sebagai belanja modal dan menambah aset tetap alat kantor dan rumah tangga. o. Peralatan kantor dan rumah tangga yang karena sifatnya mudah hilang, rusak, berubah bentuk ataupun aus tidak diakui sebagai aset tetap. Sebagai contoh pembelian flash disk, piring, sendok dan kursi plastik. p. Peralatan dan perlengkapan rumah tangga di BLUD yang memiliki fungsi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit memiliki pengecualian dalam hal ketersediaan aset tetap tersebut. Bila aset tetap tersebut diadakan untuk tujuan jangka pendek (seperti kasur pasien yang dibeli dan kemudian dimusnahkan) maka tidak diakui sebagai aset tetap alat kantor dan rumah tangga. q. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat studio, komunikasi, dan pemancar diakui menambah aset tetap jika

memenuhi persyaratan sebagai aset tetap dan harga belinya minimal Rp 300.000,00 per satuan barang. r. Pengeluaran kas untuk pemeliharaan alat kedokteran dan kesehatan persyaratan s. diakui menambah aset aset tetap jika memenuhi Rp sebagai tetap dan harga minimal

300.000,00 per satuan barang. Pembelian alat kedokteran harus dirinci berdasarkan rincian obyek alat kedokteran. Alat kedoktean yang tidak memiliki umur ekonomis lebih dari 12 bulan tidak boleh diakui sebagai aset tetap alat kedokteran. t. Pembeliaan alat kedokteran dalam bentuk paket harus dirinci berdasarkan jenis barangnya, yaitu dalam bentuk belanja modal atau belanja barang dan jasa. Dengan kata lain, pembelian alat kedokteran dalam bentuk paket harus membedakan alat kedokteran yang menambah aset tetap dan yang menjadi barang pakai habis.

You might also like